• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini merupakan penelitian Pra-eksperimen yang bertujuan untuk : mengetahui pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal peserta didik kelas X7 SMA Negeri 1 Bontonompo setelah diajar melalui pembelajaran teknik Synictics

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini merupakan penelitian Pra-eksperimen yang bertujuan untuk : mengetahui pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal peserta didik kelas X7 SMA Negeri 1 Bontonompo setelah diajar melalui pembelajaran teknik Synictics"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi kasus tunggal yang mencakup dua variabel yaitu hasil belajar teknik sinektik dan hasil belajar fisika. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bontonompo yang terdiri dari 7 kelas. Analisis deskriptif hasil belajar menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar fisika siswa setelah diajar dengan teknik sinektik adalah 19,07 dan standar deviasinya adalah 2,60.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar fisika kelas Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan berbagai nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasinya dengan baik. dengan judul “Peran Teknik Sinektik Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X7 SMA Negeri 1 Bontonompo” yang merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh ijazah. gelar sarjana pendidikan fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Universitas Muhammadiyah Makasar dan Universitas Negeri Makassar yang telah membagi ilmunya kepada penulis selama ini.

Muhammad Hasbi, M.Pd selaku ketua SMA Negeri 1 Bontonompo yang telah memberi kebenaran untuk menjalankan penyelidikan. Semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang lebih kepada semua pihak yang membantu menyiapkan penulisan ini.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Oleh karena itu diperlukan pengembangan baik dari segi pengembangan kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran maupun pengembangan strategi yang dapat memotivasi siswa dalam belajar fisika. Berdasarkan observasi langsung dengan guru mata pelajaran fisika diketahui bahwa siswa kurang berminat mempelajari fisika disebabkan oleh faktor dari dalam diri mereka sendiri antara lain; kurang memperhatikan presentasi guru yang sedang mengajar, melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran. Selain itu, kurangnya alat bantu penunjang pembelajaran seperti Lembar Kerja Siswa (LKPD) dan Buku Siswa (BPD) yang dimiliki siswa.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh pada Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Bontonompo tahun 2012/2013 yang dicapai pada Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Bontonompo, sehingga rata-rata nilai yang dicapai siswa rendah. , menunjukkan rata-rata nilai belajar fisika angkatan 2011), yang menyatakan bahwa hasil belajar fisika siswa yang menggunakan teknik Synectics lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata siswa sebesar 23,23 dengan standar deviasi 2,91. Hal ini menunjukkan bahwa skor hasil belajar siswa mendekati nilai rata-rata.

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

  • Prinsip-prinsip Belajar
  • Makna dan ciri belajar
  • Pembelajaran dengan teknik Synectics
  • Hasil belajar

Pembelajaran Hamalik adalah modifikasi atau penguatan perilaku melalui pengalaman (belajar diartikan sebagai modifikasi atau penguatan perilaku melalui pengalaman). Jadi hakikat belajar menurut para ahli tersebut dilihat dari psikologi adalah adanya perubahan kedewasaan peserta didik sebagai hasil belajar, sedangkan dilihat dari prosesnya adalah interaksi antara peserta didik dengan pendidik sebagai proses pembelajaran. Perubahan kedewasaan ini merupakan hasil dari proses pembelajaran dan perubahan tersebut terlihat pada perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran (Sagala, 2011:50). Joyce and Weil dan Brownoski menjelaskan bahwa teknik sinektik adalah teknik untuk mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah dengan melatih individu untuk bekerja sama mengatasi masalah guna meningkatkan kreativitasnya.

Lebih khusus lagi Hudson menjelaskan bahwa pembelajaran melalui teknik sinektik merupakan kegiatan yang diorganisasikan dan digunakan siswa sebagai cara berpikir kreatif (Khalifah, 2007: 177). Unsur kegiatan mengacu pada rincian atau tahapan kegiatan pada teknik sinektik, sehingga tahapan kegiatan pada teknik sinektik teridentifikasi dengan jelas. Landasan kedua dalam teknik sinektik adalah proses belajar mengajar sebagai struktur teknik pembelajaran.

Menurut Arikunto (dalam Ekawarna, 2009:41), hasil belajar adalah “suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru”. Hasil belajar tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau dengan kata baik, sedang, kurang baik, dan sebagainya. Lebih lanjut menurut Gagne dan Driscoll (dalam Ekawarna, 2009:40) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil tindakan belajar dan dapat diamati dari penampilan siswa (leaner’s performance). Dick dan Reiser (dalam Ekawarna, 2009:40) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan belajar.”

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya.” Dari berbagai pengertian hasil belajar di atas, jelaslah bahwa hasil belajar tidak lain adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil proses belajar yang diamati melalui kinerja siswa.

Menurut Bloom (dalam Arikunto, ada tiga ranah atau ranah utama yang berkaitan dengan hasil belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Peserta didik harus memahami atau memahami apa yang diajarkan, mengetahui apa yang dikomunikasikan dan mampu untuk memanfaatkan konten.Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah, melalui pendekatan ini siswa diharapkan dapat lebih memahami konsep-konsep yang telah dipahaminya dengan suatu masalah.

KERANGKA PIKIR

Dengan menerapkan teknik pengajaran sinektik diharapkan dapat membantu siswa mencapai penguasaan penuh terhadap mata pelajaran. Kemampuan individu setiap siswa jelas berbeda-beda, ada yang cepat dan ada pula yang lambat dalam memahami mata pelajaran. Dimana teknik Synectics dapat dilakukan dengan cepat dan sekaligus melibatkan saling mengenal dan bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah.

Selain itu, siswa dapat mengembangkan keterampilannya dalam memecahkan masalah atau pertanyaan yang diajukan secara individu maupun kelompok. Dengan demikian siswa tidak bosan di dalam kelas khususnya di kelas fisika, karena siswa berperan aktif dan mengembangkan kreativitasnya dalam proses kelas, dan peran guru tidak lagi sebagai pusat informasi, melainkan hanya sebagai pembimbing dan pengarahan. untuk siswa. Dalam desain ini, subjek ditugaskan pada satu kelas eksperimen dengan persetujuan langsung untuk menerima perlakuan dan kemudian mengikuti posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Bontonompo tahun pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas

Variabel Penelitian

Instrumen Penelitian

Observasi di SMA Negeri 1 Bontonompo untuk melihat hasil belajar fisika siswa dan topik yang dipelajari. Menyiapkan sumber belajar yang digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran, termasuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan setelah proses belajar mengajar. Menyusun soal tes hasil belajar berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Teknik Pengumpulan Data

Jumlah butir soal yang valid kemudian dihitung reliabilitas tesnya dengan menggunakan rumus Kuder Richardson – 20 (KR-20) sebagai berikut.

Teknik analisis data

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil belajar fisika yang diajarkan dengan menggunakan teknik pengajaran sinektik apa adanya, tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku untuk masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sampel, untuk itu digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), dan distribusi frekuensi. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa, poin tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Untuk mengetahui perkiraan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa setelah diajar dengan teknik pengajaran Synectics dari masing-masing sudut pandang. Jika kita kategorikan berdasarkan hasil yang diperoleh pada sampel, maka hasil yang berada di bawah rentang interval termasuk dalam kategori rendah, yang berada di atas rentang interval termasuk dalam kategori tinggi, dan hasil yang berada dalam rentang interval termasuk dalam kategori sedang.

Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif

Berdasarkan tabel persentase hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa 13,33% siswa berada pada kategori sangat tinggi, 63,33% siswa berada pada kategori tinggi, 13,33% siswa berada pada kategori sedang yaitu Sebanyak 10,00% siswa berada pada kategori rendah dan 0% berada pada kategori sangat rendah. Pada tabel diatas terlihat terdapat 76,67% siswa yang berada pada kategori tuntas dan 23,33% siswa yang berada pada kategori belum tuntas ditinjau dari memenuhi standar KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Bontonompo. Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa terdapat siswa yang berkategori rendah, terdapat siswa yang berkategori sedang, dan terdapat 15 (50%) siswa yang berkategori tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan teknik pembelajaran sinektik pada siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Bontonompo berada pada kategori tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran pembelajaran fisika dengan teknik Sinektika dalam pembelajaran fisika siswa kelas X7 di SMA Negeri 1 Bontonompo. Namun dapat dikatakan bahwa dengan pembelajaran fisika dengan teknik Synectics pembelajaran fisika berkembang ke arah yang positif, karena sebagian besar siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahunya secara mendalam.

Materi yang diberikan kepada siswa secara khusus membahas tentang suhu dan kalor yang harus sejalan dengan peran teknik Synectics. Berdasarkan persentase kumulatif hasil belajar fisika aspek kognitif, ternyata terdapat 23,33% atau 7 siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75, dan terdapat 76,67% atau 23 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75. Hal ini menunjukkan bahwa 76,67% atau 23 siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal klasikal (KKM).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran teknik Sinektika, yaitu suatu bentuk aktivitas dalam pembelajaran fisika yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir pemecahan masalah siswa dan menciptakan sikap positif terhadap fisika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rabiah (Unismuh Makassar, 2011) yang mengetahui hasil belajar fisika siswa. Fakta empiris yang diperoleh dalam penelitian memberikan indikasi bahwa aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran teknik Sinektik dapat dioptimalkan dengan model yang mengembangkan aktivitas belajar dan kreativitas siswa secara optimal sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Peran teknik Synectics mempunyai kelebihan yaitu mengajak siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain, mengungkapkan ide-ide yang ada dalam pikirannya, sehingga dapat lebih memahami materi.

Kesimpulan

Saran

Pengaruh model pembelajaran Synectics dipadukan dengan Mind Map terhadap kemampuan berpikir kreatif, sikap kreatif dan penguasaan materi. Peran Teknik Sinektik dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP PGRI Sungguminasa.

Referensi

Dokumen terkait

Abstract- The aim of this paper is to study of dependence of EL brightness on the applied voltage and dependence of threshold voltage on temperature of ZnS: Mn thin film EL devices The