• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED

N/A
N/A
Rosi

Academic year: 2024

Membagikan "PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.

Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd.

Kelompok VIII:

Fatimah Seftinar Marbella 2213021088

Nazwa Arlin Najah 2213021001

Rosiana Ramadhani 2213021091

Sephia Virgiani Effendi 2253021003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2024

(2)

ii KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamin dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul

“Pendekatan Pembelajaran Open-ended” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu dan bapak dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Maatematika Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dan Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami terkait .

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima berbagai saran serta kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bandar Lampung, 29 Maret 2024

Tim Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Pendekatan Open-ended ... 3

2.2 Mengonstruksi Masalah Open-ended ... 4

2.3 Mengembangkan Rencana Pembelajaran ... 5

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-ended... 6

2.5 Contoh Pendekatan Open-ended ... 7

BAB III ... 9

PENUTUP ... 9

3.1 Kesimpulan ... 9

3.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran selalu berubah, penting bagi guru untuk memperbarui strategi belajar mengajar mereka dengan siswa. Hal serupa juga terjadi pada matematika, yang terbukti sangat sulit bagi guru untuk mengajar dan bagi siswa untuk menerima pelajaran tersebut. Matematika merupakan ilmu universal yang menjadi landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta merupakan suatu mata pelajaran akademik yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan.

Dalam pendidikan matematika, pemecahan masalah adalah esensi dari pembelajaran yang merupakan keterampilan utama dalam proses pembelajaran (Hidayat, 2018).

Dalam pembelajaran matematika, definisi "masalah" adalah suatu pemikiran yang terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan situasi atau pertanyaan yang tidak memiliki solusi segera dan bahwa pemecah masalah menerima tantangan untuk mengatasinya. Pemecahan masalah adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk melakukan tugas. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika yang bermakna berarti tidak mengecualikan nilai keabstrakan makna matematika.

Siswa yang memiliki kemampuan kreatif yang baik, memungkinkan siswa untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak dalam matematika, sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan matematika mereka dan menghasilkan tanggapan terhadap masalah yang dihadapi, baik dalam konteks pembelajaran matematika maupun dalam situasi kehidupan sehari-hari. (Septiani et al., 2022).

Untuk mencapai tujuan mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan pemecahan masalah, siswa harus dibimbing melalui pembelajaran yang memungkinkan mereka meningkatkan fleksibilitas, orisinalitas, dan kuantitas kemampuan kreatifnya. Guru mempunyai peran penting dalam menyediakan kondisi pembelajaran yang mendukung perkembangan tersebut, seperti memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, mendorong diskusi yang mendorong pemikiran kritis, dan mencari ide-ide baru. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan keterampilannya secara komprehensif dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kreatif, kritis, dan pemecahan masalah (Sholikhah et al., 2018).

(5)

2 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended?

2. Bagaimana cara mengonstruksi masalah dalam pembelajaran open-ended?

3. Apa saja keunggulan dan kelemahan pendekatan open-ended?

4. Bagaimana rencana dan contoh pembelajaran melaui pendekatan open-ended?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah mengetahui peran proses belajar dengan pendekatan open-ended, kemudian mengerti cara mengonstruksi masalah dalam pembelajaran, beberapa contoh pendekatan open-ended, bagaimana rencana pembelajaran dengan pendekatan open-ended, serta mengetahui keunggulan dan kelemahan masalah open-ended.

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendekatan Open-ended

(Noer, 2017) mengatakan bahwa memulai pembelajaran pendekatan open-ended yaitu dengan cara memberikan suatu permasalahan terbuka pada peserta didik.

Model pembelajaran open-ended dapat membuat siswa lebih berpartisipasi dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran juga memberikan peluang yang lebih besar untuk mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan matematika siswa secara keseluruhan, sehingga diharapkan kreativitas siswa akan berkembang. Pertanyaan terbuka mempunyai lebih dari satu jawaban benar atau lebih dari satu jawaban benar. Dengan menyelesaikan tugas-tugas terbuka, siswa dapat dengan bebas mengungkapkan pikirannya tanpa campur tangan guru, hal ini menunjukkan adanya peran aktif siswa.

Masalah matematika dalam proses belajar mengajar diterapkan sebagai tugas untuk mengarahkan siswa mengembangkan keterampilan matematika. Masalah yang diterapkan dalam pembelajaran open-ended adalah masalah yang tidak biasa dan memiliki sifat terbuka. Keterbukaan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

prosesnya terbuka, produk akhir terbuka, dan jalur pengembangan terbuka. Proses terbuka menandakan bahwa jenis tugas memiliki beberapa cara yang benar untuk diselesaikan. Produk akhir terbuka berarti jenis tugas ini memiliki beberapa kemungkinan jawaban. Terakhir, terbukanya jalur pengembangan berarti setelah peserta didik menyelesaikan permasalahan sebelumnya, peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan baru dengan merubah situasi tugas sebelumnya (Fatah et al., 2016).

Strategi pembelajaran open-ended sebagai suatu metode pembelajaran matematika adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengembangkan pemikiran mereka dengan minat dan kemampuan masing- masing individu. Dengan bantuan pembelajaran terbuka, peserta didik dapat menemukan hal-hal baru dengan menyelesaikan suatu masalah, terutama masalah yang terkait dengan matematika. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran terbuka dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Masalah terbuka dapat digunakan untuk menunjukkan prestasi siswa dalam berpikir kreatif atau kreativitas dalam matematika (Yuli et al., 2015).

(7)

4 Menurut (Noer, 2017) model kegiatan matematika secara keseluruhan dapat dijelaskan dalam diagram yang ditampilkan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Model Matematika secara Keseluruhan

Model ini dimulai dengan keberadaan dua realitas, realitas fisik dan realitas matematika. Serta juga adanya permasalahan yang harus dipecahkan dalam dunia nyata. Dunia nyata yang dimaksud bisa merujuk pada hal-hal yang tidak hanya fisik, tetapi juga konseptual (b) untuk (c) dan (f) disusun dari pengetahuan- pengetahuan (a) dan diinterpretasi ke bahasa matematika melalui proses abstraksi, idealisasi, dan simplifikasi hingga solusi yang kira-kira ditemukan (e) dapat diaplikasikan.

Saat siswa mencoba merumuskan kembali masalah sesuai dengan pemahaman mereka, proses pembentukan aksioma terjadi. (g). Penting diingat paserta didik membutuhkan waktu yang cukup untuk menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, Proporsi-proporsi yang diajukan dalam tahap aksiomatisasi perlu diuji secara tentatif untuk menentukan apakah sudah cukup menjawab atau perlu proporsi tambahan. Dengan kata lain, apakah memungkinkan untuk mentransformasikan suatu proporsi tertentu pada (a) ke dalam satu dari sistem aksiomatik (g)? Jika tidak, proporsi baru harus ditambahkan pada situasi atau asumsi (f). Sesudah memperoleh aksioma yang memadai dalam tahap aksiomatisasi, kita dapat membuat proporsi dalam kerangka aksiomatik (g) yang berhubungan sesuai dengan proporsi dalam (a) dan kebenaran dari proporsi dalam (g) perlu disimpulkan melalui deduksi dalam pembentukan aksioma (g). Serta dalam deduksi ini (e) diterapkan dengan menggunakan aksioma (g).

2.2 Mengonstruksi Masalah Open-ended

Menurut Suherman (dalam Noer, 2017), mengembangkan dan mengontruksi permasalahan Open-ended secara tepat dan efektif tidaklah mudah bagi peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda. Namun, hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Jepang selama periode yang cukup lama, menguingkapkan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan dan mengontruksi masalah, termasuk:

(8)

5 1. Menampilkan masalah dengan menggunakan situasi fisik yang konkret di mana peserta didik dapat mengamati dan mempelajari konsep-konsep matematika.

2. Mengubah soal- soal pembuktian agar peserta didik mampu menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variable dalam masalah yang di berikan.

3. Menampilkan berbagai bentuk ragam geometri, kemudisn peserta didik dapat menentukan konsep matematika, membuat dugaan dari gambar yang disajikan.

4. Menyajikan permasalahan kepada peserta didik dalam bentuk deretan angka atau tabel. Selanjutnya peserta didik diminta menemukan aturan matematika dan kesimpulan berdasar dari data yang telah disajikan.

5. Menyediakan beberapa contoh nyata dalam berbagai hal, kemudian peserta didik diminta untu mengidentifikasi kejadian lain yang serupa, sehingga dari kejadian-kejadian yang ada mereka mampu membuat suatu kesimpulan secara umum.

6. Menampilkan beberapa latihan atau masalah yang memiliki kesamaan satu sama lain. Peserta didik diminta untuk menyelesaikan setiap latihan atau masalah tersebut, dan kemudian mereka akan ditantang untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin sifat yang sama antara dua latihan atau masalah yang serupa.

2.3 Mengembangkan Rencana Pembelajaran

Menurut Suherman, dkk, dalam (Noer, 2017) setelah guru mengkontruksi masalah open-ended, tiga hal berikut yang harus dipertimbangkan:

1. Apakah problem tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga?

Problem yang ada harus bisa menjadi pendorong siswa untuk berpikir seluas-luasnya. Konsep matematika yang dipilih harus sesuai untuk siswa berkemampuan tinggi maupun rendah dengan strategi yang sesuai juga.

2. Apakah level matematika dari problem itu cocok untuk siswa?

Pada problem open-ended siswa menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki. Guru memperkirakan bahwa persoalan diluar jangkauan siswa, maka masalah itu harus di ganti dengan masalah yang para siswa mengerti.

3. Apakah problem itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?

Ya, Problem ini harus memiliki berkaitan dengan konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat mengacu agar siswa berpikir tingkat tinggi juga.

Langkah selanjutnya yang harus diperhatikan : a. Tuliskan respon siswa yang diharapkan

Guru berharap bahwa siswa dapat merespon problem open-ended yang diberikan dengan banyak baik. Respons siswa ini membantu mereka memecahkan problem sesuai dengan cara dan kemampuannya masing- masing.

(9)

6 b. Tujuan dari problem itu diberikan harus jelas

Disini guru harus sangat memahami peran problem dalam semua rencana pembelajaran. Problem ini sebagai topik yang independen, seperti mengenalkan konsep baru atau sebagai rangkuman dari proses belajar siswa.

c. Sajikan problem semenarik mungkin

Dalam masalah open-ended ini memerlukan siswa untuk berpikir, maka konteks problem yang disampaikan kepada siswa harus menarik dan memicu semangat intelektual siswa tersebut.

d. Lengkapi prinsip „posing problem‟ sehingga siswa memahami dengan mudah maksud dari probloem itu

Pada problem yang diberikan harus memuat informasi sehingga para siswa dapat memahami dengan mudah, serta menemukan pemecahannya.

e. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksploitasi problem Waktu dapat diatur dalam menyajikan problem dan penyelesaiannya. Guru harus mengatur waktu yang sesuai untuk siswa. Dengan menggunakan sistem diskusi anatar siswa dan siswa atau siswa dan guru.

Dalam pembelajaran pendekatan open-ended ini guru harus tepat dalam waktu, karena respons siswa berbeda-beda. Maka semua itu harus didiskusikan dan disimpulkam. Guru disarankan dalam pembelajaran open-ended ini disusun dalam dua periode, yakni:

1) Peride pertama: pada periode ini siswa bisa bekerja secara individu ataupun berkelompok dalam pemecahan masalah yang diberikan guru di awal pembelajaran. Para siswa diberikan kerta satu-satu, lalu menuliskan ide-idenya. Dari kertas tersebut guru dapat menyimpulkan bagaimana hasil respon dari para siswa. Kemudian dibentuk kelompok yang beranggota 4 orang, mereka mendiskusikan hasil pelerjaan individunya dan salah satu perwakilan menuliskan hasilnya.

2) Periode kedua: diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah lalu guru menyimpulkan. Lalu hasil setiap kelompok dipresentasikan dan didiskusikan oleh seluruh siswa, kemudian ditemukan kesimpulannya..

Dari penjelasan diatas disimpulkan yakni garis besar langkah pembelajarannya, yaitu pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir.

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Open-ended Keunggulan dan kelemahan pendekatan ini, sebagai berikut:

1. Keunggulan dari pendekatan Open-ended dalam pembelajaran adalah bahwa peserta didik lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan sering kali menyatakan ide-ide mereka. Mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan matematika secara menyeluruh. Bahkan peserta didik dengan pemahaman terkait konsep matematika yang rendah dapat menanggapi permasalahan dengan cara mereka sendiri. Selain itu, mereka secara intrinsik termotivasi untuk

(10)

7 memberikan bukti atau penjelasan, serta memiliki pengalaman yang luas dalam menemukan solusi dalam menjawab permasalahan.

2. Kelemahan dari pendekatan Open-ended dalam pembelajaran adalah bahwa menciptakan dan menyiapkan permasalahan matematika yang bermakna bagi peserta didik tidaklah mudah. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami oleh peserta terlalu sulit, sehinggaa banyak dari mereka mengalami kesulitan dalam menanggapi masalah yang diberikan. Selain itu, peserta didik dengan kemampuan tinggi mungkin merasa tidak percaya diri dan cemas tentang jawaban yang mereka berikan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa sebagian peserta didik mengalami kesulitan saat pembelajaran dan berdampak merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan.

Oleh karena itu, meskipun terdapat banyak keunggulan dari pendekatan Open- ended untuk pembelajaran yang lebih bermakna, perlu diakui bahwa untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan upaya maksimal dan peran guru yang inovatif serta memotivasi untuk mendorong peserta didik menjadi kreatif, inovatif dan aktif.

2.5 Contoh Pendekatan Open-ended

Pedagogi merupakan studi atau bidang yang mengeksplorasi metode pengajaran dan proses belajar. Kata “pedagogi” sendiri diambil dari kata Yunani

“paidagogos”, yang memiliki arti “seseorang yang membimbing anak-anak”.

Pada dasarnya, pedagogi adalah teori yang menjelaskan bagaimana seorang anak dapat diajarkan dengan bimbingan dari seorang dewasa. Pedagogi diidentikkan dengan pembelajaran pada anak-anak yang di dalam sistem pendidikan formal digunakan dalam pembelajaran di pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, dan sekolah menengah (Sagala, 2023).

Pedagogi melibatkan pemahaman dan keterampilan dalam mendidik dan mengatur proses belajar. Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi pedagogik adalah "kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik". Akan tetapi pedagogi tidak hanya terbatas pada aktivitas mengajar dan belajar saja, tetapi juga mencakup bimbingan terhadap perkembangan karakter anak menuju kedewasaan.

Dalam lingkup pedagogi, seorang pendidik tidak hanya dituntut profesionalitas dalam menjalankan proses edukasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab dalam membantu perkembangan mental, karakter, dan perilaku siswa.

Menurut Sagala (2023), pedagogi menunjukkan adanya interaksi antara dua orang di mana salah seorangnya adalah orang dewasa yang telah berpengetahuan sementara seorang lainnya adalah seorang anak yang belum berpengetahuan.

Situasi pedagogi dapat terjadi apabila orang dewasa berupaya mengarahkan sehingga seorang anak mulai mendapat pengetahuan dari dasar hingga kompleks.

(11)

8 Anak tidak tahu bahwa air di dalam gelas adalah air panas dan dia menyentuh air tersebut. Dalam situasi ini orang dewasa berfungsi memberitahu sekaligus mengenalkan bahwa air tersebut panas dan dapat melukai tubuh manusia jika disentuh. Atau dalam situasi lain, mungkin seorang siswa di sekolah menengah pertama tidak memahami relevansi pendidikan kewarganegaraan atau matematika dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu, peran guru sebagai orang dewasa bukan hanya mengajarkan teknik perhitungan, tetapi juga memperkenalkan pentingnya mata pelajaran tersebut.

Dalam proses belajar, diperlukan strategi atau metode yang dirancang agar siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang lengkap dan memiliki pemahaman yang utuh. Inilah di mana pedagogi memainkan peran kunci dalam membentuk siswa yang berpengetahuan.

Contoh Pendekatan Pendagogi dalam Matematika (Noer, 2017) sebagai berikut.

Kelompok A diberikan sebuah tabel fungsi x dan y, sedangkan kelompok B diberikan persamaan-persamaan aljabar. Kemudian kelompok A akan diarahkan untuk melihat persamaan-persamaan milik kelompok B dan menentukan persamaan yang sama dengan tabel yang mereka miliki. Sedangkan kelompok B akan diarahkan untuk menentukan grafik kelompok A yang sesuai dengan persamaan aljabar yang mereka miliki. Selanjutnya diberikan tugas yang sama untuk kedua kelompok A dan B yakni dari jawaban yang mereka dapat, masing- masing kelompok harus menjelaskan pendapatnya dan mencari sebanyak mungkin karakteristik yang sama.

Permasalahan ini melibatkan topik fungsi linear dengan tujuan membantu siswa dalam menyatukan pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang fungsi linear.

Pemahaman yang terpadu tentang suatu konsep hanya dapat dicapai jika siswa memiliki pandangan yang didasarkan pada keterkaitan antara komponen- komponen yang saling berhubungan.

Sudut pandang yang akan di respon kedua kelompok adalah tentang perubahan rasio, pernyataan, grafik, dan range. Respon yang diharapkan dari kedua kelompok adalah sama seperti mengetahui jika x naik maka y juga naik, bentuk grafik lurus atau tidak, gradiennya positif atau negatif, grafik melalui atau tidak melalui titik asal, titik lain yang dilalui grafik, dan range yang dihasilkan terhingga atau tidak terhingga, dll.

(12)

9 BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan kemampuan pemecahan masalah secara menyeluruh. Guru memainkan peran penting dalam menyediakan kondisi pembelajaran yang mendukung perkembangan tersebut, seperti menyusun masalah yang menantang dan menarik bagi siswa.

Meskipun pendekatan open-ended memiliki keunggulan dalam meningkatkan partisipasi siswa dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, terdapat juga beberapa kelemahan, seperti kesulitan dalam menyusun masalah yang bermakna bagi siswa dan kemungkinan siswa merasa tidak percaya diri dalam menjawab masalah. Namun, dengan upaya maksimal dan peran guru yang inovatif, pendekatan open-ended dapat memberikan hasil pembelajaran yang optimal bagi siswa.

Dengan demikian, pendekatan open-ended dalam pembelajaran matematika dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika, kreativitas, dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Dengan memberikan masalah terbuka yang menantang, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari.

3.2 Saran

Pada proses pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended guru dapat memberikan informasi, langkah-langkah seperti menyajikan masalah pembelajaran dengan memperhatikan dan mencatat respon siswa. Lalu berikan prinsip-prinsip dalam mempertimbangkan dalam mengkontruksi masalah dengan mencantumkan keunggulan dan kelemahan pendekatan ini. Agar siswa semakin memahami maka berikan rencana seta contoh-contoh pembelajaran melalui pendekatan open-ended agar siswa mencapai tujuan pembelajaran matematika.

(13)

10 DAFTAR PUSTAKA

Fatah, A., Suryadi, D., Sabandar, J., & Turmudi. 2016. Open-ended approach: An effort in cultivating students‟ mathematical creative thinking ability and self- esteem in mathematics. Journal on Mathematics Education, 7(1), 9–18.

https://doi.org/10.22342/jme.7.1.2813.9-18

Hidayat, W & Sariningsih. 2018. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Adversity Quetient Siswa SMP Melalui Pembelajaran Open Ended.

JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) Vol. 2(1), Hal. 109-118.

Indonesia. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Noer, S.H. 2017. Strategi Pembelajaran Matematika. MATEMATIKA.

Sagala, G.H. 2023. Konsep Belajar dan Pembelajaran Suatu Ulasan Teoritis dan Empiris. Kencana. Jakarta.

Septiani, S., Retnawati, H., & Arliani, E. 2022. Designing Closed-Ended Questions into Open-ended Questions to Support Student‟s Creative Thinking Skills and Mathematical Communication Skills. JTAM (Jurnal Teori Dan Aplikasi Matematika), 6(3), 616.

https://doi.org/10.31764/jtam.v6i3.8517

Sholikhah, Z., Kartana, T. J., & Utami, W. B. 2018. Efektifitas Model Pembelajaran Open-ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa. JES-MAT (Jurnal Edukasi Dan Sains Matematika), 4(1), 35. https://doi.org/10.25134/jes-mat.v4i1.908

Yuli, T., Siswono, E., & Surabaya, U. N. 2015. PROMOTING CREAVITY IN LEARNING MATHEMATICS USING OPEN-ENDED PROMOTING CREAVITY IN LEARNING MATHEMATICS USING OPEN-ENDED PROBLEMS Tatag Yuli Eko Siswono. October.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik dibandingkan dengan

Skripsi dengan judul ” Peningkatan Pemahaman Konsep Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Pendekatan Open-Ended Pada Siswa Kelas V SDN 02 Ngargoyoso

4.6 Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa yang Memperoleh Pendekatan Open-ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-coop, dengan

pendekatan open ended dalam pembelajaran materi himpunan matematika untuk.. meningkatkan pemahaman konsep siswa yang telah dilaksanakan adalah

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Open Ended efektif dari pada kemampuan pemacahan masalah siswa yang diajarkan

Berdasarkan analisis data dan pembahas- an, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) pendekatan open-ended dan kontekstual dalam pembelajaran matematika efektif pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika baik pendekatan open-ended maupun saintifik sama-sama memiliki pengaruh dalam peningkatan kemampuan koneksi

Karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu melalui pendekatan open ended dengan pemberian pertanyaan terbuka untuk memberi