• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit ... - Unisba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit ... - Unisba"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 berwarna hitam, sedangkan pada tahun 2013 berwarna merah. Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 berwarna merah, sedangkan pada tahun 2013 berwarna merah. Indocement juga merupakan satu-satunya produsen semen putih di Indonesia. Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 adalah emas, sedangkan pada tahun 2013 adalah hijau.

Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 adalah emas, juga pada tahun 2013. Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 adalah biru, pada tahun 2013 perusahaan tidak mengalami peningkatan yaitu pada posisi biru. Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 adalah biru, pada tahun 2013 perusahaan tidak mengalami peningkatan, tetap berada pada posisi biru.

Kategori kinerja lingkungan yang ditetapkan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 berwarna biru, dan tetap biru pada tahun 2013. Kategori kinerja lingkungan yang ditetapkan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 berwarna merah dan tetap berada pada peringkat merah pada tahun 2013. Kategori kinerja lingkungan yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 berwarna merah dan pada tahun 2013 perusahaan mengalami peningkatan pada kategori PROPER menjadi biru.

Kategori kinerja lingkungan hidup yang diberikan PROPER kepada perusahaan pada tahun 2012 adalah biru, dan pada tahun 2013 tetap berada pada peringkat biru.

Deskripsi Data Penelitian

Kinerja Lingkungan pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013

Peringkat BENAR untuk perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2013. Jika disajikan dalam bentuk grafik, data PROPER pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013. Grafik di atas menunjukkan peringkat PROPER perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013.

Pada tahun 2012, mayoritas perusahaan sektor Industri Dasar dan Kimia sebanyak emiten mempunyai peringkat PROPER biru, sedangkan yang paling sedikit yaitu hanya 1 (4,55%) perusahaan tercatat yang mempunyai peringkat PROPER hitam, yaitu perusahaan adalah PT. Pada tahun 2013, mayoritas perusahaan sektor industri Dasar dan Kimia sebanyak emiten mempunyai peringkat REAL biru, sedangkan paling sedikit 1 (4,55%) perusahaan tercatat mempunyai peringkat REAL emas, perusahaan tersebut adalah PT.

Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013

Return on Assets (ROA) Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013. Jika disajikan dalam bentuk grafik, data ROA perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013. Return on aset perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2013.

Pada grafik di atas terlihat bahwa return on aset (ROA) perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI cenderung meningkat. Pada tahun 2012, rata-rata nilai Return on Assets (ROA) perusahaan sektor Industri Dasar dan Kimia sebesar 2,69%, dengan nilai ROA tertinggi mencapai 23,30% dimiliki oleh PT. Pada tahun 2013, rata-rata Return on Assets (ROA) perusahaan pada sektor Industri Dasar & Kimia sebesar 3,49%, dengan ROA tertinggi sebesar 21,10% dimiliki oleh PT.

Pengungkapan Informasi Lingkungan pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-

Keterbukaan Informasi Lingkungan Hidup pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013 No. Jika disajikan dalam bentuk grafik, data pengungkapan lingkungan hidup perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013. Keterbukaan Informasi Lingkungan Hidup pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013.

Pada gambar grafik di atas terlihat bahwa keterbukaan informasi lingkungan hidup pada perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI cenderung meningkat. Pada tahun 2012, rata-rata pengungkapan informasi lingkungan hidup pada perusahaan sektor industri Dasar dan Kimia sebesar 43,82% dengan nilai pengungkapan tertinggi sebesar 100% dimiliki oleh PT. Pada tahun 2013, rata-rata pengungkapan informasi lingkungan hidup pada perusahaan sektor industri Dasar dan Kimia adalah sebesar 54,59% dengan nilai pengungkapan tertinggi adalah 100% dimiliki oleh PT.

Analisis Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Uji Asumsi Klasik

  • Uji Normalitas
  • Uji Heteroskedastisitas
  • Uji Autokorelasi

Pengujian hipotesis klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum model regresi terbentuk, sehingga model regresi yang terbentuk menghasilkan estimasi BIRU (best linear unbiased estimasi). Secara teoritis, model regresi linier akan menghasilkan estimator parameter yang valid jika memenuhi asumsi residual (ɛ ) mengikuti fungsi distribusi normal, dengan asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi. Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah variabel perancu atau residu dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik seharusnya memiliki residu yang berdistribusi normal.

Secara visual uji normalitas sisa dapat dideteksi pada plot probabilitas kriteria uji. Jika hasil pengamatan (data sisa) tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi mempunyai residu yang berdistribusi normal. Pada grafik di atas terlihat hasil pengamatan (data sisa) tersebar disekitar garis dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang akan dibentuk mempunyai residual yang berdistribusi normal. Untuk memperkuat secara visual hasil pengujian pada grafik plot probabilitas di atas, dapat digunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residu pada model regresi berdistribusi normal. Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai probabilitas yang diperoleh (Asymp.Sig) sebesar 0,204 lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa residu dalam model regresi berdistribusi normal sehingga model memenuhi salah satu asumsi pengujian regresi.

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah varians data sisa pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain berbeda atau tetap. Model regresi yang baik harusnya terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Jika varians sisa dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya disebut heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat digunakan dengan korelasi rank spearman dengan mengkorelasikan variabel independen dengan residu absolut (Abs_Res). Tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,107 lebih besar dari 0,05.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa model bebas dari heteroskedastisitas sehingga model memenuhi salah satu syarat untuk pengujian regresi. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara confounding error pada data observasi observasi satu dengan observasi lainnya pada model regresi linier.Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari permasalahan autokorelasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang akan dibentuk bebas dari autokorelasi sehingga model telah memenuhi salah satu syarat untuk pengujian regresi.

Gambar 4.4  Grafik Probability Plots
Gambar 4.4 Grafik Probability Plots

Estimasi Regresi Linier Sederhana

  • Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas
  • Koefisien Korelasi
  • Koefisien Determinasi
  • Pengujian Hipotesis

Pada persamaan regresi linier sederhana di atas diketahui nilai konstanta ( ) yang diperoleh sebesar -3,752 yang menunjukkan nilai return on assets (ROA) perusahaan pada saat skor PROPER tidak berubah atau (bernilai 0). Koefisien regresi skor PROPER sebesar 2,263 dan bertanda positif, artinya setiap kenaikan skor PROPER diprediksi akan meningkatkan return on assets (ROA) perusahaan sebesar 2,263%. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keterkaitan (kedekatan hubungan) yang terjadi antara peringkat BENAR dengan Return On Asset (ROA), untuk memberikan interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi.

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,363 dan termasuk dalam kriteria rasio rendah, berada pada interval korelasi antara. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang rendah antara peringkat PROPER dengan return on assets (ROA). Koefisien determinasi atau R2 merupakan suatu angka yang menunjukkan besar kecilnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini untuk mengetahui kontribusi kinerja lingkungan terhadap profitabilitas.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa peringkat PROPER memberikan sumbangan pengaruh sebesar 13,2% terhadap return on assets (ROA), sedangkan sisanya (1-R2) sebesar 86,8% merupakan sumbangan pengaruh besar yang diberikan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Pada tabel diatas terlihat nilai ttel (2,528) yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (2,018). Pada gambar kurva uji hipotesis parsial diatas terlihat nilai thitung sebesar 2,582 berada pada daerah penolakan H0 (thitung > ttabel), sehingga keputusan uji hipotesis adalah menolak H0 dan menerima H1.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemeringkatan RIKTIG berpengaruh signifikan terhadap return on assets (ROA) perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013.

Analisis Regresi Moderasi

  • Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas dengan Pengungkapan Informasi Lingkungan sebagai Variabel Moderator

Konsep uji residual adalah menguji ketidaksesuaian yang diakibatkan oleh penyimpangan hubungan linear antar variabel independen, jika terdapat ketidaksesuaian maka X akan tinggi, Z akan rendah dan Y akan lebih rendah. Jika nilai koefisien regresi (β) bernilai negatif (-) dan signifikan (Sig. < α) (Ghozali), maka dapat disimpulkan bahwa variabel keterbukaan informasi lingkungan hidup dinyatakan sebagai variabel moderator Uji Moderator dengan Uji Residual Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Profitabilitas dengan Variabel Moderator Pengungkapan Informasi Lingkungan.

Pada tabel diatas terlihat koefisien regresi yang diperoleh dari sisa hasil pengujian sebesar 0,165 dan mempunyai tanda positif dengan nilai signifikansi (Sig. = 0,660) lebih besar dari 0,05 ( ), sehingga keputusan untuk menguji hipotesis adalah menerima H0 dan menolak H1. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan informasi lingkungan tidak memoderasi pengaruh kinerja lingkungan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012–2013. Dengan kata lain keterbukaan informasi lingkungan tidak berfungsi sebagai variabel moderator.

Pembahasan

Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas

Semakin baik peringkat PROPER suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula return on assets suatu perusahaan. Berdasarkan teori yang ada dijelaskan bahwa kinerja lingkungan yang baik akan meningkatkan tingkat pengembalian aset (ROA) suatu perusahaan. Teori yang mendukung bahwa perusahaan hendaknya melaksanakan tanggung jawab sosial khususnya pengelolaan lingkungan hidup, salah satunya adalah Teori Legitimasi. Dalam Teori Legitimasi, legitimasi dapat dipandang sebagai penyetaraan persepsi atau tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas yaitu tindakan yang diinginkan, pantas, atau konsisten dengan sistem norma, nilai, keyakinan, dan definisi yang berkembang secara sosial.

Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kinerja lingkungan yang semakin baik akan meningkatkan return on assets (ROA). Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Al-Tuwaijri dkk. 2004), yang menemukan hubungan positif antara kinerja keuangan dan kinerja lingkungan.

Pengaruh kinerja Lingkungan Terhadap Profitabilitas dengan Variabel Moderator Pengungkapan Informasi Lingkungan

Gambar

Gambar 4.4  Grafik Probability Plots
Tabel 4.7  Uji Autokorelasi  Model Summary b

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, persentase perataan laba dimana merupakan variabel terikat dapat dijelaskan oleh profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,

Ketidakmampuan ERM dalam memoderasi hubungan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan diduga antara lain pada perusahaan yang bergerak pada sektor manufaktur

Sektor dengan nilai DLQ lebih dari satu yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran;

Bagi perusahaan sektor industri asuransi, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai pentingnya pengaruh komposisi dewan komisaris independen,

Untuk dapat melihat seberapa besar kontribusi industri pengolahan dibandingkan dengan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian dan peternakan, pertambangan dan

Dari hasil wawancara dan observasi dengan riset partisipan kedua menunjukan bahwa penanganan yang dilakukan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa pasca perawatan

Jika aktifitas ekonomi sektor itu terjadi kenaikan, tidak dimungkinkan akan mempunyai pengaruh besaran PAD daerah, karena bahwa beberapa sektor domestik dapat

Indikator Frekuensi Skor Jumlah Skor Mean SS S KS TS STS 4 Kebebasan mengakses informasi 2 22 18 8 0 168 3.36 5 Manajerial dapat bekerja sama secara aktif