• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "PDF Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda - Unud"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN MUDA

JUDUL PENELITIAN

PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KADAR (+)-KATEKIN DARI MINUMAN KOMBUCHA LOKAL BALI DENGAN SUBSTRAT

PRODUK GAMBIR YANG BERPERAN SEBAGAI ANTIOKSIDAN

TIM PENELITI

Ketua : Ni Putu Eka Leliqia, S.Farm., M.Si., Apt. (NIDN. 0007128006) Anggota : Luh Putu Mirah Kusuma Dewi, S.F., M.Sc., Apt. (NIDN. 0001097803)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

NOPEMBER, 2014

Kode/Nama Bidang Ilmu: 403/Biologi Farmasi

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GAMBAR ... 5

DAFTAR LAMPIRAN ... 6

RINGKASAN ... 7

BAB I. PENDAHULUAN ... 8

1.1 Latar Belakang ... 8

1.2 Rumusan Masalah ... 9

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 10

2.1 Tujuan Penelitian ... 10

2.2 Manfaat Penelitian ... 10

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

3.1 Produk Gambir ... 11

3.2 (+)-Katekin ... 11

3.3 Kombucha ... 12

3.4 Penentuan Aktivitas Antioksidan menggunakan Metode DPPH ... 13

3.5 Spektrofotometri UV-Visibel... 14

BAB IV. METODE PENELITIAN... 15

4.1 Rancangan Penelitian ... 15

4.2 Variabel Penelitian ... 15

4.3 Prosedur Penelitian ... 15

4.4 Data dan Analisis Data ... 18

4.5 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian ... 18

BAB V. PEMBAHASAN ... 19

5.1. Pembuatan Starter Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir... 19

5.2. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap pH Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir yang Difermentasi selama 5 hari... 20

5.3. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Kadar (+)-Katekin Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir yang Difermentasi selama 5 hari... 20

5.4. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir yang Difermentasi selama 5 hari... 22

5.5. Penentuan Waktu Fermentasi Optimal ... 23

BAB VI. KESIMPULAN ... 25

6.1. Kesimpulan ... 25

6.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

LAMPIRAN ... 29

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Pembuatan Larutan Standar (+)-Katekin ... 16 Tabel 3.2 Pembuatan Larutan Uji Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat

Produk Gambir ...

17 Tabel 5.1 Data pH, Kadar (+)-Katekin, dan IC50 Minuman Kombucha Lokal Bali

dengan Susbstrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari ...

24

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Produk Gambir ... 11 Gambar 3.2 Struktur (+)-katekin ... 12 Gambar 3.3 Starter dan Kultur Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk

Gambir ...

13 Gambar 3.4 Reaksi Penangkapan Radikal Bebas DPPH oleh Katekin ... 13 Gambar 5.1 Selulosa/Pelikel/Nata Teh kombucha (A) dan Starter Minuman Kombucha

Lokal Bali dengan Substrat Gambir (B) ...

19 Gambar 5.2 pH minuman Kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama 5

hari ...

20 Gambar 5.3 Kurva Baku Standar Katekin ... 21 Gambar 5.4 Kadar (+)-katekin minuman Kombucha dengan substrat gambir yang

difermentasi selama 5 hari ...

22 Gambar 5.5 IC50 minuman Kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama

5 hari ...

23

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Laporan Penggunaan Dana Penelitian ... 29 Lampiran 2 Hasil Uji Friedman Data pH Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat

Produk Gambir ...

31 Lampiran 3 Hasil Uji Friedman Data Kadar Katekin Minuman Kombucha Lokal Bali

dengan Substrat Produk Gambir ...

32 Lampiran 4 Hasil Uji Friedman Data Kadar Katekin Minuman Kombucha Lokal Bali

dengan Substrat Produk Gambir ...

33

(7)

RINGKASAN

Telah dibuktikan bahwa pengembangan bentuk sediaan minuman gambir dengan menjadikannya produk minuman kombucha lokal Bali yang difermentasi selama 1 hari mampu meningkatkan aktivitas antioksidannya. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari minuman kombucha dan waktu fermentasi selama 1 hari belum tentu memberikan aktivitas antioksidan yang optimal.

Kandungan kimia utama yang diduga memiliki peran sebagai antioksidan dalam minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir adalah (+)-katekin. Diketahui bahwa katekin lebih stabil pada pH lebih rendah (2,8 dan 4,9). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH yang signifikan dengan bertambahnya waktu fermentasi pada minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat teh. Pada substrat teh, penambahan Kombucha dan waktu fermentasi diketahui dapat mengakibatkan perubahan kadar katekin. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar (+)- katekin dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang berperan sebagai antioksidan.

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pengukuran pH, penetapan kadar (+)- katekin dengan metode spektrofotometri UV-Visibel, serta uji aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50 menggunakan metode DPPH pada minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir yang divariasikan waktu fermentasinya (0, 1, 2, 3, 4, dan 5 hari). Untuk melihat pengaruh waktu fermentasi terhadap pH, kadar (+)-katekin, dan aktivitas antioksidan dari minuman Kombucha tersebut, data dianalisis secara statistik menggunakan Friedman Test dengan taraf kepercayaan 95%. Waktu fermentasi dari minuman Kombucha yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk minuman yang terbaik ditentukan berdasarkan kadar (+)-katekin tertinggi, aktivitas antioksidan tertinggi dan aman untuk dikonsumsi (pH 2,5 sampai 4,6).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa waktu fermentasi selama 5 hari berpengaruh terhadap pH, kadar (+)-katekin dan aktivitas antioksidan dari minuman Kombucha dengan substrat gambir (p<0,05). Minuman kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama 3 hari memberikan hasil yang optimal dengan menunjukkan kadar (+)-katekin dan aktivitas antioksidan tertinggi serta pH minuman yang aman dikonsumsi.

Kata kunci : (+)-katekin, kombucha, gambir, waktu fermentasi, antioksidan

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralisir kelebihan radikal bebas dengan menyumbangkan elektronnya untuk melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas (Valco et al., 2006). Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel yang dapat menginduksi beberapa penyakit degeneratif. Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan adalah gambir (Uncaria gambir). Hasil penelitian Bah et al. (2009) menunjukkan bahwa ekstrak gambir memiliki kemampuan menghambat radikal bebas. Jaya (2011) menambahkan bahwa ekstrak produk gambir memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak produk teh dan sebanding dengan vitamin C.

Melihat komponen kimia tanaman gambir yang berpotensi sebagai antioksidan, maka perlu dilakukan usaha-usaha pemanfaatan sumber daya pangan secara optimal melalui suatu pengolahan teknologi tepat guna. Salah satu cara pengolahan gambir untuk meningkatkan aktivitas antioksidannya adalah dengan menjadikannya produk minuman Kombucha (Velicanski et al., 2007). Minuman Kombucha merupakan hasil fermentasi substrat dan gula yang ditambahkan dengan yeast dan bakteri asam asetat (Dufresne and Farnworth, 2000). Hasil penelitian Rupadani (2013) menunjukkan bahwa minuman kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang difermentasi selama 1 hari memberikan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingan minuman gambir tanpa ditambahkan kombucha. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari minuman kombucha dan waktu fermentasi selama 1 hari belum tentu memberikan aktivitas antioksidan yang optimal (Jayabalan and Swaminathan, 2006; Suhartatik dan Linda, 2008). Menurut Suprijono, dkk. (2012), pada penelitiannya didapatkan data bahwa fermentasi pada hari ke- 7 menunjukkan rerata % aktivitas antioksidan yang paling besar.

Salah satu faktor yang menentukan aktivitas antioksidan adalah kandungan kimia utama dari suatu tanaman. Senyawa (+)-katekin yang merupakan derivat katekin adalah kandungan kimia utama dari produk gambir (Anggraini et al., 2011). Diketahui bahwa katekin bersifat asam lemah (pKa1= 7,72 dan pKa2= 10,22), bersifat mudah teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9) dan lebih stabil pada pH lebih rendah (2,8 dan 4,9). Katekin juga mudah terurai oleh cahaya dengan laju reaksi lebih besar pada pH rendah 3,45 dibandingkan pH 4,9 (Lucida dkk., 2007). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat atau vitamin C dalam sediaan yang

(9)

mengandung katekin dapat menurunkan laju degradasi katekin (Aoshima and Ayabe, 2007;

Mahmoud, 2012; Mahmoud et al., 2013).

Pengembangan bentuk sediaan menjadi minuman kombucha merupakan salah satu cara membuat suasana sediaan dengan pH rendah (asam) karena pada minuman tersebut terbentuk asam asetat secara alami. Peningkatan waktu fermentasi juga menyebabkan peningkatan proses pemecahan sukrosa sehingga konsentrasi asam asetat menjadi semakin tinggi dan pH semakin menurun (Nainggolan, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan pH yang signifikan (p<0,05) dengan bertambahnya waktu fermentasi pada minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat teh hijau, teh hitam, dan rosela (Sukmawati, 2012; Wati, 2012; Sumartini, 2013).

Pada penelilitian lainnya diketahui bahwa penambahan Kombucha pada substrat teh dapat mengakibatkan perubahan kadar pada komponen yang terkandung di dalamnya seperti kadar katekin (Dufresne, 2000; Janeiro dan Brett, 2004).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar (+)- katekin dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang berperan sebagai antioksidan alami. Minuman kombucha tersebut akan difermentasi selama 5 hari dan pengamatan akan dilakukan setiap harinya untuk menentukan waktu fermentasi yang dibutuhkan agar menghasilkan produk yang terbaik dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar (+)- katekin dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang berperan sebagai antioksidan?

1.2.2 Berapakah waktu fermentasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang terbaik dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir?

(10)

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

2.1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap terhadap kadar (+)- katekin dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang berperan sebagai antioksidan. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh produk minuman antioksidan alternatif.

2.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan memasarkan produk minuman antioksidan alternatif yang telah terbukti khasiatnya dan aman untuk dikonsumsi.

(11)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Produk Gambir

Produk gambir (gambar 2.1) merupakan hasil dari pengolahan gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) yang meliputi beberapa tahapan antara lain perebusan, pengempaan, pengendapan, penirisan, pencetakkan dan pengeringan. Gambir memiliki banyak kandungan kimia, diantaranya (+)-katekin, tanin, protoantosianidin, gambiriin A1, gambiriin A2, gambiriin A3, gambiriin B1, gambiriin B2, gambiriin B3, gambiriin C, alkaloid, dihidrogambiriin, gambirdin, gambirtanin, gambirin, isogambirin, auroparin, oksogambirtanin, kuersetin, (+)-epikatekin, (+)-epigalokatekin dan asam tanat (BPOM, 2010).

Gambir memiliki kandungan utama berupa (+)-katekin yang telah terbukti memiliki khasiat sebagai antioksidan (Bah et al., 2009). Penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan gambir menggunakan metode DPPH menunjukkan bahwa gambir memiliki nilai IC50 yang setara dengan senyawa antioksidan yang digunakan sebagai kontrol positif yaitu vitamin C. Selain itu gambir ternyata memiliki aktivitas penangkapan radikal DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) lebih besar (IC50 88,57±0,64 µg/mL) dibandingkan dengan ekstrak produk teh hitam (IC50 311,54±2,79 µg/mL). Hal ini menunjukkan produk gambir memiliki potensi yang lebih besar sebagai antioksidan dibandingkan produk teh (Jaya, 2011).

Gambar 3.1 Produk Gambir (BPOM, 2010) 3.2 (+)-Katekin

(+)-Katekin merupakan salah satu kandungan kimia yang terdapat di dalam gambir. (+)- Katekin termasuk golongan flavan-3-ol dan merupakan flavonoid yang paling luas penyebarannya di alam. (+)-Katekin bersifat asam lemah, sukar larut dalam air dan sangat tidak stabil di udara terbuka. Bersifat mudah teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9) dan lebih stabil pada pH

(12)

lebih rendah yaitu 2,8 dan 4,9. (+)-Katekin mudah terurai oleh cahaya dengan laju reaksi lebih besar pada pH 3,45 dibandingkan pH 4,9 (Lucida, 2007; Thompson, 2004). Adapun Struktur (+)-katekin dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur (+)-katekin (Zaveri, 2006)

3.3 Kombucha

Kombucha adalah suatu minuman yang dibuat dari fermentasi substrat dan gula dengan kultur bakteri asam asetat dan yeast (Dufresne, 2000). Dengan menggunakan substrat berupa teh hijau, teh hitam, dan teh rosella, penambahan kombucha lokal Bali memberikan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada minuman tanpa kombucha. Hal ini telah diuji secara in vitro dengan metode DPPH (Sukmawati, 2012; Sumartini, 2013; Wati, 2012). Hasil penelitian Rupadani (2013) menunjukkan bahwa minuman kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang difermentasi selama 1 hari memberikan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingan minuman gambir tanpa ditambahkan kombucha. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dari minuman kombucha (Jayabalan et al., 2006; Suhartatik dan Linda, 2008). Menurut Suprijono, dkk. (2012), pada penelitiannya didapatkan data bahwa fermentasi pada hari ke- 7 menunjukkan rerata % aktivitas antioksidan yang paling besar.

Jayabalan and Swaminathan (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa selama proses fermentasi berlangsung gula yang ditambahkan dalam pembuatan minuman Kombucha akan dihidrolisis menjadi glukosa serta fruktosa oleh enzim khamir invertase. Fruktosa yang dihasilkan akan diubah menjadi alkohol melalui jalur glikolisis. Sementara itu glukosa oleh bakteri asam asetat akan diubah menjadi asam glukonat serta alkohol untuk memproduksi asam asetat.

(13)

Gambar 3.3. Starter dan Kultur Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir

3.4 Penentuan Aktivitas Antioksidan menggunakan Metode DPPH

Molekul DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. Interaksi antara DPPH dengan suatu zat yang dapat menyumbangkan atom hidrogen secara transfer elektron maka akan membentuk DPPH tereduksi. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH menjadi berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang dan akan terjadi penurunan absorbansi pada panjang gelombang 520 nm. Perubahan ini dapat diukur sesuai dengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul DPPH akibat adanya zat reduktor dengan menggunakan spektofotometri. DPPH digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan karena merupakan metode yang cepat, sederhana, murah dan dapat digunakan untuk menguji berbagai jenis sampel (Molyneux, 2004). Reaksi antara DPPH dengan senyawa antioksidan dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Reaksi Penangkapan Radikal Bebas DPPH oleh Katekin (Osman, 2011; Widiyarti, 2011).

(14)

3.5 Spektrofotometri UV-Visibel

Prinsip kerja dari Spektrofotometri UV-visibel adalah radiasi pada rentang panjang gelombang 200-700 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin lemah elektron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap (Watson, 2007).

Metode spektrofotometri UV-visibel merupakan metode yang umum digunakan untuk penentuan kadar (+)-Katekin yang terkandung di dalam gambir. Prinsip dari penetapan kadar menggunakan metode ini adalah penyerapan larutan di dalam etil asetat pada panjang gelombang maksimum (279 nm) akan sebanding dengan kadar (+)-katekin di dalam gambir (SNI, 2000).

(15)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuantitatif yang dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pembuatan starter minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir dengan metode infundasi menggunakan pelarut aquadestilata disertai penambahan gula dan selulosa (pelikel/nata) Kombucha lokal di Bali.

2. Pengukuran pH, penentuan kadar (+)-katekin, dan penentuan aktivitas antioksidan minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir yang divariasikan waktu fermentasinya.

4.2. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah waktu fermentasi sedangkan variabel terukur adalah nilai pH, kadar (+)-katekin, dan aktivitas antioksidan (nilai IC50) dari minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir.

4.3. Prosedur Penelitian

4.3.1 Pembuatan Starter Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir

Sebanyak 4 gram produk gambir serta gula 5 % b/v ditambahkan secara perlahan ke dalam 500 mL air yang telah mendidih (100 oC), ditutup dan didiamkan hingga suhu mencapai (45-50 oC), disaring ke dalam beaker hingga diperoleh filtrat, dan didinginkan hingga suhu kamar. Dilakukan penambahan 20 gram stater Kombucha, ditutup dengan kain bersih, diinkubasi pada suhu 29-30 °C di tempat yang terlindung dari cahaya dan goncangan selama 5 hari. Pengambilan sampel dilakukan pada hari fermentasi ke- 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Pada tiap sampel dilakukan pengamatan yang berupa pengukuran pH, penetapan kadar (+)-katekin dengan metode spektrofotometri UV-Vis, dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.

4.3.2 Pengukuran pH

Pada saat pengambilan sampel, dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan pH meter elektronik yang telah dikalibrasi sebelumnya menggunakan buffer pH 4,0 dan pH 7,0. Tahapan pengukuran pH secara umum adalah (1) suhu sampel diukur, (2) kemudian pH meter dinyalakan samapai stabil, (3) probe elektrode dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan kertas tisu, (4) elektrode dicelupkan pada larutan sampel, diset pengukuran pH dan (5) elektrode dicelupkan

(16)

beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil. Nilai pH diukur sebanyak 3 kali pengulangan.

4.3.3 Penetapan Kadar Katekin dalam Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Gambir

A. Persiapan Standar Katekin

1. Larutan stok standar (+)-Katekin (1 mg/mL)

Standar katekin dikeringkan di dalam oven pada temperatur 105oC selama 3 jam. Kemudian ditimbang secara seksama 10 mg standar (+)-katekin, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, ditambahkan etil asetat p.a. sampai tanda batas, kemudian dikocok hingga homogen.

2. Larutan standar (+)-Katekin

Untuk membuat seri larutan standar (+)-katekin dengan konsentrasi 20, 30, 40, 50, 60 dan 70 µg/mL dilakukan dengan cara pengenceran dari larutan stok standar (+)-katekin 1 mg/mL menggunakan persamaan 1. Dengan menggunakan persamaan tersebut, maka untuk membuat seri larutan standar (+)-katekin dilakukan pengenceran dengan penambahan etil asetat p.a. hingga 10 mL seperti yang tertera pada tabel 3.1.

V1. M1 = V2 . M2 ………...………(1)

Keterangan :

V1 = Volume larutan stok yang dipipet dalam mL M1 = Konsentrasi larutan stok dalam µg/mL V2 = Volume larutan yang dibuat dalam mL M2 = Konsentrasi larutan yang dibuat µg/mL

Tabel 3.1. Pembuatan Larutan Standar (+)-Katekin

No Konsentrasi Larutan Standar (+)-Katekin (µg/mL)

Volume Larutan Stok standar (+)-Katekin yang Dipipet (mL)

Volume Akhir Larutan Standar (+)-Katekin (mL)

1 20 0,2 10

2 30 0,3 10

3 40 0,4 10

4 50 0,5 10

5 60 0,6 10

6 70 0,7 10

Keterangan: konsentrasi larutan stok adalah 1 mg/mL B. Penetapan Kadar (+)-Katekin

Dalam penetapan kadar (+)-katekin dilakukan pengukuran terhadap seri larutan standar (+)- katekin, dan minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat gambir yang divariasikan lama fermentasinya. Seri larutan standar (+)-katekin digunakan untuk membuat persamaan regresi linier yang diperoleh dari kurva kalibrasi.

Penetapan kadar (+)-katekin dalam minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat gambir, dilakukan dengan cara memipet 50 mL larutan minuman Kombucha lokal di Bali dengan

(17)

substrat gambir ke dalam corong pisah, kemudian dipartisi menggunakan 50 mL etil asetat p.a. Fase etil asetat ditampung. Kemudian dipipet fase etil asetat sebanyak 0,01 mL, ditambahkan dengan etil asetat p.a. hingga 5 mL. Selanjutnya diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV- visibel pada panjang gelombang 279 nm. Dari hasil pengukuran diperoleh data berupa beberapa absorbansi minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat gambir yang divariasikan lama fermentasinya. Kadar (+)-Katekin dalam minuman tersebut dihitung dengan cara memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan regresi linier standar (+)-katekin.

4.3.4 Uji Aktivitas Antioksidan Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Gambir menggunakan Metode DPPH

A. Pembuatan Larutan DPPH 1. Pembuatan Larutan Stok DPPH

Ditimbang secara seksama 10 mg DPPH, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, ditambahkan etanol p.a sampai tanda batas, kemudian digojog hingga homogen.

2. Larutan DPPH (0,05 mg/mL)

Untuk membuat larutan DPPH dengan konsentrasi 0,05 mg/mL dilakukan dengan cara pengenceran dari larutan stok 1 mg/mL menggunakan persamaan 1.

B. Pembuatan Larutan Uji Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir

Untuk membuat larutan uji minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir yang memiliki konsentrasi 20, 40, 80, 160, 200, dan 320 µg/mL dilakukan pengenceran terhadap larutan stok yang memiliki konsentrasi 8 mg/mL menggunakan persamaan 1.

Tabel 3.2 Pembuatan Larutan Uji Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Produk Gambir.

C. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Sebanyak 0,5 mL larutan uji minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir ditambahkan ke dalam 2,5 mL larutan DPPH 0,05 mg/mL. Campuran dibiarkan di tempat gelap pada suhu kamar selama 25 menit. Penurunan absorbansi DPPH diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 515 nm. Larutan kontrol dibuat dari campuran 0,5 mL

No Konsentrasi (µg/mL) Volume Larutan Stok yang Dipipet (µL) Volume Akhir (mL)

1 20 25 ad 10

2 40 50 ad 10

3 80 100 ad 10

4 160 200 ad 10

5 200 250 ad 10

6 320 400 ad 10

(18)

etanol p.a dan 2,5 mL larutan DPPH 0,05 mg/mL. Pekerjaan ini dilakukan terhadap semua larutan uji minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir dengan lama fermentasi yang ditetapkan.

4.4 Data dan Analisis Data

Pada penelitian terhadap minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir ini diperoleh data berupa nilai pH, kadar (+)-katekin dan IC50 (menunjukkan aktivitas antioksidan).

Kadar (+)-katekin minuman kombucha diperoleh dengan memasukkan data absorbansi sampel kedalam persamaan kurva kalibrasi (+)-katekin standar yang diperoleh sebelumnya. Pada uji aktivitas antioksidan dengan metode penangkapan radikal DPPH, data yang diperoleh berupa absorbansi larutan kontrol dan larutan sampel. Dari data absorbansi tersebut kemudian dihitung persentase penangkapan radikal DPPH dengan menggunakan persamaan 2.

%P = [(C – S)/C] x 100%………...………. (2)

Keterangan:

%P = Persentase penangkapan radikal DPPH C = Absorbansi larutan kontrol

S = Absorbansi larutan uji/standar

Data %P digunakan untuk menghitung konsentrasi penghambatan tengah (IC50) aktivitas penangkapan radikal DPPH pada semua larutan uji yaitu minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir dengan lama fermentasi yang ditetapkan. Perhitungan IC50 dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linear. IC50 minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir adalah konsentrasi yang dapat menangkap 50% radikal DPPH.

Untuk melihat pengaruh lama fermentasi terhadap kadar (+)-katekin, pH, dan aktivitas antioksidan (IC50) minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir, data dianalisis secara statistik menggunakan Friedman Test dengan taraf kepercayaan 95%.

4.5 Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian

Lama fermentasi dikatakan berpengaruh terhadap kadar (+)-katekin, pH, dan aktivitas antioksidan (IC50) minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir jika nilai signifikansinya (p) lebih kecil dari 0,05. Lama fermentasi dari minuman Kombucha lokal di Bali dengan substrat produk gambir yang dibutuhkan untuk produk minuman yang baik ditentukan berdasarkan minuman kombucha dengan kadar (+)-katekin tertinggi, aktivitas antioksidan tertinggi (nilai IC50 terendah) dan aman untuk dikonsumsi (pH 2,5 sampai 4,6).

(19)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembuatan Starter Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk Gambir

Starter Minuman kombucha Lokal Bali dengan substrat gambir (Gambar 5.1 B) diperoleh dengan mengkultur pelikel (nata) kombucha yang dibeli dari Pasar Sukawati (Gambar 5.1 A) dalam minuman gambir. Selain mengandung kombucha dan substrat gambir, dalam proses pembuatan starter tersebut juga dibutuhkan gula sebagai sumber energi. Kebutuhan yang utama dari mikroba ialah energi, sehingga karbohidrat yang terlarut dan cepat tersedia akan berpengaruh terhadap populasi mikroba yang akan mendominasi (Desrosier & Norman,1988).

Gambar 5.1.Selulosa/Pelikel/Nata Teh kombucha (A) dan Starter Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Gambir (B)

SCOBY: Simbiotic Culture of Bacteria and Yeast

Hasil kultur kombucha menunjukkan adanya lapisan nata yang terdiri dari lapisan selulosa mengapung pada permukaan larutan (Gambar 5.1 B). Nata merupakan selulosa berbentuk padat dan berwarna putih transparan, bertekstur kenyal dan memiliki kandungan air sekitar 98%. Biomassa nata berasal dari pertumbuhan acetobacter selama proses fermentasi pada media yang mengandung gula dan asam. Dalam prosesnya, komponen gula dalam medium dipecah oleh acetobacter sehinga terbentuk polisakarida, yaitu selulosa. Selulosa tersebut membentuk benang-benang serat yang terus menebal dan membentuk jaringan kuat, disebut dengan pelikel nata (Steiner dan Deidrof, 1957).

(20)

5.2. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap pH Minuman Kombucha dengan Substrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari

Hasil pengukuran pH (gambar 5.2) menunjukkan bahwa dengan bertambahnya waktu fermentasi minuman kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir semakin asam (penurun pH). Namun minuman yang difermentasi selama 5 hari tidak aman untuk dikonsumsi karena memiliki pH<2,5. Dari hasil analisis statistik (lampiran 2) diketahui bahwa penurunan pH yang terjadi tidak dipengaruhi oleh waktu fermentasi (p<0,05). Penurunan pH selama fermentasi dikarenakan adanya aktivitas mikroorganisme, selain menghasilkan etanol sebagai metabolit primer juga dihasilkan asam-asam organik seperti asam malat, asam tartarat, asam sitrat, asam asetat, asam butirat dan asam propionate sebagai hasil sampingan (Wignyanto, 2001).

Gambar 5.2 pH minuman Kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama 5 hari

5.3. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Kadar (+)-Katekin Minuman Kombucha dengan Substrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari

5.3.1. Kurva Baku Standar Katekin

Kurva baku standar katekin digunakan untuk memperoleh persamaan regresi linear hubungan antara kadar katekin dengan absorbansinya. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan kadar katekin minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir pada hari ke 0 dan setelah difermentasi selama 1, 2, 3, 4, dan 5 hari.

(21)

Hasil analisis data dengan regresi linear diperoleh persamaan “Y = 0,010 X – 0,005”

(Gambar 5.3) dengan nilai r= 0,993 dimana Y adalah absorbansi dan X adalah kadar katekin.

Dengan nilai r >0, 990 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara absorbansi dengan kadar sehingga persamaan ini bisa digunakan untuk menentukan kadar katekin minuman kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir.

Gambar 5.3 Kurva Baku Standar Katekin

5.3.2. Penentuan Kadar (+)-Katekin Minuman Kombucha dengan Substrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari

Kadar katekin dari minuman kombucha ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linear kurva baku katekin. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada gambar 5.4. Data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar katekin pada minuman kombucha setelah difermentasi selama 3 hari, namun setelah itu mengalami penurunan hingga difermentasi selama 5 hari. Hasil analis statistik dengan uji Friedman (lampiran 3) menunjukkan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar katekin minuman kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir (p<0,05).

Katekin merupakan kelompok flavonoid golongan flavonol (Heneman, 2008), yang stabilitasnya dipengaruhi oleh antara lain pH dan kondisi penyimpanan. Hasil penelitian Chobot et al. (2009) menunjukkan bahwa pada katekin tetap stabil pada pH 3,6 bahkan setelah penyimpanan selama 240 jam. Hasil penelitian Ristanti, dkk. (2013) menunjukkan bahwa (+)-katekin pada produk gambir tetap stabil pada pH 1,6-6 walaupun disimpan selama 8 hari. Produk gambir yang dibuat

(22)

dalam bentuk sediaan minuman kombucha salah satu tujuannya adalah untuk membuat suasana asam secara alami tanpa menambahkan larutan kimia seperti HCl. Nainggolan (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin lama fermentasi berlangsung maka konsentrasi asam asetat akan semakin tinggi, hal ini yang menyebabkan nilai pH minuman Kombucha cenderung mengalami penurunan. Peningkatan kadar (+)-katekin pada minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang difermentasi selama 3 hari kemungkinan disebabkan karena pH minuman yang asam, namun penurunan yang drastis pada fermentasi selama 4 dan 5 hari kemungkinan disebabkan karena kondisi penyimpanan. Katekin diketahui tidak stabil dalam udara terbuka (Thompson, 2004).

Gambar 5.4. Kadar (+)-katekin minuman Kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama 5 hari

5.4. Pengaruh Waktu Fermentasi terhadap Aktivitas Antioksidan Minuman Kombucha dengan Substrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Dari hasil uji aktivitas penangkapan radikal DPPH akan diperoleh data berupa absorbansi larutan sampel. Data absorbansi tersebut kemudian digunakan untuk menghitung nilai persentase penangkapan radikal DPPH (%P). Dari %P masing-masing larutan sampel kemudian dicari nilai penghambatan tengah (IC50) dengan menggunakan analisis probit. Semakin kecil nilai penghambatan tengah (IC50), maka aktivitas antioksidan yang dimiliki akan semakin kuat. Nilai IC50minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang difermentasi selama 5 hari dapat dilihat pada gambar 4.6.

(23)

Gambar 5.5. IC50 minuman Kombucha dengan substrat gambir yang difermentasi selama 5 hari

Berdasarkan gambar 5.5, dapat terlihat bahwa terjadi penurunan nilai IC50 pada minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang difermentasi selama 3 hari yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas antioksidan. Sedangkan peningkatan waktu fermentasi selama 4 dan 5 hari menyebabkan peningkatkan nilai IC50 yang berarti bahwa terjadi penurunan aktivitas antioksidan. Dari hasil analisis statistik (lampiran 4) diketahui bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap nilai IC50 minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang menunjukkan bahwa waktu fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan (p<0,05).

Peningkatan dan penurunan aktivitas antioksidan minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang difermentasi selama 5 hari berbanding lurus dengan kadar (+)-katekinnya.

Secara umum telah diketahui bahwa senyawa polifenol dan katekin merupakan senyawa utama yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan dengan menyumbangkan gugus hidroksil hidrogen (Fessenden & Fessenden, 1994).

5.5. Penentuan Waktu Fermentasi Optimal

Tabel 5.1 menunjukkan data pH, kadar (+)-katekin, dan IC50 minuman kombucha lokal Bali dengan susbstrat gambir. Berdasarkan data pada tabel tersebut, ditentukan waktu fermentasi yang memberikan produk minuman terbaik. Berdasarkan pH, lama fermentasi selama 5 hari menghasilkan produk minuman yang tidak aman untuk dikonsumsi, sedangkan fermentasi selama 5 hari masih menunjukkan batas pH yang aman untuk dikonsumsi. Minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang difermentasi selama 3 hari menunjukkan hasil yang optimal dan

(24)

memberikan produk minuman terbaik karena memiliki kadar (+)-katekin dan aktivitas antioksidan yang tertinggi serta aman untuk dikonsumsi.

Tabel 5.1. Data pH, Kadar (+)-Katekin, dan IC50 Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Susbstrat Gambir yang Difermentasi Selama 5 Hari

Waktu

Fermentasi (Hari) pH Kadar (+)-Katekin

(mg/200 mL) IC50

0 3,42 34,03 121,99

1 3,23 35,33 94,04

2 2,95 38 65,66

3 2,73 39,93 56,32

4 2,63 22,83 127,28

5 2,44 23,47 148,35

(25)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar (+)- katekin dari minuman Kombucha lokal Bali dengan substrat produk gambir yang berperan sebagai antioksidan (p<0,05).

6.1.2 Minuman kombucha lokal Bali dengan substrat gambir yang difermentasi selama 3 hari menghasilkan produk yang terbaik dengan kadar (+)-katekin dan aktivitas antioksidan yang tertinggi serta memiliki pH yang aman untuk dikonsumsi.

6.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengembangkan suatu metode yang dapat menghentikan proses fermentasi sehingga produksi minuman dapat dilakukan dengan lebih baik dan efisien.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, T., A. Tai, T. Yoshino, and T. Itani. 2011. Antioxidative Activity and Catechin Content of Four Kinds of Uncaria gambir Extracts from West Sumatra, Indonesia. Faculty of Agricultural Technology, Andalas University. West Sumatera. Afr.J.Biochem.Res. Vol. 5(1), pp. 33-38.

Aoshima, H., & Ayabe, S. (2007). Prevention of The Deterioration of Polyphenol-rich Beverage.

Food Chemistry (100) , 350-355.

Bah, F.B.A., et al. 2009. Assesment of The DPPH and α-Glucosidase Inhibitory Potential of Gambier and Qualitative Identification of Major Bioactive Compound. J. Med. Plant. Res.

Vol. 3 (10).

BPOM. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume Kelima Edisi Pertama. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Hal 80-84.

Chobot, V., C. Huber, G. Trerrenhahn, F. Hadacek. 2009. (±)-Catechin: Chemical Weapon, Antioxidant, or Stress Regulator?. J Chem Ecol. 35: 980- 996.

Desrosier & Norman, W., 1988, Tekhnologi Pengawetan Pangan, diterjemahkan oleh Muchji Muljoharjo, UI Press, Jakarta.

Dufresne, C., E. Farnworth. 2000. Tea, Kombucha, and Health: A Review. Food Research International (33) 409-421.

Fessenden, R. J., & S. Fessenden. 1994. Organic chemistry. Belmont, CA: Brooks/Cole Publishing.

pp. 246–260.

Heneman, K. and S. Z. Cherr. 2008. Some Facts About Catechin. Nutrition and Health Info Sheet.

95616-8669.

Janeiro, P. and A.M.O. Brett 2004. Cathecin Electrochemical Oxidations Mechanisms. Analytica Chimica Acta. 109-115.

Jayabalan, R., S. Marimuthu, and K. Swaminathan. 2006. Changes in Content of Organic Acids and Tea Polyphenol during Kombucha Tea Fermentation. Food Chem. 102: 392-398.

Jayabalan, R., S. Marimuthu, P. Thangaraj, M. Sathiskumar, A.R. Binupriya, K. Swaminathan, and S.E. Yun. 2008. Preservation of Kombucha Tea Effect of Temperature on Tea Components and Free Radical Scavenging Properties. J. Agric. Food Chem, 56 (19), 9064-9071.

Jaya, IG.N.I.P. 2011. Uji Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH Ekstrak Produk Teh Hitam (Camelia sinensis L.O.K) dan Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) Serta Profil KLT Densitometernya. (Skripsi). Bali: Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana.

Lucida, H., A. Bakhtiar, dan W. A. Putri. 2007. Formulasi Sediaan Antiseptik Mulut dari Katekin Gambir. J. Sains. Tek. Far., 12(1).

(27)

Mahmoud, A. A. M. 2012. Assessment of Synergistic and/or Pro-oxidant Activity of Mixtures of Standard Antioxidants at Different Molar Ratios: The case of Catechin and Ascorbic Acid.

(Master dissertation). Crete, Greece: Department of Food Quality and Chemistry of Natural Products, Mediterranean Agronomic Institute of Chania.

Mahmoud, A. A. M., V. S. Chedea, A. Detsi, and P. Kefalas. 2013. Ascorbic Acid Modifies The Free Radical Scavenging Behaviour of Catechin: An Insight into The Mechanism, J.Food.Res. (51) 907-913

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin J. Sci. Technol. 26 (2): 211-219.

Nainggolan, J. 2009. Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp. Dalam Kombucha-Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa) pada Kadar Gula dan Lama Fermentasi yang Berbeda (Tesis).

Sekolah Pascasarjana-Universitas Sumatera Utara, Medan.

Osman, A.M. 2011. Multiple pathways of The Reaction of 2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl Radical (DPPH*) with (+)-Catechin: Evidence for The Formation of a Covalent Adduct between DPPH* and The Oxidized form of The Polyphenol. J.BBRC (412) 473-478.

Rupadani, N. L. D., 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Gambir (Skripsi). Bali: Jurusan Farmasi. Fakultas MIPA. Universitas Udayana.

SNI. 2000. Gambir. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Hal. 1-6.

Suhartatik, N., dan Linda. 2008. Aktivitas Antioksidan Kombucha dari Teh Celup dan Teh Racik Selama Fermentasi. Eksplorasi Vol.XX.

Sukmawati, P. P. A. 2012. Penentuan Karakteristik Mikroorganisme Serta Optimalisasi Lama fermentasi dan Konsentrasi Gula Untuk Penetapan Aktivitas Antioksidan Teh Hitam Kombucha Lokal di Bali. (Skripsi). Bali: Jurusan Farmasi. Fakultas MIPA. Universitas Udayana.

Sumartini, N. W. E. 2013. Karakteristik Mikroorganisme Serta Optimasi Lama fermentasi dan Konsentrasi Gula Terhadap Aktivitas Antioksidan Teh Rosella Kombucha Lokal di Bali.

(Skripsi). Bali: Jurusan Farmasi. Fakultas MIPA. Universitas Udayana.

Suprijono, A.,Gresti K. P., Eka. S. H., 2012. Pengaruh Fermentasi Kultur Kombucha Terhadap Aktivitas Antioksidan Infus Daun Teh Hitam (Camelia sinensis O.K.Var.Assamica (Mast)) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). STIFAR: Media Farmasi Indonesia Vol 6 No2: 92-102.

Thompson, L. 2004. Enrichment of Biologically Active Compounds from Selected Plant Using Adsorptive Buble Separation (Disertasion). Institute für Chemisch Technische Analyse und Chemische Lebensmitteltechnologie- Fakultät Wissenschaftszentrum Weihenstephan für Ernährung, Landnutzung und Umwelt-Technische Universität München, München. p: 96.

Valco, M.L., J. Moncol. and J. Telser. 2006. Free Radicals and Antioxidants in Normal Physiological Functions and Human Disease. The International Journal of Biochemistry &

Cell Biology. 39:44-84.

Velicanski, A.S., D.D. Cvetkovic, S.L. Markov, V.T. Tumbas, and S.M. Savatovic. 2007.

Antimicrobial and Antioxidant Activity of Lemon Balm Kombucha. APTEFF, 38, 1-190.

(28)

Wati, I G. A. M. S. 2012. Karakterisasi Mikroorganisme Serta Optimalisasi Lama fermentasi dan Konsentrasi Gula Untuk Peningkatan Aktivitas Antioksidan Teh Hijau Kombucha Lokal di Bali. (Skripsi). Bali: Jurusan Farmasi. Fakultas MIPA. Universitas Udayana.

Watson, D.G. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta: EGC. Hal. 105-107.

Wettasinghe, M., Shahidi, F and R. Amarowicz. 2002. Identification and Quantification of Low Moleculer Weight Phenolic Antioxidant in Seed of Evening Primrose (Oenothera Biennis L.). J. Agric. Food Chem. 50: 1267- 1271

Widiyarti, G., A. Sundowo dan M. Hanafi. 2011. The Free Radical Scavenging and Anti- Hiperglycemic Activities of Various Gambiers Available in Indonesian Market. Makara, Sains. Vol. 15.

Zaveri, N. T. 2006. Green Tea and Its Polyphenolic Catechins: Medicinal Uses in Cancer and Noncancer Applications. Life science.

(29)

Lampiran 1. Laporan Penggunaan Dana Penelitian

I. HONOR

Keterangan Kuantitas Harga/satuan

(Rp)

Harga Bruto (Rp)

a. Ketua 25 minggu 50.000 1.250.000

b. Anggota 25 minggu 30.000 750.000

Subtotal 2.000.000

II. PERALATAN

Keterangan Kuantitas Harga/satuan

(Rp)

Harga (Rp)

a. Pemeliharaan Alat

Spektrofotometri 40 jam 40.000 1.600.000

b. Pemeliharaan Alat pH Meter 10 jam 15.000 150.000

c. Penyewaan Laboratorium 2 bulan 250.000 500.000

Subtotal 2.250.000

III. BAHAN HABIS PAKAI

Keterangan Kuantitas Harga/satuan (Rp)

Harga (Rp)

a. DPPH 100 mg 5.000 500.000

b. Gula 1 kg 15.500 15.500

c. Etil Asetat 2,5 Liter 700.000 1.750.000

d. Aquadest 5 liter 10.000 50.000

e. Produk Gambir 1 kg 210.000 210.000

f. Starter Kombucha 1 kg 225.000 225.000

g. Etanol p.a 1 liter 500.000 500.000

h. Standar Katekin 100 mg 5.000 500.000

Subtotal 3.750.500

(30)

Lampiran 1. Lanjutan IV. PERJALANAN

Keterangan Kuantitas Harga/satuan

(Rp)

Harga (Rp)

Tiket perjalanan Denpasar-Bandung

pp (kegiatan seminar di Bandung) 1 pp 596.000 596.000

Subtotal 596.000

V. LAIN-LAIN

Keterangan Kuantitas Harga/satuan (Rp)

Harga (Rp)

a. Administrasi (usulan penelitian) 4 jilid 10.750 43.000

b. Administrasi (laporan

penelitian) 4 jilid 35.000 140.000

c. Print Poster 1 lembar 121.000 120.500

b.

Registrasi Seminar Internasional ISPST 18-19 September 2014, UNPAD Bandung

1 orang 750.000 750.000

c.

Penginapan di Bandung 17-19 September 2014 (Sistem sharing)

2 hari 175.000 350.000

Subtotal 1.403.500

TOTAL BIAYA (BRUTO) 10.000.000 Pajak (15%) 1.500.000 TOTAL BIAYA (POTONG PAJAK) 8.500.000

(31)

Lampiran 2. Hasil Uji Friedman Data pH Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Produk Gambir

UJI FRIEDMAN Ranks

Mean Rank KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-0 6,00 KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-1 5,00 KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-2 4,00 KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-3 3,00 KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-4 2,00 KADAR pH MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-5 1,00

Test Statistics(a)

N 3

Chi-Square 15,000

df 5

Asymp. Sig. .010

a Friedman Test

(32)

Lampiran 3. Hasil Uji Friedman Data Kadar Katekin Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Produk Gambir

UJI FRIEDMAN Ranks

Mean Rank KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-0 3.00 KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-1 4.00 KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-2 5.00 KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-3 6.00 KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-4 1.33 KADAR KATEKIN MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-5 1.67

Test Statistics(a)

N 3

Chi-Square 14.619

df 5

Asymp. Sig. .012

a Friedman Test

(33)

Lampiran 4. Hasil Uji Friedman Data Kadar Katekin Minuman Kombucha Lokal Bali dengan Substrat Produk Gambir

UJI FRIEDMAN Ranks

Mean Rank KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-0 4,00 KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-1 3,00 KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-2 2,00 KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-3 1,00 KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-4 5,00 KADAR IC50 MINUMAN KOMBUCHA GAMBIR HARI KE-5 6,00

Test Statistics(a)

N 3

Chi-Square 15,000

df 5

Asymp. Sig. .010

a Friedman Test

Gambar

Gambar 3.1 Produk Gambir (BPOM, 2010)  3.2  (+)-Katekin
Gambar 3.2 Struktur (+)-katekin (Zaveri, 2006)
Gambar 3.4 Reaksi Penangkapan Radikal Bebas DPPH oleh Katekin  (Osman, 2011; Widiyarti, 2011).
Gambar 3.3. Starter dan Kultur Minuman Kombucha Lokal di Bali dengan Substrat Produk  Gambir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Agar mahasiswa dapat memahami Uji Akurasi dalam proses validasi analisis penetapan kadar Paracetamol dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS.. Agar mahasiswa

Gambar 2 juga menunjukkan bahwa menunjukkan produk dengan bahan utama bubuk kakao dari biji kakao lokal mempunyai kadar katekin dan aktivitas antioksidan yang

Puja dan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir penelitian dosen muda dengan

Data aktivitas antioksidan dengan uji DPPH yang berupa IC 50 menggunakan spektrofotometri UV-Vis, data evaluasi pembuatan ekstrak berupa randemen, dan data evaluasi sifat

Penetapan kadar teofilin secara spektrofotometri sinar tampak (visibel) didasarkan atas pengukuran serapan cahaya warna yang terbentuk hasil dari reaksi antara teofilin yang

Pada penelitian ini dilakukan pra-perlakuan bahan baku obat GMP dengan teknik dispersi padat, modifikasi bentuk polimorf dan kokristalisasi menggunakan metode dan matriks yang

Ukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah balanced scorecard yang tidak hanya sekedar sebagai alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik

Mengacu pada uraian tersebut maka dengan pengendalian biaya yang efektif, akan membuat aktivitas produksi dan biaya produksi sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga perencanaan