Kepemimpinan itu memiliki beberapa tingkatan mulai dari yang paling tinggi adalah pemimpin dunia . Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya baik didunia maupun diakhirat. Semakin tinggi tingkat kepemimpinannya semakin berat tanggung jawabnya. Begitu pula kita juga akan dimintai pertanggungjawaban termasuk kepemimpinan diri kita sendiri, apakah kita telah menjalankan perintah agama atau tidak kalau kita telah menjalankan perintah agama berarti amanat yang telah dibebankan oleh Allah kepada kita sebagai seorang mukallaf orang yang dewasa, misalnya menjalankan salat berarti kewajiban kita telah terpenuhi tapi kalau kita melalaikan tanggung jawab kita sendiri maka itupun menjadi sebuah balasan yang buruk baik kita didunia maupun diakhirat. Maka hendaknya kita ini dapat mengatur mengelola diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum mengatur orang lain dan kepemimpinan di dalam Alquran itu wajib ditaati apalagi Kalau pemimpinnya itu sah, tidak melanggar hukum dan dipilih melalui sebuah proses yang adil, jujur, transparan, dan merupakan aspirasi dari masyarakat Bersama. Sebagaimana disebutkan di dalam Alquran “dan taatlah kalian kepada rasul” dan sebagaimana disebutkan di dalam hadits Nabi SAW “dan pemimpin pemerintah penguasa yang ada di kalian”. Kita juga wajib untuk taat tetapi ayat ini kan didahului dengan kewajiban taat kepada Allah dan rasul-nya maka bilamana Ulil Amri atau pemerintah atau pemimpin tingkat nasional atau daerah tadi itu selama pemimpinnya tidak menghalangi seseorang muslim untuk taat kepada Allah dan rasul-nya wajib hukumnya bagi kita untuk taat kepada Ulil Amri. Namun sebaliknya kalau ulil amri atau pemerintah itu menghalangi atau tidak sesuai dengan ketaatan kepada Allah dan rasul-nya maka tidak wajib kita taat kepadanya. Apabila antara pemimpin dan yang dipimpin antara pemerintah dengan rakyat berdebat berselisih tentang suatu persoalan apalagi persoalan masalah agama maka kembalikanlah jawaban penyelesaian atas masalah tadi itu dengan mempertimbangkan ajaran yang disampaikan oleh Allah dan rasul-nya melalui Alquran dan hadis. Kriteria pemimpin yang baik harus jujur, adil, kemudian menegakkan hukum, kemudian tidak pilih kasih kepada sebagian rakyatnya dan condong kepada sebagian yang lain. Menurut pandangan Islam pemimpin itu bisa laki-laki bisa perempuan karena dalam ayat al-qur'an itu juga dikisahkan tentang adanya Ratu Balqis. Kepemimpinan itu berdasarkan kompetensi atau kemampuan bukan kepada masalah gender atau jenis kelamin.
Riwayat sejarah masa lalu yang itu memiliki kepemimpinan perempuan dengan demikian berarti agama Islam ini lebih terbuka dan egaliter artinya kepemimpinan itu adalah hak dan kewajiban bagi yang memenuhi syarat sesuai dengan nilai-nilai religius dan nilai-nilai sosial.