BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arah pembangunan kesehatan saat ini menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
Salah satu upaya preventif yaitu dilaksanakannya program imunisasi.
Program imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif untuk menurunkan angka kematian bayi, balita dan anak. Hal ini dilaksanakan untuk mengendalikan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, influenza, polio, campak dan pneumonia. Oleh karena itu, proteksi awal melalui pemberian imunisasi untuk anak usia kurang dari satu tahun sangat penting untuk dilakukan.(1)
Imunisasi tidak hanya melindungi seseorang namun juga masyarakat dengan memberikan proteksi komunitas atau yang disebut dengan herd immunity. Imunisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.(2) Imunisasi dapat menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Vaksin mengurangi risiko terkena penyakit yang bekerja dengan pertahanan alami tubuh untuk
membangun perlindungan terhadap suatu penyakit. Ketika seseorang mendapatkan vaksin, sistem kekebalan tubuh akan merespons.(3)
Di setiap negara telah memiliki vaksin untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam nyawa, membantu orang-orang dari segala usia untuk hidup lebih lama dan hidup lebih sehat. Imunisasi saat ini mencegah 3,5-5 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak. Imunisasi juga penting untuk pencegahan dan pengendalian wabah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).(3)
Menurut data yang diperoleh dari Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI), WHO, dan UNICEF mengatakan setidaknya 80 juta anak dibawah 1 tahun berisiko menderita penyakit difteri, campak dan polio akibat terganggunya pelayanan imunisasi dasar selama pandemi COVID- 19. 64% dari 107 negara mengalami gangguan atau penundaan pelaksanaan pelayanan imunisasi dasar dan 60 negara menunda pelaksanaan kampaye imunisasi terutama campak dan polio. Tentu saja itu akan berisiko untuk terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I.(4)
Menurut WHO cakupan imunisasi dasar lengkap di dunia turun dari 86% pada tahun 2019 menjadi 83% pada tahun 2020. Diperkirakan 23 juta anak di bawah usia 1 tahun tidak mendapatkan vaksin imunisasi dasar lengkap, yang merupakan jumlah tertinggi sejak tahun 2009. Pada tahun 2020, jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap meningkat sekitar 3,4 juta. Namun, pada masa pandemi COVID-19
mengalami perlambatan dalam pelaksanaan imunisasi dasar lengkap kemungkinan dikarenakan negara-negara fokus pada upaya berkelanjutan untuk mengendalikan pandemi COVID-19, dan pada pelaksanaan vaksin COVID-19.(5)
Pada tahun 2020, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional menurut data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020 sebesar 83,3%. Angka ini belum memenuhi target Renstra tahun 2020 yaitu sebesar 92,9%.
Cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap yang terendah dalam kurun waktu 2011 – 2020 sebagai dampak dari adanya pandemi COVID-19.(2) Sesuai data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 83,3% di tahun 2020 menjadi 79,6% di tahun 2021. Total sebanyak 1.419.587 bayi selama tahun 2020-2021 belum di imunisasi dasar secara lengkap. Jumlah ini menjadi jumlah tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.(6)
Cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Bandung pada tahun 2020 sebesar 93,39% yang diberikan kepada 37.366 bayi, sedangkan sasaran estimasi bayi tahun 2020 sebanyak 40.357 bayi. Besaran cakupan imunisasi dasar lengkap ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu sebesar 97,60%. Jumlah cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2020 menunjukkan jumlah terendah karena adanya dampak dari pandemi COVID-19. Sedangkan cakupan imunisasi disalah satu Puskesmas di Kota Bandung yaitu UPTD Puskesmas Margahayu Raya menurut laporan tahun
2021 cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2021 sebesar 56,6% dan belum mencapai target 100%.(7)
Penurunan cakupan imunisasi dasar lengkap pada masa pandemi COVID-19 ini ditimbulkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya dari faktor ibu atau orang tua, yaitu kurangnya pengetahuan, ketakutan akan tertularnya virus COVID-19, pengetahuan terkait jadwal imunisasi yang kurang, kurangnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan ketakutan ibu akan efek samping dari vaksin. Sedangkan dari faktor fasilitas pelayanan kesehatan yaitu berhentinya pelayanan posyandu akibat pembatasan kegiatan pada puncak pandemi COVID-19 dan kurangnya ketersediaan tenaga kesehatan karena tenaga kesehatan banyak berfokus pada pengendalian pandemi COVID-19 dan vaksinasi COVID-19, kekurangan pasokan vaksin, dan aturan pembatasan aktivitas.(6)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Novinda dan Qomaruddin pada tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Sumobito menunjukkan hasil bahwa faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar adalah sikap, kepercayaan, dukungan keluarga, akses dan informasi imunisasi.(8)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Irmalasari et al, tahun 2021, pada masa pandemi COVID-19 di Kampung Cibungbulang dan Kampung Leuweungkolot, menunjukkan hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemberian imunisasi dasar lengkap adalah faktor pengetahuan, sikap serta tidak ada pengaruh antara peran petugas kesehatan
dan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan kunjungan imunisasi dasar lengkap pada masa pandemi COVID-19.(9)
Survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF yang dilakukan pada tahun 2020 juga menemukan bahwa setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 atau khawatir tidak ada protokol kesehatan yang tepat.(6)
Kebijakan nasional dalam pelayanan imunisasi dasar lengkap pada masa pandemi yaitu dilakukan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung puskesmas karena pandemi COVID-19, seperti kesulitan dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di puskesmas atau posyandu, atau keraguan masyarakat membawa anak ke puskesmas karena takut tertular COVID-19, maka dapat dilakukan pelayanan imunisasi dasar lengkap yang sifatnya bergerak berupa kegiatan puskesmas keliling.(10)
Keberlangsungan pelayanan imunisasi ditentukan berdasarkan kebijakan daerah setempat pada Dinas Kesehatan Kota Bandung yaitu di masa pandemi COVID-19 setiap puskesmas tetap melakukan pelayanan imunisasi dasar lengkap didalam gedung puskesmas dan tidak dilakukan pada posyandu serta Dinas Kesehatan dan Puskesmas melakukan pemantauan intensif terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap dan surveilans PD3I untuk mendapatkan gambaran tingkat perlindungan di masyarakat dan mengidentifikasi kelompok masyarakat yang berisiko
terjadinya KLB untuk menjadi prioritas dalam kegiatan kejar imunisasi setelah pandemi COVID-19 berakhir.(7)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji terkait
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Dibawah Dua Tahun (BADUTA) Saat Pandemi COVID-19 di Puskesmas Margahayu Raya Tahun 2022”.
B. Identifikasi Masalah
Pandemi COVID-19 berdampak pada masalah kesehatan salah satunya adalah imunisasi dasar lengkap. Cakupan imunisasi dasar lengkap mengalami penurunan selama pandemi COVID-19 sehingga banyak anak yang status imunisasi dasarnya tidak lengkap. Banyak faktor yang berhubungan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada anak BADUTA saat pandemi COVID-19. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (BADUTA) Saat Pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung tahun 2022?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada anak dibawah 2 tahun (Baduta) Saat Pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi gambaran kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta), pengetahun ibu, sikap ibu, efek samping vaksin, akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga.
2) Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
3) Mengetahui hubungan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
4) Mengetahui hubungan antara efek samping vaksin dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
5) Mengetahui hubungan antara akses ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
6) Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
7) Mengetahui variabel yang paling dominan berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak dibawah 2 Tahun (Baduta).
2. Manfaat Praktis a. Bagi responden
Dapat menumbuhkan kesadaran bagi ibu yang mempunyai anak dibawah 2 tahun (baduta) untuk segera melengkapi imunisasi dasar lengkap ke fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bagi Puskesmas Margahayu Raya
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi dasar lengkap kepada seluruh anak dibawah 2 tahun (baduta) sehingga cakupan imunisasi dasar lengkap dapat mencapai target.
c. Bagi STIKes Dharma Husada Bandung
Sebagai tambahan informasi terkait faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak dibawah 2 tahun (baduta).
d. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pustaka dalam melakukan penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup tempat
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung.
2. Lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022.
3. Lingkup materi
Materi dalam penelitian ini membahas terkait “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak Dibawah Dua Tahun (BADUTA) Saat Pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Margahayu Raya Kota Bandung Tahun 2022”.