• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model evaluasi cipp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "penerapan model evaluasi cipp"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM MEMBACA AL-

DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 JEMBER TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Sofwil Widad Almawaddah NIM: T20161174

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JANUARI 2022

(2)
(3)
(4)

MOTTO

kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membaca ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-

*

*Departemen Agama RI. (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2018), 23.

(5)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah wa syukurilaah, terimakasih yaa Robb syukurku tiada terbatas pada-Mu. Diri ini tiada daya tanpa kekuatan dari-Mu. Sholawat dan salamku pada-Mu. Kepada suri tauladanku Nabi Muhammad SAW, kuharap

1. Kepada orangtua tercinta

dengan ikhlas dan penuh cinta kasih selalu berkorban demi anakmu untuk tetap tersenyum kini hingga kelak. Semoga semua kasih sayang dan cinta Bapak dan Ibu terganti dengan kasih sayang Allah Swt.

2. Adikku tersayang Istna Zulfa Amelia Rohila yang telah memberikan kekuatan dan tak pernah bosan untuk selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

3. Kepada keluarga besar saya (Bani Taruno) terimakasih banyak sudah selalu memberikan motivasi dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi.

4. Kepada keluarga besar saya yang di Jember terimakasih banyak sudah selalu

5. Untuk diriku sendiri support syistem terbaik untuk selalu kuat dan bertahan, terimakasih diriku.

6. Kepada semua temen kontrakan terimakasih banyak sudah selalu mendengarkan keluh kesah dan selalu memberikan dorongan untuk tetap menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada semua teman-temanku di UIN KH. Achmad Shiddiq yang telah memberikan dukungan dan bantuannya

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karuniaNya sehingga perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. Semoga kita

-lebih di akhirat kelak.

Peneliti menghaturkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, serta semua pihak yang senantiasa memberikan bimbingan dan nasehat kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini, yakni kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang selalu memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesaikannya skripsi ini.

2. , M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang selalu memberikan motivasi atas terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan arahan kepada kami.

4. Bapak Arbain Nurdin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan mengarahkan selama proses penyusunan skripsi ini.

5.

akademik/dosen wali yang selalu membimbing dan mengarahkan selama proses perkuliahan ini.

(7)

6. Segenap dosen dan staff administrasi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq yang telah membantu selama kuliah dan penyusunan skripsi.

7. Ibu Dra. Hj. Kumudawati, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Jember yang telah memberikan izin kepada peneliti, sekaligus membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

8. Segenap guru PAI di SMK Negeri 5 Jember yang telah memberikan izin dan bantuan serta datanya selama proses penyusunan skripsi ini.

terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa mempermudah dan memberi balasan kebaikan atas semua jasa yang telah diberikan kepada saya. Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti mengharap kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Terakhir, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Jember, 03 Januari 2022 Penulis

Sofwil Widad Almawaddah NIM. T20161174

(8)

ABSTRAK

Sofwil Widad Almawaddah, 2022: Penerapan Model Evaluasi CIPP(context, input, process, product) Pada Mata Pelajaran PAI Program Membaca Al-

di SMK Negeri 5 Jember 2021.

Kata Kunci : Model Evaluasi CIPP, Program Membaca Al-

Latar belakang penelitian ini adalah pada mata pelajaran yang ada di sekolah ada Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan, baik jasmani atau rohani kepada anak didik menurut ajaran islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Namun yang ditekankan dalam hal ini ialah mengenai pembelajaran membaca al- l evaluasi CIPP. Model evaluasi ini dikemukakan oleh Stuflebeam dan Shinkfield, model evaluasi ini merupakan model evaluasi yang lebih lengkap karena mencakup evaluasi formatif dan sumatif.

Fokus penelitian: 1) Bagaimana penerapan evaluasi konteks pada mata pelajaran PAI program membaca al-

Bagaimana penerapan evaluasi masukan pada mata pelajaran PAI program

membaca al- penerapan evaluasi

proses pada mata pelajaran PAI program membaca al- di SMK Negeri 5 Jember ? 4) Bagaimana penerapan evaluasi hasil pada mata pelajaran PAI program membaca al- SMK Negeri 5 Jember ?

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus dan menggunakan teknik pengumpulan data:

Observasi partisipasi pasif, wawancara semi-terstruktur, dokumentasi. Keabsahan data pada penelitian ini ada dua macam: triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Semua data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terdiri dari tahapan kondensasi data, penyajian data dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini yaitu: 1) Penerapan evaluasi konteks pada program membaca al-

berisikan materi-materi, pembelajaran evaluasi konteks ini dilakukan untuk melihat tujuan program yang akan dicapai dan evaluasi terhadap keadaan yang melingkupi proses pembelajaran. 2) Penerapan evaluasi masukan pada program

membaca al- evaluasi pengetahuan dan

strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 3) Penerapan evaluasi proses pada program membaca al-

evaluasi mengenai informasi untuk keputusan program seperti pelaksanaan program sesuai jadwal, dalam program yang baik tentu sudah dirancang mengenai kegiatan dan kapan kegiatan tersebut sudah terlaksana. 4) Penerapan evaluasi hasil pada program membaca al-

terhadap berhasil tidaknya peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Guru mengukur keberhasilan dengan mengadakan tes mid dan semester, program tersebut dinilai cukup berhasil sebagaimana nilai melalui evaluasi product (hasil).

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 8

E. Definisi istilah ... 10

F. Sistematika pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian terdahulu ... 14

B. Kajian teori ... 21

1. Model-model evaluasi program ... 23

a. Evaluasi model provus ( discrepancy model ) ... 23

(10)

c. Evaluasi model kirkpatrick ... 26

d. Evaluasi brinkerhoff ... 28

e. Evaluasi model CIPP ... 29

2. Program membaca al- ... 34

a. Makhorijul Huruf ( tempat-tempat keluarnya huruf ) ... 36

b. Shifatul Huruf ... 37

c. Ilmu Tajwid ... 38

d. Kaidah Ghorib ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 41

B. Lokasi penelitian ... 42

C. Subjek penelitian ... 42

D. Teknik pengumpulan data ... 44

E. Analisis data ... 46

F. Keabsahan data... 49

G. Tahap-tahap penelitian ... 49

H. Tahap Pekerja Lapang ... 51

I. Tahap Analisi Data ... 51

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS A. Gambaran obyek penelitian... 52

B. Penyajian data dan analisis data ... 55

C. Pembahasan temuan ... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76

B. Saran-saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79 Lampiran-lampiran

(11)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu ... 18

2.2 Makhorijul huruf ... 36

2.3 Shifat lazimah... 37

... 38

4.1 Nilai tes membaca al- ... 66

4.2 Pembahasan temuan ... 68

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pernyataan Keaslian Penulis Lampiran 2 : Matrik Penelitian

Lampiran 3 : Instrumen Wawancara Lampiran 4 : Jurnal Kegiatan Penelitian Lampiran 5 : Nilai-nilai membaca al-

Lampiran 6 : Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 7 : Biodata Penulis

(13)

A. Latar Belakang

Membaca merupakan menerjemahkan simbol ke dalam suara yang dikombinasi dengan kata-kata, disusun sehingga kita dapat belajar memahaminya. Kebiasaan membaca perlu ditanamkan sedini mungkin kepada anak. Agar bisa memahami dan kemudian mengamalkan petunjuk dalam al-

Q ketika

malaikat Jibril membawa wahyu Allah yang pertama, maka wahyu itu tak lain adalah perintah untuk membacanya, Sebagaimana Allah memerintahkan umatnya untuk membaca yang tercantum dalam Q.S Al-Alaq ayat 1 :

Artinya : Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan.

Menurut tafsir Al-Mukhtashar / Markaz tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) ayat ini merupakan wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad ketika beliau beribadah di gua hira. Dalam ayat ini dijelaskan

Allah, meski sebelumnya beliau tidak dapat melakukannya. Allah berfirman Q.S Al-Ankabut ayat 48 :

2 Departemen Agama RI. (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2018),

(14)

Artinya : Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu).

Dan seharusnya mereka meyakini kebenaran al-Qur an sebagai kitab suci yang Allah turunkan kepada engkau, wahai nabi Muhammad, sebab mereka tahu benar bahwa engkau tidak pernah membaca sesuatu kitab pun sebelum al- Qur an dan engkau juga tidak pernah menulis suatu kitab pun dengan tangan kananmu karena engkau adalah seorang ummi, tidak pandai membaca maupun menulis. Sekiranya engkau pernah membaca dan menulis, niscaya ragu orang- orang yang mengingkarinya, yakni al-Qur an. Mereka akan menemukan alasan bagi keraguan mereka kepada al-Qur an andaikata engkau pernah membaca dan/atau menulis.3

Berkenan dengan hal tersebut, maka seorang muslim sewajibnya dapat membaca terutama membaca al-Q

yang belum bisa karena sebaik baik seorang muslim adalah yang

mempelajari Al-qur asulullah SAW :

3 Departemen Agama RI. (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2018) , 402

(15)

Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Hajjaj bin Minhal] Telah

telah

Orang yang paling baik diantara kalian adalah seorang yang belajar Al-

mengajarkannya -

4

Penjelasan dari hadist tersebut adalah terdapat amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar al-Qur`an dan mengajarkan al-Qur`an.

Tentu, baik belajar ataupun mengajar yang dapat membuat seseorang menjadi yang terbaik di sini, tidak bisa lepas dari keutamaan al-Qur`an itu sendiri.

Dari ayat dan hadits di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dan mengajarkan membaca merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam. Karena membaca adalah merupakan kunci utama untuk mengetahui dan mempelajari ilmu pengetahuan, tanpa membaca mustahil bagi kita akan mengetahui ilmu pengetahuan.

Sebagaimana tertuang dalam PP No 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang

4 Muzakkir, Keutamaan Belajar Dan Mengajarkan Al-

(16)

dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Sedangkan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaranagama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.5

Dengan adanya PP tentang sistem Pendidikan Agama tersebut peserta didik diharapkan dapat mencapai prestasi belajar dan pengalaman belajar maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Banyak program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kekuatan spiritual, kemampuan dan keterampilan peserta didik. Salah satu wadah pembinaan peserta didik untuk pengembangan bakat dan minat peserta didik dalam rangka membina pribadi manusia seutuhnya. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program-program sekolah didasarkan atas kurikulum, tujuan, visi dan misi dari sekolah tersebut. Melalui program yang beragam, peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

5 Peraturan pemerintah Republik Indonesia No 55 Tahun 2007, Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, 2.

(17)

Model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi yang lebih lengkap karena mencakup evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi konteks, input, proses, dan produk dapat dipraktikan dalam rangka pengambilan keputusan(peran formatif) dan penyajian informasi mengenai akuntabilitas (peran sumatif).6

Pada mata pelajaran yang ada di sekolah ada pendidikan agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al- -Hadist, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dari pengertian diatas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan muslim. Kepribadian muslim adalah pribadi yang ajaran Islamnya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan demikian pendidikan agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani atau rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Namun yang ditekankan dalam hal ini ialah mengenai al-

Berdasarkan hasil observasi pra penelitian di SMKN 5 Jember bahwa program ini termasuk kegiatan intrakurikuler karena dilakukan pada saat proses jam pembelajaran PAI. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan utama di

6 Ihwan Mahmudi. CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan, ( Jakarta: Jurnal At-

(18)

sekolah yang menggunakan alokasi waktu sebagai pembatas antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya dan telah ditentukan dalam struktur program. Kegiatan intrakurikuler sama artinya dengan kegiatan pembelajaran seperti umumnya.7 Program membaca al- da saat 30 menit sebelum jam pelajaran Pendidikan Agama Islam, dalam peningkatan pembelajaran siswa cenderung masih ada yang main-main kadang siswa juga merasa jenuh sebagian siswa memang kurang suka belajar membaca al-Qur sebab hal ini membosankan menurut mereka. Dan ada beberapa siswa masih belum bisa membaca al-

mengajar membaca al-

hal tersebut tidak memungkinkan. Di SMKN 5 Jember peneliti menemukan keunikan, disana merupakan sekolah kejuruan dan lebih condong ke pertanian akan tetapi masih ada pembelajaran tentang al- -

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikememukakan. Maka, fokus penelitiannya yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan evaluasi konteks pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMK Negeri 5 Jember ?

2. Bagaimana penerapan evaluasi masukan pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMK Negeri 5 Jember ?

7 Rindang Hayom Sasimi dan Sujarwo. Implementasi Kebijakan Lima Hari Sekolah Sebagai Sarana Pengembangan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar, ( Yogyakarta : Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, 2018 ), 114.

(19)

3. Bagaimana penerapan evaluasi proses pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMK Negeri 5 Jember ?

4. Bagaimana penerapan evaluasi hasil pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMK Negeri 5 Jember ?

C. Tujuan penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka peneliti menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan evaluasi konteks pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMKN 5 Jember

2. Untuk mendeskripsikan penerapan evaluasi masukan pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMKN 5 Jember

3. Untuk mendeskripsikan penerapan evaluasi proses pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMKN 5 Jember

4. Untuk mendeskripsikan penerapan evaluasi hasil pada mata pelajaran PAI program membaca al-Qur an di SMKN 5 Jember

(20)

D. Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat sehingga penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat memberikan kontribusi tertentu setelah melakukan penelitian. Manfaat hasil penelitian adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh pihak-pihak lain untuk meningkatkan apa yang telah ada.8

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis, seperti kegunaan bagi peneliti, instasi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.9 Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat baik dalam pengembangan pengetahuan yang sedang dikaji maupun manfaat bagi Siswa-siswa SMKN 5 Jember.

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan praktis, di antaranya :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat menambah wawasan bagi pembaca terutama tentang penerapan model evaluasi CIPP (context, input, process, product) pada mata pelajaran PAI program membaca al- SMK Negeri 5 Jember. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk penelitian topik-topik yang berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan.

8Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), 46.

9 IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Jember: IAIN Jember Press, 2020 ), 45.

(21)

2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti

1) Memberikan pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih baik terkait karya ilmiah yang peneliti tekuni.

2) Memberikan wawasan secara utuh dan konkrit yang berkaitan dengan penerapan model evaluasi CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al- model evaluasi CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al-

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Penelitian ini diharapkan hasil penelitian bisa memberikan kontribusi pemikiran dan dijadikan sebagai bahan kajian penerapan model evaluasi CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al-

c. Bagi UIN Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi lembaga UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan calon peneliti yang ingin mengembangkan penerapan model evaluasi CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al-

d. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu keguruan pada khususnya memberikan wawasan baru bagi mereka mengenai

(22)

terkaitnya kegiatan model evaluasi CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al-

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang istilah-istilah penting yang menjadi pada titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian tersebut, dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah yang telah dimaksud oleh peneliti. Hal-hal yang perlu dijelaskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Model Evaluasi CIPP ( Context, Input, Process, Product )

Model evaluasi CIPP adalah salah satu dari beberapa model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Model CIPP meliputi, context, input, process, dan product. 10

Istilah model CIPP yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sebuah model evaluasi dengan segala proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menyajikan semua informasi yang diperoleh supaya dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan maupun menyusun program selanjsutnya guna untuk memberikan banyak manfaat baik peserta didik, guru, sekolah maupun lembaga pendidikan lainya.

2. Mata Pelajaran PAI Program Membaca Al-

Mata pelajaran PAI merupakan mata pelajaran wajib yang ada di sekolah. Pada mata pelajaran PAI terdapat program membaca al-

Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pembaca untuk

10Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ), 46.

(23)

menganalisis isi teks dalam media tulisan. Sedangkan Al- adalah sebuah kitab suci yang sakral. Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dihafal di luar kepala jutaan orang, selain al-

menjadikannya mudah diingat dan dihafal. Sekalipun banyak orang yang menghafalnya karena berbahasa Arab, namun mereka berlomba-lomba menghafalnya dengan maksaud sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.11

3. SMK Negeri 5 Jember

SMK Negeri 5 Jember merupakan sekolah menengah kejuruan yang terletak di desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.

Program membaca Al-

program atau kegiatan intrakurikuler yang belajar membaca atau melafalkan

ayat-ayat Al- -aturan yang telah ditetapkan

seperti makhorijul huruf, kaidah tajwid, panjang pendek, ghorib, sehingga tidak terjadi perubahan makna.

Berdasarkan definisi istilah di atas, yang dimaksud dengan judul Penerapan model CIPP dalam program membaca al-

Jember adalah bagaimana penerapan model CIPP yang diterapkan mampu mendukung siswa dalam program belajar membaca al-

model CIPP yang diterapkan seperti konteks (kebutuhan yang akan dicapai atau tujuan program), input (sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, strategi untuk mencapai kebutuhan dan bagaimana prosedur kerja

11 Muzakkir, Keutamaan Belajar Dan Mengajarkan Al-

(24)

untuk mencapainya), proses (mendeteksi atau memprediksi rancanagn prosedur atau selama tahap implementasi), produk (untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan). Sehingga siswa bisa belajar membaca al-

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematiaka pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan berbentuk daftar isi. Adapun sistematika pembahasan adalah:

Bab pertama, pendahuluan, pada bagian ini terdiri dari sub-sub yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, kajian kepustakaan. Bab ini berisi tentang kajian kepustakaan yang mencakup penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab ketiga, metode penelitian. Dalam bab ini membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendektan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab keempat, hasil penelitian. Pada bagian ini berisi tentang atau hasil penelitian yang memiliki latar belakang, objek penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan temuan.

Bab kelima, Penutup. Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan sebagai sub bab terkait jawaban dari rumusan masalah

(25)

yang telah ditentukan pada bab pertama. Sedangkan saran diberikan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya. Bab ini berfungsi untuk menyampaikan hasil yang ditemukan melalui pembahasan.

Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan beberapa lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data skripsi.

(26)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini, peneliti akan mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, kemudian membuat ringkasan, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dilihat sampai sejauh mana orisionalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.12 Adapun kajian yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini antara lain:

1. Skripsi Doli Dwijayanto, 2018 ( STAIN CURUP ) Evaluasi Program Baca Tulis Al-

Lebong Tahun 2018 .

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif dan penjabaran cenderung menggunakan analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dengan analisis datanya menggunakan miles and huberman data reduction, data displas, dan conclusion drawing/verification.

Dari hasil penelitian ini bahwa evaluasi program baca tulis al-

dengan menggunakan beberapa metode yaitu pertama, melalui metode ihan membaca.

Kedua, metode an-nahdiyah adalah guru yang menyampaikan materi (

12Penyusun, 48.

(27)

guru yang paling fasih dan paling bagus diantara guru yang lain ) dengan ciri khasnya stik ( tongkat ) sentuhan jiwa sebagai panduan titian murotal sebagai ganti harkat ( isyarat gerakan jari ). Ketiga, metode jibril guru mengenal huruf, menghafalkan suara huruf, membaca kata dan kalimat berbahasa arab, membaca ayat-ayat al-

Keempat, metode al-Baghdadi guru mengajarkan huruf hijaiyah, mulai alif sampa -murid tersebut sudah menghafal huruf hijaiyah yang tidak menggunakan harokat, tahap selanjutnya murid-murid tersebut disuruh untuk menghafal huruf hijaiyah yang sudah diberi harokat.

mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid atau membaca al-

secara langsung dan pembiasaan pembacaan dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid.13

2. Rohmad Syaifudin Fachroni, 2018/2019 ( Universitas Muhammadiyah Surakarta )

Dalam Meningkatkan Kemempuan Membaca Al-

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian menggunakan field reseach, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisi data miles and huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

13 Doli -

(28)

Dari hasil penelitian ini bahwa pelaksanaan program pembelajaran -

dengan mengambil waktu KBM pendidikan agama Islam selama satu jam pelajaran, program tersebut menggunakan metode teman sebaya yang sudah di seleksi oleh guru pendidikan agama Islam untuk mendampingi para siswa, sedangkan strategi yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya

Adapun metode yang dipakai dengan langkah-langkah sebagai

kepada siswa untuk membaca ayat tertentu, kemudian setelah selesai guru mengulangi kembali bacaan tersebut dan diikuti oleh para siswa.

pedoman yang telah di berikn oleh guru pendidikan agama Islam, siswa yang telah ditugaskan untuk menyimka bacaan teman lainnya sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk, tugas guru dalam metode ini mengecek setiap kelompok dan memberikan arahan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Dari program yang telah berjalan selama ini, memang banyak manfaat bagi siswa untuk meningkatkan bacannya, akan tetapi ada pula faktor pendukung dalam pembelajaran dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa dalam membaca al-

(29)

agama Islam, faktor penghambat : melafalkan huruf-huruf hijaiyah ( makhorijul huruf ) penguasaan ilmu tajwid yang kurang, masih banyak siswa yang belum mengenal tanda baca, kelancaran membaca, kurangnya minat dari sebagian siswa sebelum mengikuti program pembelajaran baca am pelaksanaan program an ( P2BQ ).14

3. Nur Anisa Maruapey, 2020 ( IAIN AMBON )

Evaluasi CIPP Pada Program Pembinaan Baca Tulis Al- -

Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Analisis data menggunakan reduksi data, display data, menafsirkan data dan menyimpulkan data. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi program pembinaan baca

tulis al- -

kesimpulan evaluasi konteks sudah baik, dikarenakan adanya dasar hukum pelaksanaan program pembinaan baca tulis al-

belakang program baca tulis al- -

IAIN Ambon dan tujuan program pembinaan baca tulis al- sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

14

Meningkatkan Kemempuan Membaca Al-

(30)

Hasil evaluasi program pembinaan baca tulis al-

al- IAIN Ambon secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik.

Meskipun dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu di optimalkan, namun program pembinaan baca tulis al-

- i masih perlu

beberapa perbaikan terkait sarana dan prasarana pembinaan, dan proses pembinaan ( pembelajaran ) baca tulis al-

kualitas dan kuantitas lulusan yang berkompeten dalam bidang agama.15 Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu

No Nama,

Tahun, dan

Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4 5

1 Doli

Dwijayanto, 2018,

program baca tulis al-

mengunakan model CIPP di

SMPN 7

Rejang

Dilakukan dengan menggunakan beberapa metode : 2. Metode an- nahdiyah

3. Metode jibril 4. Metode al- Baghdadi

Kemudian guru langsung

memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu

Peneliti terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan sama-sama meneliti tentang baca al-

menggunakan model Cipp

Perbedaan terletak pada judul,

penelitian terdahulu membahas tentang evaluasi sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas tentang penerapan.

15 Nur Anisa Maruapey, Implementasi Model Evaluasi CIPP Pada Program Pembinaan Baca

Tulis Al- l- un 2020 (Skripsi IAIN AMBON, 2020

).

(31)

tajwid atau membaca al- langsung dan pembiasaan pembacaan

dengan tartil sesuai dengan ilmu tajwid.

2 Rohmad Syaifudin Fachroni, 2018, Program Pembelajaran ( P2BQ ) Dalam

Meningkatkan Kemempuan Membaca Al-

Di SMK

Negeri 6 Sukoharjo

Dari program yang telah berjalan selama ini, memang banyak manfaat bagi siswa untuk meningkatkan bacannya, akan tetapi ada pula faktor pendukung dalam

pembelajaran dan kesulitan-

kesulitan yang dihadapi para siswa dalam membaca al- diantaranya : dorongan/motivas i dari guru pendidikan agama Islam, faktor penghambat : 3

Peneliti terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai kemampuan membaca al-

Perbedaannya adalah terletak pada batasan masalah.

Penelitian terdahulu membahas mengenai pelaksanaan program baca sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas penerapan model cipp

(32)

Tahun melafalkan huruf- huruf hijaiyah ( makhorijul

huruf )

penguasaan ilmu tajwid yang kurang, masih banyak siswa yang belum mengenal tanda baca, kelancaran membaca,

kurangnya minat dari sebagian siswa sebelum mengikuti

program pembelajaran fasilitas yang kurang

menunjang dalam pelaksanaan program pembelajaran ( P2BQ )

dalam program membaca al-

3 Nur Anisa Maruapey, 2020

i Model

Evaluasi CIPP Pada Program Pembinaan Baca Tulis Al-

- Ambon Tahun

Hasil evaluasi program

pembinaan baca tulis al-

- Ambon secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik. Meskipun dalam

pelaksanaanya masih terdapat beberapa

kekurangan yang

perlu di

optimalkan,

Peneliti terdahulu dengan

penelitian yang akan dilkukan sama

menggunakan model CIPP pada program baca al-

Perbedaan terletak pada judul,

penelitian terdahulu membahas tentang Implementasi sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas tentang penerapan.

(33)

namun program pembinaan baca tulis al-

- Ambon dapat tetap dilanjutkan tetapi masih perlu beberapa

perbaikan terkait sarana dan prasarana

pembinaan, dan proses pembinaan ( pembelajaran ) baca tulis al- menghasilkan kualitas dan kuantitas lulusan yang

berkompeten dalam bidang agama.

Jadi, perbedaan penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada lokasi penelitian, subyek penelitian dan jenis penelitian. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan tentang implementasi model evaluasi CIPP pada program membaca al-

B. Kajian Teori

Pada bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai prespektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan

(34)

tujuan penelitian.16 Dalam penelitian ini terdapat beberapa pembahasan teori antara lain sebagai berikut:

Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan penilaian dalam bidang ini atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Evaluasi program pendidikan adalah evaluasi yang mengukur aktivitas-aktivitas pendidikan yang menyediakan layanan dasar yang berkelanjutan dan melibatkan kurikulum pendidikan. Evaluasi program pendidikan juga berarti aktivitas untuk mengkaji kekurangan-kekurangan dari kegiatan atau penyelenggaraan pendidikan dan untuk mengetahui pencapaian tujuan program pendidikan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran yaitu kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, didalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi dan setiap kegiatan evaluasi, khususnya evaluasi pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Dalam hubungannya dengan keseluruhan proses belajar-mengaja, tujuan pengajaran dan proses belajar- mengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satudari yang lain. Bahan atau materi pengajaran apa yang akan diajarkan dan

16Penyusun, Pedoman Penulisan, 48.

(35)

metode apa yang akan digunakan sangat bergantung pada tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Demikian pula bagaimana prosedur evaluasi harus dilakukan serta bentuk-bentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk menilai hasil pengajaran tersebut harus dikaitkan dan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang digunakan dan tujuan pengajaran yang telah di rumuskan.17

1. Model-model evaluasi program

Terdapat model-model evaluasi program yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai untuk mengevaluasi sebuah program. Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatannya atau tahap evaluasinya. Menurut Arikunto & Jabar meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang model-model evaluasi, namun maksudnya sama yaitu kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan objek yang dievaluasi sebagai bahan bagi pengambilan keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.

a. Evaluasi model provus ( Discrepancy model )

Kata discrepancy berarti kesenjangan, model ini menurut Madaus, Sriven & Stufflebeam berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu program, evaluator dapat membandingkan antara apa yang seharusnya diharapkan terjadi ( standard ) dengan apa yang sebenarnya terjadi ( performance ). Dengan membandingkan

(36)

kedua hal tersebut, maka dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan ( discrepancy ), yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja yang sesungguhnya. Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus, bertujuan untuk menganalisis suatu program apakah program tersebut layak diteruskan, ditingkatkan, atau dihentikan.

Model ini menekankan pada terumuskannya standard, performance, dan discrepancy secara rinci dan terukur. Evaluasi program yang dilaksanakan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen program. Dengan adanya penjabaran kesenjangan pada setiap komponen program, maka langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan secara jelas.

b. Evaluasi model stake ( Countenance Model )

Model ini dikembangkan oleh Robert E. Stake dari University of Illinois. Menurut Worthen & Sanders, Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu description dan judgment, dan membedakan adanya tiga tahap, yaitu : antecedent ( context ), transaction/process, dan outcomes. Deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukan posisi sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi, yaitu:

apa tujuan yang diharapkan oleh program dan apa yang sesungguhnya terjadi. Evaluator menunjukan langkah pertimbangan yang mengacu pada standar.

Stufflebeam & Shinkfield menjelaskan tiga tahap evaluasi program model Stake, yaitu: antecedent, transaction, dan outcomes.

(37)

Antecedent mengacu pada informasi dasar informasi dasar yang terkait, kondisi/kejadian apa yang ada sebelum implementasi program.

Menurut Stake, informasi pada tipe ini misalnya, terkait dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya, dan terkait dengan outcome, seperti : apakah siswa telah makan pagi sebelum datang ke sekolah, apakah siswa telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, apakah siswa tidur malam dengan cukup. Untuk mendeskripsikan secara lengkap dan menetapkan sebuah program atau pembelajaran pada suatu waktu.

Stake mengusulkan bahwa evaluator harus mengidentifikasi dan menganalisis kondisi yang berhubungan dengan antecendent. Pada tahap transactions, apakah yang sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan, apakah program yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program. Termasuk tahap ini adalah informasi yang dialami oleh peserta didik berkaitan dengan guru, orang tua, konselor, tutor, dan peserta didik lainnya. Stake menganjurkan kepada evaluator agar bertindak secara bijak dalam proses pelaksanaan evaluasi, sehingga dapat melihat aktualisasi program. Sedangkan outcomes, berkaitan dengan apa yang dicapai dengan program tersebut, apakah program tersebut, apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan termasuk didalamnya: kemampuan, prestasi, sikap dan tujuan.

(38)

c. Evaluasi model Kirkpatrick

Model evaluasi yang dikembangkan oleh krikpatrick ini telah mengalami beberapa penyempurnaan, yang dikenal dengan Evaluating

model. Evaluasi terhadap program pelatihan mencakup empat level evaluasi, yaitu Reaction, learning, behavior, dan result.

1) Evaluasi Reaksi ( Reaction Evaluation )

Catalanello & Kirkpatrick menjeskan bahwa evaluasi terhadap reaksi peserta pelatihan berarti mengukur kepuasan peserta didik.

Program pelatihan dianggap efektif apabila proses pelatihan dirasa menyengkan peserta didik, sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih. Sebaliknya, apabila peserta didik tidak merasa puas terhadap proses pelatihan yang diikutinya, maka mereka tidak akan termotivasi untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut. Keberhasilan proses kegiatan pelatihan tidak terlepas dari minat, perhatian, dan motivasi peserta dalam mengikuti jalannya kegiatan ini.

2) Evaluasi Belajar ( Learning Evaluation )

Menurut Kirkpatrick evaluasi hasil belajar dapat dilihat pada perubahan sikap, perbaikan pengetahuan atau peningkatan keterampilan peserta setelah selesai mengikuti program. Peserta program dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikan pengetahuan maupun

(39)

peningkatan keterampilan. Oleh karena itu, dalam pengukuran hasil belajar harus menentukan: pengetahuan apa yang telah dipelajari, perubahan sikap apa yang telah dilakukan, keterampilan apa yang telah dikembangkan atau diperbaiki.

3) Evaluasi Perilaku ( Behavior Evaluation )

Penilaian difokuskan pada perubahan tingkah laku setelah peserta kembali ke tempat kerja, disebut juga evaluasi terhadap outcomes dan kegiatan pelatihan. Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan membandingkan perilaku kelompok kontrol dengan perilaku peserta program, membandingkn perilaku sebelum dan sesudah mengikuti program maupun, survei/interviu dengan pelatih, atasan maupun bawahan peserta program setelah kembali ke tempat kerja.

4) Evaluasi Hasil ( Result Evaluation )

Evaluasi pada tahap ini difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatu program. Beberapa contoh dari hasil akhir dalam konteks perusahaan antara lain kenaikan produksi, peningkatan kualitas, penurunan biaya, penurunan kecelakaan kerja, kenaikan keuntungan. Cara melakuka hasil akhir yaitu membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok peserta program, mengukur kinerja sebelum dan setelah mengikuti pelatihan, membandingkan biaya yang digunakan

(40)

dengan keuntungan yang didapat setelah dilakukan pelatihan, dan bagaimana peningkatannya.

Evalusi program model Kirkpatrick dapat diterapkan dalam program pembelajaran di sekolah, karena fokusnya sama yaitu diarahkan pada proses dan hasil belajar dengan mengikuti suatu program, perubahan pembelajaran pada empat level sama-sama diarahkan pada aspek pengetahuan, sikap dan kecakapan. Namun demikian, penerapan evaluasi model ini dalam program pembelajaran perlu dimodifikasi dengan setting sekolah.

d. Evaluasi Brinkerhoff

Brinkerhoff, et.al., mengemukakan tiga pendekatan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama yaitu :

1) Fixet vs Emergent Evaluation Design.

Desain evaluasi yang baik ditentukan dan direncanakan secara sistematik sebelum implementasi dikerjakan. Desain dikembangkan berdasarkan tujuan program disertai seperangkat pertanyaan yang akan dijawab dengan informasi yang akan diperoleh dari sumber-sumber tertentu.

2) Formative vs Sumative Evaluation

Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki program, dilaksanakan pada saat implementasi program sedang berjalan. Fokus evaluasi

(41)

berkisar pada kebutuhan yang telah dirumuskan oleh evaluator.

Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program, dari hasil evaluasi ini dapat ditentukan apakah suatu program tertentu akan diteruskan atau dihentikan.

3) Experimental & Quasi-Experimental Designs vs. Unobtusive Inquiry.

Beberapa evaluasi memakai metodologi penelitian klasik.

Dalam hal seperti ini subjek penelitian diacak. Tujuan dari penelitian untuk menilai manfaat suatu program yang dicobakan.

Apabila siswa atau program dipilih secara acak, maka generalisasi dibuat pada populasi yang agak lebih luas. Dalam beberapa hal intervensi tidak mungkin dilakukan atau tidak dikehendaki. Apabila proses sudah diperbaiki, evaluator harus melihat dokumen- dokumen, seperti mempelajari nilai tes atau menganalisis penelitian yang dilakukan dan sebagainya. Strategi pengumpulan data terutama menggunakan instrumen formal seperti tes, survey, kuesioner serta memakai metode penelitian yang terstandar.

e. Evaluasi model CIPP

CIPP merupakan sebuah model evaluasi yang menggunakan pendekatan yang berorientasi pada manajemen ( management-oriented evaluation approach ) atau disebut sebagai bentuk evaluasi manajemen program. Model CIPP berpijak pada pandangan bahwa tujuan terpenting dari evaluasi program bukanlah membuktikan, melainkan

(42)

meningkatkan . karenanya, model ini juga dikategorikan dalam pendekatan evaluasi yang berorientasi pada peningkatan program atau bentuk evaluasi pengembangan. Artinya model CIPP diterapkan dalam rangka mendukung pengembangan organisasi dan membantu pemimpin dan staf organisasi tersebut mendapatkan dan menggunakan masukan secara sistematis supaya lebih mampu memenuhi kebutuhan- kebutuhan penting atau minimal bekerja sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada. Akan tetapi, model CIPP tak lepas dari sejumlah kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah pertama, karena terfokus pada informasi yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan dan stafnya, evaluator boleh jadi tidak responsif terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang signifikan. Kedua, hasil evaluasi ditujukan kepada para pemimpin tingkat atas, sehingga model ini bisa jadi tidak adil dan tidak demokratis. Ketiga, model CIPP itu kompleks dan memerlukan banyak dana, waktu, dan sumber daya lainnya.18 Model CIPP memiliki empat unsur yang berkesinambungan :

1) Evaluasi Context ( konteks )

Dalam mengevaluasi program baca al-

memperhatikan konteksnya. Evaluasi konteks ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana pemahaman siswa dan sebagai bahan refleksi bagi guru. Evaluasi ini menggambarkan secara jelas tentang tujuan program yang akan dicapai. Secara singkat dapat

18 Ihwan Mahmudi, CIPP Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. ( Jakarta : Jurnal

At- , 120.

(43)

dikatakan evaluasi konteks merupakan evaluasi terhadap keadaan yang melingkupi proses pembelajaran. Keadaan yang termasuk konteks adalah yang berasal dari lingkungan yaitu kondisi aktual dengan kondisi yang diharapkan. Tujuan evaluasi konteks yang utama yaitu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki evaluator. Dengan mengetahui kelemahan dan kekuatan ini, evaluator dapat memberikan arah perbaikan yang diperlukan.

2) Evaluasi Input ( masukan )

Pada tahap ini guru menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi yang akan digunakan. Evaluasi input membutuhkan evaluator yang memiliki pengetahuan luas dan berbagai keterampilan tentang berbagai kemungkinan sumber dan strategi yang akan digunakan mencapai tujuan program. Evaluasi input merupakan evaluasi sarana/ modal/

bahan dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan- tujuan pendidikan tersebut.

3) Evaluasi process ( proses )

Guru memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program seperti pelaksanaan program sesuai jadwal, dalam program yang baik tentu sudah dirancang mengenai kegiatan dan kapan kegiatan tersebut sudah terlaksana. Tujuannya adalah membantu agar lebih mudah mengenai kelemahan program

(44)

dari berbagai aspek untuk kemudian dapat dengan mudah melakukan perbaikan didalam proses pelaksanaan program. Dapat dikatakan evaluasi proses merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana/ modal bahan dalam kegiatan nyata lapangan.

Dalam pelaksanaannya evaluasi ini bertujuan memperbaiki keadaan yang ada. Evaluator diminta untuk menentukan sampai sejauh mana rencana inovasi pelaksanaan yang dilaksanakan dilapangan serta hambatan yang ditemui.

4) Evaluasi product ( produk )

Pada evaluasi ini guru melakukan penilaian untuk mengukur suatu keberhasilan yakni dengan mengadakan latihan.

Evaluasi hasil ini merupakan evalusi tahap terakhir yaitu evaluasi terhadap berhasil tidaknya peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini dilakukan untuk membantu penanggungjawab program dalam mengambil keputusan, memodifikasi atau menghentikan program. Evaluasi ini dilakukan oleh penilai didalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut dikembangkan.

Disimpulkan bahwa dalam evaluasi tentang program pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan digunakan menggunakan model CIPP ( context, input, process, product ) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai suatu

(45)

sistem. Evaluasi model CIPP dapat diterapkan berbagai bidang, secara khusus dalam dunia pendidikan. Dalam bidang pendidikan menggolongkan sistem pendidikan atas empat dimensi, yaitu context, input, process dan product, yang lebih dikenal.

Context, merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam sistem yang bersangkutan, situasi ini merupakan faktor eksternal, seperti misalnya masalah pendidikan yang dirasakan, keadaan ekonomi negara, dan pandangan hidup masyarakat. Input, menyangkut sarana, modal, bahan, dan rencana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan pendidikan, komponen input meliputi siswa, guru, deain, saran, dan fasilitas.

Process, merupakan pelaksanaan strategi dan penggunaan sarana, modal dan bahan didalam kegiatan nyata di lapangan, komponen proses meliputi kegiatan pembelajaran, pembimbingan, dan pelatihan. Product, merupakan hasil yang dicapai baik selama maupun pada akhir pengembangan sistem pendidikan yang bersangkutan, komponen produk meliputi pengetahuan, kemampuan dan sikap ( siswa dan lulusan ).19

Dibandingkan dengan model-model evaluasi yang lain, model CIPP memiiki beberapa kelebihan antara lain : lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata

19 Doli Dwijayanto, evaluasi Program Baca Tulis Al-

(46)

tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses maupun hasil.

Selain memiliki kelebihan, model CIPP juga memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang pembelajaran di kelas perlu disesuaikan atau modifikasi agar dapat terlaksana dengan baik. Sebab untuk mengukur konteks, masukan maupun hasil dalam arti yang luas banyak melibatkan pihak, membutuhkan dana yang banyak dan waktu yang lama.20

2. Program membaca al- Al-

Islam, untuk dapat mempelajari serta memahami isi kandungan al- hendaknya seseorang harus mampu membaca al-

mempelajari al- -

hidup manusia memang sangat dimuliakan bagi seorang muslim, sehingga wajib bagi seorang muslim mampu membaca dan mempelajarinya.

Seseorang yang ingin mempelajari al-

harus mampu membacanya terlebih dahulu, dengan membaca al- seseorang akan mengetahui makna yang terkandung dalam al-

karena di dalam al- -

Belajar membaca al-

seseorang yang ingin belajar membacanya, karena dalam membaca al-

20Darodjat, Model Evaluasi Program Pendidikan (Purwokerto: ISLAMADINA, 2015), 8

(47)

al- -anak yang ingin belajar membaca al- -

dini yaitu masa anak-anak, sebab masa itu potensi untuk belajar dan

memahami dalam membaca al- -

anak pemikiran masih terbilang masih kuat terutama daya ingatnya dan dalam menerima dan memahami pembelajaran apapun, terutama dalam mempelajari membaca al- an sesuai dengan perkembanagnnya. Oleh karena itu tradisi dalam membaca al-

masih terbilang tradisional terutama di dalam perdesaan yang disebut dengan mengaji.21

Adapun di antaranya keutamaan-keutamaan belajar dan mengajar al-

sahabat Ali bin Abi Tholib datang ke masjid kota Kufah. Di situ, ia mendengar teriakan gaduh banyak orang. Ia bertanya, ada apaka mereka ? -orang yang lagi belajar al-

-orang yang belajar al-

dicintai Rasulullah SAW. Begitu pentingnya membaca al-

baik dan benar menjadi landasan dasar kewajiban untuk mempelajari metodologinya, sehingga membacanya menjadi Tartil dan tidak merubah makna isi dari al-

21Djalaludin, Metode Tujuk Silang Belajar Membaca Al- ( Jakarta : Kalam Mulia, 2004 ),

(48)

ulama qurro (ahli baca al- ) yang (diakui keilmuannya), yang telah bersepakat bahwa hukum membaca al-

tajwidnya ialah fardhu ( harus/wajib )22 Adapun pembelajaran al-

a. Makhorijul Huruf ( tempat-tempat keluarnya huruf )

Makhroj huruf adalah tempat-tempat keluarnya huruf, secara bahasa makhroj adalah tempat keluar, sedangkan menurut istilah adalah suatu nama tempat, yang pada tempat tersebut huruf dibentuk atau diucapkan. Dengan demikian makhorijul huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut dibunyikan. Untuk mengetahui makhroj suatu huruf hendaklah huruf tersebut disukunkan atau ditasydidkan kemudian tambahkan suatu huruf hidup dibelakangnya lalu bacalah tatkala suara tertahan, maka tampaklah makhorijil huruf dari huruf yang bersangkutan.23

Adapun pembagian makhorijul huruf : Tabel 2.2

Pembagian makhorijul huruf

1. Al jauf Kelompok

rongga mulut

1 makhroj

2. Al halq Kelompok

tenggorokan

3 makhroj 3. Al lisan Kelompok lidah 10 makhroj

4. Asy

syafatain

Kelompok bibir 2 makhroj

5. Al Kelompok 1 Makhroj

22 Suherman Herman. Pengembangan Sistem Membaca Al- Development Life Cycle ( Banten : Jurnal Ilmiah, 2019 ), 2.

23 Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al- ( Jakarta : Pustaka Al- Kautsar, 2010 ), 43.

(49)

khaisyum rongga hidung Sumber: Panduan tahsin tilawah al- b. Shifatul Huruf

Tujuan mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar huruf yang keluar dari mulut kita semakin sesuai dengan keaslian huruf-huruf al-

kebenarannya sampai sesuai dengan sifat aslinya. Ketika seseorang mensukunkan huruf pada suatu lafadz boleh jadi lidahnya sudah tepat pada posisinya, namun belum dikatakan benar hingga ia mengucapkannya sesuai dengan sifatnya. Pembagian shifatul huruf yaitu :

1) Shifat lazimah ( sifat yang memiliki lawan ) Tabel 2.3 Shifati lazimah Nama Sifat

Huruf

Huruf Lawan Huruf

Sifat hams ( keluar nafas )

Sifat jahr ( tidak keluar nafas )

Selain huruf hams Sifat syiddah

( suara tertekan )

Sifat rakhawah ( suara terlepas )

Selain huruf syiddah Sifat

( lidah naik ke langit-langit )

Sifat istifal ( lidah turun )

Selain

Sifat ithbaq ( lidah lengket dengan langit- langit )

Sifat infitah ( lidah terpisah dari langit- langit )

Selain huruf ithbaaq Sifat idzlaq

( mengeluarkan huruf dengan cepat dan mudah )

Sifat ishmat ( mengeluarkan huruf dengan tertahan/ susah )

Selain huruf idzlaaq

(50)

2)

Tabel 2.4 Sifat

No Nama Sifat Huruf Keadaan Huruf

1. Sifat shofir Keluar mirip suara burung

2. Sifat qolqolah Suara memantul/bergetar 3. Sifat liin Mengeluarkan suara

dengan lembut 4. Sifat inhiraf Miringnya lidah

5. Sifat takriir Bergetarnya ujung lidah 6. sifat tafassyi Menyebarnya angin di

mulut

7. Sifat isthithaalah Memanjangkan suara Sumber: Panduan tahsin tilawah al-

c. Ilmu Tajwid

Tajwid menurut bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf, baik haq-haqnya, sifat-sifatnya panjang pendeknya dan lain sebagainya. Seperti tarqiq, tafkhim, dan lain-lain. Hukum-hukum bacaan di tajwid seperti

tafhim, tarqiq, mad, waqof, dan lain sebagainya.24 d. Kaidah Ghorib

ghorib secara bahasa menurut Ibrahim Musthafa ia merupakan isim sifat dari kata gharaba-yaghribu yang artinya ghamudla

24 Maftuh Bastul Birri, Tajwid Jazariyyah 43.

(51)

( sulit ) dan khafiya ( samar ). Sedangkan menurut istilah ulama qurra artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam al-Qur an.

Adapun bacaan-bacaan yang dianggap gharib ( tersembunyi/samar ) dalam qira ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah : Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, Nahl, Badal.

a. Imalah

Imalah termasuk salah satu cara membaca al-Qur an yang condong atau belok, sedangkan menurut terminologi Imalah berarti menuturkan fathah ke arah kasrah atau menuturkan alif ke arah ya . menurut riwayat Imam Hafs hanya ada satu lafadz yang harus dibaca imalah yaitu pada lafadz

b. Isymam

Isymam artinya mencampurkan dhammah pada sukun dengan memoncongkan bibir atau mengangkat dua bibir.dalam qiraah riwayat hafs, isymam terdapat pada lafadz yaitu pada waktu membaca lafadz tersebut, gerakan lidah seperti halnya mengucapkan lafadz sehingga hampir tidak ada perubahan bunyi antara mengucapkan lafadz dengan mengucapkan

untuk mempertemukan kedua lafadz tersebut dipilihlah jalan tengah yaitu bunyi bacaan mengikuti rasm, sedangkan gerakan bibir mengikuti lafadz asal.

(52)

c. Tashil

Tashil menurut bahasa adalah memberi kemudahan, keringanan atau menyederhanakanbunyi hamzah qatha yang kedua adapun menurut istilah adalah membaca antara hamzah dan alif.

d. Naql

Naql menurut bahasa adalah memindah, sedangkan menurut istilah adalah memindahkan harokat ke huruf sebelumnya. Alasan bacaan naql pada kata yaitu terdapatnya dua hamzah washal ( hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat ), yakni al ta rif dan ismu ( salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang mengapit lam sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya.

e. Badal

Badal menurut bahasa artinya mengganti, mengubah, sedangkan maksud badal disini adalah mengganti huruf hijaiyah satu dengan huruf hijaiyah lainnya. 25

25 Iswah Adriana. Perubahan Bunyi Pada Bacaan-bacaan Ghorib Dalam Al- Menurut Tinjauan Fonologi Arab (Pamekasan: Jurnal Bahasa dan Sastra. STAIN Pamekasan, 2017), 62.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang bersifat menuturkan, menggambarkan, dan menafsirkan data yang ada dan menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati serta data tersebut bersifat pernyataan.26

Dengan adanya masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang terkait dengan penerapan model CIPP dalam

program membaca al- mana data yang akan

dikumpulkan oleh peneliti berupa tanggapan, informasi, pendapat, konsep, dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat menemukan kebenaran penelitian yang diterima oleh akal sehat manusia tersebut.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Disebut penelitian jenis studi kasus ini bertujuan untuk memfokuskan diri meneliti latar belakang, interaksi dan kondisi masyarakat tertentu. Bentuk dari studi kasus ini pun sebenarnya lebih pas digunakan untuk meneliti sebuah peristiwa, kegiatan, atau program di sebuah kelompok individu

(54)

tertentu. Kelebihan jenis penelitian ini, bisa digunakan untuk mengkaji objek dalam bentuk kelompok. Asalkan dalam kelompok tersebut memiliki tujuan yang sama. Teknik pengambilan data pada studi kasus dapat menggunakan teknik observasi, studi dokumenter dan bisa juga menggunakan teknik wawancara.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, artinya untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data- data secara lengkap yang ada di lapangan dengan tujuan peneliti bisa mendeskripsikan penerapan model CIPP pada mata pelajaran PAI program membaca al- Negeri 5 Jember Tahun 2021.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di SMKN 5 Jember, lokasi tersebut bertempat di Jl. Brawijaya No. 55, Darungan, Jubung, Kec.

Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur 68151.

Alasan peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan ketertarikan peneliti terhadap program membaca al- el CIPP dan di sana merupakan sekolah kejuruan dan lebih condong ke pertanian.

C. Subjek Penelitian

Pada pedoman penulisan karya ilmiah subjek penelitian yang dimaksudkan adalah melaporkan jenis data dan uraian data. Uraian tersebut meliputi apa saja yang ingin diperoleh, siapa saja yang hendak dijadikan

(55)

informan atau subjek penelitian, bagaimanadata akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya terjamin.27

Subjek penelitian adalah peneliti sendiri yang akan menjadi instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Sedangkan informan dan partisipan dapat peneliti sendiri atau maupun pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut. Semua subjek termasuk pengumpulan data.

Subjek penelitian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah bahan individu atau organisasisme yang akan dijadikan sumber informasi dan sangat dibutuhkan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian ini. Penentuan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive, karena akan dipilih pertimbangan dan tujuan tertentu.28 Alasan peneliti menggunakan teknik ini, karena membutuhkan data berupa sumber informasi kepada orang yang lebih mengenal atau mengerti dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data, selain dari jenis data. Sumber data terdiri dari lokasi, informan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini subjek penelitian atau informan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah SMKN 5 Jember : Dra. Hj. Kumudawati, M. Pd 2. Kepala Tata Usaha SMKN 5 Jember : Bapak Sutikno, SP. MM

27Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 47.

Gambar

Tabel 2.4  Sifat
Tabel 4.1      Nilai Akhir Tes Membaca

Referensi

Dokumen terkait

Isi dari aplikasi berupa pengenalan huruf hijaiyah yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 18 huruf hijaiyah dan 10 huruf hijaiyah, pengenalan tanda baca atau

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentang huruf-huruf hijaiah, mengenal tanda baca huruf hijaiah, dan

4.3.2 Melafalkan huruf- huruf hijaiyah sesuai dengan tanda bacanya (fathah, kasroh dan dhummah) dengan benarc.

kita dipenuhi, seperti pengenalan huruf-huruf hijaiyah dan pendalaman ilmu tajwid. 3 Kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar merupakan dasar bagi siswa

membaca Al- Qur’an pada aspek melafalkan makhorijul huruf hijaiyah santri. Taman Pendidikan Al- Qur’an ( TPQ) An-Nur Desa Karangsono

Kemampuan membaca huruf hijaiyah adalah penguasaan membaca huruf-huruf dan bunyi yang konteks nya dari huruf hijaiyah yang berjumlah 28 berdasarkan bentuk dan ciri-ciri

Apakah keterampilan membaca yang mencakup ketepatan pengucapan kosakata, penguasaan tanda baca, kelancaran membaca, dan pemahaman terhadap isi bacaan siswa kelas I

Dari berbagai pendapat diatas dapat penulis pahami bahwasanya tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara baca membaca al- Quran dengan baik benar.. melafalkan