• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Akar Penyebab Masalah: SMP Negeri 5 Pagelaran

N/A
N/A
Yusup Baehaki

Academic year: 2024

Membagikan "Penentuan Akar Penyebab Masalah: SMP Negeri 5 Pagelaran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah Nama Mahasiswa : Yusup Baehaki

Asal Institusi : SMP Negeri 5 Pagelaran

Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam penentuan akar penyebab masalah:

1. Berkonsultasi dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat dan pakar/pihak terkait:

Diskusikan temuan Anda mengenai penyebab masalah

Bagikan informasi tentang penyebab masalah yang telah Anda identifikasi dan jelaskan konteks spesifik yang Anda hadapi.

Tanyakan pendapat, saran, dan rekomendasi mereka dalam menentukan akar penyebab masalah yang paling relevan.

2. Analisis dan Pertimbangan:

Tinjau kembali data dan informasi yang telah Anda kumpulkan selama eksplorasi penyebab masalah.

Pertimbangkan konteks kelas/sekolah yang Anda hadapi dan evaluasi akar penyebab masalah yang paling relevan untuk situasi tersebut.

Identifikasi akar penyebab masalah yang memiliki dampak signifikan terhadap hasil pembelajaran atau tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas sehari-hari.

3. Penentuan Masalah dan Akar Penyebab:

Pilih minimal 2 (dua) masalah yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru.

Jelaskan akar penyebab dari setiap masalah yang dipilih secara rinci.

Tinjau kembali penelitian dan analisis Anda untuk memastikan akar penyebab tersebut relevan dan memiliki potensi untuk diatasi.

Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan gunakan sebagai panduan dalam langkah-langkah berikutnya untuk menemukan solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi

(2)

Nama Mahasiswa : Yusup Baehaki

Asal Institusi : SMP Negeri 5 Pagelaran

Tabel 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah

No Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab

masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) 1 Motivasi dan minat

peserta didik saat mengikuti pelajaran matematika masih kurang

1. Penggunaan media pembelajaran masih

2. Guru tidak siap merancang pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

3. Peserta didik kurang mendapat perhatian dan waktu yang cukup dari orang tua.

4. Peserta didik belum merasa senang dan berminat mengikuti pembelajaran.

5. Peserta didik memiliki perasaan tidak suka terhadap guru dan kurang menarik.

6. Guru masih kurang menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang variatif.

7. Bulliying diantara peserta didik.

8. Peserta didik menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.

9. Peserta didik merasa materi yang diajarkan tidak mempunyai dampak untuk kehidupannya.

Guru masih kurang menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang variatif.

Setelah dilakukan analisis, yang menjadi akar penyebab masalah yaitu guru kurang menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang variatif. Kegiatan belajar masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik kurang bersemangat, minat belajar dan konsentrasi mudah menurun, peserta didik mudah mengantuk karena yang terjadi adalah peserta didik hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru lalu peserta didik mencatat materi pada buku catatannya. Jika kegiatan pembelajaran lebih bervariasi serta didukung oleh penggunaan berbagai media yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, oleh karena itu selanjutnya guru diharuskan dapat merancang pembelajaran yang menarik serta penggunaan media dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik

(3)

No Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab

masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) 2 Dalam pembelajaran

matematika peserta didik masih kesulitan dalam melakukan operasi hitung dasar.

1. Peserta didik masih kesulitan dalam pemecahan masalah matematis.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik tidak banyak terlibat dalam mengkonstruksi pengetahuannya, hanya menerima informasi yang disampaikan dari guru saja.

3. Kemampuan literasi numerasi peserta didik masih rendah,

4. Soal HOTS adalah soal yg susah/rumit, padahal bukan seperti itu hakikatnya,

5. Kemampuan pemahaman konsep peserta didik masih rendah. Bisa dibilang rendah karena peserta didik masih kesulitan dalam operasi hitung dasar masih terjadi miskonsepsi, 6. Matematika itu susah dan hanya

mempelajari kemampuan berhitung saja tanpa nalar,

7. Peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan konsep, sehingga ketika diberikan latihan soal dengan contoh yang berbeda peserta didik tidak bisa mengerjakan,

8. Materi prasyarat belum dikuasai peserta didik karena guru tidak melaksanakan asesment diagnostik.

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik tidak banyak terlibat dalam mengkonstruksi

pengetahuannya, hanya menerima informasi yang disampaikan dari guru saja.

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik tidak banyak terlibat dalam mengkonstruksi pengetahuannya, hanya menerima informasi yang disampaikan dari guru saja merupakan faktor penyebab utama Kemampuan pemahaman konsep matematis masih rendah, sehingga diharapkan dengan menyajikan pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik dalam mengkontrusksi pengetahuannya tidak sekedar memberikan pembelajaran dengan hanya diberikan hapalan rumus dan contoh soalsaja, tetapi bisa menemukan rumus dari pengalaman belajar peserta didik oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang bisa memuntun peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan konsep matematis peserta didik.

(4)

diidentifikasi masalah 3 Kesulitan menselaraskan

antara tujuan sekolah dengan tujuan orang tua dalam hal pembelajaran

1. Respon atau tanggapan dari orang tua siswa lambat, sehingga menghambat komunikasi guru dengan orang tua 2. Orangtua hanya memberikan fasilitas

atau kebutuhan peserta didik untuk sekolah tapi tidak pernah diperhatikan saat peserta didik menggunakannya.

3. Orangtua kurang memberikan perhatian, hadiah/reward, serta waktu yang cukup untuk peserta didik, 4. Orang tua tidak mendampingi dan

membimbing peserta didik setiap ada tugas dari sekolah,

5. Orang tua kurang memperhatikan perkembangan anaknya baik di sekolah maupun di rumah.

6. Orang tua tidak mau tau apa yang dilakukan peserta didik di sekolah, 7. Orang tua kurang aktif menjalin

komunikasi dengan guru maupun pihak sekolah terkait perkembangan belajar anaknya, 8. Orang tua tidak terlibat aktif dalam

membimbing peserta didik.

9. Orang tua yang belum optimal mendampingi dan memantau setiap perkembangan peserta didik.

10. Keluarga tidak ikut berperan mempengaruhi motivasi hasil belajar peserta didik.

Orang tua kurang aktif menjalin komunikasi dengan guru maupun pihak sekolah terkait perkembangan belajar anaknya

Orang tua kurang aktif menjalin komunikasi dengan guru maupun pihak sekolah terkait perkembangan belajar anaknya menjadi salah satu faktor penyebab motivasi dan hasil belajar peserta didik masih rendah. Jika guru dan orang tua peserta didik dapat menjalin komunikasi secara intensif maka segala permasalahan yang dialami oleh peserta didik dapat didiskusikan antara guru dengan orang tua agar tujuan pendidikan peserta didik dapat tercapai.

(5)

No Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab

masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) 4 Guru belum maksimal

dalam

mengimplementasikan berbagai model

pembelajaran inovatif

1. Guru tidak memberikan pelayanan yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik

2. Guru berada pada zona nyaman dalam menggunakan model pembelajaran konvensional,

3. Guru kurang mampu pengelolaan dan pengawasan kelas.

4. Pengembangan pembelajran inovatif dan pemanfaatan teknologi masih belum optimal

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

6. Guru belum optimal

menggunakan teknologi

7. Peserta didik menganggap matetamatika menjadi mata pelajaran yang sulit di pelajari

8.

Kurangnya keinginan guru untuk mengeksplorasi model model pembelajaran inovatif.

9. Kurangnya penjelasan dari guru tentang manfaat dan penerapan materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari

10. Karena media pembelajaran yang digunakan kurang menarik

11. Pengetahuan guru dalam pembelajaran inovatif perlu ditingkatkan.

Guru berada pada zona

nyaman dalam

menggunakan model pembelajaran

konvensional,

Zona Nyamannya guru menggunakan pembelajaran konvensional merupakan penyebab utama belum maksimalnya dalam mengimplementasikan berbagai model pembelajaran yang inovatif, guru merasa pembelajaran yang dilaksanakan saat ini sudah paling tepat, sehingga model pembelajaran inovatif belum dilaksanakan secara maksimal. Sehingga untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran inovatif guru harus keluar dari zona nyaman tersebut dan menerapkan model pembelajaran yang seharusnya sesuai dengan tuntutan kurikulum saat ini yaitu kegiatan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik (student center), tidak lagi mengajar hanya dengan metode ceramah akan tetapi dengan metode diskusi, tanya jawab dan metode lainnya.

(6)

diidentifikasi masalah 5 Dalam proses kegiatan

pembelajaran belum menggunakan

pembelajaran berbasis HOTS.

1. Peserta didik kurang menyukai pemberian tugas-tugas karena tidak mau berproses saat berlatih dengan tugas-tugas.

2. Peserta didik belum mampu menalar kritis,

3. Peserta didik belum mampu memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas

4. Guru kurang termotivasi dalam membuat soal-soal HOTS

5. Peserta didik malas membaca teks panjang pada soal sebagai stimulus.

6. Peserta didik sulit paham dari kata kunci soal HOTS.

7. Kemampuan literasi dan numerasi masih rendah.

8. Guru belum merancang pembelajaran berbasis HOTS 9. Guru belum paham teknik

penulisan membuat soal HOTS, 10. Guru belum bisa membedakan soal

HOTS menurut taksonomi bloom 11. Masih berlaku paradigma peserta

didik bahwa matematika itu sulit.

guru belum paham teknik penulisan pembuatan soal HOTS

Masih rendahnya kemampuan literasi numerasi peserta didik pada soal HOTS karena guru belum paham teknik penulisan pembuatan soal HOTS sehingga berakibat masih kurangnya kemampuan penalaran dan memecahkan masalah pada peserta didik. Jika guru paham teknik membuat soal HOTS pembelajaran berbasis HOTS akan dengan mudah menjelaskan kepada peserta didik mengenai cara mengerjakan soal HOTS yang tepat dan benar dengan demikian peserta didik tidak akan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal berbasis HOTS.

(7)

No Masalah yang telah

diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab

masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) 6 Pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran belum maksimal

1. Guru tetap ingin menggunakan teknologi sederhana atau belum kompleks

2. Kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang memang masih rendah.

3. Kurangnya motivasi guru dalam pengguaan media TIK dalam pembelajaran.

4. Ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum memadai.

5. Peserta didik memiliki hand phone yang tidak support

6. Terbatasnya kuota internet peserta didik

7. Peserta didik tidak memiliki laptop 8. Guru harus mau berinovasi

9. Guru harus mencari informasi.

10. Kompetensi guru dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran perlu Ditingkatkan

Kurangnya motivasi

guru dalam

pengguaan media TIK dalam pembelajaran

Kurangnya motivasi guru dalam penggunaan media TIK dalam pembelajaran merupakan faktor utama penyebab pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran belum maksimal. Jika pemafaatan TIK dimaksimalkan dalam proses pembelajaran maka akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar peserta didik.

7 Guru jarang melakukan penilaian hasil asesmen peserta didik.

1. Guru tidak melakukan refleksi pada penilaiannya.

2. Tidak Menyusun dan menerapkan indikator dan instrumen tujuan asesmen

3. Kriteria assesmen yang kadang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi siswa yang sebenarnya.

4. Tidak membuat kisi-kisi dan kartu soal.

5. Menentukan Kriteria ketuntasan Minimum (KKM) tidak sesuai.

6. Guru Merasa kerepotan dalam memberikan penilaian

Tidak Menyusun dan menerapkan indikator dan instrumen tujuan asesmen

Tidak Menyusun dan menerapkan indikator dan instrumen tujuan asesmen akan berdampak pada kualitas pendidikan. Karena penilaian atau asesmen merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Maka asesmen apapun itu menjadi sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui ketercapaian suatu pembelajaran.

(8)

Nama Mahasiswa : Yusup Baehaki

Asal Institusi : SMP Negeri 5 Pagelaran

Tabel 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan

No. Masalah terpilih yang akan

diselesaikan Akar Penyebab masalah

1 Semangat (Motivasi) peserta didik saat mengikuti pelajaran matematika masih kurang

Guru masih kurang menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang variatif.

2 Guru belum maksimal dalam mengimplementasikan berbagai model pembelajaran inovatif

Guru berada pada zona nyaman dalam

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3 Dalam proses kegiatanpembelajaran belum menggunakan pembelajaran berbasis HOTS.

Guru belum paham teknik penulisan pembuatan soal HOTS.

4 Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran belum maksimal

Kurangnya motivasi guru dalam pengguaan media TIK dalam pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

• Guru memulai pembelajaran daring dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum memulai belajar.. • Guru meminta peserta didik untuk membaca

Penyampaian guru terhadap materi tidak membuat siswa paham sehingga materi jadi tidak teratasi merupakan penyebab utama hubungan komunikasi antar guru dan peserta didik terkait

Dalam setiap proses seluruh aktivitas peserta didik terlibat penuh mulai dari mengidentifikasi masalah sampai pada penampilan (show case). Guru hanya mengarahkan

Proses pembelajaran fisika dikelas yang akan disampaikan kepada peserta didik dari seorang guru dengan pendekatan membangun konsep (mengkonstruksi) merupakan

Kurangnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Kimia terutama materi sifat keperiodikan unsur :  Saat guru Kurangnya motivasi atau dukungan yang diberikan oleh guru

Guru masih belum mengoptimal kan pemanfaatan teknologi informasi TIK dalam pembelajaran 2 Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara, penyebab hubungan

Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan keluarga seperti; keluarga yang memiliki masalah ekonomi dan keluarga broken home dan fasilitas pendukung pembelajaran yang disiapkan oleh

Kurang percaya diri pada siswa dan lingkungan yang mendukung • Peserta didik berbicara dan bermain sendiri dengan temannya ketika proses belajar mengajar berlangsung • Peserta didik