• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda - Unud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2025

Membagikan "PDF Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda - Unud"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN MUDA

KAJIAN NILAI GIZI MINUMAN TRADISIONAL BALI

Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun

TIM PENGUSUL

NI MADE INDRI HAPSARI A., S.TP., M.P (0026047805) I DESAK PUTU KARTIKA PRATIWI, S.TP., MP. (0003048405) A.A.I. SRI WIADNYANI, S.TP., M.Sc. (0006017902) I WAYAN RAI WIDARTA, S.TP., M.Si. (0012098004)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

(2)

ii

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

RINGKASAN ... vi

PRAKATA ... vii

JUDUL PENELITIAN ... 1

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. Loloh Don Piduh ... 3

2.2. Loloh Don Tempoyak ... 4

2.3. Loloh Don Kayu Manis ... 5

2.4. Loloh Don Jempiring ... 8

2.5. Loloh Don Isen ... 9

2.6. Loloh Tibah ... 10

BAB III. METODE PENELITIAN ... 12

3.1. Bahan dan Alat Penelitian .... ... 12

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

3.3. Pelaksanaan Penelitian ... 12

3.3.1. Inventarisasi Minuman Tradisional Bali... 13

3.3.2. Analisis Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali... 13

3.4. Parameter Pengamatan ... 13

3.4.1. Kadar Tannin ... 13

3.4.2. Total Gula………. ...….. 14

3.4.3. TotalAsam ... 14

3.4.4. Vitamin C ...…. 15

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1. Tahap I Inventarisasi Minuman Tradisional Bali………... 16

4.2. Tahap II Analisis Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali…………... 16

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi Dalam 100 g Daun Katuk ... 7 Tabel 2. Komposisi Kandungan Nutrisi Dalam 100 g Mengkudu... 11 Tabel 3. Komposisi Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali ... 17

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Loloh Don Piduh ... 4

Gambar 2. Loloh Don Tempoyak ... 5

Gambar 3. Loloh Don Kayu Manis ... 7

Gambar 4. Loloh Don Jempiring ... 8

Gambar 5. Loloh Don Isen ... 10

Gambar 6. Loloh Tibah ... 11

Gambar 7. Skema Tahapan Penelitian ... 13

(6)

vi RINGKASAN

Bali yang dikenal dengan sebutan pulau dewata merupakan salah satu pulau di Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara karena memiliki banyak objek dan tempat wisata yang sangat kaya dengan seni dan budaya daerah. Selain adat istiadat yang kental, Bali memiliki beraneka macam makanan dan minuman tradisional yang khas.

Minuman tradisional Bali sangat banyak dengan rasa yang unik dan penampilan tersendiri yang mempunyai manfaat dan nilai gizi. Minuman tradisional Bali sering dikonsumsi masyarakat tanpa mengetahui bahwa minuman tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu minuman yang cukup dikenal di Bali adalah loloh. Loloh terbuat dari tanaman herbal seperti daun piduh, tempoyak atau tahi ayam, kayu manis, jempiring, isen, tibah dan lain-lain. Tanaman herbal tersebut mempunyai khasiat sebagai obat-obatan dan bergizi. Seiring dengan perkembangan jaman, keberadaan loloh semakin terpinggirkan dan terlupakan sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan keberadaan loloh agar lebih dikenal masyarakat luas.

Selain itu, minuman loloh belum diproduksi secara komersial sehingga agak sulit ditemukan di pasaran. Produksi loloh umumnya diproduksi untuk kepentingan pribadi dan masyarakat sekitarnya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang inventarisasi dan kandungan nilai gizi dari minuman tradisional Bali khususnya loloh agar masyarakat lebih mengetahui bahwa dengan mengkonsumsi minuman tradisional Bali dapat meningkatkan kesehatan dan sekaligus dapat melestarikan keanekaragaman minuman tradisional sebagai salah satu warisan dari budaya bangsa Indonesia.

(7)

vii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan rahmat-Nya Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda yang berjudul “Kajian Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali” dapat terselesaikan dan terlaksana dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai upaya pertanggungjawaban atas bantuan dana PNBP, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Udayana dan merupakan salah satu implementasi tri darma perguruan tinggi yaitu penelitian.

Laporan akhir ini berisikan kajian aspek gizi dari minuman tradisional Bali sehingga dapat terus dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Mei sampai Oktober 2014 dan sudah berhasil mengkaji nilai gizi dari minuman tradisional.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Udayana yang telah mendanai penelitian ini dan semua pihak yan terlibat dalam kegiatan ini yaitu Tim Peneliti Kegiatan, Civitas Akademika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Bapak Rektor dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. I Ketut Suter, MS selaku ketua Pusat Penelitian Makanan Tradisional (PPMT) Universitas Udayana atas bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis perlukan, demi kesempurnaan laporan ini.

Denpasar, 24 Nopember 2014

Penulis

(8)

1

JUDUL PENELITIAN: KAJIAN NILAI GIZI MINUMAN TRADISIONAL BALI

BAB I. PENDAHULUAN

Negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dengan berbagai suku dan budaya bangsa. Berbagai suku dan budaya yang ada sangat kaya dengan keindahan alam, budayanya serta masakan khas atau kulinernya. Kuliner tersebut terdiri dari makanan dan minuman tradisional khas yang seringkali menjadi salah satu tujuan para wisatawan mengunjungi daerah tersebut selain objek wisata, budaya, dan seni.

Beranekaragam makanan dan minuman tradisional dari berbagai pulau di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing seperti pada rasa, aroma, penampakan, dan penyajiannya.

Dari kondisi geografis, Bali merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang wilayahnya terdiri atas satu pulau dan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya. Bali merupakan pulau kecil yang hanya berukuran 0,3% dari seluruh luas daratan Indonesia sehingga nyaris tidak terlihat di peta tetapi nama pulau Bali sendiri lebih dikenal dibandingkan Negara Indonesia (Picard, 2006). Bali merupakan salah satu daerah destinasi wisata andalan Indonesia karena memiliki keindahan dan kekayaan alam serta seni budaya yang unik yang menjadi daya tarik utama para wisatawan untuk berkunjung ke Bali. Selain hal tersebut, Bali juga memiliki masakan atau kuliner yang khas dan beranekaragam yang menjadikannya saling terkait antara wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, dan wisata kuliner. Wisata kuliner memperkenalkan berbagai sumber daya alam dan makanan serta minuman masyarakat setempat. Dari makanan dan minuman tersebut, para wisatawan akan merasa mendapatkan pengalaman lebih ke arah budaya lokal. Variasi jenis makanan dan minuman tradisional sangat beragam, tergantung pada budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.

Salah satu minuman tradisional Bali yang cukup dikenal adalah loloh. Loloh dalam bahasa Bali artinya jamu (Anon., 2011a). Umumnya jamu mempunyai rasa yang tidak enak dan pahit tetapi lain halnya dengan loloh rasanya manis, asam, dan asin yang bercampur menjadi satu menghasilkan rasa yang unik dan khas. Loloh terbuat dari tanaman obat keluarga (toga). Toga pada umumnya merupakan hasil dari budidaya tanaman rumahan yang mempunyai khasiat sebagai obat-obatan (Anon.,

(9)

2

2013a). Khasiat dari tanaman toga tidak kalah dengan obat-obatan kimiawi. Tanaman toga juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam melakukan pengobatan diluar upaya medis. Disamping mudah didapat, biayanya relatif murah dan aman dari efek samping zat kima. Mengkonsumsi minuman tradisional mempunyai dampak yang positif seperti menggunakan bahan-bahan yang sifatnya alami, bergizi, sehat, aman, mudah didapat, dan murah sehingga minuman ini sesuai dengan selera masyarakat.

Dengan pemakaian bahan-bahan herbal alami seperti daun piduh, tempuyak, kayu manis, jempiring, isen, tibah dan lain-lain sebagai bahan dasar yang bervariasi dan beragam maka dapat dihasilkan berbagai macam minuman tradisional yang memiliki citarasa yang unik, khas, lezat, sehat, dan bergizi. Informasi mengenai bahan-bahan dasar dan cara pembuatan minuman tradisional umumnya diperoleh secara turun- temurun dengan menggunakan alat-alat tradisional dan proses pengolahan yang sederhana.

Eksistensi dari minuman tradisonal Bali yang menyehatkan mulai terpinggirkan dan terlupakan karena masyarakat belum banyak mengetahui mengenai manfaat dari minuman tradisional dan kandungan nilai gizinya. Disamping itu, informasi mengenai kandungan nilai gizi pada minuman tradisional belum banyak dipublikasikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis-jenis minuman tradisional yang ada dan diproduksi oleh masyarakat di Bali serta mengkaji aspek nilai gizinya dengan harapan masyarakat lebih mengetahui bahwa minuman tradisional merupakan minuman kesehatan yang bergizi. Dengan mengkonsumsi minuman tradisional Bali, dapat meningkatkan kesehatan dan sekaligus melestarikan keanekaragaman minuman tradisional sebagai salah satu warisan dari budaya bangsa Indonesia yang sangat penting bagi perkembangan kebudayaan nasional.

(10)

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Loloh Don Piduh (Centella asiatica)

Don piduh (bahasa Bali) atau pegagan dengan nama latin centella asiatica merupakan tanaman yang berasal dari daerah Asia tropik yang tersebar di Asia Tenggara diantaranya India, Indonesia, Jepang, Republik Rakyat Cina, Australia yang selanjutnya menyebar ke negara lain. Pegagan tumbuh liar pada tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh dan banyak terdapat di perkebunan, ladang, tepi jalan, sawah serta pinggir selokan (Anon, 2011b). Pegagan mempunyai beberapa nama lokal lain seperti daun kaki kuda (Indonesia), pegaga (Ujung Pandang), antanan gede, antanan rambat (Sunda), dau tungke (Bugis), pegagan, gagan-gagan, rendeng, kerok batok (Jawa), kos tekosan ( Madura), dan kori- kori (Halmahera).

Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunganya 5 - 50 mm, buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong atau pipih dengan panjang 2 - 2,5 mm, dan baunya wangi (Anon., 2005).

Pegagan rasanya manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid). Bagian yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah seluruh tanaman. Manfaat pegagan yang lain adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental, dan stamina tubuh serta menurunkan gejala stress dan depresi (Anon, 2011b).

Kandungan kimia yang terkandung dalam pegagan adalah asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic

(11)

4

acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak.

Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai khasiat anti lepra (Morbus Hansen) (Anon., 2005).

Pegagan pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan, dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, dan body lotion. Di Bali, pegagan dibuat menjadi jamu atau disebut dengan loloh. Proses pembuatannya sederhana dengan cara daun pegagan beserta batang dan akarnya dicuci kemudian direbus dengan api sedang, didinginkan, dan disaring selanjutnya hasil saringan ditambah dengan gula pasir, madu, dan jeruk nipis. Hasil saringan ini yang disebut dengan loloh don piduh.

Gambar 1. Loloh Don Piduh

2.2. Loloh Don Tempoyak

Tempoyak atau sering disebut sebagai kerasi dikenal dengan istilah latin Lantana camara. Di Indonesia sering disebut sebagai kembang telek, tembelekan, dan tahi ayam (Plantus, 2008). Menurut Sani (2010), lantana camara merupakan tanaman perdu yang berasal dari daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mengeluarkan bau khas, tumbuh tegak dan memanjat, banyak cabang, tinggi berkisar antara ¼ - 4 m.

Bunga terdiri dari berbagai jenis warna antara lain putih, merah, kuning, oranye, biru, ungu atau warna gabungan. Lantana camara merupakan herba batang berbulu dan berduri serta berukuran lebih kurang 2 m. Daunnya kasar, beraroma dan berukuran panjang beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang bergerigi, bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak

(12)

5

berduri. Daunnya merupakan daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang (Plantus, 2008).

Khasiat dari tanaman ini dapat mengobati penyakit influenza, TBC, reumatik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, memar, dan asma. Bagian influenza, TBC, reumatik, keputihan, batuk darah, sakit kulit, bisul, bengkak, gatal-gatal, panas tinggi, memar, dan asma. Bagian yang digunakan adalah akar, batang, dan daun.

Kandungan kimia dari daunnya adalah: lantadene A (0,31-0,68%), lantadene B (0,2%), lantanolic acid, lantic acid, humulene (mengandung minyak menguap 0,16 – 0,2%), beta-caryophyllene, gamma-terpidene, alpha-pinene, p-cymene (Ardhi, 2010).

Cara pembuatan untuk menjadi loloh sangat mudah dan sederhana yaitu daun tempoyak dicuci, kemudian ditambahkan dengan air matang, dihaluskan atau diremas-remas, diperas lalu disaring. Hasil saringan ditambah dengan gula aren, asem, dan garam. Hasil saringan ini siap untuk dikonsumsi dan disebut dengan loloh don tempoyak.

Gambar 2. Loloh Don Tempoyak

2.3. Loloh Don Kayu Manis

Don kayu manis atau lebih dikenal dengan sebutan daun katuk berasal dari tanaman Sauropus adrogynus (L) Merr, famili Euphorbiaceae. Nama daerah: Memata (Melayu), Simani (Minangkabau), Katuk (Sunda), Kebing dan Katukan (Jawa), Kerakur (Madura). Daun katuk tersebar di berbagai daerah di India, Malaysia, dan

(13)

6

Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh di dataran dengan ketinggian 0-2100 m di atas permukaan laut.

Tanaman ini berbentuk perdu dan tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak dan terbagi dimana daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm.

Bunganya tunggal atau berkelompok tiga serta buahnya bertangkai dengan panjang 1,25 cm (Anon., 2013b).

Daun katuk pada umumnya dikonsumsi sebagai sayuran dan berkhasiat memperlancar ASI. Daun katuk mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19% dan kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C.

Daun katuk merupakan sumber vitamin A dan C yang cukup baik. Kandungan vitamin C pada daun katuk ini lebih tinggi daripada kandungan dalam buah jeruk dan jambu biji. Kandungan vitamin A dalam daun katuk juga cukup tinggi sehingga merupakan sumber antioksidan yang berfungsi untuk menjaga sel dan sistem kekebalan tubuh (Rizki, 2013). Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium.

Warna daun katuk hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi (Mayus, 2013). Selain memperlancar produksi ASI, daun katuk juga digunakan untuk mencegah osteoporosis. Kandungan efedrin yang sangat tinggi sangat baik bagi penderita influenza. Daun ini juga kaya senyawa yang dapat meningkatkan mutu dan jumlah sperma dan mampu membangkitkan vitalitas pria. Selain itu, terdapat tujuh senyawa aktif yang merangsang produksi hormon-hormon steroid dan senyawa eikosanoid. Daun katuk merupakan sumber vitamin A yang diperlukan untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi serta menjaga kesehatan kulit. Daun katuk berkhasiat juga untuk melancarkan proses pencernaan atau mengalami sembelit, mengobati berbagai penyakit kulit dengan menggosokkannya ke area kulit, untuk meningkatkan fungsi otak agar bekerja secara optimal, membersihkan jaringan pada tubuh dan membuang sisa-sisa metabolisme, serta sebagai pelindung dari parasit, bakteri dan virus yang terdapat dalam tubuh manusia. Daun katuk juga membantu proses pembuatan kolagen yang merupakan protein berserat pembentuk jaringan ikat pada tulang, mengangkut elektron, mengangkut lemak, dan mengatur kadar kolesterol. Komposisi kandungan nutrisi dalam 100 gram daun katuk dapat dilihat pada Tabel 1.

(14)

7

Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi dalam 100 g Daun Katuk

Jenis Nutrisi Jumlah

Energi (kal) 59

Protein (g) 4,8

Lemak (g) 1

Karbohidrat (g) 11

Kalsium (mg) 204

Fosfor (mg) 83

Zat besi (mg) 2,7

Vitamin A (SI) 10370

Vitamin B1 (mg) 0,1

Vitamin C (mg) 239

Air (g) 81

Sumber: Wardayati, 2012

Sebelum mengkonsumsi daun katuk secara langsung, sebaiknya direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan sifat antiprotozoa untuk membunuh racun yang terkandung dalam daun katuk tersebut. Dianjurkan juga untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan, karena menurut beberapa peneliti dengan mengkonsumsi daun katuk secara berlebihan dapat mengakibatkan kelainan paru-paru seperti bronchitis yang permanen (Anon., 2013c). Pembuatan loloh don kayu manis sama dengan loloh yang lain yaitu daun kayu manis dicuci, kemudian ditambahkan dengan air matang, dihaluskan atau diremas-remas, diperas lalu disaring. Hasil saringan ditambah dengan sedikit garam. Hasil saringan ini siap untuk dikonsumsi dan disebut dengan loloh don kayu manis.

Gambar 3. Loloh Don Kayu Manis

(15)

8

2.4 Loloh Don Jempiring (Gardenia augusta Merr)

Jempiring atau kaca piring dengan nama ilmiah Gardenia augusta Merr adalah perdu tahunan dengan tinggi mencapai 2 meter yang berasal dari famili kopi- kopian atau Rubiaceae. Di Bali, tanaman ini dikenal dengan nama jempiring dan bunganya merupakan maskot kota Denpasar.

Batang jempiring berbentuk bulat, berkayu, bercabang, dengan warna hijau kecoklatan. Daunnya tunggal, berbentuk lonjong, tumbuhnya berhadapan, tebal, pangkal dan ujungnya runcing, tepi merata, pertulangan menyirip, permukaan mengkilap dengan panjang 5-8 cm, lebar 3-4 cm, serta berwarna hijau. Bunga jempiring termasuk bunga tunggal berbentuk terompet, tangkai pendek, jumlah mahkota delapan dengan panjang 6-9 cm, dan berwarna putih. Tanaman ini berakar tunggang berwarna putih kotor.

Daun jempiring mengandung saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri yang berkhasiat sebagai obat sariawan, demam, sesak napas, dan tekanan darah tinggi.

Bunganya berkhasiat sebagai obat demam dan relaksasi. Sifatnya yang memberikan efek relaksasi secara tidak langsung mengurangi tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung. Bagian yang digunakan adalah bunga dan daunnya (Adi, 2008).

Pembuatan loloh jempiring ini menggunakan daun jempiring, daun alpokat, dan daun piduh yang telah dikeringkan, bunga cengkeh serta gula pasir secukupnya.

Semua bahan tersebut diletakkan dalam panci, ditambah air selanjutnya direbus.

Setelah dingin disaring dan siap untuk dikonsumsi. Hasil saringan ini disebut dengan loloh don jempiring.

Gambar 4. Loloh Don Jempiring

(16)

9 2.5 Loloh Don Isen (Alpinia galangal Sw)

Lengkuas (Alpinia galangal Sw) atau laos, dalam bahasa Bali disebut dengan isen merupakan salah satu tanaman obat yang dikenal memiliki kandungan berbagai senyawa aktif dengan berbagai aktifitas. Salah satu aktifitas ekstrak lengkuas yang sudah dibuktikan adalah antibakteri dan antijamur. Diperkirakan di dalam jaringan tumbuhan lengkuas hidup mikroba-mikroba endofit yang memproduksi zat-zat yang bersifat antibakteri dan antijamur (Sinaga et al., 2009).

Lengkuas merupakan tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional. Nama-nama daerah lengkuas antara lain langkuas (Melayu); laja (Sunda), laos (Jawa), aliku (Bugis), dan isen (Bali).

Lengkuas mengandung minyak atsiri antara lain: galangol, galangin, alpinen, kamfer, methyl-cinnamate. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam buah lengkuas di antaranya I'-asetoksikavikol asetat; I'-asetoksieugenol asetat; kaiofilin oksida; kariofillenol; I, II, pentadekana; 7-hetadekana; kuersetin 3-metil eter;

isorhamneetin; kaempferida; galangin; galangin 3-metil eter; ramnositrin; dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Rimpangnya mengandung minyak atsiri 1% dengan kandungan metilsinamat, sineol, kamfer, d-pinen, gaalangin, eugenol, kamfor, gaalangol, sesuiterpen, kadinena, hidrates, heksahidrokadalene, dan kristal kuning.

Khasiat dan manfaat lengkuas adalah dapat mengobati rematik, sakit limpa, bronchitis, morbili, panu, sakit kepala, nyeri dada, menguatkan lambung, memperbaiki pencernaan, anti jamur kulit, obat gosok, pelancar kemih, dan obat penguat empedu, serta dapat membangkitkan nafsu makan (Anon., 2012).

Pembuatan loloh isen ini menggunakan daun isen, daun sirih, gula merah, asem, garam, dan jeruk nipis. Daun isen dan daun sirih ditumbuk, selanjutnya ditambah dengan bahan yang lain seperti gula merah, asem, dan jeruk nipis kemudian ditambah dengan air matang, diaduk sebentar kemudian disaring. Hasil saringan ini disebut dengan loloh don isen.

(17)

10

Gambar 5. Loloh Don Isen

2.6. Loloh Tibah (Morinda citrifolia)

Tibah atau lebih dikenal dengan mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tanaman berdaun hijau, hidup di daerah pantai sampai ketinggian 400 m di atas permukaan laut. Bila di Jawa disebut dengan pace, di tanah Parahiyangan terkenal dengan sebutan cangkudu, dan di Bali disebut tibah. Mengkudu berasal dari Asia, Australia, dan pulau-pulau di lautan Pasifik. Mengkudu terdiri dari beberapa jenis tanaman tetapi jenis Morinda citrifolia merupakan jenis mengkudu yang mempunyai khasiat efektif sebagai obat.

Di Hawaii, Amerika Serikat mengkudu dikenal dengan sebutan buah noni yang dipercaya penduduk asli Hawaii memiliki khasiat pengobatan yang sangat baik (Suhanda, 2009). Adapun manfaat mengkonsumsi buah mengkudu diantaranya adalah menurunkan tekanan darah tinggi, kejang, menstruasi, arthritis, radang lambung, luka, depresi mental, senilitas, kurang nafsu makan, atherosclerosis, gangguan saluran darah, ketergantungan obat, dan lain-lain.

Para peneliti melalukan riset intensif yang menunjukkan bahwa mengkudu memiliki keunggulan yang sangat banyak. Tanaman ini mengandung berbagai vitamin, mineral dan enzim, alkaloid, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang terbentuk secara alamiah. Selain itu, daun dan akar mengkudu mengandung asam amino utuh yang merupakan sumber protein utama. Buah mengkudu mengandung kadar air sekitar 52 %. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui elemen yang terdapat di dalam mengkudu (Magdalena, 2013). Buah mengkudu juga mengandung xeronine yang merupakan salah satu zat penting yang mengatur fungsi dan bentuk

(18)

11

protein spesifik sel-sel tubuh manusia. Adapun komposisi kandungan nutrisi dalam 100 gram buah mengkudu dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Kandungan Nutrisi dalam 100 g Mengkudu

Jenis Nutrisi Jumlah

Kalori (kal) 167

Protein (g) 0,75

Lemak (g) 1,50

Karbohidrat (g) 51,67

Kalsium (mg) 325

Kalium (mg) 1,12

Natrium (mg) 335

Zat besi (mg) 9,17

Niasin (mg) 2,5

Tiamin (mg) 0,70

Vitamin A (IU) 395,83

Vitamin C (mg) 239

Sumber: Purbaya, 2002

Mengkudu memiliki banyak sekali manfaat sehingga loloh tibah ini bisa digunakan untuk pengobatan tradisional sebagai alternatif pengganti pengobatan medis. Pembuatan loloh tibah menggunakan bahan baku mengkudu (tibah), gula pasir, terasi, cuka, cabe rawit, dan garam. Tibah dicuci terlebih dulu kemudian ditambahkan dengan gula pasir, terasi, cuka, cabe rawit, dan garam secukupnya. Selanjutnya ditambahkan dengan air matang, dihaluskan atau diremas-remas, diperas lalu disaring.

Hasil saringan ini siap untuk dikonsumsi dan disebut dengan loloh tibah.

Gambar 6. Loloh Tibah

(19)

12

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : sampel minuman tradisional (loloh don piduh, loloh don tempoyak, loloh don kayu manis, loloh don jempiring, loloh don isen, dan loloh tibah) yang diperoleh pada berbagai produsen loloh di Denpasar sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah aquadest, NaOH, larutan iod, amilum, indikator phenolphthalein, KOH, larutan Nelson, alkohol, HCl, larutan asam tanat, pereaksi Follin-Denis, larutan natrium karbonat jenuh dan larutan arsenomolibdad.

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah aluminium foil, kertas label, botol plastik, plastik HDPE, tisu, botol semprot, pipet tetes, tabung reaksi, kertas saring, gelas ukur, timbangan analitik, pengaduk mekanik atau manual, vortex, spektrofotometer, waterbath, becker, erlenmeyer, labu takar, dan pemanas listrik.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Jalan P.B. Sudirman, Denpasar, Bali.

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Oktober 2014.

3.3. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama inventarisasi jenis minuman tradisional Bali khususnya yang terdapat di wilayah kota Denpasar. Tahap kedua adalah analisis nilai gizi minuman tradisional Bali.

Tahap pertama diawali dengan inventarisasi yang dilakukan dengan metode survey langsung ke masyarakat, pasar tradisional dan juga melakukan wawancara.

Proses inventarisasi ini tidak hanya mendata jenis-jenis minuman tradisional Bali tetapi juga diikuti dengan formulasi dan proses pembuatannya. Hasil inventarisasi minuman tradisional Bali yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis kandungan nutrisinya dengan analisis kadar tannin, total gula, total asam, dan vitamin C. Tahapan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.

(20)

13 3.3.1. Inventarisasi Minuman Tradisional Bali

Data yang diperoleh melalui survey langsung dan wawancara dengan masyarakat di daerah kota Denpasar mengenai perkembangan minuman tradisional, formulasi, dan proses pembuatannya. Selanjutnya sampel minuman diambil secara acak untuk pengujian dengan meletakkannya pada botol-botol sampel.

3.3.2. Analisis Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali

Minuman tradisional Bali yang sudah terinventarisasi kemudian dianalisis nilai gizinya. Analisis yang dilakukan untuk semua sampel yaitu analisis kadar tannin, total gula, total asam, dan vitamin C.

3.4. Parameter yang diamati

3.4.1. Kadar Tannin (AOAC, 2000)

Analisa kadar tannin menggunakan metode spektrofotometri.

Inventarisasi jenis minuman tradisional Bali

Metode inventarisasi:

1. Survey langsung 2. Wawancara 3. Studi literatur

Minuman tradisional Bali yang sudah terinventarisir (terdata)

Sampling minuman tradisional Bali

Analisis nilai gizi minuman tradisional Bali 1. Total gula 4. Total asam

2. Kadar tannin 5. Kadar vitamin C

Gambar 7. Skema tahapan penelitian

(21)

14

Sebanyak 1 ml aquadest dimasukkan ke dalam 6 buah tabung reaksi, ditambah dengan 0,5 ml pereaksi Follin-Denis kemudian ditambah dengan 0; 0,2; 0,4;

0,6; 0,8; dan 1 ml larutan standar asam tanat. Setelah itu, ditambah dengan 1 ml larutan natrium karbonat jenuh lalu ditambah aquadest sampai volume 10 ml. Selanjutnya dikocok dan dibiarkan selama 40 menit dan diukur serapannya pada panjang gelombang 725nm kemudian dibuat kurva standar.

3.4.2. Total Gula (AOAC, 2000)

Analisa total gula menggunakan metode Nelson.

1) Sampel dihancurkan lalu ditimbang 10 g, ditambahkan dengan 50 ml aquadest dan diencerkan dalam 250 ml.

2) Diambil filtrat sebanyak 10 ml, ditambahkan 5 ml HCl 4 N, dipanaskan pada waterbath dengan suhu 70ºC selama 10 menit lalu didinginkan, dinetralkan (± 3 tetes pp, dinetralkan dengan NaOH sampai warna merah muda), dan diencerkan dalam 250 ml.

3) Diambil filtrat sampel sebanyak 1 ml, ditambahkan larutan Nelson 1 ml, dipanaskan dihitung dari saat air mendidih selama 10 menit kemudian didinginkan.

4) Ditambahkan larutan Arsenomolibdad sebanyak 1 ml, ditambahkan dengan aquadest 7 ml lalu divortex.

5) Hasil dibaca dengan spektrofotometer pada λ 540.

Perhitungan :

% Gula Reduksi = x (mg/L) x FP x Total Vol. (L) x 100%

Berat sampel x 1000

3.4.3. Total Asam (AOAC, 2000)

Sebanyak 10 g sampel dimasukkan ke dalam labu takar lalu ditambahkan 25 ml alkohol netral, kemudian direfluks selama 10 menit. Setelah mendidih didinginkan lalu ditambahkan 3 tetes indikator phenolphthalein. Setelah itu dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai berubah menjadi merah muda. Total asam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(22)

15

Total asam = ml titrasi KOH x NKOH x 56,1 Berat contoh (g)

3.4.4. Vitamin C (AOAC, 2000)

Timbang 5-10 g bahan lalu diencerkan dengan penambahan aquadest hingga volume 100 ml kemudian disaring dan diambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 10 ml selanjutnya ditambahkan 0,5-1 ml amilum.

Setelah itu, dititrasi dengan larutan iod 0,1 N sampai berwarna biru dimana warna biru tersebut tidak akan hilang dalam 30 detik.

Perhitungan:

Vitamin C (mg/100 g) = ml iod x 0,88 x P x 100

Berat bahan (g)

(23)

16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahap I Inventarisasi Minuman Tradisional Bali

Inventarisasi minuman tradisional Bali dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai jenis minuman tradisional yang terdapat di kota Denpasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey langsung dan wawancara dengan masyarakat di daerah kota Denpasar mengenai perkembangan minuman tradisional, formulasi, dan proses pembuatannya.

Dari hasil survey yang dilakukan, minuman tradisional Bali masih bisa didapatkan di sekitar kota Denpasar seperti loloh don piduh, loloh don jempiring, loloh don isen, loloh don kayu manis, loloh don tempoyak, dan loloh tibah. Hasil dari wawancara dengan masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat memahami dan mengenal formulasi dari minuman tradisional tersebut serta mengetahui cara pembuatannya. Walaupun masyarakat sudah mengetahui formulasi dari minuman tradisional tersebut tetapi minuman loloh tersebut agak susah dijumpai dan sudah jarang dijual di pasaran karena sulitnya memperoleh bahan baku. Minuman loloh tersebut umumnya diproduksi apabila ada pemesanan dan umumnya dibuat untuk dikonsumsi sendiri.

4.2. Tahap II Analisis Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali

Hasil inventarisasi minuman tradisional Bali yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis kandungan nutrisinya dengan analisis kadar tannin, total gula, total asam, dan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman tradisional Bali yang diinventarisasi yaitu loloh don piduh, loloh don jempiring, loloh don isen, loloh don tempoyak, loloh don kayu manis, dan loloh tibah mengandung nilai gizi seperti vitamin C, total asam, total gula, dan tannin. Komposisi dari minuman tradisional Bali dapat dilihat pada Tabel 3.

(24)

17

Tabel 3. Komposisi Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali

Jenis Minuman Komposisi Gizi

Vitamin C (mg/100 g)

Total Asam (%)

Total Gula (%)

Tannin (%)

Loloh don piduh 8,771 0,094 2,352 0,013

Loloh don jempiring 10,085 0,109 2,179 0,054

Loloh don isen 10,165 0,109 1,770 0,021

Loloh don kayu manis 14,643 0,099 0,049 0,072

Loloh don tempoyak 11,675 0,099 0,029 0,005

Loloh tibah 14,309 0,098 0,696 0,007

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa kandungan zat gizi dari berbagai minuman tradisional Bali sangat beragam karena menggunakan bahan yang berbeda dalam proses pengolahannya. Untuk kandungan vitamin C berkisar antara 8,771 – 14,643 mg/100 g, kandungan total asam berkisar antara 0,094 – 0,109 %, kandungan total gula berkisar antara 0,029- 2,352 %, dan kadar tannin berkisar antara 0,005 – 0,072 %.

Dari keenam sampel loloh yang dianalisis, loloh don piduh dan loloh don jempiring mempunyai total gula tertinggi yaitu 2,352 % dan 2,179 %. Kandungan gula yang cukup tinggi ini kemungkinan disebabkan karena pegagan (don piduh) itu sendiri rasanya manis (Anon., 2011b) dan dalam pembuatan loloh don piduh dan loloh don jempiring dilakukan penambahan gula pasir.

Loloh don kayu manis dan loloh tibah memiliki kandungan vitamin C terbesar yaitu 14,643 mg/100 g dan 14,309 mg/100 g. Hal ini disebabkan karena kandungan vitamin C pada buah mengkudu cukup tinggi yaitu 175 mg/100 g (Purbaya, 2002) dan kandungan vitamin C pada daun katuk (don kayu manis) juga cukup tinggi yaitu 239 mg/100 g (Wardayati, 2012). Kandungan vitamin C pada daun katuk ini lebih tinggi daripada kandungan dalam jeruk dan jambu biji (Rizki, 2013).

(25)

18

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Loloh don piduh, loloh don jempiring, loloh don isen, loloh don kayu manis, loloh don tempoyak, dan loloh tibah merupakan minuman tradisional Bali yang masih terdapat di kota Denpasar.

2. Kandungan vitamin C dari loloh don piduh, loloh don jempiring, loloh don isen, loloh don kayu manis, loloh don tempoyak, dan loloh tibah berkisar antara 8,771 – 14,643 mg/100 g, kandungan total asam berkisar antara 0,094 – 0,109 %, kandungan total gula berkisar antara 0,029- 2,352 %, dan kadar tannin berkisar antara 0,005 – 0,072 %.

3. Minuman tradisional Bali mengandung nilai gizi yang cukup bagus sehingga memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi minuman fungsional.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan mineral, senyawa bioaktif, dan uji cemaran mikroba pada minuman tradisional Bali agar dari aspek keamanan pangannya produsen loloh dapat menghasilkan minuman tradisional yang aman, bermutu, bergizi, dan sehat untuk dikonsumsi.

(26)

19

DAFTAR PUSTAKA

Adi, L.T. 2008. Tanaman Obat dan Jus Untuk Mengatasi Penyakit Jantung, Hipertensi, Kolesterol, dan Stroke. Penerbit PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anonimous. 2013a. Kini “Loloh” Ditarget Sebagai Produk Kreatif. http://posbali.com/kini- loloh-pun-ditarget-sebagai-produk-kreatif/37385. Diunduh 17 Februari 2014.

Anonimous. 2013b. Manfaat dan Efek Samping Daun Katuk.

http://www.flexmedia.co.id/manfaat-dan-efek-samping-daun-katuk/. Diunduh 18 Februari 2014.

Anonimous. 2013c. Manfaat dan Khasiat Daun Katuk.

http://www.berkhasiat.com/2013/06/khasiat-daun-katuk.html2013. Diunduh 18 Februari 2014.

Anonimous. 2012. Khasiat Lengkuas atau Laos.

http://www.togasehat.com/2012/02/khasiat-lengkuas.html. Diunduh 17 Februari 2014.

Anonimous. 2011a. Segarnya Loloh, Minuman Enam Rasa.

http://kabarinews.com/segarnya-loloh-minuman-enam-rasa/37385. Diunduh 17 Februari 2014.

Anonimous. 2011b. Daun “Piduh” Tingkatkan Daya Ingat. Bali Post 4 April. Halaman 22.

Anonimous. 2005. Tanaman Obat Indonesia.

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=50. Diunduh 20 Februari 2014.

AOAC. 2000. Official Methods of Analysis of AOAC International. Sixteenth Edition, 5th Revision, 1999. Vol. 2.USA : AOAC Inc.

Ardhi. 2010. Khasiat Tanaman Obat Tembelekan (Lantana Camara Linn).

http://kiathidupsehat.com/khasiat-tanaman-obat-tembelekan-lantana-camara- linn/. Diunduh 20 Februari 2014.

Mayus, S. 2013. Daun Katuk Manfaatnya Banyak Namun Jangan Berlebihan.

http://jaringnews.com/hidup-sehat/alternatif/44147/daun-katuk-manfaatnya- banyak-namun-jangan-berlebihan.Diunduh 18 Februari 2014.

Magdalena, M.M. 2011. Khasiat Mengkudu. http://www.deherba.com/khasiat- mengkudu.html. Diunduh 20 Februari 2014.

Picard, M. 2006. Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Kepustakaan Populer Gramedia. Jakarta.

Plantus. 2008. Lantana camara Linn. -tembelekan, lantara asmara.

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/07/30/lantana-camara-linn-tembelekan- lantaran-asmara/. Diunduh 18 Juni 2014.

(27)

20

Purbaya, J.R. 2002. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Mengkudu. Penerbit PT.

Pionir Jaya. Bandung.

Rizki, F. 2013. The Miracle of Vegetables. Penerbit PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sani, Yulvian. 2010. Keracunan Tanaman Beracun Pada Ternak.

http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/component/content/article/11 1-waspada-tanaman-bisa-meracuni-ternak-anda. Diunduh 22 Juni 2014.

Sinaga, E., Noverita, dan D. Fitria. 2009. Daya Antibakteri Jamur Endofit Yang Diisolasi Dari Daun dan Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga Sw). J Farmasi Ind 4(4): 161-170.

Suhanda, I. 2009. Rahasia Sehat Dengan Makanan Berkhasiat. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.

Wardayati, K.T. 2012. Daun Katuk Melimpahkan ASI. http://intisari- online.com/read/benar-daun-katuk-melimpahkan-asi. Diunduh 16 Oktober 2014.

(28)

1

PENGELUARAN ANGGARAN PENELITIAN

Justifikasi Anggaran Biaya

HONOR Honor/jam(Rp)

Waktu jam

Minggu

Honor

/minggu

Ketua 4,200 29 5 609,000

Anggota 1 3,300 22 5 363,000

Anggota 2 3,300 22 5 363,000

Anggota 3 3,300 22 5 363,000

Sub total (Rp) 1,698,000

PERALATAN PENUNJANG

Tanggal Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga (Rp)

Total Satuan

23 Mei 2014 Spidol dan pulpen (pack) Pencatatan kode perlakuan pada kemasan 1 42,000 42,000

23 Mei 2014 Buku (buah) Pencatatan data dan kegiatan penelitian 3 15,000 45,000

23 Mei 2014 Stapler (buah) Penyiapan kelengkapan laporan 2 10,000 20,000

23 Mei 2014 Plastik PP (buah) Membungkus produk dan sampel 12 5,000 60,000

23 Mei 2014 Gunting (buah) Menggunting kertas saring 2 10,000 20,000

20 Juni

2014 Kertas saring (lembar) Menyaring sampel 3 50,000 150,000

20 Juni

2014 Botol untuk analisis (buah) Keperluan sampel 20 5000 100000

20 Juni Aluminium foil (rol) Membungkus produk dan sampel 10 15,000 150,000

(29)

2 2014

25 Juni

2014 Tip pipet mikro 1 ml (pack) Keperluan analisis total gula, total asam, vit C, dan tannin 4 75,000 300,000 25 Juni

2014 Botol semprot (buah) Keperluan analisis total gula, total asam, vit C, dan tannin 2 15,000 30,000 01 Nop

2014 Kertas (rim) Keperluan pembuatan laporan 4 50000 200000

Sub Total (Rp) 1,117,000

BAHAN HABIS PAKAI

Tanggal Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga (Rp)

Total Satuan

02 Juni

2014 Serbet Membersihkan media dan peralatan 3 25,000 75,000

02 Juni

2014 Tisu (pack) Membersihkan botol sampel 5 20,000 100,000

02 Juni

2014 Label (pack) Label pada produk dan sampel 25 5,000 125,000

02 Juni

2014 Cartridge (pack) Penyiapan kelengkapan laporan 2 245,000 490,000

05 Juni

2014 Loloh don piduh (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

10 Juni

2014 Loloh don tempoyak (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

10 Juni

2014 Loloh kayu manis (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

13 Juni

2014 Loloh jempiring (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

13 Juni

2014 Loloh isen (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

16 Juni Loloh tibah (buah) Bahan Penelitian Tahap II 20 10,000 200,000

(30)

3 2014

23 Juni

2014 Indikator pp (gram) Keperluan analisis total gula, total asam, dan vit C 10 9,000 90,000

23 Juni

2014 Aquadest (liter) Keperluan analisis total gula, total asam, vit C, dan tannin 10 8,000 80,000

23 Juni

2014 NaOH (liter) Keperluan analisis total asam 2 32,500 65,000

23 Juni

2014 Larutan Nelson (liter) Keperluan analisis total gula 1 53,000 53,000

23 Juni

2014 Amilum (liter) Keperluan analisis vitamin C 1 56,000 56,000

23 Juni

2014 Iod (liter) Keperluan analisis vitamin C 1 51,000 51,000

18 Agust

2014 KOH (liter) Keperluan analisis tannin 1 50,000 50,000

Sub Total (Rp) 2,435,000

PERJALANAN

Tanggal

Material Kuantitas Harga (Rp)

Total Satuan

14 Mei 2014

Perjalanan survey ke produsen dan

pedagang Survey peninjauan produksi loloh don piduh

1 100,000 100,000 loloh don piduh di Jl. Ratna Denpasar (Penelitian Tahap I)

16 Mei 2014

Perjalanan survey ke produsen dan

pedagang Survey peninjauan produksi loloh don tempoyak dan loloh

1 100,000 100,000 loloh don tempoyak dan loloh kayu manis di kayu manis (Penelitian Tahap I)

Monang-Maning Denpasar

(31)

4 19 Mei 2014

Perjalanan survey ke produsen dan

pedagang Survey peninjauan produksi loloh jempiring dan loloh isen

1 250,000 250,000 loloh jempiring dan loloh isen di Petang (Penelitian Tahap I)

Kabupaten Badung

21 Mei 2014

Perjalanan survey ke produsen dan

pedagang Survey peninjauan produksi loloh tibah 1 250,000 250,000

loloh tibah di Kapal Mengwi Kabupaten

Badung (Penelitian Tahap I)

05 Juni

2014 Perjalanan ke produsen dan pedagang

Wawancara proses pembuatan loloh don piduh dan pembelian 1 100,000 100,000

loloh don piduh di Jl. Ratna Denpasar loloh don piduh (Penelitian Tahap I)

10 Juni

2014 Perjalanan ke produsen dan pedagang Wawancara proses pembuatan loloh don tempoyak dan loloh 1 100,000 100,000 loloh don tempoyak dan loloh kayu manis di kayu manis dan pembelian loloh don tempoyak dan loloh

Monang-Maning Denpasar kayu manis (Penelitian Tahap I)

13 Juni

2014 Perjalanan ke produsen dan pedagang loloh Wawancara proses pembuatan loloh jempiring dan loloh isen 1 250,000 250,000

jempiring dan loloh isen di Petang

Kabupaten dan pembelian loloh jempiring dan loloh isen (Penelitian Tahap I)

Badung

16 Juni

2014 Perjalanan ke produsen dan pedagang

Wawancara proses pembuatan loloh tibah dan pembelian loloh 1 250,000 250,000

loloh tibah di Kapal Mengwi Kabupaten

Badung tibah (Penelitian Tahap I)

Sub Total (Rp) 1,400,000

LAIN-LAIN

Tanggal Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga (Rp)

Total Satuan

(32)

5 18 Juni

2014 Administrasi dan pemeliharaan Lab (bulan) Biaya kebersihan dan pemeliharaan fasilitas lab 3 400,000 1,200,000 19 Agust

2014 Dokumentasi dan pembuatan laporan

Mendokumentasikan penelitian dengan foto dan pembuatan

laporan 1 1,100,000 1,100,000

20 Agust

2014 Pajak Biaya pemotongan pajak 1,050,000

Sub Total (Rp) 3,350,000

TOTAL PENGGUNAAN DANA PENELITIAN (Rp) 10,000,000

Gambar

Gambar 1. Loloh Don Piduh
Gambar 2. Loloh Don Tempoyak
Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi dalam 100 g Daun Katuk
Gambar 4. Loloh Don Jempiring
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode survei kuantitatif yakni penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Pendekatan

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, pemahaman akuntansi, kompetensi Sumber Daya

matahari secara langsung yang banyak digunakan adalah sebagai alat pengering energi.. surya langsung, sepe(i merrgeringkan ikan, daun

Telah dilakukan penelitian yang mempelajari pengaruh luas tulangan kekangan pada balok beton terhadap kuat rekatan dan panjang penyaluran tulangan yang tertanam pada beton

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan gerakan-gerakan Yoga Asana dan manfaat dari setiap gerakan sehingga dapat melakukan gerakan yoga dengan baik dan

Objek dalam penelitian ini adalah Kulit Kayu Manis yang dijadikan pengawet alami terhadap manisan basah buah nipah1. Alat

Pada penelitian ini dilakukan pra-perlakuan bahan baku obat GMP dengan teknik dispersi padat, modifikasi bentuk polimorf dan kokristalisasi menggunakan metode dan matriks yang

Asas keselarasan adalah penggunaan pendekatan asas keselarasan dilakukan dengan memperhatikan tempat, waktu dan keadaan (desa, kala, patra) sehingga putusan terhadap