• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MENDAYUNG IMPIAN KARYA REYHAN M. ABDURROHMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MENDAYUNG IMPIAN KARYA REYHAN M. ABDURROHMAN."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MENDAYUNG

IMPIAN KARYA REYHAN M. ABDURROHMAN

SKRIPSI

Oleh :

KIKI RIO RISKHA NIM : D01212024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MENDAYUNG

IMPIAN KARYA REYHAN M. ABDURROHMAN

Skripsi

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh :

KIKI RIO RISKHA NIM : D01212024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Rio Riskha, Kiki. D01212024. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel

Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurrohman. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing Drs. H. Achmad Zaini, MA.

Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Mendayung Impian

Mendayung Impian adalah novel solo kedua Reyhan M. Abdurrohman. Novel ini berawal dari impian masa kecilnya. Mimpi semasa kecil yang berubah-ubah hingga dewasa. Novel yang mengisahkan perjuangan meraih mimpi menjadi seorang guru. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman. Kisahnya begitu inspiratif dan tidak biasa yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini.

Rumusan masalah ini yaitu untuk mencari: 1) Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Islam 2) Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung

Impian. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) Nilai-nilai

pendidikan akhlak dalam Islam. 2) Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung Impian.

Penelitian ini merupaka penelitian kajian pustaka (library research). Penulis berusaha mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel

Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman. Teknik pengumpulan data

dengan cara menggali berbagai karya tulis yang relevan dengan objek pembahasan yang dikaji. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis isi (contect analysis) yaitu suatu metode yang menggunakan teknik sistematik untuk menganalisis isi data dan mengkaji data.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ...i

PERSETUUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ...iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 20

C. Tujuan Penelitian ... 20

D. Manfaat Penelitian ... 21

E. Definisi Operasional ... 21

F. Metode Penelitian ... 24

G. Sistematika Pembahasan ... 26

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Akhlak ... 27

1. Pengertian Pendidikan ... 27

2. Pengertian Akhlak ... 30

(8)

B. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak ... 34

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak ... 40

1. Akhlak Terhadap Allah SWT... 40

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ... 44

3. Akhlak Terhadap Lingkungan... 48

D. Tujuan Pendidikan Akhlak ... 49

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akhlak ... 52

1. Insting atau Naluri ... 52

2. Adat atau Kebiasaan ... 55

3. Keturunan ... 57

4. Lingkungan ... 58

5. Pendidikan ... 61

BAB III GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Tentang Objek Penenlitian ... 63

1. Biografi Penulis ... 63

2. Sinopsis Novel Mendayung Impian ... 66

3. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Mendayung Impian ... 67

B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel Mendayung Impian 1. Akhlak Terhadap Allah SWT... 68

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia ... 80

3. Akhlak Terhadap Lingkungan... 97

(9)

B. Saran ... 102 DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di zaman yang semakin maju dan berkembang ini, kita tidak bisa memungkiri bahwa pendidikan merupakan unsur penting dalam kehidupan. Kata pendidikan merupakan bagian yang sangat mempengaruhi jalan hidup manusia. Dalam kehidupan pendidikan berperan aktif untuk menentukan alur kehidupan yang akan dijalani oleh setiap manusia. Jika kualitas pendidikan yang didapat bagus, kehidupan yang didapat juga berjalan sesuai harapan.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang diarahkan untuk mematangkan potensi fitrah manusia, agar setelah tercapai kematangan itu, ia mampu memerankan diri sesuai dengan arah yang diinginkan, serta mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kepada Sang Pencipta. Kematangan di sini dimaksudkan sebagai gambaran dari tingkat perkembangan optimal yang dicapai oleh setiap potensi fitrah manusia.1

Pendidikan menjadi suatu proses pendewasaan untuk menjadikan manusia menuju tahap kedewasaannya. Pendidikan mengubah manusia yang awalnya tidak mengetahui mengenai sesuatu hal, menjadi tahu dan memahaminya. Pendidikan mampu mengubah pola pikir masyarakat primitif menjadi masyarakat yang peka akan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.

1

(11)

Pendidikan hakikatnya adalah wujud kasih sayang Allah swt kepada hambanya. Karena melalui pendidikan Allah memberikan sentuhan kasih sayang kepada hambanya yang fakir akan ilmu dunia dan akhirat. Pendidikan diturunkan Allah swt kepada setiap hambanya yang ingin memperoleh siraman ilmu. Proses pendidikan berjalan lancar apabila di dalamnya disertai kasih sayang. Dengan kasih sayang orang tua, pendidikan akan berjalan dengan baik. Dengan kasih sayang guru, pendidikan akan berjalan dengan sebagaimana mestinya. Karena kasih sayang merupakan hal yang penting sebagai penunjang kenyamanan anak didik dalam suatu proses pendidikan.

Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat di era globalisasi saat ini. Pendidikan mudah di dapatkan oleh setiap manusia. Pendidikan bisa diakses dimana saja dan kapan saja. Beragam cara dapat dengan mudah kita akses untuk mendapatkan pendidikan. Jika di era modern, tidak pandai dalam mengolah informasi, bukan pendidikan yang akan didapat melainkan pengaruh budaya asing. Budaya tersebut adalah budaya yang bertolak belakang dengan pribadi bangsa dan akan merusak moral generasi penerusnya.

(12)

Pendidikan juga merupakan pembentuk moral dan akhlak manusia itu sendiri. Kualitas akhlak dalam diri manusia semakin mengalami kemerosotan di era globalisasi saat ini, atau bahkan sama sekali tidak memiliki tata krama dalam pergaulan. Di media cetak maupun media eletronik sering kita jumpai berita mengenai kemerosotan akhlak anak didik zaman sekarang.

Sangat memprihatinkan bahwa kemerosotan akhlak tidak hanya terjadi pada kalangan muda, tetapi juga terhadap orang dewasa, bahkan orang tua. Kemerosotan akhlak pada anak-anak dapat dilihat dengan banyaknya anak didik yang tawuran, mabuk, berjudi, durhaka kepada orang tua bahkan sampai membunuh sekalipun. Seringkali kita menyaksikan kemerosotan moral bangsa lewat media cetak dan elektronik. Fenomena tersebut sudah menjadi rahasia umum dan konsumsi publik setiap hari.

Namun melihat fenomena yang terjadi di kehidupan umat manusia pada zaman sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai al-Qur‟an. Akibatnya bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut mudah ditemukan di lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa yang terjadi, yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai yang terdapat di dalamnya. Budaya asing masuk dengan mudah menyalahi adat ketimuran bangsa Indonesia.

(13)

dengan cara kembali kepada ajaran agama Islam. Ajaran agama Islam akan memperbaiki kemerosotan moral anak didik jika ditanamkan sejak dini. Agar kelak anak didik dapat membentengi dirinya menjauhi budaya asing dan tidak mudah terpengaruh oleh gaya barat yang sedang menjamur saat ini.

Untuk itu diperlukan upaya yang maksimal untuk memulihkan kondisi tersebut, di antaranya dengan menanamkan kembali akan pentingnya peranan orang tua dan pendidik dalam membina moral anak didik. Ada tiga unsur pendukung dalam proses pendidikan yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut:

1. Tersedianya fasilitas penunjang belajar yang memadai. Yang berupa ruangan misalnya kelas, laboratorium, perpustakaan. Berupa alat mempermudah informasi misalnya, laptop, komputer, LCD dan fasilitas penunjang lainnya. 2. Menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Metode adalah hal yang

sangat penting yang harus diperhatikan. Metode sangat mempengaruhi untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

3. Memiliki manajemen pendidikan yang profesional. Untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, manajemen pendidikan juga berperan penting di dalamnya.

(14)

menciptakan keamanan dan sekaligus memelihara ketentraman dan kebahagiaan di masyarakat.

Persoalan akhlak yang ada saat ini terjadi adalah masalah serius. Bukan menjadi tanggung jawab negara saja, tapi tentu menjadi kewajiban setiap individu untuk saling memperbaiki diri agar kemerosotan moral bangsa tidak melunturkan budaya ketimuran bangsa kita. Karena akhlak yang buruk akan menghancurkan kehidupan bangsa dan negara. Sehingga dibutuhkan rasa tenggang rasa, saling menghormati dan menghargai antar sesama. Agar terciptanya kondisi yang aman dan tentram.

Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak mempunyai beberapa karakteristik atau ciri khas yang melekat yaitu :

1. Bersifat umum dan terperinci

Di dalam al-Qur‟an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk saling mencela dan memanggil dengan nama panggilan yang buruk.

(15)

Yaitu ajaran akhlak dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlak dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan kebahagiaan semu.

3. Universal

Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik tentang dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi, kemasyarakatan ataupun negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu meliputi segenap aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut semua interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.2

4. Keseimbangan

Yaitu ajaran akhlak dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlak Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat secara

2 Iman Abdul Mukmin Sa‟aduddin,

(16)

berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.

5. Realistik

Yaitu ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.3

Akhlak sebagai buah dari iman. Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Allah tidak mengizinkan umatnya untuk mancapai tujuan dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam. Karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Dalam pembinaan akhlak mulia, akhlak merupakan ajaran dasar dalam agama Islam yang harus diamalkan seseorang, nilai-nilai yang harus dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil. Ibadah dalam Islam erat sekali kaitannya dengan hubungan pendidikan akhlak. Ibadah dalam al-Qur‟an dikaitkan dengan ketaqwaan. Sedangkan taqwa berarti pelaksanaan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Larangan Allah swt berhubungan dengan perbuatan yang tidak baik, dan orang yang

3

(17)

bertaqwa adalah orang yang menggunakan akalnya, menjaga akhlaknya, menjalankan perintah-Nya dan itu adalah ajaran Islam yang paling dasar sebagai seorang hamba Allah swt.

Sebagai umat muslim kita harus senantiasa taat menjalankan perintah agama, yaitu dengan menjalankan segala perintah Allah, serta meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Di jaman sekarang ini, mungkin banyak diantara kita yang masih kurang memperhatikan dan mempelajari akhlak. Yang perlu diingat, bahwa Tauhid sebagai inti ajaran Islam yang memang seharusnya kita utamakan, disamping mempelajari akhlak. Karena tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah, seseorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baiknya manusia. Untuk dapat memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan tuntunan al-Qur‟an mestilah berpedoman pada Rasul Allah. Karena beliau memiliki sifat-sifat terpuji yang harus diteladani. Wajib bagi kita untuk meneladani akhlak yang telah dicontohkan Nabi Muhammad saw.

(18)

baik, agama Islam akan menjadi kokoh dalam menghadapi gempuran budaya barat yang menandakan kemerosotan akhir zaman.

Untuk dapat memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan tuntunan al-Qur‟an haruslah berpedoman pada Rasul Allah, karena beliau memiliki akhlak terpuji yang patut diteladani. Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21:







Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan Dia banyak menyebut Allah.4

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menerangkan bahwa Rasul Allah memiliki akhlak yang mulia. Akhlak Rasul Allah wajib kita teladani. Nabi Muhammad saw adalah orang yang memiliki akhlak taat kepada Allah swt, gagah berani, sabar dan tabah dalam menerima setiap cobaan yang ada. Beliau memiliki akhlak yang mulia, oleh karenanya beliau patut ditiru dan dicontoh dalam segala perbuatannya.

Dalam al-Qur‟an banyak ayat yang menerangkan tentang pendidikan akhlak. Akhlak yang dianjurkan dalam al-Qur‟an yang tertumpu pada aspek fitrah pada diri manusia manusia. Dalam al-Qur‟an surat al Isra‟ ayat 24 berbunyi:

4

(19)











Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka

berdua telah mendidik aku waktu kecil".5

Berdasarkan ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa pendidikan adalah proses yang dialami manusia pada permulahan ketika dilahirka. Oleh karena anak sejak dilahirkan di dunia dalam keadaan tidak tahu apa-apa, tetapi ia sudah dibekali Allah SWT berupa potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. Maka pendidikan anak sangat penting mengingat untuk kelangsungan perkembangannya menuju ke tahap selanjutnya.

Maka pendidikan akhlak perlu dilakukan dari mulai kecil dengan berbagai cara di antaranya:

1. Menumbuh kembangkan dorongan dari dalam yang bersumber pada iman dan taqwa.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak Al-Qur‟an lewat ilmu pengetahuan, pengalaman dan latihan.

3. Latihan untuk melakukan yang terbaik serta mengajak orang lain melakukan yang baik.

4. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik.6

5

(20)

Akhlak merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berapa perbuatan baik yang disebut akhlak mulia (mahmudah) dan perbuatan buruk yang disebut akhlak tercela (madzmumah).

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang sangat penting, sebagai individu maupun masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir batinnya sedangkan apabila akhlaknya rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.7 Akhlak terpuji merupakan sarana untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Dengan akhlak pula seseorang akan diridhai oleh Allah swt dalam melakukan segala kegiatan. Dengan akhlak juga kita akan dicintai oleh keluarga khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Akhlak yang baik akan menjadi pemberat timbangan orang mukmin di hari kiamat nanti. Allah menyukai hal tersebut, dan Dia membenci seseorang yang suka mengucapkan kata-kata kotor dan keji. Nabi Muhammad saw menjanjikan kepada orang-orang yang menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik, bahwa mereka pada hari kiamat nanti akan akan bersama baliau di Jannah (surga).8

Mengingat pentingnya pendidikan akhlak bagi terciptanya kondisi lingkungan yang harmonis, diperlukan upaya serius maksimal untuk

6

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 10.

7

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2007), h. 1.

8

(21)

menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif. Kerja keras yang terus-menerus untuk memperbaiki akhlak akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Karena disetiap usaha pasti akan ada hasil yang bisa membanggakan. Termasuk memperbaiki akhlak melalui proses pendidikan akhlak sejak dini. Pendidikan akhlak berfungsi sebagai panduan bagi manusia agar mampu memilih dan menentukan suatu perbuatan dan selanjutnya menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Akhlak dapat dijadikan tolok ukur tinggi rendahnya suatu bangsa. Seseorang akan dinilai bukan karena jumlah materinya yang melimpah, ketampanan wajahnya dan bukan pula karena jabatannya yang tinggi. Allah swt akan menilai hamba-Nya berdasarkan tingkat ketakwaan dan amal (akhlak baik) yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki akhlak mulia akan dihormati masyarakat, akibatnya setiap orang di sekitarnya merasa tentram dengan keberadaannya dan orang tersebut menjadi mulia di lingkungannya.

Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.9 Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.10

9

Ahmad A.K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Reality Publisher, 2006), h. 45.

10

(22)

Pendidikan akhlak merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun sebuah rumah tangga yang sakinah. Suatu keluarga yang tidak dibangun dengan pendidikan akhlak tidak akan dapat hidup bahagia sekalipun kekayaan materialnya melimpah. Sebaliknya terkadang suatu keluarga yang serba kekurangan dalam masalah ekonominya, dapat bahagia berkat pembinaan akhlak pada keluarganya yang ditanamkan sejak dini. Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua dalam hubungan dan pergaulan antara ibu dan bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, akan menjadi teladan bagi anak-anak.11

Ada banyak pengetahuan yang dapat kita pelajari tentang pendidikan akhlak. Kita bisa mencari informasi mengenai pendidikan akhlak melalui koran, majalah, internet dan buku. Buku yang membahas mengenai pendidikan akhlak sangat banyak, seperti karya sastra contohnya. Karya sastra merupakan hasil kreasi ide manusia yang berupa keindahan dalam segi tata bahasa. Melalui sastra manusia dapat mengekspresikan dan menuangkan ide pemikiran kreatif yang dimilikinya. Sastra berperan dalam membantu menyampaikan makna yang akan dibuat oleh seseorang. Karya sastra sebagai bentuk yang dihasilkan manusia dalam menuangkan ide kreatif yang dimilikinya. Pada hakikatnya karya sastra adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.

11

(23)

Salah satu contoh karya sastra adalah berupa novel. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca dalam menghayati isi novel kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam sebuah novel yang dibaca.

Menurut kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda jauh dengan roman. Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih detail dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak. Jadi jangan menyalah artikan bahwa novel dan roman itu sama, tetapi mereka memiliki perbedaan.

Terdapat beberapa novel yang menyajikan realitas kehidupan berakhlakul karimah yang baik. Salah satu novel yang memiliki alur cerita tentang pendidikan akhlak salah satunya yang mudah adalah Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel pertama Andrea Hirata, Laskar Pelangi, telah berkembang bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah.12 Novel ini berkisah tentang pengorbanan dalam menuntut ilmu dan pengorbanan untuk mencapai cita-cita yang diimpikan. Nilai intrinsik yang didapat adalah semangat dalam menggapai impian

12

(24)

mesikipun banyak cobaan dan rintangn yang dihadapi. Semangat itulah yang ternyata dapat mengalahkan segala aral dan rintangan yang menghadang.

Tetapi pada kali ini novel yang menarik untuk dibahas adalah novel

Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman. Novel ini merupakan mimpi

pengarang. Karya fiksi ini merupakan mimpi pengarang yang diimpikan sejak kecil. Novel ini merupakan ekspresi hasrat kuat seorang murid yang pernah berjanji dalam hati, saat masa kanak-kanak, untuk mengukir namanya menjadi pahlawan tanpa tanda jasa yang mendidik tanpa pamrih.

Novel Mendayung Impian syarat dengan nilai-nilai akhlak dan pendidikan, yang jarang ada karya-karya seperti ini. Mendayung Impian adalah karya yang menjadi impian pengarang dan dapat menginspirasi pembaca. Seseorang yang berjuang untuk mengabdikan sedikit hidupnya, membagi ilmunya, dan berbagi keberuntungan melalui SD Mini Penggerak. Seseorang yang akan membantu sekolah tersebut menjadi lebih baik lagi.

(25)

Di novel tersebut, Reyhan M. Abdurrohman menceritakan perjuangan dalam mencapai tempat yang ingin dituju. Dengan berbagai kendala yang ada menuju SD Mini Penggerak, Reyhan M. Abdurrohman menuliskannya seolah nyata. Seperti kendala transportasi, medan yang jauh dan jalan yang belum diaspal. Di dalam novel ini juga diciptakan sosok seorang guru yang menginspirasi, yang dengan segala keterbatasan fasilitas sekolah ia tetap sabar, ikhlas dan tulus untuk mengajar anak-anak (murid-murid). Semangat anak-anak-anak-anak didiknya yang menjadi pengobar jiwanya, karena walau dalam situasi yang tidak memungkinkan mereka tetap mempunyai semangat belajar yang tinggi, ulet, sabar, ikhlas, gigih, tulus, jujur, sederhana, taqwa, tawakal dan disiplin.

Dalam halaman pertama novel Mendayung Impian tersebut, ada beberapa tokoh pendidikan yang memberikan komentar terhadap novel karya Reyhan M. Abdurrohman ini.

Slamet Riyanto, Pengajar Muda IV Kabupaten Bima-NTB gerakan Indonesia Mengajar mengungkapkan bahwa Mendayung Impian adalah “Sebuah novel yang inspiratif. Gambaran perjuangan atas sebuah mimpi mencerdaskan anak bangsa. Sentuhan cerita cinta menambah nikmat novel ini. Membacanya mampu

mengembalikan saya pada kenangan ketika setahun bertugas di pojok negeri.”13

Pada novel Mendayung impian ini menceritakan bahwa Vano pergi ke daerah terpencil di pedalaman daerah Kalimantan Barat, yakni di daerah Taman Nasional

13

(26)

Danau Setarum.14 Daerah tersebut jauh dari kota dan di hutan belantara. Vano pergi ke tempat tersebut untuk mengabdikan dirinya menjadi guru muda. Guru yang menjadi tumpuan harapan anak didiknya yang jauh akan fasilitas yang harusnya mereka dapatkan sebagai anak Indonesia. Hal itulah yang mengingatkan Slamet Riyanto, tentang perjuangannya dahulu, ketika ia mengabdikan dirinya di gerakan Indonesia Mengajar. Ia mengajar setahun di daerah terpencil, dan tempatnya di pelosok Indonesia. Harus berpisah dengan keluarga tercinta, demi mencerdaskan kehidupan bangsa.

Annisa Moezha, cerpenis Alumni gerakan UNDIP mengajar angkatan 1 mengatakan “Lewat novel ini sebuah pesan berharga telah menggugah kita atas nama kecerdasan Indonesia. Bagaimana misi mulia itu dikemas dalam cerita yang inspiratif dan tidak biasa. Baca ini! Sekali bermimpi, terinspirasi seumur hidup.”15

Awalnya sejak kecil Vano bermimpi untuk menjadi guru. Tetapi orang tuanya menyuruhnya untuk melanjutkan bisnis yang dimiliki oleh orang tuanya. Tetapi hati kecilnya berontak, melawan keinginan orang tuanya. Vano bertekad meraih mimpinya dan memperjuangkannya. Vano berjuang tanpa lelah. Karena mimpi yang ia miliki, yang akan menjadi tumpuan harapannya. Lewat mimpi yang ia miliki, Vano berjuang mewujudkan mimpinya. Hal inilah yang menjadi inspirasi dalam usaha meraih apa yang ia dambakan, yaitu menjadi guru di daerah terpencil. Menjadi guru yang ikhlas tanpa dibayar. Vano menyumbangkan energi, pikiran dan tenaga untuk

14

Ibid., h. 14.

15

(27)

mencerdaskan anak-anak dipedalaman tersebut. Bukan untuk materi, tetapi lebih dari itu. Vano berharap mereka juga meraih mimpi yang mereka idamkan.

Redy Kuswanto, relawan di museum anak kolong tetangga mengungkapkan

“Ini kisah tentang pengabdian dan panggilan jiwa, cita-cita yang luhur, passion yang

luar biasa, arti berbagi dan makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Sangat Inspiratif!

Sepertinya buku ini wajib dibaca para generasi muda saat ini-dimana banyak di antara

mereka telah kehilangan „kepekaan sosial‟ dan cenderung selfish.”16

Vano memberikan sedikit ilmunya untuk anak-anak penerus bangsa. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak. Vano memberikan sedikit ilmu yang ia punya dengan tanpa pamrih. Bahkan Vano tak ingin dibayar sedikit pun, ia ikhlas menyumbangkan ilmu yang ia miliki untuk anak-anak SD Mini Penggerak. Vano hanya ingin menyumbangkan ilmu yang dia punya agar bermanfaat bagi anak-anak tersebut kelak jika mereka dewasa. Senyum hangat para anak-anak tersebut yang Vano harapkan, bukan materi yang melimpah.

Azkiyatun Nufus Hakim, mahasisiwi PGSD Universitas Muria Kudus menerangkan “Mendayung Impian membuat saya lebih termotivasi sebagai calon guru SD. Semakin mengerti apa arti ketulusan sebuah perjuangan untuk meraih

mimpi. Novel yang inspiratif dan mampu menggugah nurani saya.”17

Vano mengajar di SD Mini Penggerak. SD di pinggir hutan belantara. Dengan fasilitas seadanya, tanpa fasilitas yang layak seperti sekolah-sekolah kota. Dinding

16

Ibid.

17

(28)

kelas yang terbuat dari kayu, jam dinding yang sudah usang dan foto pahlawan yang sudah dimakan rayap adalah makanan Vano setiap hari. Kelas yang tanpa adanya kesan kemewahan, tetapi para siswa memiliki semangat belajar yang sangat tinggi. Vano tidak memperdulikan keadaan ruang kelas yang begitu miris, yang Vano lihat adalah semangat juang anak-anak dalam memperoleh ilmu di sekolah tersebut. Semangat yang jarang Vano lihat di kota besar, karena di kota besar fasilitas yang memadai tetapi peserta didik malas untuk belajar. Berbeda pada SD Mini Penggerak ini, meskipun fasilitas sekolah yang kurang memadai anak-anak berjuang keras untuk mewujudkan mimpi mereka. Mimpi yang akan Vano perjuangkan demi kebahagiaan anak-anak.

Zaenal Muttaqin, guru SDN Jatimakmur V Kota Bekasi mengatakan “Buku ini bukan sekedar urusan mimpi. Siapa pun yang mengaku peduli terhadap pendidikan harus membaca buku ini.”18

Sebenarnya Vano adalah anak pengusaha kaya. Ayahnya memiliki bisnis yang berkembang pesat. Hidupnya berkecukupan. Fasilitas yang Vano dapat dari orang tua berupa rumah mewah, mobil, ATM sudah Vano nikmati. Vano bisa memilih kuliah di Universitas yang bertaraf Internasional. Dan Vano bisa juga melanjutkan S2 di luar negeri. Semua itu Vano kesampingkan demi mengamalkan sedikit ilmunya. Vano lebih memilih menjadi guru di SD Mini Penggerak, yang tempatnya di pelosok

18

(29)

Kalimantan Barat. SD yang sama sekali tidak Vano bayangkan sebelumnya. Sekolah yang sangat berbeda dengan sekolahnya dahulu.

Novel Mendayung Impian mengangkat impian pengarang dalam mengabdikan dirinya menjadi seorang guru. Mengabdikan diri dalam dunia pendidikan. Rela berkorban tanpa imbalan. Berjuang untuk pendidikan anak-anak Indonesia yang memiliki bekal saat mereka dewasa. Usaha untuk mendapatkan ilmu dengan fasilitas yang kurang memadai mereka jadikan pemompa semangat.

Nilai pendidikan dalam novel Mendayung Impian ini sarat akan nilai-nilai akhlak dan dikemas dengan bahasa yang mengalir, mudah dicerna dan diresapi. Selain itu, novel ini juga menjadi sebuah inspirasi oleh banyak pembacanya untuk lebih menghormati kehidupan. Mensyukuri setiap nikmat dan karunia yang diberikan Allah SWT. Karena di luar sana masih banyak yang kurang beruntung dari kita untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Novel karangan Reyhan M. Abdurrahman telah diteliti banyak peneliti antara lain oleh Eziana Karlingga, pada tahun 2015 yang mengangkat nilai budaya pada novel tersebut dengan judul skripsi Analisis Perbandingan Nilai Budaya Novel

Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurrahman Dengan Novel Negeri 5 Menara

dan diteliti juga oleh Deswita Mona, pada tahun 2015 yang menitik beratkan pada nilai pendidikan dengan judul skripsi Analisis Nilai Pendidikan Novel Mendayung

Impian Karya Reyhan M. Abdurrahman.

(30)

novel tersebut, dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Novel

Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurrohman.

B.Rumusan Masalah

Masalah atau problematika adalah hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Islam?

2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diperoleh dalam novel

Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman?

C.Tujuan

Tujuan penelitian dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Islam.

2. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diperoleh dalam novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman.

D.Manfaat Penelitian

(31)

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan khasanah keilmuwan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat diperoleh dalam novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman. Serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam lingkup Pendidikan Agama Islam.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi kepada masyarakat umum bahwa banyak pelajaran yang dapat diperoleh dari sebuah karya sastra (novel). Dengan demikian juga dapat meningkatkan minat baca masyarakat umum dan serta dapat dijadikan bahan penelitian bagi mereka yang berminat untuk meneliti karya sastra (novel).

E.Definisi Operasional

Untuk lebih memudahkan dalam memahami penggunaan istilah dalam skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah sebagai penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami berbagai istilah dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai menurut bahasa memiliki arti hal-hal penting / berguna bagi kemanusiaan,19 sedangkan menurut istilah nilai adalah esensi yang melekat pada suatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia.20

2. Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak untuk memajukan

19

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN, 1998), h. 801.

20

(32)

kehidupan anak didik selaras dengan dunianya. Dalam pendidikan diberikan tuntunan oleh pendidik kepada pertumbuhan anak didik untuk memajukan kehidupannya. Maksud pendidikan ialah menuntun segala kekuatan kodrati anak didik menjadi manusia dan anggota masyarakat yang mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.21 Dengan kata lain makna dari pendidikan menurut bahasa adalah pengajaran. Menurut istilah arti kata pendidikan adalah memberi pembinaan, menyampaikan pengajaran, melatih ketrampilan, memberi motivasi kepada peserta didik ke arah yang maksimal dalam setiap prosesnya.

3. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.22

4. Novel Mendayung Impian, sebuah novel yang berangkat dari mimpi penulis di masa kecilnya. Penulis juga terinspirasi oleh organisasi Indonesia Mengajar yang berkat jasa organisasi ini banyak siswa di desa terpencil mendapat pendidikan yang lebih layak dari beberapa orang guru yang mengabdikan dirinya selama satu tahun mengajar. Bukan hanya pengajar muda yang mendapat pengalaman berharga tetapi khususnya murid di daerah terpencil bisa merasakan sedikit ilmu yang diperoleh dari pengajar muda. Hasil karya sastra Reyhan M. Abdurrohman ini sangat menginspisai bagi dunia pendidikan. Cerita yang terinspirasi dari cita-cita masa kecilnya untuk mengabdikan dirinya

21

Wasty Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia, (Surabaya: Usaha Nasional, 1987), h. 12.

22

(33)

menjadi seorang pahlawan bagi Nusa dan Bangsa. Seorang pahlawan tanpa tanda jasa di daerah pelosok negeri adalah mimpi besarnya.

Dari penegasan istilah diatas maksud dari penilitian yang berjudul nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman yaitu nilai pendidikan akhlak adalah hal yang penting yang harus dimiliki oleh peserta didik yang harus ditanamkan sejak dini, melalui proses pendidikan pendidikan akhlak harus diajarkan untuk mengubah cara berfikir dan tingkah laku peserta didik dengan cara pengajaran yang sesuai. Pendidkan akhlak merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Lewat novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman ini, kita akan mempelajari banyak hal tentang nilai-nilai pendidikan akhlak. Nilai-nilai-nilai sosial yang syarat akan pengalaman. Novel

Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman menceritakan berbagai contoh

nilai-nilai pendidikan akhlak. Dan novel ini sangat menginspirasi kita untuk memperbaiki kualitas pendidikan di negara Indonesia.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of

(34)

fakta yang ada, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan.

Prosedur dari penelitian yang akan digunakan adalah untuk menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis. Pendekatan ini, data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.23

2. Metode Pengumpulan Data

Pada metode pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber data dalam penelitian kali ini adalah metode dokumentasi

(documentation research methode). Dari pencarian data model dokumentasi tersebut,

diharapkan terkumpulnya dokumen atau berkas untuk melengkapi seluruh unit kajian data yang akan diteliti dan dianalisa lebih lanjut.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan penulis adalah kualitatif. Penulis mencoba mengkaji dan melakukan analisis mengenai novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohman.

b. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud disini adalah sumber data yang diperoleh penulis. Sumber data yang diperoleh penulis terbagi menjadi dua yaitu:

23

(35)

1). Data primer dalam penelitian adalah novel novel Mendayung Impian karya Reyhan M. Abdurrohmantahun 2014 .

2). Sedangkan untuk sumber data sekunder, data lainnya adalah kumpulan berbagai literatur buku, jurnal dan karya tulis lain yang berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya khazanah intelektual dalam kajian.

4. Metode Analisis Data

Proses menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yang terdiri dari tiga kegiatan, diantaranya adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Pertama, setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data yang telah ada, yaitu dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data, dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan. Tahap kedua, data akan disajikan dalam bentuk narasi, kemudian tahap ketiga akan menyimpulkan data yang telah di peroleh.

Penelitian ini menggunakan pola induksi yaitu berupa menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus khusus berupa hasil interpretasi. Hal ini berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai kenyataan yang dihadapi dan dipelajari karena ini bertumpu pada kebenaran otentik.

(36)

Untuk mempermudah dalam memahami penulisan skripsi ini, maka penulis membagi skripsi ini dalam beberapa bagian. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut:

Sebelum memasuki bab-bab dalam skripsi ini, terlebih dahulu disajikan halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman persetujuan tim penguji, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahasan, kata pengantar, halaman daftar isi, abstraks dan deklarasi.

BAB I Pendahuluan, yang meliputi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian Teori, yang meliputi tentang pendidikan akhlak: pengertian pendidikan akhlak, dasar-dasar pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak. Bab III Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi gambaran umum dan analisis data novel Mendayung Impian yang terdiri dari: biografi Reyhan M. Abdurrohman, riwayat pendidikan pengarang dan karya-karyanya. Sinopsi novel Mendayung

Impian. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung Impian. Analisis

nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Mendayung Impian.

(37)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

Istilah “pendidikan akhlak” terdiri dari dua suku kata yaitu yang pertama

“pendidikan” dan kedua adalah “akhlak”. Intuk mengetahui pengertian

“pendidikan akhlak” maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian pendidikan

dan pengertian akhlak. 1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik yang diberi awalan pe dan akhiran kan, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.1

Menurut bahasa kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang,

dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata

“pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya”allama”.

Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan

“Pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah Islamiyah”. Dalam

bentuk kata benda, kata “rabba” ini digunakan juga untuk “Tuhan”, mungkin karena

Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, malah pencipta.2 Kata

“ta’lim” dengan kata kerjanya “allama” juga sudah digunakan pada zaman Nabi.

(38)

Kata “allama” mengandung makna sekedar memberitahu atau memberi

pengetahuan.

Menurut istilah, pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagaimana mestinya.

Menurut Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, pendidikan adalah: proses mengubah tingkah laku individu, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profes i asasi dalam masayarakat.3

Menurut Nelson B. Henry, education is the process by which those powers (abilities, capacities) of the man that are susceptible to habituation are perfected

by good habits.4 Artinya, pendidikan adalah merupakan suatu proses di mana

kemampuan seseorang dapat terpengaruh oleh kebiasaan yang berupa kebiasaan yang baik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa "Pendidika n adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

(39)

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".5

Dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang digunakan untuk menandai konsep pendidikan, yaitu tarbiyah (ةّيبرت), ta’lim (ميلعت) dan ta’dib (بيدأت). Istilah tarbiyah menurut para pendukungnya berakar pada tiga kata. Pertama, kata raba yarbu (وبري ,بر) yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabiya yarba (ىبري,يبر) berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, rabba

yarubbu ( وّبري ,ىّبر) yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan

memelihara. Kata al-Rabb ( رلا), juga berasal dari kata tarbiyah dan berarti mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaannya secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.6

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperole h pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah "The total process of developing human and behavior, drawing on almost all life’s experiences".

(Seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilak u manusia, juga proses penggunaan seluruh pengalaman kehidupan). Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan berarti tahapan

(40)

kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan institus i-institusi lainnya.7

Menurut penulis, dari beberapa pengertian pendidikan di atas pendidikan dapat diartikan dengan, segala usaha yang orang dewasa lakukan secara sadar dan terencana untuk melakukan bimbingan dalam pergaulan sehari-hari dengan anak-anak untuk mengembangkan potensi perkembangan jasmani dan rohani anak-anak ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik. Usaha tersebut untuk menumbuh kembangkan potensi anak didik melalui proses pendidikan, agar melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Kebiasaan yang baik merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan yang telah dilalui.

2. Pengertian Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.8 Tabiat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa. Bahasan mengenai akhlak dapat dijumpai dalam al-Qur’an sebagai dalam surat al -Qalam ayat 4:

(41)





Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.9

Adapun definisi akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerluka n pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Selanjutnya Abuddin Nata dalam bukunya Pendidikan Dalam Persfektif

Hadits mengatakan bahwa ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak.

Pertama perbuatan akhlak tersebut sudah menjadi kepribadian yang tertanam kuat

dalam jiwa seseorang. Kedua perbuatan akhlak merupakan perbuatan yang dilakukan dengan acceptable dan tanpa pemikiran (unthouhgt). Ketiga, perbuatan akhlak merupakan perbuatan tanpa paksaan. Keempat, perbuatan dilakukan dengan sebenarnya tanpa ada unsur sandiwara. Kelima, perbuatan dilakukan untuk menegakkan kalimat Allah.10

Menurut Elizabeth B. Hurlock, behaviour which may be called “true

morality” not only conforms to social standarts but also is carried out voluntarily,

it comes with the transition from external to internal authority and consist of

conduct regulated from within.11 Artinya, bahwa tingkah laku boleh dikatakan

sebagai moralitas yang sebenarnya itu bukan hanya sesuai dengan standar masyarakat, tetapi juga dilaksanakan dengan suka rela, tingkah laku it terjadi

9 Mahmud Junus, Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim, (Bandung: Al-Ma’arif, 1990), Cet. IX. 379.

10 Abuddin Nata dan Fauzan, Pendidik an Dalam Perspek tif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. II, h. 274.

(42)

melalui transisi dari kekuatan yang ada di luar (diri) dan ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalam melakukan (bertindak) yang diatur dalam diri.

Menurut Zahrudin AR, kata “akhlak” yang dikaji dari pendekatan etimologi

mengatakan bahwa perkataan “akhlak” berasal dari bahasa arab, jama’ dari bentuk

mufrad-nya “khuluqun” yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian

dengan perkataan “khaliq” yang berarti pencipta, dan “makhluk” yang berarti yang

diciptakan.12

Menurut penulis dari beberapa definisi-definisi akhlak yang telah diuraikan ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil apabila suatu sikap dapat dikategorikan sebagai akhlak jika memenuhi kategori sebagai berikut ini:

Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ula ng

dalam diri seseorang sehingga menjadi kebiasaannya.

Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan tanpa sadar yang

dilakukan seseorang. Tetapi ini bukan berarti bahwa seseorang tersebut lupa ingatan, gila, dan tertidur . ini terjadi karena dilakukan tanpa pikir panjang.

Ketiga, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan alamiah, terjadi

dengan sendirinya dan tidak ada unsur paksaan.

Keempat, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan tanpa adanya

sandiwara, main-main. Karena ini dilakukan secara sungguh-sungguh.

(43)

Kelima, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan semata-mata

mengharap ridha Alllah swt. Agar Allah swt meridhoi setiap jalan yang akan dilalui oleh hambanya yang berakhlak.

Jadi bahwasannya akhlak merupakan suatu sikap atau kehendak manusia disertai dengan niat yang tentram dalam jiwa yang berlandaskan al-Qur’an dan al -Hadits yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan atau kebiasaan-kebiasaan secara mudah tanpa memerlukan pembimbingan terlebih dahulu. Jiwa kehendak jiwa itu menimbulkan perbuatan-perbuatan dan kebiasaan-kebiasaan yang bagus, maka disebut dengan akhlak yang terpuji. Begitu pula sebaliknya, jika menimbulkan perbuatan-perbuatan dan kebiasaan-kebiasaan yang jelek, maka disebut dengan akhlak yang tercela.

3. Pengertian Pendidikan Akhlak

Setelah dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan pengertian akhlak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa analisa sampai ia menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan. Ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon yang instingtif di dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan. Di samping terbiasa melakukan akhlak mulia.13

(44)

Menurut penulis, pengertian akhlak adalah segala usaha yang orang dewasa lakukan secara sadar dan terencana untuk melakukan bimbingan kepada anak-anak agar mengembangkan potensi yang dimiliki baik berupa perkembangan jasmani dan rohani melalui penanaman nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari. Agar anak bisa bertumbuh kembang ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik. Supaya anak juga menerapkannya dan membisakan dirinya untuk berfikir positif, berbudi pekerti luhur, sopan santun, ramah tamah dan berakhlak baik dengan berpegang teguh pada ajaran agama Islam.

B. Dasar-Dasar Pendidikan Akhlak

Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan akhlak dalam agama Islam bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam Agama Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat.14

Seluruh umat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Qu’ran dan Sunnah) adalah sebagai sumber dasar pendidikan akhlak manusia. al-Qur’an hingga sekarang masih terjaga keasliannya. Kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak ditemukan hadis-hadis yang tidak benar (dha’if/palsu)

Sebagaimana hadits Rasul yang diriwayatkan dari Abu Hurairah berikut:

(45)

ْ نَأ ِهْيِقَفْلا ِقاَحْسِا ِنْب ِرْكَب ْوُ بَا َََرَ بْخَأ

ِدّمَُُ ََْأَب

ْكّسلا ِنْب ىَسْيِع ِنْب

اََ ث ىِطِساَوْلا ِر

ىَسْوُم ِنْب ِحِلاَص اََ ث ِِّضلاَو َرَمُع ِنْب ِدُوَاد

ِنْب ِزْيِزَعْلا ِدْبَع ْنَع ىِحَلّطلا

َر

ْنَع ِعْيِف

ُهَْع ُه َيِضَر َةَرْ يَرُ َِِْأ ْنَع ِحِلاَص ِنْبا

َق

ُه ىّلَص ِه َُْوُسَر ََاَق :ََا

َع

:َمّلَسَو ِهْيَل

ْوّلِضَت ْنَل َِْْ ئْ يَش ْمُكْيِف ُتْكَرَ ت ْدَق ْيِِِا"

َلَو ُِِّْسَو ِه َباَتِك اََُُدْعَ ب ا

اّدَرُ ي ْن

ىٰلَع

)مكاْا اور( " ِضْوَْْا

Dikabarkan dari Abu Bakar bin Ishak al-Fakih diceritakan dari Muhammad bin Isa bin Sakr al-Washiti diceritakan dari Umar dan Dhabi diceritakan dari shalih bin Musa ath-Thalahi dari Abdul Aziz bin Rafi dari putra Shalih dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku tinggalkan pada kalian dua (pusaka), kamu tidak akan tersesat setelah (berpegang) pada keduanya, yaitu Kitab

Allah dan sunnahKu dan tidak akan tertolak oleh haudh. (HR. Hakim).15

Dari hadits Nabi tersebut diketahui bahwa dari kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar, tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq, ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda.

Allah swt juga berfirman dalam al-Qur’an yang menjelaskan tentang perintah kepada manusia untuk melakukan hal baik dan menjauhi perbuatan buruk. Firman Allah tersebut terdapat surat luqman ayat 17-18:













(46)







Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). 18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.16

Ayat Al Qur’an di atas dapat memberi pelajaran berupa pendidikan Islami

berupa ketaatan shalat yang dapat menghindarkan manusia dari perbuatan dosa dan tercela. Shalat juga dapat menjauhkan kita dari perbuatan yang keji dan mungkar. Allah akan melindungi hati kita dari perilaku akhlak yang jelek. Shalat juga membentengi diri dari pengaruh syaitan yang berusaha menggoda manusia lewat bujuk rayunya. Shalat juga dapat mendekatkan kita kepada Allah dan selalu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan yang kita jalani.

Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menjelaskan tentang kebaikan Rasul Allah. Rasul Allah sebagai teladan bagi seluruh umat manusia. Maka selaku umat Islam kita wajib menjadikan Rasul Allah sebagai suri tauladan. Sebagai penganut Rasul Allah kita juga harus mencontoh perilaku hidup beliau untuk senantiasa cinta kepada Allah swt. sebagaimana firman Allah swt:

(47)







Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan Dia banyak menyebut Allah.17

Berdasarkan ayat tersebut di atas dijelaskan bahwasannya terdapat suri teladan yang baik, yaitu dalam diri Rasul Allah yang telah dibekali akhlak yang mulia dan luhur. Akhlak mulia adalah akhlak yang menjadi ciri khas dalam diri Rasul Allah. Dimana setiap langkah kehidupan Rasul Allah adalah contoh yang wajib diteladani oleh umatnya.

Sebagaimana telah disebutkan bahwa selain al-Qur’an, yang menjadi sumber pendidikan akhlak adalah Hadits. Hadits adalah segala sesuatu yang yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya.

Yang dimaksud Hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada Rasul Allah saw sesudah beliau diangkat menjadi Rasul, yang terdiri atas perkataan, perbuatan,

dan taqrir. Dengan demikian, maka sesuatu yang disandarkan kepada beliau

sebelum beliau menjadi Rasul, bukanlah hadits. Hadits memiliki nilai yang tinggi setelah al-Qur’an, banyak ayat al-Qur’an yang mengemukakan tentang kedudukan Nabi Muhammad saw sebagai Rasul. Oleh karena itu, mengikuti jejak Rasul Allah

(48)

sangatlah besar pengaruhnya dalam pembentukan pribadi dan watak sebagai seorang Muslim sejati.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad saw, juga dijelaskan sebagai berikut:

َر ََاَق :ََاَق ُهَْع ُه َيِضَر َةَرْ يَرُ َِِْأ ْنَع

ّلَسَو ِهْيَلَع ُه ىّلَص ِه َُْوُس

ُلَمْكَأ :َم

مأ اور( ااقُلُخ ْمُهُ َسْحَأ اَاَِْْإ َِِْْمْؤُمْلا

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasul Allah saw bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya. (HR. Ahmad).18

Hadits tersebut menerangkan bahwa perilaku akhlak adalah cerminan diri kita. Akhlak yang mulia dambaan setiap manusia. Dan orang-orang beriman akan mengutamakan akhlaknya. Seseorang yang memiliki iman sempurna adalah seseorang yang memiliki akhlak yang paling baik.

Adapun hadits yang menerangkan akhlak tercela berupa ghibah. Ghibah adalah menyebut seorang Muslim dengan sesuatu yang ada padanya dan itu tidak disukainya, baik cacat di badannya, agama, dunia, akhlak dan sifat kejadiannya. Bentuknya bermacam-macam antara lain, dengan menyebut aibnya, atau meniru tingkah lakunya dengan maksud mengejek. Seseorang yang hadir di tempat yang sedang melakukan ghibah wajib mengingkari kemungkaran itu dan membela saudaranya yang dipergunjingkan, karena Nabi Muhammad saw telah melakukan yang demikian dalam sabdanya:

(49)

يِِبّلا ِنَع ُهَْع ُه َيِضَر ِءاَدْرّدلا َِِأ ْنَع

ّلَسَو ِهْيَلَع ُه ىّلَص

َر ْنَم" َم

ِضْرِع ْنَع ّد

َ ي َراّلا ِهِهْجَو ْنَع ُه ّدَر ِبْيَغْلِِ ِهْيِخَأ

)ه سحو ىذمرلا اور( "ِةَماَيِقْلا َمْو

Artinya: Siapa yang menolak (mempertahankan) kehormatan saudaranya, maka Allah akan menghalangi wajah orang itu dari sengatan neraka pada hari kiamat.

(HR. Turmudzi dan ia menghasankannya).19

Hadits di atas menunjukkan, betapa ghibah atau yang dalam bahasa jawa

disebut “rasan-rasan”, atau ngrasani atau menggunjing merupakan perbuatan nista.

Bahkan bagi seorang yang gemar berghibah diibaratkan dengan ibarat yang sangat buruk dan menjijikkan, yaitu "memakan daging saudaranya sendiri".

Setiap orang wajib membela kehormatan dirinya, apabila hak kehormatan terganggu ia wajib mempertahankan sesuai kemampuannya masing- masing. Islam telah menjaga kehormatan setiap orang dari perkataan yang tidak disukainya dan disebutkan ketika dia tidak ada, meskipun perkataan itu sesuai kenyataan. Dengan demikian perbuatan ini merupakan kesalahan dan dosa besar.20

Dari ayat serta hadits di atas dapat dipahami bahwa ajaran Islam serta pendidikan akhlak mulia yang harus diteladani agar menjadi manusia yang hidup

sesuai dengan tuntutan syari’at, yang bertujuan untuk kemashlahatan serta

kebahagiaan umat manusia. Sesungguhnya Rasul Allah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai akhlak yang sangat mulia dan menjauhi akhlak tercela. Sebaik-baik manusia adalah yang paling mulia akhlaknya dan manusia yang paling sempurna adalah yang memiliki akhlak

al-karimah. Karena akhlak al-karimah merupakan cerminan dari iman yang

sempurna.

(50)

Menurut penulis, dasar-dasar pendidikan akhlak adalah al-Qur’an dan Hadits. al-Qur’an yang merupakan pegangan hidup yang harus dimiliki setiap umat Islam. Dengan al-Qur’an setiap persoalan yang dihadapi manusia akan menemukan jawabannya. al-Qur’an mengatur berbagai persoalan kehidupan dan akhirat, baik persoalan akhlak, tauhid dan persoalan lainnya yang begitu lengkap. Sedangkan hadis yang bersumber dari Nabi Muhammad saw, yang merupakan kekasih Allah wajib kita teladani. Karena setiap perkataan, perbuatan dan semua yang Nabi Muhammad saw lakukan adalah suri tauladan yang baik bagi kita.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak memiliki ruang lingkup. Ruang lingkup pendidikan akhlak dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Akhlak Terhadap Allah swt 2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia 3. Akhlak Terhadap Lingkungan

Selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian dari masing- masing ruang lingkup pendidikan akhlak. Akhlak terhadap Allah swt, akhlak terhadap Sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan :

1. Akhlak Terhadap Allah swt

(51)

Sebagai umat Islam kita wajib untuk patuh kepada

Referensi

Dokumen terkait

Dalam skripsi ini dapat di temukan beberapa pendidikan akhlak yang terkandung di dalam novel yaitu; Akhlak terhadap Allah dan Akhlak terhadap manusia yang

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak apa saja yang terkandung dalam novel

Pada tahun 2016 Wung Ha Zha, mengadakan penelitian tentang Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Pendidikan Islam, dengan simpulan bahwa nilai pendidikan akhlak terhadap

Bab IV Analisis Data: Dalam bab ini akan disajikan analisis mengenai: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam novel Pertemuan Dua Hati yang meliputi, Akhlak manusia

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT yang terdiri dari: takwa, ikhlas, khauf dan raja,

adalah segala aspek pendidikan diantaranya tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, materi pendidikan yang berisi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah, nilai pendidikan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: (1) Nilai pendidikan akhlak terhadap Allah, yaitu: beribadah kepada Allah (shalat dan puasa),

Eziana Karlingga. Analisis Perbandingan Nilai Budaya Novel Mendayung Impian Karya Reyhan M. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu