• Tidak ada hasil yang ditemukan

nilai-nilai pendidikan islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "nilai-nilai pendidikan islam"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Masyarakat desa Sukorejo tidak secara langsung menerapkan tradisi ini dalam melaksanakan tradisi penghitungan hukum perkawinan, namun masyarakat disana mengaitkannya dengan nilai-nilai pendidikan Islam, diantaranya adalah nilai pendidikan agama, nilai pendidikan ibadah dan nilai pendidikan agama. dari pendidikan moral. “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi penghitungan hukum perkawinan menurut masyarakat Desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi.”

Fokus Penelitian

Apa nilai ibadah dalam tradisi penghitungan weton menurut umat islam di desa Sukorejo Bangorejo banyuwangi. Apa saja nilai moral dalam tradisi penghitungan weton menurut umat islam di desa Sukorejo Bangorejo banyuwangi.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi literatur untuk keperluan akademis di literatur IAIN Jember serta menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi menghitung trou wetons menurut masyarakat kota Sukorejo, Bangorejo, banyuwangi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi penghitungan adar pernikahan weton untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Definisi Istilah

Kami berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk tumbuh dan berkembangnya pengetahuan tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi menghitung pernikahan untuk membantu mencapai tujuan yang diharapkan khususnya bagi para pendidik dan pendidik masa depan. . Arti Judul Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Hitung Pernikahan Menurut Masyarakat Desa Sukorejo.

Sistematika Pembahasan

Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi perhitungan hukum perkawinan adalah nilai-nilai moral. Apa nilai keimanan dalam tradisi menghitung weton menurut umat islam di desa Sukorejo Bangorejo banyuwangi.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian terletak pada metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif (studi lapangan).

Kajian Teori

Matriks Temuan Fokus Penelitian Nilai Ibadah dalam Tradisi Penomoran Weton Oleh Masyarakat Islam Desa. Nilai pendidikan agama dalam tradisi perhitungan perkawinan menurut warga Desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi adalah yang pertama, Kepercayaan kepada Allah dan Kepercayaan terhadap Kitab.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dan membandingkannya dengan standar pengukuran yang ditentukan 45. Seorang peneliti yang harus melaksanakan suatu proyek penelitian harus mengetahui dan memahami metode dan sistematika penelitian jika peneliti ingin mengungkapkan kebenaran melalui suatu kegiatan ilmiah. . Dilihat dari jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu suatu bentuk penelitian kualitatif yang mana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, peristiwa, proses, kegiatan pada satu orang atau lebih. Lokasi tersebut dipilih karena masyarakat Sukorejo merupakan masyarakat yang mempunyai tradisi penghitungan basah pernikahan yang sangat kental.

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti, oleh karena itu seorang peneliti harus berinteraksi langsung dengan sumber data. Pemilihan subjek penelitian dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive, yaitu memperoleh teknik sumber data dengan pertimbangan tertentu guna menentukan informasi penting. Pertimbangan khusus ini misalnya orang yang dianggap paling tahu apa yang diharapkan dari peneliti, atau mungkin dia.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi partisipatif, dalam observasi ini peneliti terlibat aktif dalam aktivitas sehari-hari orang yang diteliti. Peristiwa yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi penghitungan veron pernikahan telah dicermati. Wawancara terstruktur artinya peneliti mengetahui secara pasti informasi yang diperoleh dan telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang juga telah disiapkan alternatif jawabannya.

Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan jawaban yang diperoleh mencakup seluruh variabel, dengan informasi yang lengkap dan mendalam. Dalam hal ini dokumen yang berkaitan dengan data penelitian nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi perhitungan perkawinan. Dokumen yang diperlukan adalah dokumen yang menjelaskan informasi tentang sumber data primer berupa catatan, foto, dan dokumentasi lain yang berkaitan dengan penelitian.

Analisis Data

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa peneliti reduksi data dapat memilih, menyederhanakan, dan mentransformasikan data yang diperlukan dengan cara mengelompokkannya menjadi data umum dan data fokus, menargetkan dan membuang data yang tidak perlu. Penyajian data sebagai kumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Peneliti menyajikan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi berupa uraian kalimat yang disusun dalam sebuah paragraf.

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif, menurut Miles dan Huberman, adalah menarik kesimpulan dan memverifikasinya. Pada tahap ini peneliti mencoba mencari makna dari data yang direduksi dan diekstraksi atau dikumpulkan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, mencari pola, tema, persamaan, pengelompokan dan eksplorasi. Peneliti menarik kesimpulan mengenai data yang diperoleh dengan cara mengelompokkan data khusus dengan data umum.

Keabsahan Data

Triangulasi sumber yaitu pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara memeriksa data yang diperoleh dari berbagai sumber. Triangulasi teknis yaitu pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan cara memeriksa data dengan teknik yang berbeda terhadap sumber yang sama. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara pada pagi hari ketika sumbernya masih segar dan tidak banyak permasalahan akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan teknik triangulasi sumber yaitu perbandingan berbagai pendapat atau pandangan dari berbagai pendapat atau pandangan dari berbagai sumber data atau informan. Sedangkan triangulasi teknis adalah membandingkan data observasi dengan data wawancara, serta membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait.

Tahap-tahap Penelitian

Hasil penelitian dan observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi penghitungan hukum perkawinan yang dilakukan di desa Sukorejo memuat nilai-nilai Islam dalam tradisi tersebut. Matriks penelitian memfokuskan temuan pada nilai-nilai keimanan dalam tradisi berhitung weton menurut masyarakat muslim di desa tersebut. Matriks penelitian memfokuskan temuan pada nilai-nilai moral dalam tradisi berhitung weton menurut masyarakat muslim di desa tersebut.

Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi penghitungan kebasahan pernikahan merupakan salah satu syiar agama Islam dalam kehidupan masyarakat khususnya di Desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi. Hal ini terbukti dan tergambar dalam tradisi perhitungan kesalahan perkawinan berdasarkan rukun iman yaitu nilai-nilai. Nilai akhlak yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi perhitungan basah pernikahan secara keseluruhan sama dengan indikatornya yaitu akhlak terhadap Allah SWT dan akhlak terhadap sesama.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Gambaran Objek Penelitian

Dari pemekaran desa Kesilir menjadi dua yaitu desa Sambirejo dan desa Sukorejo yang merupakan desa pemekaran yang mempunyai beberapa desa. 1000-2000 mm, sehingga kondisi alam di Desa Sukorejo cukup sejuk dengan angin selatan yang cukup besar. Jumlah tenaga kerja di Desa Sukorejo terbanyak adalah lulusan SMP yaitu mencapai 45,28% dari total angkatan kerja atau sebanyak 2.184 orang dari 4.620 penduduk usia kerja di Desa Sukorejo.

Berikut data jumlah penduduk tiap dusun dan jumlah angkatan kerja menurut tingkat pendidikan di Desa Sukorejo menurut hasil pendataan tahun 2018. Karena mayoritas penduduk Desa Sukorejo beragama Islam, maka budaya keagamaan lebih diwarnai dengan agama Islam. nilai-nilai. Namun semangat toleransi antar umat beragama di desa Sukorejo cukup baik, terlihat dari sikap hormat umat beragama di desa Sukorejo pada setiap hari raya besar masing-masing agama.

Penyajian Data dan Analisis Data

Hal ini terbukti dan tergambar dalam tradisi penghitungan weton pernikahan yang pertama terdapat pada rukun iman yaitu beriman kepada Allah SWT, dimana dalam perhitungan wetonnya juga dilakukan doa memohon kepada Allah Ta’ala. . itu yang akan terjadi. yang dilakukan dalam pernikahan akan diberikan kelembutan dan keberkahan. Nilai keimanan dalam tradisi penghitungan weton pernikahan menurut warga Desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi adalah yang pertama, keimanan kepada Allah SWT, dimana dalam perhitungan weton tersebut mereka juga melakukan doa memohon kepada Allah SWT. . itu yang akan terjadi. pernikahan akan lancar dan berkah. Dalam menghitung beratnya sebuah pernikahan, tujuannya adalah untuk memohon doa keselamatan kepada Allah SWT dari awal hingga akhir.

Karena hal ini dilakukan semata-mata karena Allah SWT, maka tradisi penghitungan weton pernikahan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Nilai ibadah yang terkandung dalam tradisi penghitungan weton pernikahan sudah sesuai dengan yang tertuang dalam indikator yaitu ibadah mahdah (khusus) dan ghiru mahdah (umum) yang tetap dijaga dan didukung oleh masyarakat desa Sukorejo Bangorejo banyuwangi. . Dari hasil wawancara dan observasi diatas terlihat bahwa terdapat nilai-nilai moral dalam tradisi penghitungan weton yang ditunjukkan oleh proses penghitungan weton itu sendiri, kecuali.

Pembahasan Temuan

Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi menghasilkan temuan sebagai berikut: Pelaksanaan tradisi penghitungan pernikahan mengandung nilai-nilai pendidikan Islam seperti nilai-nilai keimanan yang dikandungnya. Ibadah Mahds yang terkandung dalam tradisi menghitung weton pernikahan sama saja dengan melakukan perhitungan weton untuk suatu ibadah sesuai Sunnah Nabi dan berdoa kepada Allah SWT agar diberi keselamatan dan keberkahan. Bahwa nilai-nilai pendidikan Islam tertanam dalam pelaksanaan tradisi penghitungan pernikahan, sedangkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi ini adalah nilai-nilai moral yaitu akhlak terhadap Allah SWT. dan moralitas terhadap orang lain.

Nilai-nilai moral yang terkandung dalam tradisi penghitungan weton dalam perkawinan menurut masyarakat desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi diantaranya adalah akhlak terhadap Allah SWT yang dibuktikan dengan diterapkannya tradisi penghitungan weton dalam perkawinan sebagai upaya perkawinan, karena pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan jangan lupa dalam proses ikhtiyar masyarakat juga memohon keleluasaan doa. Untuk selalu membimbing masyarakat desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi dan tabah dalam mengambil keputusan jika dalam tradisi perhitungan hukum perkawinan terdapat nilai-nilai yang berbeda dengan keyakinan Islam. Diharapkan bagi para peneliti baru untuk menilai hasil penelitian tradisi menghitung weton dalam kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan Islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Nilai ibadah mahdah (khusus). Dalam Islam, dalam memilih pasangan harus mempertimbangkan kekayaan, keturunan, kecantikan dan agama, ini merupakan bukti ikhtiyar dalam Islam. Sedangkan masyarakat desa Sukorejo menggunakan perhitungan weton sebagai salah satu bentuk upaya dalam melakukan prosesi pernikahan untuk menentukan calon pengantin dengan menggunakan perhitungan weton dan berharap yang terbaik dalam memilih pasangan. Nilai ibadah ghairu mahdah (umum) adalah pernikahan adalah sunnah rasul, segala sesuatu yang dilakukan dalam pernikahan mempunyai nilai yaitu sikap silaturahmi, menjaga tali silaturahmi, sikap persaudaraan, kerendahan hati dengan perhitungan weton.

Nilai akhlak terhadap Allah ini terdapat pada pelaksanaan tradisi penghitungan weton dalam perkawinan sebagai upaya perkawinan, karena perkawinan merupakan sesuatu yang sakral dan orang tidak lupa bahwa dalam proses ikhtiyarnya juga memohon doa kelancaran dan keberkahan serta selalu mensyukuri segala ciptaan dan nikmat yang diberikan Allah SWT. Nilai akhlak terhadap sesama manusia dibuktikan dengan semakin kuatnya tali silaturahmi, sikap persaudaraan dengan hadirnya perhitungan weton yang dapat membangun persaudaraan antar masyarakat dan kerendahan hati.

Saran

Khususnya bagi masyarakat Desa Sukorejo Bangorejo Banyuwangi agar selalu melestarikan dan menjaga tradisi ini serta menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kehidupan sehari-hari. Tinjauan Hukum Islam tentang ton basah dalam pelaksanaan Tajdidun Nikah: studi kasus di Dusun Secang, Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Satriya wirang artinya sering mendapat masalah, sering malu dengan perbuatannya sendiri dan suka difitnah orang.

Tertiup angin artinya akan sering mengalami kesulitan, apapun impian yang anda miliki tidak akan terwujud, sering berpindah-pindah rumah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kisah Umar bin Khattab terdapat nilai-nilai pendidikan Islam sebagai berikut: Pertama, nilai pendidikan aqidah yaitu

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kisah Umar bin Khattab terdapat nilai-nilai pendidikan Islam sebagai berikut: Pertama, nilai pendidikan aqidah yaitu

seharusnya dilakukan oleh manusia kepada Allah. Salah satu nilai pendidikan akhlak dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa adalah nilai pendidikan akhlak terhadap

1. Terdapat empat macam nilai-nilai pendidikan Islam dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Muh. Abduh FAI-UMS periode 2014 yaitu: nilai keimanan, akhlak, ibadah dan

Ketiga, nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam tradisi gugur gunung adalah nilai pendidikan religius (nilai akidah, nilai akhlak, nilai ibadah, nilai kemasyarakatan)

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT yang terdiri dari: takwa, ikhlas, khauf dan raja,

Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Tradisi Sarafal Anam Dari keterangan msyarakat Desa Talang Rio nilai pendidikan agama Islam dalam tradisi sarafal anam diantranya ialah

Nilai pendidikan akhlak kepada manusia tercermin dalam silaturahmi,11 yaitu dalam pelaksanaan tradisi Kenduri yang membutuhkan banyak orang, sehingga dalam proses atau pelaksanaan