• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode ekspositori - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan metode ekspositori - etheses UIN Mataram"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sasaran Tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat dan Hasil Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

  • Metode Ekspositori
    • Pengertian metode ekspositori
    • Keunggulan dan kelemahan metode ekspositori
  • Langkah-Langkah Pembelajaran Operasi Hitung Pecahan Dengan
    • Persiapan
    • Penyajian
    • Korelasi
    • Menyimpulkan
    • Penerapan
  • Prestasi Belajar
    • Pengertian prestasi belajar
    • Faktor-faktor yang mempengaruhi prestai belajar
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
  • Operasi Hitung Pecahan
    • Menyatakan pecahan dalam persen
    • Mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal
    • Mengubah persen menjadi biasa dan desimal
    • Menentukan persentase sederhana dari kuantitas atau banyaknya
    • Membandingkan pecahan biasa dengan pedcahan biasa

Menurut Roykillen, metode explanatory merupakan strategi pengajaran langsung, dalam strategi ini materi pembelajaran disampaikan langsung oleh guru9. Tujuan utama dari proses pembelajaran dengan metode eksplanatori adalah untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada siswa dan hal-hal yang esensial dalam materi pelajaran harus dijelaskan kepada siswa. Dalam metode eksplanasi ini guru memberikan informasi hanya pada saat atau pada bagian-bagian yang diperlukan saja, misalnya pada awal pembelajaran, tentang yang baru dan pada saat diberikan contoh soal.

Keberhasilan metode ekspositori pada tahap ini sangat tergantung pada langkah-langkah persiapan yang bertujuan membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, mendorong dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Kesimpulan merupakan tahapan untuk memahami intisari materi operasi hitung pada pecahan, dan tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam metode ekspositori. Menggunakan atau menggunakan metode ekspositori merupakan langkah untuk menunjukkan kemampuan siswa setelah mendengarkan penjelasan guru.

Teknik yang dapat dilakukan dalam metode eksplanasi ini antara lain membuat penugasan yang relevan. Dalam penelitian ini menitikberatkan pada faktor eksternal yaitu faktor lingkungan sekolah, cara penyampaian materi menggunakan metode eksplanasi yang didukung berpengaruh terhadap prestasi belajar.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penilitian
    • Jenis penelitian
    • Tempat penelitian
    • Waktu penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
    • Tahap perencanaan tindakan
    • Plaksanaan tindakan
    • Tahap observasi dan evaluasi
    • Refleksi
  • Jenis Instrumen dan Cara Penggunaanya
    • Instrumen tes
    • Instrumen observasi
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Cara Pengamatan ( Monitoring )
  • Analisis Data
    • Data perestasi belajar
    • Data aktivitas belajar siswa dan guru
  • Refleksi

Proses belajar mengajar pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu selama 2 x 45 menit dimulai dari jam tersebut. Berdasarkan data observasi dan analisis data keaktifan siswa pada siklus I pertemuan pertama menunjukkan bahwa sebagian besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan analisis aktivitas belajar siswa pada siklus 1 pertemuan kedua, dimana jumlah hasil belajar siswa secara klasikal (∑M ) = 48, karena dengan demikian 42 ≤ M < 54.

42. Berdasarkan penentuan kategori aktivitas belajar siswa, aktivitas belajar siswa pada siklus 1 pertemuan kedua berada pada kategori aktif. Berdasarkan data observasi dan analisis data aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua terlihat bahwa sebagian besar aktivitas siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pertemuan pertama pada siklus II berlangsung pada hari Kamis tanggal 23 Juni 2011 selama 2 x 35 menit dengan materi mengubah persentase menjadi pecahan biasa dan desimal.

Hal ini berdasarkan analisis aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan dibanding. Pada siklus II pertemuan pertama, guru mengajak anak untuk berdiskusi agar anak menjadi lebih aktif di dalam kelas. Sesuai dengan definisi kategori aktivitas belajar siswa, maka aktivitas belajar siswa pada siklus II masih dalam kategori aktif.

Hal ini berdasarkan analisis aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama mengalami penurunan dari siklus II pertemuan pertama, hal ini tercermin dari total skor aktivitas belajar siswa (∑M ) = 48 Hasil evaluasi Siklus II selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.8 Berikut gambaran singkat hasil evaluasi Siklus II. Pada siklus II ketuntasan klasikal sudah tercapai yang berarti proses pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil. e.

Berdasarkan data hasil observasi dan analisis data aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama terlihat bahwa sebagian besar aktivitas siswa sangat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil evaluasi secara keseluruhan pada III. Lampiran 17: Hasil observasi II. siklus kegiatan belajar siswa Lampiran 18: Hasil Observasi II. dari siklus kegiatan guru.

Gambar Alur PTK Pelaksanaan
Gambar Alur PTK Pelaksanaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

  • Sejarah berdirinya MI Qamarul Huda Bagu
  • Letak geografis MI Qamarul Huda Bagu
  • Keadaan guru Negeri / Swasta MI Qamarul Huda Bagu
  • Keadaan sarana dan prasarana MI Qamarul Huda Bagu
  • Keadaan dan jumlah Siswa MI Qamarul Huda Bagu

Madrasah ini awalnya berbentuk yayasan yang bernama Yayasan Pesantren Qamarul Huda Bagu. Yayasan Pondok Pesantren Qamarul Huda merupakan salah satu tujuan masyarakat untuk menimba ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Dapat kita lihat sekarang di kompleks yayasan pondok pesantren terdapat Tempat Penitipan Anak (TPA), PAUD, TK, MI, MTS, MA, SMK, IAIQH, STKIP dan STIKES yang semuanya berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren. Yayasan Pesantren Qamarul Huda Bagu.

MI Qamarul Huda Bagu adalah Madrasah swasta di provinsi NTB yang terletak di desa Bagu, Lombok Tengah. Secara geografis, wilayah Madrasah Ibtidaiyah Qamarul Huda Bagu Desa Bagu Kecamatan Pringgarata letaknya strategis karena berada di pinggir jalan raya. Guru di madrasah MI Qamarul Huda Bagu sebagian besar berlatar belakang pendidikan agama dan umum, sebagian besar guru di MI Qamarul Huda Bagu adalah guru honorer.

Guru-guru di MI Qamarul Huda Bagu juga terdiri daripada Guru Negeri dan Guru Tetap Yayasan. Berkenaan situasi guru di MI Qamarul Huda Bagu bagi tahun akademik 2010/2011 boleh dilihat dalam jadual di bawah. Daftar nama guru madrasah MI Qamarul Huda Bagu Tahun sumber data murid, buku pendaftaran MI Qamarul Huda Bagu).

Siti Aminah, S.Pd.I P IAIQH Guru Kelas I Kelas III GTY 9. Baiq Lismardiana, S.Pd.I P IAIQH Guru Kelas I Kelas I AIQH GTY 10. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, ruang dan prasarana belajar tidak dapat dipisahkan dari sarana dan prasarana pembelajaran sebagai sarana dan prasarana ini akan membantu guru dan siswa untuk memperlancar proses belajar mengajar yang dituju Adapun sarana dan prasarana atau potensi fisik yang dimiliki oleh MI Qamarul Huda Bagu disajikan pada tabel berikut.

Kondisi sarana dan prasarana di MI Qamarul Huda Bagu tahun jumlah bangunan dan kondisinya. sumber data, buku catatan MI Qamarul Huda Bagu). Berdasarkan tabel data kondisi sarana dan prasarana MI Qamarul Huda Bagus di atas terlihat bahwa sarana dan prasarananya tidak terlalu lengkap dan dibandingkan dengan sekolah lain yang lebih maju. Berdasarkan tabel data mengenai kondisi sarana dan prasarana penunjang MI Qamarul Huda Bagu di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat dikatakan memadai untuk proses pembelajaran. .

Hasil Penelitian

  • Hasil penelitian siklus I
  • Hasil penelitian siklus II
  • Hasil penelitian siklus III

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan rincian pertemuan pertama untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua untuk kegiatan evaluasi. Berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa di kelas V pertemuan pertama, jumlah skor klasikal aktivitas belajar siswa (∑M) = 42, karena 42 ≤ M < 54 maka menurut penentuan kategori aktivitas belajar siswa, aktivitas belajar siswa pada siklus pertemuan pertama kategori aktif. Hal tersebut telah mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diinginkan, yaitu kegiatan pembelajaran yang sekurang-kurangnya berada pada kategori aktif.

Dilihat dari hasil yang dicapai pada siklus I sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu ≥ 85% siswa harus mendapat nilai ≥ 65, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, tetapi karena materi belum sepenuhnya dibahas dan untuk lebih menyempurnakan penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hasil penelitian siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Penelitian siklus II berlangsung dari tanggal 23 Juni 2011 sampai dengan 25 Juni 2011, dimana tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I yaitu dimulai dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi hingga refleksi. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dan kedua untuk pembelajaran dan pertemuan ketiga untuk evaluasi.

Pada pertemuan ketiga pada hari Sabtu, 25 Juni 2011 dilakukan evaluasi selama 2x 35 menit, untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya dan untuk mengetahui keberhasilan penelitian pada siklus II. Berdasarkan data observasi siklus II pertemuan pertama dan kedua terlihat bahwa aktivitas guru tergolong sangat aktif di dalam kelas. Dilihat dari hasil Siklus II dapat dikatakan tuntas karena tingkat ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai yaitu banyak siswa yang tuntas ≥ 85%, dan aktivitas belajar siswa dan guru sudah memenuhi kategori aktif.

Pelaksanaan tindakan pada siklus III, dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan rincian pertemuan pertama untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua untuk kegiatan evaluasi. Proses belajar mengajar pada siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2011 selama 2 x 45 menit dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan 09.30 dengan materi perbandingan pecahan. Berdasarkan hasil analisis aktivitas belajar siswa di kelas V pada siklus III, dimana jumlah skor klasikal aktivitas belajar siswa (∑M) = 49, karena 42 ≤ M < 54 jadi menurut penetapan siswa kategori aktivitas belajar, aktivitas belajar siswa pada pertemuan siklus III kategori pertama sangat aktif.

Dari data di atas terlihat bahwa persentase siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 (pembelajaran sempurna) pada kelas III. Karena itu di III. siklus mencapai ketuntasan belajar klasikal, artinya proses pembelajaran pada III. Jika kita melihat hasil yang diperoleh dari III. siklus dapat dikatakan tuntas karena mencapai kesempurnaan pembelajaran secara klasikal yaitu banyak siswa yang lulus ≥ 85%, dan aktivitas belajar siswa dan guru memenuhi kategori sangat aktif.

Pembahasan

Karena materi yang diajarkan belum selesai maka untuk menyempurnakan penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan materi tentang mengubah persentase menjadi pecahan biasa dan desimal serta menentukan persentase sederhana dari jumlah atau banyaknya benda tertentu. Hasil observasi siklus II secara umum menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siswa dan guru sudah aktif, selain itu guru sudah melakukan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami dan memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode ekspositori dapat meningkatkan kinerja dan aktivitas belajar siswa, karena melalui penggunaan ekspositori ini siswa akan lebih cepat memahami materi karena materi disampaikan langsung oleh guru. secara lisan, dirinci dengan bahasa yang mudah dipahami siswa, dan siswa dibimbing dan dibimbing untuk menemukan suatu konsep dengan harapan setelah proses pembelajaran berakhir, siswa dapat memahami dengan benar dan mampu mengungkapkan kembali materi yang dipelajarinya. telah belajar.

Dikatakan demikian karena dalam metode ini guru menyampaikan materi secara terstruktur sehingga siswa dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik. Lampiran 7 : Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan I Lampiran 8 : Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan II Lampiran 9 : Petunjuk observasi aktivitas guru. Lampiran 10 : Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama tingkat pertama Lampiran 11 : Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua tingkat pertama Lampiran 12 : Daftar nama subjek penelitian.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang ambiguitas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan tema. Guru mendiskusikan materi yang dipelajari dan mengajak siswa untuk menyelesaikan hasil belajar secara bersama-sama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan: Penerapan metode explanatory dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hitung pecahan khususnya pada sub pokok bahasan mengubah pecahan menjadi pecahan lain dan membandingkan pecahan. pecahan. pecahan pada kelas V MI Qamarul Huda Bagu Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata 69 pada siklus I, 74,5 pada siklus II dan 76 pada siklus III.

Saran

Gambar

Gambar Alur PTK Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa diketahui bahwa penerapan metode reward and punishment pada pembelajaran mengetik sistem 10 jari dapat meningkatkan prestasi belajar