• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal inilah yang menjadi penyebab kurangnya pelatihan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Oleh karena itu, untuk mendorong penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif perlu adanya model pembelajaran yang mendukung dan membimbing siswa untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

Pembelajaran penguasaan konsep cenderung abstrak dan menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa kurang aktif dan lebih didominasi oleh guru. Sehingga diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan otentik untuk juga menemukan solusi nyata untuk masalah kehidupan nyata.

Sasaran Tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat dan Hasil Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim pada materi di bawah tekanan substansi. Melalui penelitian ini, guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguasai konsep dan memiliki kemampuan berpikir kreatif serta dapat menawarkan variasi teknik mengajar bahkan cara ilmu (fisika). Dengan penelitian ini, guru juga dapat memberikan penerapan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA (fisika).

Dengan membiasakan siswa dengan model pembelajaran yang baik, maka hasil belajar akan meningkat semaksimal mungkin. Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan pemahaman belajar, meningkatkan aktivitas dan berpikir kreatif, serta berpotensi untuk mengembangkan hasil belajar. Siswa juga semakin termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif mereka dalam proses kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran yang lebih bervariasi dan tidak monoton.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Pustaka

21 Gusti, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Mapping terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMK, Vol. 34 Ahmad, Muslimin dan Widodo, Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk melatih kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa kelas V SD, Vol. 44 Ahmad, Muslimin dan Wahono, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konseptual Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Vol 3, Edisi 1, Januari 2017, hlm.

49 Ahmad, Muslimin dan Wahono, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas V Sekolah Dasar, Bagian 3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 54 Gusti, Pengaruh Mind Map Didukung Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMK, Vol. 55 Yoni Sunaryo, Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa SMA di Kota Tasikmalaya, Vol.

Tabel 2.1 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 2.1 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Kerangka Berpikir

Maka dari permasalahan diatas diperlukan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif, maka disini peneliti memilih model pembelajaran berbasis masalah karena model pembelajaran PBL ini cocok diterapkan pada pembelajaran fisika karena dalam fisika. pembelajaran lebih banyak membahas materi dan mengerjakan soal tanpa praktik atau presentasi, sehingga siswa akan merasa bosan. 58 Shinta, Ahmad dan Gunawan, Dampak Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Virtual terhadap Penguasaan Konsep dan Kreativitas Fisika Siswa SMAN 2 Mataram, Vol. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep penting dari materi pelajaran dan mata pelajaran.

Dan salah satu strategi pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran berbasis masalah. 59 Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa Kelas IV A MI Darun Najah Klopoten Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 61 Rahmi, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Dunia Tumbuhan, Vol.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Cara Pengamatan (Monitoring)/Evaluasi
  • Indikator Keberhasilan

Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran berbasis masalah. Guru menjelaskan materi yang akan diberikan kepada siswa yaitu tentang tekanan pada benda padat.

Guru menjelaskan materi yang akan ia sampaikan kepada siswa yaitu tentang tekanan pada benda cair.

Gambar 3.1 Bagan Prosedur PTK model Kurt Lewin
Gambar 3.1 Bagan Prosedur PTK model Kurt Lewin

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini lokasi yang dipilih adalah MTs Ad-Diinul Qayyim, Dusun Kapek, Desa Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Diinul Qayyim didirikan pada 17 April 1948 oleh tiga Tuan Guru saat itu yaitu TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz yang berkedudukan di Kapek Lendang yang saat itu berada di tengah masyarakat yang kental dengan nuansa religi.

Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz meninggal pada tahun 2000, tampuk kepemimpinan dipegang menantunya TGH. Diinul Qayyim merupakan bagian dari Yayasan Pendidikan Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyim dimana yayasan ini juga mengelola pendidikan RA, TK, SDI, MA dan Takhassus. Dari segi geografis, MTs ini berada di wilayah desa yang masyarakatnya masih hidup secara tradisional.

Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya status madrasah yang hingga saat ini berstatus terakreditasi dari pemerintah. Diinul Qayyim menunjukkan perkembangan yang cukup besar baik dari faktor peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun faktor kredibilitas moral dan akhlak di lingkungan sekitar maupun di tengah masyarakat. Mereka telah terdaftar di MTs Ad-Diinul Qayyim di Dusun Kapek, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat selama empat tahun terakhir.

Selama empat tahun terakhir, ada pendaftar siswa baru di MTs Ad-Diinul Qayyim di Dusun Kapek, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Berikut ulasan kondisi guru MTs Ad-Diinul Qayyim di Dusun Kapek, Kecamatan/Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim yang berjumlah 29 orang dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda.

Alasan pemilihan kelas VIII E sebagai subjek penelitian didasarkan pada hasil observasi awal yang dilakukan pada mata pelajaran IPA khususnya kelas fisika, kemampuan siswa kelas VIII E masih rendah dalam penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif dibandingkan dengan kelas lainnya. .

Tabel 4.1 Jumlah Siswa (Empat tahun terakhir)  KLS
Tabel 4.1 Jumlah Siswa (Empat tahun terakhir) KLS

Hasil Penelitian

Dari hasil uraian Siklus I di atas terlihat bahwa skor yang dicapai pada aktivitas siswa adalah 60% dan cukup baik. Mulai sekarang pada siklus I guru memberikan evaluasi berupa tes dengan jumlah soal esai sebanyak 5 soal untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dan 4 soal esai untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif. Dari hasil uraian Siklus I di atas diperoleh skor hasil tes penguasaan konsep siswa sebesar 65,52%.

Pada siklus selanjutnya penguasaan konsep siswa harus kembali ditingkatkan sesuai dengan konsep keilmuan yang ada. Pada siklus berikutnya keterampilan berpikir kreatif siswa perlu ditingkatkan sesuai dengan indikator keterampilan berpikir kreatif tersebut. Kegiatan akhir diakhiri dengan siswa guru tentang materi yang dipelajari dan menyapa.

Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 5 aspek penilaian (Lampiran 18). Dari hasil uraian siklus II di atas terlihat bahwa skor yang diperoleh pada aktivitas siswa sebesar 85% dan tergolong baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II aktivitas yang dilakukan siswa mengalami peningkatan sebesar 25%.

Pada siklus II, guru memberikan penilaian berupa tes dengan jumlah soal esai sebanyak 5 soal yang ditujukan untuk pengetahuan konsep siswa dan 4 soal esai untuk menemukan keterampilan berpikir kreatif. Dari hasil uraian siklus II di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh pada hasil tes penguasaan konsep siswa sebesar 89,65%. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami materi dan permasalahan yang ada

Dari hasil uraian siklus II di atas dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh pada tes hasil keterampilan berpikir kreatif siswa.

Tabel 4.5 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus I
Tabel 4.5 Hasil tes penguasaan konsep setelah pembelajaran siklus I

Pembahasan

Perbandingan hasil tes antara penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif kegiatan siswa dalam 2 siklus dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa khususnya pada materi stres materi. Guru memberikan masalah kepada siswa berupa soal untuk dipecahkan bersama.

Guru memberikan tugas berupa soal-soal latihan untuk dikerjakan siswa agar lebih memahami materi yang dipelajari. Memberikan motivasi atau rangsangan kepada siswa agar memusatkan perhatiannya pada materi yang akan dijelaskan yaitu tekanan zat cair dengan sub pokok bahasan hukum Pascal. Guru menjelaskan materi yang akan diberikan kepada siswa yaitu tentang tekanan pada benda cair dengan topik hukum Pascal.

Guru membimbing siswa dalam menganalisis berbagai contoh penerapan Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar bejana berhubungan
Gambar bejana berhubungan

PENUTUP

Kesimpulan

1 Jawab dengan benar dan lengkap sesuai konsep ilmiah 4 2 Jawab benar menurut konsep ilmiah tetapi tidak lengkap 3 3 Jawab sebagian sesuai konsep ilmiah dan. Cari makna jawaban yang lebih dalam atau selesaikan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci. Mencari makna jawaban yang lebih dalam atau memecahkan masalah dengan melakukan langkah-langkah rinci b.

Ya Tidak 1 Siswa menyiapkan peralatan mengajar √. 3 Siswa menyadari motivasi yang disampaikan √ 4 Siswa sangat memperhatikan saat guru. menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan. 5 Siswa mendengarkan materi yang disampaikan guru √ 6 Siswa aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh. pembelajar pada saat proses pembelajaran berlangsung. 8 Siswa berinteraksi secara positif dalam pembelajaran √. 19 Siswa mencatat materi yang telah diberikan guru √ 10 Siswa menunjukkan respon positif saat guru.

16 Murid dan guru mengevaluasi √. 17 Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dengan guru tentang materi yang belum selesai. 28 Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah diteliti √. 29 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pengamatan pengaruh tekanan pada zat cair dalam ruang tertutup melalui penerapan hukum Pascal. dalam kehidupan sehari-hari).

Standar Kompetensi : Memahami konsep tekanan pada zat padat, cair dan gas dalam kehidupan sehari-hari Mata Pelajaran Kompetensi Dasar.

Saran

Gambar

Tabel 4.1   Jumlah Siswa (Empat tahun terakhir), 53
Tabel 2.1 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tabel 2.2 Aspek dan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif  47 Aspek KBK  Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Conclusion Based on the results of the analysis of library research library Research in the Semiotics Critical Analysis of the philosophy of "anakkon Ki Do Hamoraon Di Au" in the