• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setting Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan terhadap peserta didik kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini berkolaborasi dengan satu orang observer yaitu guru IPA khususnya pada mata pelajaran fisika yang ada di sekolah tersebut.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim yang beralamatkan di Dusun Kapek, Desa Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E di MTs Ad-Diinul Qayyim. Di dalam sebuah kelas terdapat banyak peserta didik dengan kepribadian dan karakteristik yang berbeda-beda, dan peserta didik tersebut pun berasal dari lingkungan sosial yang tidak sama. Kemampuan, pembawaan, dan lingkungan sosial peserta didik membentuknya menjadi sebuah karakter tersendiri yang memiliki pola perilaku tertentu. Pola perilaku yang terbentuk tersebut menentukan aktivitas yang dilakukan baik di sekolah maupun

di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas diarahkan untuk mencapai cita-cita peserta didik, tentunya dengan bimbingan dari guru.

Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan suatu hal yang sudah pasti, dan tidak ada satupun peserta didik memiliki kesamaan dengan yang lainnya. Apabila terdapat satu aspek yang sama maka aspek yang lainnya pasti berbeda. Perbedaan setiap individu merupakan salah satu faktor pendukung untuk mewujudkan kualitas masing-masing individu.

Jadi di MTs Ad-Diinul Qayyim tersebut khususnya di dalam kelas VIII E, terdapat karakteristik peserta didik antara lain ditemukan adanya peserta ddik yang pandai, peserta didik kurang pandai, dan tidak pandai. Peserta didik yang pandai akan lebih mudah menerima materi pembelajaran dibandingkan dengan yang kurang pandai dan tidak pandai. Belum lagi perbedaan dalam bakat, emosional, dan sosial. Perbedaan karakteristik ini menuntut guru untuk bersikap arif dalam menyikapinya. Sebagai seorang guru yang profesional harus dapat memahami karakteristik dari berbaga perilaku peserta didik tersebut. Karena berbeda perilaku, masalah yang akan ditimbulkan oleh peserta didik pun berbeda pula. Guru harus memiliki keahlian dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam diri masing-masing peserta didik tanpa harus menimbulkan masalah yang baru.

Tingkat keberhasilan peserta didik didukung oleh kemampuan guru dalam penyampaian materi pembelajaran pada saat proses pembelajaran, dan kreatifitas guru sangat dibutuhkan agar dapat dipahami oleh peserta didik yang memiliki

gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dari guru untuk mengenal kondisi peserta didik di dalam kelas agar tercapainya tujuan pembelajaran.

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam suatu kelas tertentu untuk mencermati kegiatan pembelajaran yang berupa sebuah tindakan. Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik (Arikunto, 2006). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di satu kelas saja sesuai dengan sifat dari PTK. Penelitian tindakan kelas dibagi dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe), serta refleksi (reflect).62

Secara garis besar terdapat empat langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Adapun langkah-langkah berikut sesuai dengan model Kurt Lewin yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.63

1. Menyusun perencanaan (planning). Pada tahap ini, kegiatan harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang dibutuhkan

62 Erik Susanto, Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematika Siswa, Vol. 2, Nomor. 2, Januari 2018, hlm. 84.

63 Anggayni, “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 43.

c. mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data d. mengenai proses dan hasil tindakan.

2. Melaksanakan tindakan (Acting). Pada tahap ini melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3. Melaksanakan pengamatan (Observing). Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah:

a. mengamati perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b. memantau kegiatan peserta didik,

c. mengamati pemahaman setiap peserta didik terhadap materi yang telah dirancang sesuai tujuan PTK.

4. Melakukan refleksi (Reflecting). Pada tahap ini hal yang harus dilakukan adalah:

a. mencatat hasil observasi, b. mengevaluasi hasil observasi, c. menganalisis hasil pembelajaran,

d. mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan rencana siklus berikutnya, sampai tujuan PTK tercapai.

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin. Kurt lewin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus.64

Gambar 3.1 Bagan Prosedur PTK model Kurt Lewin

64 Ibid, hlm. 41.

PENGAMATAN

PERTIMBANGAN tersebut

TINDAKAN

PENGAMATAN PERENCANAAN

PERENCANAAN PERTIMBANGAN

TINDAKAN

TERUS MENERUS PRASIKLUS

Pada penelitian ini jika siklus pertama tidak berhasil, yaitu proses belajar mengajar dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) belum dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif yang terlihat dari proses belajar mengajar fisika, maka akan diadakan siklus lanjutan sampai peningkatan terhadap penguasaan konsep ataupun keterampilan berpikir kreatif peserta didik tercapai. Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang diperoleh dapat bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan tersebut.65

D. Rencana Tindakan

Rencana kegiatan penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan (penelitian pendahulan/observasi awal) tentang pola proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Prosedur perencanaan tindakannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Prasiklus

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan dan mengumpulkan data sebelum penelitian

65 Marojahan dan Sri, Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas X SMA, Vol. 3 Nomor 2, Agustus 2017, hlm. 7.

dilakukan, yakni dengan melakukan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPA kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim, yaitu Bapak Sahrul Hadi, S. Pd.

2. Siklus I

Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas biasanya jarang yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam satu siklus saja. Oleh karena itu, tindakan kelas dilakukan secara bersiklus, yakni lebih dari satu siklus.66 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan utama, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Adapun siklus pertama langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan (Planning)

1. Merancang program pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan metode atau model yang akan dilakukakan berupa RPP tentang materi Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Pascal

2. Menyiapkan lembar observasi aktivitas peserta didik (terlampir) 3. Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru

(terlampir)

66 Anggayni, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Materi KPK dan FPB pada Siswa kelas IV A di MI Darun Najah Kloposepuluh Sukodono, (Skripsi, FTK UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018), hlm. 46.

b) Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru melakukan berbagai tindakan, yaitu sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan, diantaranya sebagai berikut:

1. Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada masalah

Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik agar terlibat pada pemecahan masalah yang dipilihnya.

2. Tahap 2: Mengorganisasi peserta didik untuk belajar

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut yaitu materi tentang Hukum Archimedes.

3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual atau kelompok

Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan materi Hukum Archimedes, melaksanakan eksperimen (praktikum), untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya.

4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada tahap ini, guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini, Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

c) Observasi

Seiring dengan dilakukannya tindakan, onserver mengamati bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik oleh observer sesuai penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai bahan untuk revisi tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna meyempurnakan tindakan berikutnya. Kegiatan yang berupa analisis dan penilaian terhadap hasil pengamatan, dan hasil refleksi digunakan untuk dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

a) Perencanaan (Planning)

Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat direkam dengan baik, maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap. Berdasarkan refleksi

pada siklus I, peneliti membuat perencanaan pembelajaran sebagai bentuk revisi dari siklus I.

1. Mendata masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi tentang Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk siklus II.

3. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik seperti yang terdapat pada siklus I

4. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes soal uraian untuk mengetahui penguasaan terhadap konsep-konsep tentang materi Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes dan lembar instrumen untuk penilaian keterampilan berpikir kreatif.

b) Tindakan (Action)

Tahapan tindakan merupakan tahapan realisasi pelaksanaan perencanaan yang sudah disusun berdasarkan temuan pada siklus I. Guru melakukan tindakan dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.

c) Pengamatan (Observing)

Seiring dengan dilakukannya tindakan, observer mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik yang dilakukan oleh observer sesuai penerapan model

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran fisika tentang materi Tekanan Zat dengan pokok bahasan Hukum Archimedes

d) Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta menganalisis untuk membuat kesimpulan atas penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam upaya meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada mata pelajaran fisika.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu berupa tes soal essay. Melalui variabel penguasaan konsep peneliti memberikan tes diakhir pertemuan siklus I dan siklus II. Sedangkan untuk mengukur kemampuan keterampilan berpikir kreatif peneliti memberikan tes setelah kegiatan proses pembelajaran.

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data

No Variabel Indikator Data Pengum

pulan

Instrumen 1 Penguasaan

Konsep

- Mengingat, yaitu kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada hal-hal yang sukar.

- Memahami,

mengkonstruksi makna dari materi

pembelajaran, termasuk

Nilai kogni tif

Tes Soal yang berupa

uraian

apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

- Mengaplikasikan, menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

- Menganalisa,

memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan- hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur dan tujuan.

- Mengevaluasi,

mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar.

2 Berpikir Kreatif

- Berpikir lancar (fluency) - Berpikir luwes

(Flexibility) - Berfikir orisinil

(originality)

- Berfikir memerinci (elaboration)

Nilai Psiko motor ik

Tes Soal

Uraian dan LKPD

1. Data Penguasaan Konsep (Tes)

Arikunto (2005) menyatakan tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.67

Analisis instrumen untuk aspek penguasaan konsep peserta didik menggunakan rubrik penilaian tes essay. Tiap-tiap skor mentah selanjutnya diubah ke bentuk nilai. Pengubahan skor ke nilai dilakukan dengan menggunakan skala 0-100 dengan rumus:

Nilai

Teknik pengumpulan data melalui tes yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memperoleh data terhadap penguasaan konsep peserta didik kelas VIII E MTs Ad-Diinul Qayyim.

2. Data Keterampilan Berpikir Kreatif (Tes)

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes berupa essay dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui kemampuan dalam berpikir kreatif peserta didik terhadap mata pelajaran IPA fisika.

Dokumen terkait