• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN PANCASILA DITINJAU DARI PERSPEKTIF FILSAFAT

N/A
N/A
Yasmin Zahra

Academic year: 2023

Membagikan "PENDIDIKAN PANCASILA DITINJAU DARI PERSPEKTIF FILSAFAT "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL JURNAL REVIEW

PENDIDIKAN PANCASILA DITINJAU DARI PERSPEKTIF FILSAFAT (AKSIOLOGI)

(Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Sunarni Yassa, Tahun 2018 )

Nama : Yumna Afra

NIM : 2222132002

Dosen Pengampu : Dody Feliks P. Ambarita, S.Pd, M.Hum Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA ASING

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya lah penulis mampu menyelesaikan analisis Critical Journal Review ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Herr Dody Feliks P. Ambarita, S.Pd, M.Hum selaku dosen pengampu matakuliah Filsafat Pendidikan yang sudah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis.

Tujuan dari penulisan Critical Journal Review ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Filsafat Pendidikan. Adapun jurnal yang akan penulis analisa dan kritisi dalam laporan ini ialah mengenai Pendidikan Pancasila ditinjau dari perspektif filsafat (aksiologi)”.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan hasil laporan Critical Journal review ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis berharap agar dosen pengampu maupun pembaca dapat memakluminya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 29 September 2022

Penulis Yumna Afra (2222132002)

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I (PENDAHULUAN) 1.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR...1

1.2 Tujuan Penulisan CJR...1

1.3 Manfaat CJR...1

1.4 Identitas Jurnal yang Direview...1

BAB II (RINGKASAN ISI BUKU) 2.1 Pendahuluan...3

2.2 Deskripsi Isi ...3

BAB III (PEMBAHASAAN) 3.1 Pembahasan Isi Jurnal...8

3.2 Kekurangan dan Kelebihan Jurnal...9

BAB IV (PENUTUP) 4.1 Kesimpulan...10

4.2 Rekomendasi...10

DAFTAR PUSTAKA...11

LAMPIRAN...12

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.

1.2 Tujuan Penulisan CJR

1. Menganalisis permasalahan yang hendak diselesaikan dalam jurnal 2. Mengkritisi kekurangan dan kelebihan kedua jurnal

3. Memahami inti sari permasalahan dari kedua jurnal 1.3 Manfaat CJR

1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat dalam suatu jurnal.

2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.

1.4 Identitas Jurnal

 Judul Artikel : Pendidikan Pancasila ditinjau dari perspektif filsafat (aksiologi)

 Nama Journal : JurnalCitizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

 Edisi terbit : Vol. 1, No. 1 Tahun 2018

 Pengarang artikel : Sunarni Yassa

 Penerbit : Program Studi PPKn, Universitas Cokroaminoto Palopo, Sulawesi Selatan

 Kota terbit : Palopo, Sulawesi Selatan

(5)

 Nomor ISSN : e-ISSN: 2614-0039

 Alamat Situs :

http://journal.uad.ac.id/index.php/Citizenship/article/download/10442/pdf_14

(6)

BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL 2.1Pendahuluan

Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, maka paradigma pembangunan nasional harus berlandaskan Pancasila. Kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu, maka tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Sebagai paradigma pembangunan, berarti bahwa Pancasila merupakan sumber nilai, dasar, arah dan tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam pembangunan nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila dalam mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia.

2.2Deskripsi Isi

Pendidikan, Pancasila, dan aksiologi: Tinjauan konsepsional

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa mendatang. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.

Dengan demikian, pendidikan itu harus sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Secara etimologis, istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (India) bahasa kasta Brahmana, sedang bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin (Kaelan, 2002), secara leksikal “Pancasila” memiliki dua macam arti: “panca” (lima), “syila”

(batu sendi, alas, dasar). “Syiila” (peraturan tingkah laku yang baik, yang penting).

3

(7)

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (ideologi) dan menjadi pedoman hidup (way of life), jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia (Kaelan, 2002, hal. 1). Oleh karena itu, melalui pendididkan Pancasila, peserta didik diharapkan mampu memahami, menganalisis, dan menjawab masalah yang dihadapi secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945. Sehingga dengan demikian, Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mendukung persatuan bangsa, mengutamakan kepentingan bersama, dan berupaya mewujudkan keadilan sosial dalam masyarakat.

Berdasarkan objek kajiannya, filsafat dibagi dalam tiga bidang permasalahan; metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Atau dengan kata lain, objek kajiannya adalah Tuhan, alam dan manusia. Pemikiran filsafat dalam bidang aksiologi mengacu pada persoalan nilai, baik dalam konteks estetika, moral maupun agama. Dengan mengkaji dan menggali hakikat nilai, apakah nilai itu absolut atau relatif, bagaimana menentukan nilai, serta apakah sumber nilai itu.

Sehingga dapat dikatakan bahwa akhir dari filsafat metafisika dan epistimologi ialah terwujudnya tingkah laku dan perbuatan-perbuatan manusia yang mengandung nilai. Atau dengan kata lain, apabila telaah filsafat hanya untuk mencari pemecahan masalah hakikat dan kebenaran dalam suatu realitas yang ada, maka kajiannya termasuk dalam filsafat metafisik.

Kajian ini lebih fokus pada satu objek yakni menyangkut tentang nilai-nilai yang baik dan buruk (aksiologi), atau pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia, kemudian nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak.

Pancasila sebagai sumber nilai

Pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif, sehingga sistem pemikiran ini merupakan suatu nilai. Oleh karena itu, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bila dijabarkan dalam kehidupan yang nyata pada masyarakat, bangsa maupun negara maka nilai tersebut dijabarkan dalam suatu normanorma yang jelas, yaitu norma moral dan norma hukum atau sistem perundangan yang berlaku di Indonesia. Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak “keberhargaan” atau “kebaikan”, dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.

4

(8)

Notonagoro (Kaelan, 2002) membagi nilai menjadi tiga, yaitu: 1) nilai material; segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, 2) nilai vital; segala sesuatu yangg berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas, 3) nilai kerohanian; segala sesuatu yang berkaitan kebutuhan rohani. Sedangkan Baier (Mulyana, 2004:8)

Klasifikasi dan makna nilai sila-sila

Pancasila Dalam teori nilai yang digagasnya, Spranger (Mulyana, 2004, hal. 32) menjelaskan ada enam orientasi nilai yang sering dijadikan rujukan oleh manusia dalam kehidupannya. Dalam pemunculannya, enam nilai tersebut cenderung menampilkan sosok yang khas terhadap pribadi seseorang.

1. Nilai pertama adalah nilai teoretik. Nilai ini melibatkan pertimbangan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan kebenaran sesuatu. Nilai teoretik memiliki kadar benar-salah menurut pertimbangan akal.

2. Nilai kedua adalah nilai ekonomis yang terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung rugi. Objek yang ditimbangnya adalah “harga” dari suatu barang atau jasa.

3. Nilai ketiga adalah nilai estetik yang menempatkan nilai tertingginya pada bentuk dan keharmonisan. Apabila nilai ini ditilik dari subyek yang memiliknya, maka akan muncul kesan indahtidak indah.

4. Nilai keempat adalah nilai sosial. Nilai tertinggi dari nilai ini adalah kasih sayang di antara manusia.

5. Nilai kelima adalah nilai politik. Nilai tertinggi dalam nilai ini adalah kekuasaan. Karena itu, kadar nilainya akan bergerak dari intensitas pengaruh yang rendah sampai pengaruh yang tinggi (otoriter).

6. Nilai keenam adalah nilai agama. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah kesatuan (unity).

Kesatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan, antara kehendak manusia dengan kehendak Tuhan, antara ucapan dengan tindakan, antara i’tikad dengan perbuatan.

Pancasila telah diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mengamalkan Pancasila merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia. Masing-masing sila Pancasila memiliki makna tersendiri.

5

(9)

Arti dan makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sebagai berikut:

1. Mengandung arti pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa

2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.

3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.

4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.

5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.

6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Arti dan makna sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah:

1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan 2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.

3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

Arti dan makna Sila Persatuan Indonesia:

1. Nasionalisme.

2. Cinta bangsa dan tanah air.

3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.

4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit.

5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Arti dan makna sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan:

1. Hakikat sila ini adalah demokrasi

2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.

3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

Arti dan makna sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:

1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.

6

(10)

2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.

3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya.

Hubungan Filsafat, Pendidikan, dan Pancasila

Sistem pendidikan bertumpu dan dijiwai oleh suatu keyakinan, pandangan hidup dan filosofis tertentu. Pemikiran inilah yang mendasari akan pentingnya filsafat pendidikan Pancasila yang merupakan tuntutan nasional. Oleh karena filsafat Pancasila merupakan satu kesatuan bulat dan utuh, atau kesatuan organik yang berlandaskan pada Pancasila. Filsafat menjadikan manusia berkembang dan mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh dan sistematis. Pandangan itu kemudian dituangkan dalam sistem pendidikan, untuk mengarahkan tujuan pendidikan. Penuangan pemikiran ini dalam bentuk Kurikulum. Melalui kurikulum, sistem pengajaran dapat terarah, selain dapat mempermudah para pendidik dalam menyusun pengajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan filsafat, pendidikan, dan Pancasila, dimana filsafat adalah berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran sesuatu, sedangkan pendidikan adalah suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar melalui pemikiran yang mendalam berdasarkan filsafat. Lalu jika dihubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau filsafat aksiologi, maka dapat dijabarkan bahwa Pancasila adalah pedoman hidup bangsa Indonesia yang mengandung tentang nilai- nilai sebagai acuan dalam menjalani hidup dan kehidupan.

7

(11)

BAB III

PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Isi Jurnal

Tujuan Pendidikan Nasional terhadap Pancasila

 Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, mendukung persatuan bangsa, mengutamakan kepentingan bersama, dan berupaya mewujudkan keadilan sosial dalam masyarakat.

 Menurut jurnal Pembanding I ,Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

 Menurut jurnal Pembanding II, secara komprehensip pendidikan nasional Indonesia bersadasarkan nilai-nilai filosfis Pancasila dijalankan dengan misi sosio-pedagogis, sosio-akademi, dan sosio-kultural di dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikannya.

Implementasi atau pelaksanaan pendidikan terhadap Pancasila

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila-silanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menerapkan sila-sila Pancasila, diperlukan pemikiran yang sungguh-sungguh tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila itu dapat dilaksanakan. Dalam hal ini pendidikanlah yang mempunyai peran utama.

 Menurut jurnal pembanding I, Filsafat Pendidikan Pancasila harus diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip- prinsip dasar dari nilai Pancasila yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaa, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai

8

(12)

bangsa, semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan, yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidika yang bermartabat sebagaimana diciata-citakan Pancasila.

 Menurut jurnal Pembanding II, IMPLENTASI “Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila” bukanlah hanya sebuah selogan semata, tetapi pendidikan nasional yang proses pewujudannya mengunakan prinsip pendidikan nasional tentang Pancasila, melalui Pancasila, dan untuk Pancasila (Education about, Trhought, and for Pancasila) dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Kemudian secara komprehensip pendidikan nasional Indonesia bersadasarkan nilai-nilai filosfis Pancasila dijalankan dengan misi sosio-pedagogis, sosio-akademi, dan sosio-kultural di dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikannya.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal

Pada penulisan CJR ini, penulis membandingkan jurnal utama dengan dua jurnal berbahasa Indonesia, yaitu:

1. Meneguhkan Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan Nasional, yang disusun oleh Agus Sutono

2. Pancasila sebagai Ideologi Pendidikan Kritis dan Holistik di Indonesia, yang disusun oleh I Wayan Budiarti

Kelebihan :

a. Dari aspek ruang lingkup isi artikel, setelah dianalisis, ketiga jurnal ini isinya sangat bagus.

b. Dari aspek tata bahasa, artikel utama cukup mudah dipahami dan mudah dimengerti.

c. Jurnal utama juga memiliki identitas yang lengkap.

d. Ketiga jurnal memiliki pembahasan yang sesuai dengan judul jurnal.

9

(13)

Kekurangan :

a. Pada jurnal pembanding kedua tidak identitasnya tidak terlalu jelas, ISSN-nya tidak ada.

b. Jurnal utama tidak memberikan saran dan solusi yang jelas terkait permasalahan.

BAB IV

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Filsafat pendidikan Pancasila sebagai ruh dari sistem pendidikan nasional di Indonesia harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam perencanaan strategis dibidang pendidikan di Indonesia. Segenap perubahan yang dimungkinkan dalam sebuah sistem pendidikan nasional, sebagai sebuah keniscayaan dalam menghadapi semua perubahan jaman, harus mempertimbangkan Pancasila sebagai kerangka acuan, yang berarti perubahan yang dimungkinkan adalah perubahan yang tidak berkaiatan dengan nilai dasarnya tetapi perubahan dalam aspek instrumentalnya, sebagaimana misalnya dalam kebijakan Kurikulum 2013 saat ini.

Filsafat Pendidikan Pancasila harus diimplementasikan secaranyata dan konsisten agar pembangunan manusia Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa Indonesia dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai Pancasila yaitu prinsip religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaa, berpegang teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan penghormatan pada kehidupan yang demokratis serta perwujudan nilai-nilai keadilan, yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidika yang bermartabat sebagaimana diciata-citakan Pancasila.

4.4 Rekomendasi

Setelah membaca kedua jurnal tersebut, penulis member saran agar pembaca harus bisa memahami inti dari tiap jurnal yang berbeda. Setiap jurnal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka sebagai pembaca harus lebih cermat dalam memilih referensi jurnal yang tepat. Jika menginginkan referensi jurnal yang membahas secara

10

(14)

keseluruhan tentang filsafat pancasila terhadap system pendidikan, penulis menyarankan jurnal pembanding I yang lebih lengkap dari yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarta, I. W. (2019). Pancasila sebagai Ideologi Pendidikan Kritis dan Holistik . Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan , 666-678

Sutono, A. (2015). Meneguhkan Pancasila Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume V, No 1 , 13.

Yassa, S. (2018). Pendidikan Pancasila Ditinjau dari Perspektif Filsafat (Aksiologi). Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , 73-81.

11

(15)

12

(16)

LAMPIRAN A. Halaman Judul

B. Link Jurnal

http://journal.uad.ac.id/index.php/Citizenship/article/download/10442/pdf_14

13

Referensi

Dokumen terkait

Perkuliahan ini membahas tentang landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila, Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sistem

Perkuliahan ini membahas tentang landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila, Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sistem

Perkuliahan ini membahas tentang landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila, Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai

Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad

Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia merupakan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing silanya. Hal ini dikarenakan

Dasar pemikiran filosofisnya adalah sebagai berikut : Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mempunyai makna bahwa dalam setiap aspek

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan

Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai nilai baru dari luar dan pergeseran