i
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK KAJIAN MUJAHADDAH AN- NAFS TERHADAP SELF CONTROL SISWA DI MA NURUL HAQ KARANG BEJELO KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK
TENGAH TAHUN AJARAN 2021/2022
Oleh:
RIADATUL JANNAH NIM: 180303084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI) FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2022
ii
“PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK KAJIAN MUJAHADDAH AN- NAFS TERHADAP SELF CONTROL SISWA DI MA NURUL HAQ KARANG BEJELO KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK
TENGAH TAHUN AJARAN 2021/2022 ”
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Sosial.
Oleh:
RIADATUL JANNAH NIM: 180303084
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI) FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI (FDIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2022
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
vi
vii MOTTO
Belajar,Berusaha,dan Bermanfaat Bagi Orang Lain
خ ي ش ال نا س أن ف مهع لل نا س
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR.Ath-Thabrani)
viii
PERSEMBAHAN
Hanya sebuah karya sederhana yang bisa dihasilkan, hanya seuntai kata yang mampu diucapkan, untuk orang yang dihormati, cintai, sayangi dan kasihi:
1. Kedua orang tuaku tersayang, tercinta dan terkasih H. M. Suhaili dan Hj.
Marlina Islaini , terimakasih atas dukungannya, kasih sayang, pengorbanan, perhatian, keikhlasan cinta yang tiada hentinya diucapkan disetiap do’a mu.
2. Untuk adek adek ku Suhaizil Hafizam dan Meliyana Hidayatussofa terimakasih telah memberikan aku semangat yang sangat luar biasa.
3. Seluruh keluargaku tercinta tersayang dan terkasih, terimakasih selalumemberikan dukungan moril selama masa kuliah, penyusunan skripsi ini dan telah mengerti aku meskipun aku belum bisa memberikan yang terbaik.
4. Buat kakandaku M. Alvan Mahfuz,SE. Terimakasih atas bimbingannya selama ini dan bersedia berbagi pengalaman dalam penyusunan skripsi ini Dan terimakasih sudah meluangkan waktu, tenaga, dukungan moril, meringankan pikiranku dalam penyusunan skripsi, membuat hati dan pikiranku senang serta damai.
5. Seluruh Guru dan Dosen yang telah mengajar saya dari sejak masuk sekolah sampai kuliah, saya ucapkan terimakasih.
6. Segenap guru dan kepala sekolah MA Nurul Haq Karang Bejelo telah meluangkan waktu untuk memberikan data penelitian guna melengkapi keabsahan skripsi
7. Teman-teman kelas seperjuangan terimakasih atas dukungan kalian dan selalu menjadi teman untuk berbagi baik dalam keadaan suka maupun duka selama masa kuliah sampai pembuatan skripsiini.
8. Mitrawan-mitrawati Koperasi Mahasiswa (KOPMA) baik pengurus, anggota, pengawas dan senior alumni serta teman-teman UKM yang telah memberikan suport dan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini terimakasih banyak.
9. Teman-teman KKP di Kelurahan Gonjak dan teman PKL di SLB Negeri 2 Mataram terimakasih atas bantuannya selama ini.
10. Sahabat sekaligus saudara terbaik yaitu Putri Atikah Nanda Setianti, Titin Maizuroh, Windi Safira Utami, Uswatun Hasanah, yang telah menjadi tempat curhatan terbaik dari sejak awal sekolah dan kuliah sampai dalam penyusunan skripsi ini.
11. Almamaterku tercinta yang telah mengajarkan suka duka menuntut ilmu didunia kampus.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat kepadakita, dengan anugerah-nya itu penulis dimampukan untuk menyelesaikan skripsiini dengan judul: “Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahaddah An-Nafs terhadap Self Control di MA Nurul Haq Karang Bejelo Kecamatan Praya Lombok Tengah” dengan baik walaupun dalam bentuk sederhana dan masih perlu banyak pembenahan. Penulis menyadari bahwa masih banyak membutuhkan kritik dan saran agar dapat ditindak lanjuti dalam penulisan yanglebihbaik lagi.
Shalawat dan salam penulis persembahkan kehadapan ikutan kita, Muhammad Rasulullah SAW yang telah mengeluarkan umatnya dari kegelapan kepada cahaya. Semulia-mulianya manusia dengan akhlak terpuji, sosok yang disanjung-sanjung baik oleh kawan maupun lawan. Ciptaan mahluk selalu bershalawat padanya, karena dialah penghulu keselamatan, Muhammad SAW namanya, yang dengan keagungan namanya seperti api yang tidak pernah padam walaupun tanpa minyak dan udara. Sosok pilihan yang tiada mampu mahluk Tuhan menyamainya.
Dengan terselesainya skripsi ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasaterimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan, bimbingan dandukungan dari semua pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dalamkesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Masnun Tahir,M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram
2. Bapak Dr. Muhammad Saleh Ending, MA, selaku dekan fakultas dakwah dan ilmu komunikasi beserta staf dan jajaran civitas akademik Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi yang telah memberikan kemudahan- kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
3. Bapak H. Irfan, S. Ag. M.A.dan ibu Dyah Luthfia Kirana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkanwaktu dan tenaganya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Mataram yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Guru dan kepala sekolah MA Nurul Haq yang telah membantu, memberikan kemudahan, perhatian yang lebih dalam penelitian ini dan segenap jajaran pegawai/staf MA Nurul Haq yang telah memberikan arahan, bantuan dan mensuport saya dalam menyelesaikan penulisan
x skripsi ini.
6. Semua yang terkait dalam penulisan skripsi ini, baik di organisasi, kampus maupun lingkungan sekitarnya.
Penulis tidak dapat berbuat sesuatu untuk membalas budi, selain memanjatkan do’a semoga kita tergolong hamba-Nya yang tetap beriman sertatetap dalam lindungan-Nya dan mudah-mudahan kita selamat dunia dan akhirat. Amiin. Akhir kata semoga tugas akhir yang penulis susun dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Mataram, 15 Mei 2022 Penulis
Riadatul Jannah
xi DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah... 7
C. Tujuan dan Manfaat ... 7
D. Definisi Operasional ... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Kajian Pustaka... 9
B. Kerangka Berpikir... 13
C. Hipotesis Penelitian ... 14
BAB III : METODE PENELITIAN ... 15
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 15
B. Populasi dan Sampel ... 15
1. Populasi ... 15
2. Sampel ... 15
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 16
xii
D. Variabel Penelitian ... 16
E. Desain Penelitian ... 16
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 17
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 24
1. Angket atau Kuesioner ... 24
2. Dokumentasi ... 24
3. Wawancara ... 24
H. Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Gambaran Umum ... 26
B. Hasil Penelitian ... 28
C. Pembahasan ... 34
BAB V : PENUTUP ... 37
A. Kesimpulan... 37
B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38 LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, 45 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, 45
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan, 45
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Data UMKM Kopi, 46 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan, 47 Tabel 4.6 Indikator Variabel Labelisasi Halal, 47
Tabel 4.7 Indikator Variabel Kualitas Produk, 50 Tabel 4.8 Indikator Variabel Harga, 50
Tabel 4.9 Indikator Variabel Tingkat Penjualan, 52 Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas, 55
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas, 57 Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas, 59 Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi, 61
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (X1 terhadap Y), 62 Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (X2 terhadap Y), 63 Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana (X3 terhadap Y), 63 Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Linier Berganda, 64
Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan, 68 Tabel 4.19 Determinan Labelisasi Halal, 70 Tabel 4.20 Determinan Kualitas Produk, 73 Tabel 4.21 Determinan Harga, 75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas, 58
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokadastisitas, 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Wawancara Lampiran 2 Angket/ Kuisioner Lampiran 3 Tabulasi
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Distribusi Nilai R Tabel
Lampiran 6 Hasil Uji Statistika Lampiran 7 Modul
Lampiran 8 Dokumentasi Lampiran 9 Lembar Konsultasi Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
xvi
“PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK KAJIAN MUJAHADDAH AN- NAFS TERHADAP SELF CONTROL SISWA DI MA NURUL HAQ KARANG BEJELO KECAMATAN PRAYA KABUPATEN LOMBOK
TENGAH TAHUN AJARAN 2021/2022 ” Oleh:
Riadatul Jannah NIM 180303084
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan pada fenomena yang terjadi di MA Nurul Haq Karang Bejelo bahwa terdapat siswa yang memiliki pemahaman self control yang cenderung rendah. Fenomena yang terjadi seperti sikap dalam bergaul dengan teman-temannya yang salah atau kurang memiliki etika seperti penggunaan kata-kata kotor dan kasar, tidak menghargai teman dan personil sekolah lainnya serta kurangnya kemampuan siswa dalam mengelola emosinya, tidak bisa menolak semua ajakan teman baik itu positif atau negatif untuknya, suka membolos di jam pelajarannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok kajian mujahadddah an-nafs terhadap self control siswa.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group pre-test and post-test. Penelitian ini menggunakan 40 subjek penelitian yang memiliki tingkat pemahaman self control yang beragam. Metode pengumpulan data menggunakan skala self control yang diberikan sebelum dan setelah pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok kajian mujahddah an- nafs. Analisis data yang digunakan yaitu teknik uji-t (paired sample t-Test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman self-control siswa setelah pemberian treatment berupa layanan bimbingan kelompok kajian mujahaddah an-nafs,diketahui sebaran data telah terdistribusi normal karena pada hasil perhitungan Kolomogorov Smirnov diperoleh nilaiSig. pre-test = 0,080 >
0,05 dan nilai Sig. post-test = 0,125 > 0,05. Kemudian hasil analisis data menggunakan uji-t (Paired Sample t-Test) diperoleh nilai Sig.(2-tailed) = 0,000 <
0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh bimbingan kelompok mujahaddah an-nafsterhadap peningkatan self control pada siswa di di MA Nurul Haq Karang Bejelo.
Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, mujahaddah an-nafs, Self control.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari saat bangsa Indonesia sedang berupaya meningkatkan mutu pendidikan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi seseorang tidak terwujud begitu saja apabila tidak di upayakan dan seberapa jauh individu tersebut mengupayakan sehingga bisa mewujudkan potensinya menjadi aktual dan perwujud tersebut dalam sikap kepribadiaannya.
Dijabarkan dengan luas dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan dalam empat poin : Pertama, Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas. Kedua, Mengaktualisasikan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. Ketiga, Mengaktulisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. Keempat, Menyiapkan siswa agar menjadi warga.1
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Diadakannya layanan bimbingan dan konseling disekolah bukan karena adanya landasan hukum, namun yang lebih penting adalah adanya kesadaran atau komitmen untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan potensi dirinya.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Berbagai kesalahpahaman yang terjadi dalam layanan bimbingan dan konseling selama ini, adanya anggapan konseling sebagai “polisi sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling.
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Pelayanan bimbigan dan koseling kepada peserta didik ada
1Dina Aldes Fatma, Persepsi Siswa Terhadap Pembinaan Kesiswaan Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kecamatan Gunung Talang, Jurnal Administrsi Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm. 962-1265.
2
bermacammacam jenis layanan, yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling perorangan, dan konseling kelompok, mediasi, advokasi.
Layanan bimbingan kelompok menurut Prayitno adalah layanan yang memungkinkan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalah pribadi melalui dinamika kelompok.2
Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan kelompok disekolah. Layanan bimbingan kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Dalam bimbingan kelompok membahas masalah pribadi yang dialami masing- masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi dibahas dalam suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif.
Layanan bimbingan kelompok sangat dibutuhkan bagi siswa yang sedang mengalami masalah pada masa remaja. Layanan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan sekelompok individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mengembangkan potensi diri yakni bakat, minat, dan kemampuan berkomunikasi serta memperoleh informasi baru dari topik yang dibahas.
Menurut Ahmad Juntika “layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli atau siswa”. Dari pendapat diatas jelas bahwa kegiatan dalam bimbingan kelompok ialah pemberian layanan yang untuk mencegah timbulnya masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh anggota kelompok. 3
Menurut Lahmuddin Layanan bimbingan kelompok adalah layana bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sam melalui dinamika kelompok memperoleh bahan baru dari guru pembimbing (konselor) atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan atau topik tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan sehari-hari, dan atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,
2 Ahmad Fauzannor, “Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkn Self Control Siswa pada Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Da’wah Islamiyah Kcamatan Mekarsari Kabupaten Barito Kuala”, (Skripsi, Jurusan Bimbingan & Konseling Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, 2019).
3Dolli Indra Siregar, “Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam, Tahun Ajaran 2017/2018”, (Skripsi, FKIP Universitas Muhammadiyah Sumetra Utara Medan 2018), hlm. 10-11.
3
dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Sedangkan menurut Winkel dan Sri Hastuti mengemukakan bahwa : Bimbingan kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu dalam kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok ubtuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri. Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat di pahami bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran dan sebagainya.
Untuk itu, materi atau pokok bahasan dalam mata pelajaran Pendidikan bimbingan konseling islam sangatlah penting untuk dikuasai siswa, karena merupakan faktor penentu keberhasilan belajarnya. Salah satunya adalah materi tentang mujahadatun nafs (kontrol diri). Materi ini tidak cukup untuk dimengerti dan dipahami akan tetapi perlu implementasikan kedalam kehidupan sehari- hari yang dimaksud dengan mujahadatun nafs berasal dan bahasa Arab yang terdiri atas dim kata, yakni mujahada yang artinya kesungguhan dalammengembalikan sesuatu dad nafs yang artinya diri pribadi.
Jadi apabila di gabungkan, bermakna kesungguhan dalam mengendalikan diri pribadi atau sikap kontrol diri.
Perilaku yang mencerminkan sikap mujahadatun nafs adalah sebagai brikut: Pertama, rela berkorban demi membela tegaknya syariat Islam meski harus mengorbankan jiwa, harta, dan tenaga, Kedua, lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi, dengan dapat mengontrol diri mengendalikan hawa nafsu. Ketiga, tolong- menolong antar sesama muslim. Seperti memberi tempat tinggal kepada korban bencana. Memberikan bantuan berupa harta maupun tenaga dan memberikan sedekah kepada fakir miskin.
Mujahadatun nafs secara umum di dalam Al Quran bermaksud pengertian diri, pribadi, seorang, individu namun ulama islam cenderung mengartikan sebagai jiwa. Mujahaddah adalah kera keras secara maksimal merupakan tahapan yang harus diupayaan untuk mencapai suatu keberhasilan kita ketahui bahwa sesuatu untuk meraih kesuksesan diperlukanadanya kerja keras yang tinggi. Mujahadatun nafs adalah perjuangan sungguh sungguh jihad melawan ego atau hawa nafsu pribadi.4
4 Dolli Indra Siregar, “Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam, Tahun Ajaran 2017/2018”, (Skripsi, FKIP Universitas Muhammadiyah Sumetra Utara Medan 2018), hlm.9.
4
Siswa adalah individu yang sedang mengalami masa perkembangan yaitu berkembang kearah kematangan dan kemandirian. Dalam masa inilah siswa membutuhkan banyak bimbingan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan tentang dirinya dan lingkungan.Setiap sekolah harus membuat perencanaan program yang merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan dan konseling. Perencanaan tersebut berisi bidang-bidang layanan, jenis-jenis layanan yang di alokasikan menurut waktu, pembagian tugas para pelaksana dan sarana atau prasaranan untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam proses pendidikan, semua yang terkait dengan proses tersebut mempunyai peran dan tanggung jawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Masing-masing peran tersebut harus berjalan serata sinergis saling melengkapi sehingga membentuk satu sistem yang harmonis. Dengan bimbingan dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktivitas belajar sesuai dengan apa yang telah ditentukan, atau telah diatur dalam suatu aturan (norma). Banyak sekali siswa yang tidak bisa mengontrol atau mengendalikan dirinya saat kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.
Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut, melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru serta begitu pentinganya bimbingan dan konseling bagi siswa siswi di sekolah.
Setiap manusia pasti memiliki kemampuan dalam dirinya, baik itu kemampuan yang menyangkut fisik maupun psikis. Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang adalah kemampuan untuk mengendalikan dirinya (Self control). Pengendalian diri merupakan salah satu kemampuan yang harus ada pada setiap orang, karena bayangkan saja apabila seseorang tidak memilliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya mungkin saja dia tidak dapat bersikap seperti orang normal lainnya. Karena pada dasarnya manusia memiliki dorongan-dorongan yang kuat dalam dirinya untuk melakukan atau memenuhi sesuatu yang ia inginkan, dan apabila manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan-dorongan tersebut maka kehidupannya tidak dapat berjalan dengan seimbang. Seorang individu dengan pengendalian diri yang baik dapat memahami setiap konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Pengendalian diri menggambarkan keputusan individu melalui pertimbangan kognitifnya untuk menyatakan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti apa yang dikehendaki.
Menurut Carver dan Scheier, setiap perilaku pasti ada penyebabnya, ada suatu proses yang mengontrol seseorang berperilaku baik yang berasal dari diri sendiri (self regulation/internal regulation), maupun dari luar
5
external regulation. Self Control (kontrol diri) adalah kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses dalam kehidupan. Kontrol diri juga merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya. Self control dapat digunakan untuk mereduksi efek psikologis yang negatif dan sebagai upaya pencegahan. Pentingnya memiliki kontrol diri, individu mampu membuat perkiraan terhadap perilaku yang hendak dilakukan sehingga individu mampu mencegah sesuatu hal yang tidak menyenangkan yang akan diterimanya kelak.
Kontrol diri yang baik akan mampu membimbing dan mengarahkan perilakunya, sehingga mereka dapat mengurangi gangguan psikologis pada dirinya, berperilaku baik dan menjaga situasi yang ada di lingkungannya.
Meningkatkan kontrol diri pada narapidana diperlukan adanya pembinaan.5 Self control menurut santrock yaitu individu maupun mengendalikan perilakunya dengan baik maka dapat menjalani kehidupan dengan baik maka dapat menjalani kehidupanya dengan baik. Melalui kemampuan ini, individu dapat diterima dan tidak diterima masyarakat sehinga dapat membimbing perilakunya untuk lebih baik lagi. Pengertian lain menurut Berk (dalam Gunars, yaitu merupakan suatu usaha individu untuk menahan keinginan- keinginan atau dorongandrongan sat yang bertantangan dengan tingkah laku yang tidak sesuia dengan normal siswa.6
Selanjutnya Calhoun dan Acocella mengemukan dua alasan yang mengahruskan individu mengontrol diri secara kotinu. Pertama, individu hidup bersama kelompok sehinga dalam memuaskan keinginanya agar tidak menggangu kenyaman orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu untuk secara konstan menyusun setandar yang lebih baik baginya. Ketika berusaha memenuhui tuntunan, dibuatkan pengontrolan diri agar dalam peroses pencapaian standar tersebut tidak melakukan hal-hal menyimpang.
Berdasarkan penjelasanya diatas dapat di pahami bahwa dengan adanya control diri , seorang dapat mengarahkan dan mengendalikan tingkah lakunya sesuia dengan tata tertib atau peratran yang ada yang ditetapkan oleh seatu kelompok dan tidak melakukan hal yang menyimpang.7
5Nida Rizki Fitriyani, “ Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Untuk Meningkatkan Self Control Pada Narapidana Narkoba di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lafas Kelas II B Tegal”, (Skripsi, FDK UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm.8-9.
6 Salsa Fajarani Dkk.Peningkatan Self Control Malalui Konseling Kelompok Teknik Modeling Pada Siswa Kelas Viii. Lampung
7Desi Yonita, Riska Ahmad,“Hubungan Control Diri Dengan Perilaku Menyotek Siswa”,Jurnal Pembelajaran SD Vol. 7 No. 1, 2019.
6
Self control (kontrol diri) adalah kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Menurut ghufron, Kontrol diri merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses dalam kehidupan. Kontrol diri juga merupakan suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya.
Menurut Calhoun dan Acocella, Kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang, dengan kata lain kontrol diri merupakan serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Menurut Bukhori, Kontrol diri sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku.
Pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin intens pengendalian tingkah laku, semakin tinggi pula kontol diri seseorang.8
self control ini juga dalam makna kemampuan individu untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan tercela, ini diistilahkan dalam Islam sebagai
“Mujahadah An-Nafs.” Jadi, Mujahadah ini artinya bersungguh-sungguh.
Sedangkan An-Nafs sendiri adalah jiwa, diri kita sendiri dan nafsu. Jadi Mujahadah An-Nafs itu adalah perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu atau sungguh-sungguh menghindari perbuatan yang tercela yang melawan hukum Allah Swt. Ini dikatakan sebagai pengendalian diri.
Berdasarkan pengalaman saya selama melaksanakan kuliah kerja partisipatif (KKP) di MA Nurul Haq banyak siswa yang belum memilikitentang Self Control yang baik mereka sering menunjukkan perilaku seperti: siswa yang mudah emosi, suka berkelahi, ribut di waktu jam pelajaran, suka mengejek dan sebagainya. Informasi ini diperoleh melalui wawancara dengan siswa, guru konselor dan pengamatan selama KKP.
Dari studi kasus diatas tentunya yang paling penting dalam pembahasan ini adalah lemahnya self control siswa dalam melakukan sesuatu.
Perlu untuk diketahui bahwa self control merupakan kemampuan individu untuk menahan keinginan atau dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Self control berkaitan erat pula dengan keterampilan emosional yang mencakup keterampilan diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi untuk diri sendiri dan bertahan mengahadapi prustasi, kesangguapan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosional, tidakmelebih-lebihkan
8 Nida Rizki Fitriyani, “ Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Untuk Meningkatkan Self Control Pada Narapidana Narkoba di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lafas Kelas II B Tegal”, (Skripsi, FDK UIN Walisongo, Semarang, 2018), hlm. 45.
7
kesenangan, mengatur susasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : “Pengaruh Kajian Mujahadah An-Nafs dalam Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Self Control Siswa di MA Nurul Haq Karang Bejelo Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Dari beberapa uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Adakah Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahadah an-nafs Terhadap self control di MA Nurul Haq Karang Bejelo Kecamatan Praya Lombok Tengah.
Adapun batasan penelitian ini fokus terhadap siswa MA Nurul Haq Karang Bejelo.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dari penelitian ini tentunya tidak akan terlepas dari rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahadah an-nafs Terhadap self control di MA Nurul Haq Karang Bejelo Kecamatan Praya Lombok Tengah.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan harapkan peneliti yang dapat memberikan manfaat dan kontribusi secara teoritis dan empiris. Secara teoritis dapat memberikan manfaat bagi:
1. Manfaat praktis : hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai media atau referensi untuk meningkatkan pelayanan bagi para siswa.
2. Manfaat teoritis :hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga pembaca baik itu mahasiswa atau mahasiswi yang sedang meneliti hal self-control.
D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.9 Selanjutnya dijelaskan juga bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan dalam suasana kelompok.
9 Prayitno. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1995), hlm.178.
8
Gazda (Prayitno dan Amti) mengemukakan bahwa “bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat”. Sedangkan menurut Mu’awanah dan Hidayah “bimbingan kelompok merupakan sebuah kegiatan bimbingan yang dikelola secara klasikal dengan memanfaatkan satuan/grup yang dibentuk untuk keperluan administrasi dan peningkatan interaksi siswa dari berbagai tingkatan kelas”.10
Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan antara pemimpin kelompok (konselor) dengan anggota kelompok (konseli/peserta didik) yang memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu sebagai anggota kelompok mencapai perkembangan dalam hal pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Layanan bimbingan kelompok dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok yang terdapat dinamika kelompok, Artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran.
2. Self-control
Pengendalian diri (Self-control) didefinisikan sebagai pengaturan proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Pengendalian diri merupakan keseluruhan dari proses yang membentuk diri individu yang mencakup proses pengaturan fisik, psikologis dan perilaku. Self-control (pengendalian diri) merupakan suatu kemampuan individu untuk menahan keinginan atau dorongan sesaat yang bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma social.11 (Berk, dalam Gunarsa, 2009:251).
Pendapat kontrol diri diungkapkan oleh Colhoun dan Acocella, Tangney, Baumeister & Boone, Averill. Calhoun dan Acocella kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.
Pengertian yang di maksud menekankan pada kemampuan dalam
10Meiske Puluhulawa, Moh.Rizki Djibran, Mohammad Rizal Pautina, “Layanan Bimbingan Kelompok dan Pengaruh Terhadap Self Esteem Siswa”.
http://journal2.um.ac.id/index.php/sembk/article/viewFile/1410/734, diakses tanggal 26 Februari 2022, pukul 10.06.
11 Gunarsa, S.D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut Bunga Rampai Psikologi Perkembangan.
(Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2009). Hlm.251.
9
mengelolah yang perlu di berikan sebagai bekal untuk membentuk pola prilaku pada individu yang mencakup dari keseluruhan proses yang membentuk dalam diri individu ynag berupa pengaturan fisik, psikologis, dan perilaku.
Tangney, Baumeister & Boone kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk menentukan perilakunya berdasarkan standar tertentu seperti moral, nilai dan aturan dimasyarakat agar mengarah pada perilaku positif. Dapat diartikan bahwa seseorang secara mandiri mampu memunculkan perilaku positif. Kemampuan kontrol diri yang terdapat pada seseorang memerlukan peranan penting interaksi dengan orang lain dan lingkungannya agar membentuk kontrol diri yang matang, hal tersebut dibutuhkan karena ketika seseorang diharuskan untuk memunculkan perilaku baru dan mempelajari perilaku tersebut dengan baik. Sedangkan menurut Averill (Ghufron & Risnawati) kontrol diri adalah kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, dan kemampuan individu untuk memilih salah satu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini. Pengertian yang dikemukakan oleh Averill menitikberatkan pada seperangkat kemampuan mengatur dalam memilih tindakan yang sesuai dengan yang diyakini nya. 12
Dapat disimpulkan bahwa kontrol diri sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif serta merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama proses proses dalam kehidupan, termasuk dalam mengahadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.
Averill mengelompokkan pengendalian diri menjadi tiga jenis yaitu, (1) mengontrol perilaku (behavior control), (2) mengontrolkognitif (cognitive control), dan (3) mengontrol keputusan (decision control). (1) Kendali tingkah laku (behavior control), merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. (2) Kendali kognitif (cognitive control), merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangitekanan.13
12 Ramadona Dwi Marsela1), Mamat Supriatna2), “Kontrol Diri Definisi Dan Faktor”, Journal of Innovative Counseling, Vol.3, No.2, Agustus 2019, hlm. 66-67.
13 Zulkarnain. Hubugan Kontrol Diri Dan Kreatifitas Pekerja. (Laporan Penelitian.
Universitas Negeri Sumatera Utara, 2002). Hlm.12.
10
Pertama kendali tingkah laku (behavior control) yang merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kedua kendali kognitif (cognitive control) yang merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Dan etiga engontrol keputusan (decision control) yang merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindkan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.
3. Mujahadah An-Nafs
Mujahadah An-Nafs adalah satu sikap yang diajarkan dalam Islam agar manusia mampu menjadi pribadi yang tidak selalu mengedepankan hawa nafsunya dan emosinya dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, mampu mengendalikan emosi dan nafsunya dengan selalu mengendepankan kejernihan hati dan pikiran serta prilaku mulia yang dapat meninggikan derajatya dihadapan Allah SWT. Selanjutnya secara sederhana menurut Gleitman mengatakan bahwa pengendalian diri menunjuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik oleh rintangan maupun kekuatan yang berasal dari dalam diri individu.
Menurut Ghufron dan Rini, pengendalian diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan prilaku individu ke arah positif. Termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya. Yang memiliki kemampuan pengendalian diri akan membuat keputusan dan mengambil langakah tindakan yang efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan. Selain itu terbentuknya kontrol diri (self control) tidak terlepas dan yang tinggi atas kemampuan yang dimiliki individu, Kemampuan kontrol diri individu itu ditentukan oleh beberapa besar dan sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kontrol dirinya. 14
Tingkah laku kontrol diri, menunjukan pada kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah laku sendiri yaitu suatu tindakan yang berkenaan dengan kemampuan melakukan sesuatu keinginan dengan tujuan terarah.
Adapun dalil pengendalian diri: yang Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat
14M. Ghufron dan Rini Risnawati, “Teori-Teori Psikologi”, (Yogyakarta: Ar-Uzz Media, 2011), hlm.21.
11
kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung melindungi, dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang Telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.(Q.S.Al-Anfaal,Ayat 72:8).
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KAJIAN PUSTAKA
Untuk memperkuat proses penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun pokok-pokok bahasan yang akan diuraikan dalam penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasrul Hamdani tentang “Pengaruh Pemahaman Materi Tentang Mujahadah Nafs dan Husnuzzan terhadap Sikap Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekan Baru”.
penelitian ini menujukan bahwa angka koefisien korelasi sebesar 0,566 lebih besar dari table pada taraf signifikan 5% (0,250) maupun pada taraf signifikan 1% (90,325). Ini berarti bahwa pemahaman materi mujahaddahan nafs, husnuzzan, sangat baik utuk sikap belajar siswa di sekolah menengah atas negeri 12 pekan baru. Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamdani terbukti bahwa pemahaman materi mujahaddah an nafs dan husnuzzan sangat baik dalam membentuk sikap belajar siswa, sikap belajar siswa juga termasuk salah satu bagian dari self control. Oleh karena itu peneliti meneliti hal yang serupa yaitu pengaruh bimbingan kelompok kajian mujahadah an nafs terhadap self control siswa di MA Nurul Haq karang bejelo. Yang menjadi perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Hamdani dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu terletak di variabel yang akan di teliti, yaitu jika Hamdani meneliti mencakup tentang sikap belajar siswa, penelitian yang dilakukan oleh peneliti mencakup lebih luas yaitu self control siswa, dimana sikap belajar siswa juga termasuk salah satu aspek self control siswa dan disini juga sama-sama mengunakan tertmen mujahadah an nafs.15
2. Penelitian yang dilakukan oleh Selvia Yuliandita tentang “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Self Control Siswa Kelas IX Di Smpn 1 Wanasari Kebupaten Brebes Tahun Ajaran 2017/2018” menujukan bahwa tingkat pemaham self control yang dimiliki oleh siswa meningkat setelahdiberikan atrment berupa layanan bimbingan kelompok yang pada awalnya pemahaman self control siswa dengan perentase 55% berubah menjadi 81%, perhitungan uji wilcoxan menujukan bahwa hasil perhitungan jenjang sebesar =54> Ttabel =8,sehinga dapat dilakukan bahwa layanan bimbingan kelompok berpengaruh terhadap
15 Hasrul Hamdani, “Pengaruh Pemahaman Materi Tentang Muhajadatun Nafs dan Huznuzzan Terhadap Sikap Pembelajaran Siswa di Sekolah Menengah Atas Negri 12 Pekan baru”, (Skripsi, FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru, 2019), hlm. 14-15.
13
peningkatan pemahaman self control siswa . terkait deengan penelitian yang dilakukan Yuliandita terbukti bahwa layanan bimbingan kelompok dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman self control siswa.16 Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian yang serupa yaitu Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahadah an-nafs Terhadap self control Siswa di MA Nurul Haq Karang Bejelo Kecamatan Praya Lombok Tengah. Adapun perbedaan antara penelitian yuliandita dan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian yuliandita mengunakan teratmen layanan bimbingan kelompok sedangkan penelitian yang dilakukan mengunakan bimbingan kelompok kajian mujahadah an nafs.
3. Penelitianan yang dilakukan oleh Dolli Indra Siregar tentang “Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa Di SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2017/2018” Tujuan diterapkannya layanan ini adalah untuk mengetahui Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Materi Self Control Untuk Meningkatkan Self Control Siswa di SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam Tahun Pembelajran 2017/2018. Yang diambil tidak menetapkan kelas, siswa yang dijadikan sebagi objek sebayak 8 orang.
Sesuai dengan permasalahan yang mereka miliki, kemudian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam, maka diperoleh data siswa yang mengalami masalah-masalah dalam self control diberikan layanan bimbingan kelompok, peneliti menjadikan mereka dalam satu kelompok untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan self control. Setelah terlaksana Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa di SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam, peneliti melihat adanya perubahan dalam hubungan yang membaik antara siswa dan juga dengan guru lainnya. Ini berarti Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa berhasil dilakukan. Adapun perbedaan antara penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian ini mengunakan layanan bimbingan kelompok sedangkan penelitian yang dilakukan mengunakan bimbingan kelompok kajian mujahadah an nafs.17
16Selvya Yuliyandita, “Pengaruh Layanan Bimbingan kelompok Terhadap Peningkatan Pemahaman Self ControlSiswa Kelas IX di SMPN 1 Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2015/2016”, (skripsi, FIP, Universitas Negrei Semarang, 2018).
17 Dolli Indra Siregar, “Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Self Control Siswa Di SMA Muhammadiyah 5 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2017/2018”, (Skripsi, Universitas Muhammaddiyah Sumatera Utara, 2018).
14 B. KERANGKA BERPIKIR
Sebagai acuan berfikir dalam penyusunan karya ilmiah ini, peneliti mencoba untuk menalarkan bentuk fikiran penelitian ini dalam bentuk susunan kerangka berfikir, dari kerangka berfikir ini, penulis akan mencoba menggambarkan paradigma-paradigma yang akan menjadi permasalahan pada penelitian ini sehingga kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan pada bagan berikut ini :
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Pelaksanaan dalam kegiatan bimbingan kelompok akan dibahas topik - topik yang berkaitan dengan aspek-aspek yang termasuk dalam self control.
Layanan bimbingan kelompok dapat digunakan sebagai suatu upaya dalam meningkatkan pemahaman self control yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian selama beberapa kali diberikan layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman self control siswa.
Sehingga apabila pemahaman self control siswa sudah meningkat maka tidak ada lagi masalah-masalah yang muncul di sekolah yang berkaitan dengan kurangnya pemahaman self control siswa. Oleh karenanya layanan bimbingan kelompok cocok untuk digunakan sebagai treatment dalam rangka peningkatan pemahaman Self control siswa.
BK Kajian Mujahadah Annafs
Pre Test- ssTest
Post-Test
Hasil Analisa Self Control Kelompok(X)
15 C. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti.18
Ha1 : Ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahadah An-Nafs terhadap Self Control di MA Nurul Haq Karang Bejelo.
Ha0 : Tidak ada Pengaruh Bimbingan Kelompok Kajian Mujahadah An-Nafs terhadap Self Control di MA Nurul Haq Karang Bejelo.
18Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm.56
16 BAB III
METODE PENELITIAN A. JENIS DAN PENDEKATAN PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan tentang apayang ingin kita ketahui.19 Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel lain yang di ukur. Selain itu, Gay menyatakan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).20
B. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian atau keseluruhan unit dalam ruang lingkup yang akan diteliti.21 Dalam penelitian ini, populasi mencakup seluruh siswa di Karang Bejelo. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakuka oleh peneliti ke MA Nurul Haq Karang Bejelo, maka peneliti mendapatkan data siswa yang berjumlah 90 siswa di Kurang Bejelo.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.22Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.23
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Nurul Haq
19Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, 3 ed., (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 37.
20Andi Ibrahim, dkk, Metodologi Penelitian, (Makassar: Gunadarma Ilmu, 2018), hlm.
34-35.
21 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 74.
22Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, hlm. 149-150.
23 Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika,(Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009), hlm. 182.
17
Karang Bejelo yang berjumlah 90 siswa, karna banyak keterbatasan dalam melakukan penelitian maka akan di ambil sampel dari seluruh populasi yang ada. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akn tetapi ada jumlah batas minimal yang harus di ambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel. Sebagaimana di kemukakan oleh Bailey dan Mahmud yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel paling minimum adalah 30.24
Oleh karna itu dalam penelitian ini jumlah sampel yang telah digunakan oleh peniliti berjumlah 40 siswa.
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa MA Nurul Haq Karang Bejelo, pada tanggal 2 februari 2022 sampai 2 mei 2022.
D. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang dibahas. Adapun variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.25 Variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent), dan variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah bimbingan kelompok. adapun variabel terikatnya adalah Self Control.
E. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian.
26desainpenelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain one group pre-test post-test design yakni desain yang tindakannya hanya diberikan
24Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm.159.
25Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), hlm. 38.
26Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 98.
18
pada satu kelompok eksperimen. Pengukuran terhadap kelompok eksperimen dilakukan di awal dan di akhir perlakuan (before-after design).27
Desain penelitian ini dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Keterangan:
1. T1: Pre-test, untuk mengukur self control siswa sebelum diberikan perlakuan.
2. X: Perlakuan yang diberikan kepada siswa, yaitu materi Mujahaddah An- nafs.
3. T2: Post-test, untuk mengukur self control siswa setelah diberikan perlakuan.
Jadi, langkah awal penelitian dengan metode eksperimen dengan desain one group pre-test post-test design ini yaitu: pertama, memberikan tes awal (pre-test) kepada kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengukur tingkat self control sebelum diberi perlakuan. Kedua, peneliti memberi perlakuan terkait self control berupa penyampaian materi kepada kelompok eksperimen. Ketiga, memberikan test akhir (post-test) kepada kelompok eksperimen untuk mengukur tingkat self control setelah diberikan perlakuan.
F. INSTRUMEN/ ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, penelitian instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti agar kegiatan, pengumpulan data lebih mudah dan hasilnya lebih baik.28 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dengan menggunakan skala likert yang telah dimodifikasi dengan penilaian sebagai berikut: “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Menurut Sutrisno Hadi, modifikasi terhadap skala likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung oleh skala lima tingkat.29
Modifikasi skala likert meniadakan kategori jawaban yang di tengah berdasarkan 3 alasan yaitu:
27Iqbal Bafadal, “Pendekatan T-Group Dynamic Dalam Meningkatkan Kemandirian Remaja”, Jurnal Qawwam, Vol. 13, No. 1, Tahun 2019, hlm. 35.
28 Rifa’i Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021), hlm.117.
29 Ali Syah Putra, “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan CV Wira Sukses Jaya Medan”, Jurnal Ilmiah Skylandesa, Vol. 3 No. 2, Tahun 2019, hlm. 105
Pre-test Perlakuan Post-test
T1 X T2
19
1. Kategori tersebut memiliki arti ganda, biasanya diartikan belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban, dapat diartikan netral, setuju tidak, tidak setujupun tidak, atau bahkan ragu-ragu.
2. Tersedianya jawaban di tengah itu dapat menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah dan dapat menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring para responden.
3. Maksud kategori SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.30
Pada skor skala likert ini terdapat dua pernyataan yaitu pertama, Favourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang positif atau mendukung terhadap variabel. Kedua, Unfavourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif atau kontra terhadap variabel.
Untuk pernyataan favourable penilaian bergerak dari angka 4 sampai 1.
Dan sebaliknya untuk pernyataan unfavourable penilaian bergerak dari angka 1 sampai 4.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel penilaian skala yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.2 Penilaian Skala
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrument skala self control sebelum dan setelah uji validitas.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Skala Self control Sebelum Uji Validitas
Variabel Aspek Indikator
No.Item
Pernyataan Jumlah (+) (-)
Self Behavioral control(kendali
Behavioral control dapat diartikansebagai
6, 18,
1, 3,
9, 11, 13
30Sutrisno Hadi, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai, (Yogyakarta: FP UGM, 1991), hlm. 19
Skala Penilaian Item Favorable Item Unfavorable
SS (Sangat Setuju) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (Tidak Setuju) 2 3
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
20
Control prilaku) kemampuan individu dalam memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan, kendali perilaku ini terdiri ataskemampuan
mengendalikan perilaku dan mengendalikan stimulus.
22. 13, 14, 16, 20, 24
Cognitive Control (kendali kog nisi)
Cognitive control yaitu individu menggunakan segenap kemampuan untuk mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara
menginterpretasikan, menilai atau memadukan suatu kejadian dalam suatu kerangka positif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan.
12, 23, 25.
2, 10, 17, 19, 21.
8
Decisional control (kendali keputusan)
Decision control dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam menentukan pilihannya sendiri terhadap sesuatu yang diyakini dan disetujinya.
4, 5, 7
8, 15, 10
6
Total seluruh item pernyataan 25
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Skala Self control Setelah Uji Validitas dan reabilitas
Variabel Aspek Indikator
No.Item
Pernyataan Jumlah (+) (-)
Self Control Behavioral control (kendali
Behavioral control dapat diartikansebagai
kemampuan individu
18, 22
1, 3, 9, 11,
7
21
prilaku dalam memodifikasi suatu keadaan yang tidak
menyenangkan, kendali perilaku ini terdiri ataskemampuan
mengendalikan perilaku dan mengendalikan stimulus.
13.
Cognitive Control (kendali kog nisi)
Cognitive control yaitu individu menggunakan segenap kemampuan untuk mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasikan, menilai atau memadukan suatu kejadian dalam suatu kerangka positif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan
12
2, 10, 17, 19, 21
6
Decisional control (kendali keputusan)
Decision control dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam menentukan
pilihannya sendiri terhadap sesuatu yang diyakini dan disetujinya.
4, 5 8 3
Total seluruh item pernyataan 16
1. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas di definisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test (alat ukur) melakukan fungsi ukurnya. Test/alat ukur hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat9 kalau ada “sesuatu” yang diukurnya.
Jadi, untuk dikatakan valid, test harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat. Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Pengertian secara umum mengenai validitas item ialah, bahwa sebuah item (pernyataan) dapat dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang kuat terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah item pernyataan dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika terdapat skor kesejajaran (korelasi yang tinggi) terhadap skor total item. Dengan demikian,
22
pengujian terhadap validitas item ini dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson Product Moment.31Untuk menginterpretasi data atau membaca hasil uji validitas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: 1) membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Apabila r-hitung>r-tabel maka data dikatakan valid, sedngkan apabil r-hitung<r-tabel maka data tidak valid. 2) Melihat nilai signifikansi (p). Apabila p<0,05 maka data dikatakan valid, sedangkan apabila p>0,05 maka data dikatakan tidak valid.32
Dalam penelitian ini, jumlah responden dalam uji coba angket yaitu40 siswa/i. r-tabel statistic pada 𝛼: 0,05 dan df (n-2) = (40 – 2) = 38.
Nilai r-tabel yang berada pada kolom ke 38 pada lampiran r-tabel statistik product moment adalah 0,320 Selanjutnya akan disajikan tabel hasil uji validitas skala self control pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Skala Self Control Item-Total Statistics
No item
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Y1 .605 Valid
Y2 .367 Valid
Y3 .631 Valid
Y4 .577 Valid
Y5 .624 Valid
Y6 -.069 Tidak valid
Y7 .063 Tidak valid
Y8 .522 Valid
Y9 .401 Valid
Y10 .409 Valid
Y11 .540 Valid
Y12 .426 Valid
Y13 .505 Valid
Y14 -.193 Tidak valid
Y15 .162 Tidak valid
31 Dodiet Aditya Setyawan, Modul Statistika: Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian, (Surakarta: POLTEKKES KEMENKES, 2014), hlm. 1-2.
32Ibid.,hlm. 26.
23
Y16 .255 Tidak valid
Y17 .362 Valid
Y18 .433 Valid
Y19 .516 Valid
Y20 .209 Tidak valid
Y21 .460 Valid
Y22 .298 Valid
Y23 -.388 Tidak valid
Y24 .167 Tidak valid
Y25 -.327 Tidak valid
Berdasarkan tabel hasil uji validitas skala self control di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 16 item dikategorikan valid dan sebanyak 9 item dikategorikan tidak valid atau gugur. Item valid dapat dilihat dari nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel. Untuk melakukan uji validitas ini, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 16 for windows.
2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji Reliabilitas berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat test (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi jika hasil dari pengujian test/instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas test/instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Atau kalaupun terjadi perubahan hasil test/instrumen, namun perubahan tersebut dianggap tidak berarti. Menurut Djemari dalam Dodiet, kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cornbach’s Alpha minimal 0,7.33
33Ibid.,hlm.26.
24
Berikut ini hasil uji try out reabilitas skala self control:
Tabel 3.6 hasil uji try out reabilitas skala self control Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 25
Selanjutnyaakan disajikan tabel hasil uji reliabilitas skala self control:
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Self Control
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas data terhadap keseluruhan item valid menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha = 0,872. Dengan merujuk pada pendapat Djemari dalam Dodiet, yang mengatakan bahwa angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cornbach’s Alpha minimal 0,7. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian yang telah diuji-cobakan ini dikategorikan reliabel karena menghasilkan nilai Aplha > 0,8. Uji reliabilitas instrument ini dilakukan dengan memasukkan item valid saja, dan membuang item tidak valid atau gugur. Untuk melakukan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 16 for windows.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,872 16