• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Olah Data Statistik dengan Perangkat Lunak JASP

N/A
N/A
ZAHRA ZULFA NAZWA

Academic year: 2024

Membagikan "Pelatihan Olah Data Statistik dengan Perangkat Lunak JASP"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Olah Data Statistik untuk Skripsi dengan

Perangkat Lunak JASP

O l e h :

Kelompok Keahlian Transportasi Prodi Teknik Sipil/Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Tanjungpura

2024

(2)

Pengantar Statistik

Pengolahan data dibutuhkan dalam pengerjaan skripsi yang bertujuan untuk menganalisis berbagai aspek teknis melalui penggunaan metode statistik. Beberapa uji seperti Uji t digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok data, sementara ANOVA (Analisis Varian) diterapkan untuk mengevaluasi perbedaan antara tiga atau lebih kelompok. Selain itu, analisis regresi digunakan untuk mengidentifikasi hubungan dan pola antara variabel-variabel yang diamati. Data diperoleh melalui eksperimen dan survei, kemudian diolah menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS, R atau JASP. Hasil analisis ini diharapkan memberikan wawasan mendalam dan mendukung hipotesis penelitian, serta berkontribusi pada pengembangan ilmu teknik di bidang studi yang relevan.

Perlu juga diketahui pembagian statistik inferensi dan non inferensi. Statistik inferensi melibatkan pengambilan kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel data. Metode ini mencakup uji hipotesis, estimasi interval kepercayaan, dan analisis regresi, memungkinkan peneliti membuat prediksi atau generalisasi dari sampel ke populasi yang lebih besar. Sebaliknya, statistik non- inferensi, atau statistik deskriptif, berfokus pada penggambaran dan ringkasan data tanpa mencoba membuat generalisasi atau prediksi. Ini mencakup penggunaan ukuran seperti mean, median, modus, standar deviasi, dan visualisasi data seperti grafik dan tabel. Statistik deskriptif memberikan gambaran menyeluruh tentang data yang ada, sementara statistik inferensi digunakan untuk menjawab pertanyaan spesifik dan membuat keputusan berdasarkan data sampel.

Apa itu JASP

JASP merupakan singkatan dari Jeffrey’s Amazing Statistics Program sebagai bentuk penghargaan atas pelopor analisis statistik Bayesian, Sir Harold Jeffreys. JASP adalah aplikasi olah data statistik yang dapat diakses secara bebas dan gratis. Aplikasi ini terus dikembangkan dan terus diperbarui (saat ini v 0.11.1 pada Oktober 2019) oleh sekelompok peneliti di University of Amsterdam. Tujuan mereka adalah untuk mengembangkan sebuah program statistik yang dapat diakses secara bebas dan gratis yang mencakup teknik statistik dasar dan teknik yang lebih kompleks (advance) dengan penekanan utama pada tampilan yang lebih sederhana (Goss- Samson, 2019).

JASP dapat diunduh secara gratis dari situs web https://jasp-stats.org/ dan tersedia untuk Windows, Mac OS X, dan Linux. Anda juga dapat mengunduh versi Windows yang telah terinstal sebelumnya yang akan dijalankan langsung dari USB atau hard drive eksternal tanpa harus menginstalnya pada PC atau laptop Anda

(3)

Menggunakan JASP

Bukalah aplikasi JASP

Gambar 1. Tampilan perangkat lunak JASP

Jenis Data di JASP

Data yang dapat diolah di JASP adalah data dengan format: .csv; .txt; .sav; .ods. Data yang berasal dari Mixrosoft Excel dapat di save as (di Ms. Excel), lalu pilih CSV (Comma delimited).

(4)

Gambar 2. Menyimpan data dalam format CSV

Membuka data di JASP; terdapat beberapa pilihan yaitu:

Gambar 3. Tampilan pilihan untuk mengakses data yang akan dianalisis

(5)

Ketika membuka data di JASP, terdapat tiga jenis data yaitu

Contoh data nominal adalah jenis kelamin, asal daerah dan lain-lain

Contoh data ordinal (bertingkat) adalah tingkat pendidikan, tingkat kualitas produk dan lain-lain Contoh data continous (hasil pengukuran) adalah tinggi badan, suhu dan lain-lain.

Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan, meringkas, dan menggambarkan data dengan cara yang mudah dipahami tanpa membuat kesimpulan yang lebih mendalam tentang populasi yang lebih besar. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai distribusi data, kecenderungan sentral, dan penyebaran data dalam satu kumpulan data. statistik deskriptif sangat bermanfaat untuk memahami dataset sebelum melangkah ke analisis inferensial yang lebih kompleks.

Manfaat utama dari analisis statistik deskriptif antara lain:

1. Menjelaskan Karakteristik Data: Menyajikan informasi dasar seperti ukuran, frekuensi, proporsi, dan pola dalam data yang membantu memahami sifat dari data tersebut.

2. Menentukan Kecenderungan Sentral: Pengukuran seperti rata-rata (mean), median, dan modus digunakan untuk menentukan nilai tengah atau nilai yang paling umum dalam dataset.

(6)

3. Mengukur Penyebaran Data: Ukuran seperti rentang, standar deviasi, dan variansi membantu menggambarkan seberapa tersebar data dari nilai rata-rata.

4. Menyederhanakan Data: Data yang besar dan kompleks dapat disederhanakan menjadi informasi yang lebih mudah dipahami dengan menggunakan tabel, grafik, dan statistik ringkasan.

Misal kita menggunakan data sebagai berikut:

Untuk melakukan analisis deskriptif adalah dengan memilih ‘Descriptives’ – Descriptive statistics

Tampilan berikutnya dari tahapan analisis deskriptif ini adalah sebagai berikut.

(7)

Results

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

age married collgrad wage

union nonunion union nonunion union nonunion union nonunion

Valid 9 14 9 14 9 14 9 14

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mode 37.000 40.000 2.000 2.000 1.000 1.000 6.401 3.052

Median 39.000 40.500 10.185 8.571

Mean 38.667 40.714 12.547 8.973

Std. Deviation 2.449 2.234 6.574 4.237

Minimum 35.000 35.000 6.401 3.052

Maximum 43.000 44.000 28.457 17.206

Note. Excluded 4 rows from the analysis that correspond to the missing values of the split-by variable union ᵃ The mode is computed assuming that variables are discrete.

(8)

Frequency Tables

Frequencies for age

union age Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

union 35 1 11.111 11.111 11.111

36 0 0.000 0.000 11.111

37 3 33.333 33.333 44.444

39 2 22.222 22.222 66.667

40 1 11.111 11.111 77.778

41 1 11.111 11.111 88.889

42 0 0.000 0.000 88.889

43 1 11.111 11.111 100.000

44 0 0.000 0.000 100.000

Missing 0 0.000

Total 9 100.000

nonunion 35 1 7.143 7.143 7.143

36 0 0.000 0.000 7.143

37 0 0.000 0.000 7.143

39 1 7.143 7.143 14.286

40 5 35.714 35.714 50.000

41 2 14.286 14.286 64.286

42 3 21.429 21.429 85.714

43 0 0.000 0.000 85.714

44 2 14.286 14.286 100.000

Missing 0 0.000

Total 14 100.000

Note. wage has more than 10 distinct values and is omitted.

(9)

Frequencies for married

union married Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

union single 4 44.444 44.444 44.444

married 5 55.556 55.556 100.000

Missing 0 0.000

Total 9 100.000

nonunion single 2 14.286 14.286 14.286

married 12 85.714 85.714 100.000

Missing 0 0.000

Total 14 100.000

Frequencies for collgrad

union collgrad Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

union not college grad 6 66.667 66.667 66.667

college grad 3 33.333 33.333 100.000

Missing 0 0.000

Total 9 100.000

nonunion not college grad 8 57.143 57.143 57.143

college grad 6 42.857 42.857 100.000

Missing 0 0.000

Total 14 100.000

(10)

Distribution Plots age

union

nonunion

(11)

married union

nonunion

(12)

wage union

nonunion

(13)

One-Sample T Test

One-Sample T Test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata suatu sampel dengan suatu nilai hipotesis

Contoh, produsen baterai HP memberikan satu hipotesa bahwa rata-rata lama pemakaian baterai HP-nya adalah 50 jam (Trihendradi, 2004)1. Dilakukan sampling untuk mengetahui kebenarannya dengan data sebagai berikut:

Tabel 1. Data One-Sample Test no lmpakai

1 48

2 45

3 50

4 53

5 51

6 49

7 44

8 55

9 54

10 52

11 51

12 47

13 50

14 54

15 48

Yang dilakukan adalah:

▪ Copy-paste data ke microsoft excel, save as dalam format csv (comma delimited)

▪ Masuk ke JASP

▪ Klik tiga garis biru di atas kiri

▪ Pilih ‘Open’ – Computer – Browse untuk menampilkan data

1 Trihendradi, C. (2004). Langkah Mudah Memecahkan Kasus Statistik Deskriptif, Parametrik, dan Non- Parametrik dengan SPSS 12

(14)

Gambar 3. Tampilan data pada perangkat lunak JASP

Catatan: Jika terdapat kesalahan JASP dalam menentukan jenis data, klik lambang jenis-data lalu pilih yang sesuai.

Pada menu, pilih T-Test, pada bagian Classical, pilih One-Sample T Test,

(15)

Gambar 4. Analisis One-Sample Test pada perangkat lunak JASP

Pilih dan klik ‘lmpakai’, lalu klik tanda segitiga untuk memindahkan ke bagian variables.

Selanjutnya pada bagian Tests, centang ‘Student’, lalu masukkan angka 50 di ‘Test value’. Pada Additional Statistic, ‘Location estimate, Pilih Confidence interval 95%.

Gambar 5. Hasil analisis One-Sample T-Test

(16)

Dengan hipotesis:

H0 = rata-rata lama pemakaian = 50 jam H1 = rata-rata lama pemakaian ≠ 50 jam

Maka jika nilai p ( 0.938) > α (0.05), maka H0 diterima. Jadi HP yang diproduksi produsen tersebut memiliki rata-rata lama pemakaian selama 50 jam.

Independent-Sample T Test

Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok.

Test ini biasanya digunakan untuk menguji pengaruh suatu perlakuan terhadap satu kelompok target.

Contoh, dilakukan pengamatan tentang pengaruh kursus terhadap peningkatan nilai tes mahasiswa. Setelah tes, dilakukan sampling secara random antara mahasiswa yang mengikuti kursus dengan mahasiswa yang tidak mengikuti kursus.

Tabel 2. Data Kasus Independent-Sample T-Test

No. Kondisi Nilai No. Kondisi Nilai

1 ikut kursus 8.50 16 tdk ikut kursus 7.00 2 ikut kursus 7.00 17 tdk ikut kursus 8.00 3 ikut kursus 7.25 18 tdk ikut kursus 8.25 4 ikut kursus 7.50 19 tdk ikut kursus 7.00 5 ikut kursus 8.50 20 tdk ikut kursus 6.50 6 ikut kursus 9.00 21 tdk ikut kursus 6.00 7 ikut kursus 8.00 22 tdk ikut kursus 5.50 8 ikut kursus 9.00 23 tdk ikut kursus 6.00 9 ikut kursus 7.00 24 tdk ikut kursus 6.75 10 ikut kursus 7.50 25 tdk ikut kursus 7.00 11 ikut kursus 8.00 26 tdk ikut kursus 7.25 12 ikut kursus 7.00 27 tdk ikut kursus 7.00 13 ikut kursus 7.50 28 tdk ikut kursus 6.00 14 ikut kursus 8.25 29 tdk ikut kursus 6.50 15 ikut kursus 8.00 30 tdk ikut kursus 7.00

Catatan: Jika hendak mengedit data atau menghapus kolom, klik ‘Edit Data’ di menu, lalu edit.

Untuk kembali, pilh ‘Analyses’.

(17)

(i)

(ii)

Gambar 6. Hasil analisis Independent Samples T-Test

(18)

Dengan H0 = ‘ tidak ada perbedaan yang signifikan antara 2 kelompok’, maka jika p-value (<

0.01) kurang dari nilai α (0.05) maka H0 ditolak; jadi kursus berpengaruh terhadap nilai tes.

Tambahan: Jika hendak mengetahui apakah varian dari kedua kelompok sama atau tidak, dapat menggunakan Equality of variances - Levene’s.

Paired-Sample T Test

Paired-Sample T Test adalah dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu diukur.

Dasar pemikirannya adalah: apabila suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol.

Contoh dilakukan pre-test dan post-test pada sebuah pelatihan terhadap 15 peserta dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Data Paired-Sample T Test no pre-test post-test

1 7.50 8.50

2 7.00 8.50

3 7.75 8.00

4 6.00 7.00

5 6.50 7.50

6 8.00 9.00

7 6.50 8.00

8 6.00 7.00

9 6.75 7.50

10 5.50 7.50

11 5.00 7.00

12 5.75 7.00

13 7.00 8.00

14 7.50 8.50

15 6.00 7.50

(19)

(i)

(ii)

Gambar 7. Hasil analisis Paired Samples T-Test

(20)

Dari hasil uji-t berpasangan, yaitu pada nilai p (<.001) yang kurang dari α (0.05) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pre-test dan post-test dengan perbedaan rata- rata 1.183. Tanda minus menunjukkan kenaikan, (pre-test – post-test).

Data deskriptif dan plot menunjukkan adanya kenaikan nilai post-test jika dibandingkan dengan nilai pre-test.

Catatan: Pengecekan asumsi normalitas data (Shapiro-Wilk) tidak signifikan. Hal ini menandakan data terdistribusi normal. Jika hasilnya signifikan, maka analisis yang digunakan nantinya adalah uji non- parametrik Wilcoxon’s signed-rank.

Analisis Korelasi

Korelasi merupakan teknik statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel, dan seberapa kuat hubungan tersebut. Korelasi hanya sesuai untuk data yang dapat dikuantifikasi, di mana angka memiliki makna, seperti data kontinus atau pun data ordinal. Teknik ini tidak dapat digunakan untuk data kategorikal di mana kita harus menggunakan analisis tabel kontingensi (lihat Analisis Chi-kuadrat dengan JASP).

Tabel 4. Data Analisis Korelasi masa_kerja gaji_ribu

3 3500

2 3000

3 4000

5 5500

6 5000

8 7500

9 6500

10 8500 12 9500

9 6500

10 8500 15 9500 11 7500

5 4000

7 5250

8 6000

12 7500 14 8250

(21)

Pilih ‘Rgression – [Pada bagian Classical] Correlation

Gambar 8. Hasil Analisis Korelasi Dengan hipotesis:

H0 = tidak ada hubungan antara kedua variabel;

H1 = ada hubungan antara kedua variabel

Dengan nilai p-value (<.001) yang kurang dari α(0.05), maka H0 ditolak, jadi terdapat hubungan antara kedua variabel.

Kasus ke 2. Pada buku Perencanaan Pemodelan Ofyar Z Tamin, Bab 4, terdapat analisis korelasi dengan data sebagai berikut.

(22)

Tabel 5. Data Karakteristik Bangkitan Perjalanan

Jumlah Panjang Jumlah Jumlah PDRB

Bangkitan Jumlah Rumah jalan

diaspal Perusahaan kamar

hotel (juta No Kabupaten Perjalanan Penduduk Sakit (km) Perdagangan berbintang Rupiah)

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6

1 Pandeglang 12,035,567 926,316 1 470 5,706 582 1,053,924

2 Lebak 7,647,167 963,307 3 387 2,418 0 971,543

3 Bogor 39,564,090 3,592,646 10 1,581 10,421 1,036 6,464,158

4 Sukabumi 18,150,017 1,930,097 3 813 4,282 385 2,111,595

5 Cianjur 13,658,862 1,766,413 2 765 5,204 1,322 1,992,958

6 Bandung 85,239,366 3,471,886 10 2,406 12,324 316 7,514,143

7 Garut 13,539,514 1,767,732 2 713 6,217 40 2,253,897

8 Tasikmalaya 20,590,334 1,892,301 2 822 11,364 87 2,096,317

9 Ciamis 16,650,852 1,485,334 2 1,240 10,705 60 2,067,602

10 Kuningan 8,338,062 929,320 3 508 5,717 70 896,980

11 Cirebon 19,682,714 1,757,629 5 555 8,285 166 1,777,528

12 Majalengka 9,973,952 1,091,130 2 764 7,727 0 1,043,769

13 Sumedang 7,504,292 871,440 1 574 5,044 0 1,090,687

14 Indramayu 14,707,679 1,537,392 2 507 7,928 0 4,964,716

15 Subang 9,677,077 1,211,990 3 563 10,747 120 1,667,729

16 Purwakarta 6,769,081 616,852 2 483 3,171 131 980,760

17 Karawang 11,163,886 1,565,355 3 577 6,499 174 2,798,437

18 Bekasi 17,463,903 2,383,771 7 709 13,796 449 6,509,838

19 Tangerang 13,578,144 1,882,352 5 945 18,610 197 4,040,121

20 Serang 19,972,140 1,618,534 3 708 8,751 601 5,419,289

21 Kodya Bogor 20,753,695 665,731 5 260 6,504 115 1,045,309

22 Kodya Sukabumi 2,941,253 229,748 3 142 2,080 28 512,680

23 Kodya Bandung 57,742,897 1,882,913 23 844 41,038 2,917 6,349,876

24 Kodya Cirebon 7,952,916 255,677 8 146 5,103 503 854,716

25 Kodya Tangerang 7,430,548 1,049,265 6 205 0 203 6,014,924

Dari data tersebut diperoleh hasil korelasi antar variabelnya adalah sebagai berikut:

(23)

Gambar 9. Hasil Analisis Korelasi di buku Perencanaan Pemodelan karangan Ofyar Z. Tamin Untuk memperoleh hasil ini, copy-paste data, Y – X1, X2 dan seterusnya ke Microsoft Excel, lalu save as ke format csv, sehingga muncul data sebagaimana yang dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 10. Tampilan data Karakteristik Bangkitan Perjalanan di JASP Pilih Regression – Classical – Correlation.

(24)

Gambar 11. Langkah analisis Korelasi di JASP

Lalu blok Y s/d X6 dan pindahkan ke kotak Variables. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, cukup mencentang Pearson’s r. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Gambar 12. Hasil Analisis Korelasi di JASP

(25)

Regresi

Regresi menguji hipotesis nol (H0) bahwa tidak ada prediksi signifikan terhadap variabel outcome oleh variabel prediktor atau dengan kalimat lain, pada model, variabel bebas tidak dapat secara signifikan memprediksi variabel tak bebasnya.

Terdapat kasus dimana ingin diketahui hubungan antara stres kerja (X) dan kinerja pegawai (Y), dengan data seperti yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

A. Regresi Linier Sederhana

No X Y

1 28 21

2 20 24

3 21 27

4 23 22

5 17 26

6 25 24

7 22 23

8 19 25

9 27 21

10 25 22

11 24 25

12 17 28

Kasus ini telah dikerjakan dengan SPSS (dapat dilihat pada website: www.spssindonesia.com)2 dan dapat dilihat pada bagian Lampiran.

Selanjutnya data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan JASP. Jika data tersebut dimasukkan ke dalam format csv dan dibuka dengan JASP akan terlihat seperti ini.

2 https://www.spssindonesia.com/2017/03/uji-analisis-regresi-linear-sederhana.html

(26)

Selanjutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut; pilih ‘Regression’ – pada bagian Classical, pilih

(27)

Gambar

Hasil analisis JASP dapat dilihat di bawah ini.

(28)

Dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh persis sama dengan hasil pada SPSS.

B. Regresi Linier Berganda

Untuk itu dapat digunakan data pada Tabel 5 (Karakteristik Bangkitan Perjalanan). Hasil analisis regresi pada kasus atau data tersebut dapat dilihat pada Lampiran (2).

Untuk mendapatkan hasil sebagaimana Lampiran (2) (kolom 1), yang dilakukan adalah: gunakan data Korelasi – pilih menu Regression – Classical – Linear Regression

Y dimasukkan ke ‘Dependent Variables’ dan X1 s/d X6 dimasukkan ke dalam ‘Covariates’. Metode yang digunakan yaitu metode ‘Enter’.

Yang dicentang pada bagian bawah adalah Estimates dan Model Fit

(29)

Gambar 14. Analisis Regresi Berganda di JASP (1)

Gambar 15. Analisis Regresi Berganda di JASP (2)

(30)

One-Way ANOVA

Analisis varian satu variabel independent digunakan untuk menentukan apakah rata-rata dua atau lebih keloMpok berbeda secara signifikan.

Contoh. Ingin diketahui pengaruh lama kursus terhadap nilai test. Lama kursus yang diamati adalah 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan dengan jumlah partisipan masing-masing kelompok 7 siswa dipilih secara random.

Tabel Data One-Way ANOVA

lama_kursus nilai lama_kursus nilai

3 bulan 7.0 3 7.0

3 bulan 8.0 3 8.0

3 bulan 7.25 3 7.25

3 bulan 7.5 3 7.5

3 bulan 7.0 3 7.0

3 bulan 7.5 3 7.5

3 bulan 7.75 3 7.75

6 bulan 8.0 6 8.0

6 bulan 8.5  6 8.5

6 bulan 8.0 6 8.0

6 bulan 8.25 6 8.25

6 bulan 7.5 6 7.5

6 bulan 8.75 6 8.75

6 bulan 8.5 6 8.5

9 bulan 9.0 9 9.0

9 bulan 9.5 9 9.5

9 bulan 9.25 9 9.25

9 bulan 9.0 9 9.0

9 bulan 8.5 9 8.5

9 bulan 8.75 9 8.75

9 bulan 9.25 9 9.25

Dalam pengolahan data, 3 bulan =3; 6 bulan = 6; 9 bulan = 9,

Kasus ini jika diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS akan memberikan hasil:

(31)

Dengan hasil sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

(32)

Selanjutnya kita akan melakukan analisis dengan menggunakan perangkat lunak JASP sebagai berikut.

(33)

Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

(34)

Karena p-value < α , maka H0 ditolak, jadi ketiga kelompok memiliki nilai rata-rata yang berbeda Dari nilai Mean di Descriptive dan Descriptive Plots diketahui terdapat peningkatan nilai yang berbanding lurus dengan lama kursus.

* * *

(35)

LAMPIRAN

1. One-Sample T Test

Pada SPSS, pilih Analyze – Compare Means – One Sample T Test – ‘Test Value=50’ – pada Option, pilih Confidence Interval Percentage = 95%

Hasil regresi (www.spssindonesia.com)3

3 https://www.spssindonesia.com/2017/03/uji-analisis-regresi-linear-sederhana.html

(36)

2. Regresi Linier Berganda

Hasil pemodelan dari buku Ofyar Z. Tamin

Gambar

Gambar 1. Tampilan perangkat lunak JASP
Gambar 2. Menyimpan data dalam format CSV
Gambar 3. Tampilan pilihan untuk mengakses data yang akan dianalisis
Tabel 1. Data One-Sample Test  no  lmpakai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anova merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah lebih dari 2 populasi yang independen, memiliki rata-rata yang berbeda atau sama.. Anova pada intinya

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif pem- belajaran pembelajaran yang diterapkan terhadap kedua sampel penelitian, de- ngan melihat rata-rata

Keempat tindakan itu diterapkan dalam dua siklus tindakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran Fisika Dasar di Jurusan Fisika FMIPA UNY melalui kegiatan: praktikum

Adapun hasil SPSS uji homogenitas varians (uji-F) dan uji perbedaan rata- rata (uji-T) nilai nominal yield, current yield dan yield to maturity dari

Dengan uji statistik analisa one way varian/anova tabel 4 terlihat perbedaan yang bermakna rata rata nilai CRP dari masing- masing kelompok penderita (radang kronis,appendisitis

Dari uji statistik antara perangkat lunak pengolah data GPS ilmiah dan komersil didapatkan perbedaan ketelitian yang signifikan dengan rata-rata nilai standar deviasi

Dengan memahami definisi Uji T dan cara menguji perbedaan antara dua kelompok, peneliti dapat menggunakan metode ini dengan benar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang

Data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan analisis menggunakan Anova Analysis of Variances satu arah untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok dengan satu faktor