• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN KADAR NATRIUM BIKARBONAT

N/A
N/A
Marsela krisna Lampy

Academic year: 2023

Membagikan "PENETAPAN KADAR NATRIUM BIKARBONAT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Natrium karbonat adalah garam natrium netral dari asam karbonat yang bersifat higroskopis. Natrium karbonat merupakan salah satu bahan baku paling penting yang digunakan dalam industri kimia dan telah dikenal manusia sejak zaman kuno.

Natrium karbonat mempunyai banyak kegunaan diantaranya dalam pembersihan dan pembuatan kaca.(Rima dkk,2019)

Natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia dengan rumus NaHCO3, senyawa ini sering di sebut baking soda (soda kue) dan sering menjadi bahn tambahn pangan untuk makanan. Oleh karena itu, perlu suatu metode yang sederhana untuk menetapkan kadar natrium bikarbonat pada suatu sampel. (Mariyani,2023)

Menentukan kadar senyawa yang terkandung dalam suatu bahan memiliki berbagai cara dan salah satu cara adalah dengan proses titrasi. Titrasi adalah suatu metode yang di gunakan untuk menentukan zat yang sudah diketahui konstrasinya.Titrasi terdiri atas bermacam-macam, salah satunya adalah aisidimetri.

Titrasi asidimetri adalah metode mengukur kandungan dasar suatu zat dengan menggunakan larutan asam sebagai standar.

(Muhammad Syafri,2018)

Pada percobaan ini menggunakan larutan baku sekunder HCL untuk melakukan pengujian terhadap natrium bikarbonat.pengujian kadar natrium bikarbonat dengan metode asidimetri menggunakan indikator Metil Orange (MO), Metil orange bekerja pada trayek pH 3,1-3,4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari jingga menjadi merah muda.(Mariyani,2023)

(2)

1.2. Maksud Dan Tujuan Percobaan 1.2.1. Maksud percobaan

Agar mahasiswa mampu memahami analisis kuantitatif natrium bikarbonat menggunakan metode asidimetri

1.2.2. Tujuan Percobaan

Agar mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan analisis kuantitaif natrium bikarbonat menggunkan metode asidimetri

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori

Titrasi yaitu suatu metode dalam menentukan kadar suatu zat dalam suatu sampel yang sudah diketahui konsentrasinya untuk melakukan pengujian analisis kuantitatif. Jenis reaksi yang dilakukan pada proses titrasi, biasanya sering dibedakan berbeda-beda. Dalam reaksi asam basa maka titrasi ini disebut dengan titrasi asam basa, untuk titrasi yang melibatkan reaksireduksi oksidasi disebut titrasi redoks, untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks disebut titrasi komplesometri, dan sebagainya. Titran adalah jenis larutan yang diletakan pada Erlenmeyer yang ingin ditentukan kadarnya sedangkan titrat adalah larutan yang diletakan pada buret (Syafri, 2018).

Acidi berasal dari kata acid (bahasa Inggris) yang berarti asam sedang metri dari bahasa Yunani yang berarti ilmu,proses, atau seni mengukur. Asidimetri berarti pengukuran jumlah asam atau pengukuran dengan asam. Titrasi asidimetri-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan asam-basa. Berdasarkan reaksinya dengan pelarut asam dan basa diklasifikasikan menjadi asam-basa kuat dan lemah sehingga titrasi asam-basa meliputi titrasi asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basakuat, asam kuat dengan garam dari asam lemah, dan basa kuat dengan garam dari basa lemah (Dina, 2019).

Larutan baku pada metode asidimetri adalah larutan standar berupa asam yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku ini digunakan untuk menentukan kadar larutan basa secara kuantitatif dengan cara titrasi. Dalam titrasi asidimetri, titik ekuivalen terjadi pada saat terjadinya perubahan warna indicator sedangkan titik akhir adalah titik pada titrasi di mana indikator warnanya berubah. Larutan baku primer adalah larutan yang mengandung zat padat murni yang

(4)

konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa). Larutan baku sekunder adalah larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni (Rosmidah, 2018).

2.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (FI III, Hal 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA Nama Lain : Air suling, aquades

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

Rumus : H2O

Penyimpan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Sebagai pelarut.

2. Asam Klorida (FI III, hal : 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Nama Lain : Asam Klorida

RM / BM : HCl / 36,46

Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau

merangsangn jika diencerkan asapdan bau hilang

(5)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : Zat tambahan.

3. Etanol (FI III, Hal. 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM Nama Lain : Alkohol

Rumus Molekul : C2H6O Berat Molekul : 46,07 g/mol

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak

berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis

bercampur dengan semua pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tetutup Kegunaan : Zat tambahan

4. Metil Jingga (FI III, Hal 703)

Nama Resmi : TROPOELIN/ HELIATIN Nama Lain : Metil Jingga

Rumus Molekul : C14H14N3NaO3S Berat Molekul : 327,33

Pemerian : Serbuk jingga kekuningan

Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, sukar larut dalam air dingin, sangat sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

(6)

Kegunaan : Larutan indicator asam basa 5. Natrium Karbonat (FI III, Hal 406)

Nama resmi : NATRI CARBONAS Nama lain : Natrium karbonat

Pemerian : Serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram, tidak berbau, rasa asin

Rumus molekul : NaHCO3 Berat molekul : 34,01 g/mol

Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Fase basa

6. Natrium Tetraborat (FI III, Hal 427)

Nama resmi : NATRI TETRABORAS Nama lain : Natrium Tetraborat

Pemerian : Hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau;rasa asin dan basa Rumus molekul : Na2B4O7

Berat molekul : 381,37 g/mol

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian

(7)

air mendidih dan dalam kurang dari 1 bagian gliserol P; praktis tidak larut dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Fase basa

(8)

BAB III METODE KERJA 3.1. ALAT DAN BAHAN

3.1.1. ALAT

Bunsen, buret, batang pengaduk, corong kaca, erlenmayer, gelas ukur, labu takar, pipet volume, pipet tetes, statif, timbangan analitik.

3.1.2 BAHAN

Aluminium foil, aquadest, etanol-95%, indikator MO atau MM 1%, kloroform, kapas, larutan standar primer (Borax 0,1 N), larutan standar sekunder (HCL 0,1 N), sampel soda kue, tissue.

3.2. CARA KERJA

3.2.1. Standarisasi HCL

 Pipet 10 ml larutan standar boraks 0,1 ke erienmeyer + 3 tets metol orange ( MO )

 Titrasi dengan larutan HCL 0,1 N

 Amati perubahan warna dari kuning menjadi merah jingga

 Catat volume titisan

 Ulangi 3 kali

3.2.2. Penetapan Kadar Bikarbonat Pada Sampel

 Timbang + 1 gr sampel masukan kedalam erienmeyer + sedikit aquades

 Homagenkan hingga larut

 Pindahkan ke labu ukur 100 ml + aquades hingga tanda batas

 Pipet 10 ml larutan sampel soda kue, masukkan ke erienmeyer + 3 tetes metil orange (MO)

 Lakukan titrasi sampel dengan larutan HCL, 0,1 N sampai tercapai titik equivalen (perubahan warna dari kuning menjadi merah jingga )

(9)

 Catat volume HCL yang digunakan

 Ulangi hingga diperoleh 3 data

(10)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan

1.Data penimbangan dan titrasi pada pembakuan

N o

Berat (g)

Pembacaan skala buret

Volume Titrasi

(ml) Titik awa ltitrasi Titik akhir titrasi

1 2,04 gr 0 1,8 1,8 ml

2 2,04 gr 0 1,5 1,5 ml

3 2,04 gr 0 1,5 1,5 ml

2.Data penimbangan dan titrasi pada penetapan kadar N

o

Berat (g)

Pembacaan skala buret Volume Titrasi

(ml) Titik awal

titrasi

Titik akhir titrasi

1 1 gram 0 2,4 2,4 ml

2 1 gram 0 2,3 2,3 ml

3 1 gram 0 2 2 ml

Perhitungan jumlah sampel uji yang harus di timbang:

0,3

kadar pada etiket x100(g) 4.2 Perhitungan

A. Standarisasi Asam Oksalat 1. Data penimbangan I

Berat Asam Oksalat = 2,04 Volume larutan titer (HcL) = 1,8 ml

Berat Ekivalen = 90,03

NHCL = Berat

Nhcl .V = 2,04

90,03x1,8 = 2,04

162,054=0,012 2. Data penimbangan II

Berat Asam Oksalat = 2,04

Volume larutan titer (HcL) = 1,5 ml

(11)

Berat Ekivalen = 90,03 NHCL = Berat

Nhcl .V = 2,04

90,03x1,5 = 2,04

135,045=0,0151 3. Data penimbangan III

Berat Asam Oksalat = 2,04

Volume larutan titer (HcL) = 1,5 ml

Berat Ekivalen = 90,03

NHCL = Berat

Nhcl .V = 2,04

90,03x1,5 = 2,04

135,045=0,0151 N rata-rata = N1+N2+N3

3 = 0,0125+0,0152+0,0151 3

= 0,0427 3 = 0,0142 B.Penetapan Kadar Asam Salisilat

1. Data penimbangan I

Berat zat uji = 1 gram

Volume larutan titer (HCL) = 2,4 ml

Natrium Bikarbonat = V hcl x Nhcl x Be Natrium Bikarbonat

= 2,4 ml x 0,0142 x 84 = 2,862

Kadar natrium bikarbonat jumlahnatrium bikarbonat(mg)

berat zat uji(mg) x100%

= 2,862

1000 x100 %

= 0,0028 2. Data penimbangan II

Berat zat uji = 1 gram

Volume larutan titer (HCL) = 2,3 ml

Natrium Bikarbonat = V hcl x Nhcl x Be Natrium Bikarbonat

(12)

= 2,3 ml x 0,0142 x 84 = 2,743

Kadar natrium bikarbonat jumlahnatrium bikarbonat(mg)

berat zat uji(mg) x100%

= 2,743

1000 x100 %

= 0,0027 % 3. Data penimbangan III

Berat zat uji = 1 gram

Volume larutan titer (HCL) = 2 ml

Natrium Bikarbonat = V hcl x Nhcl x Be Natrium Bikarbonat

= 2 ml x 0,0142 x 84 = 2,3856 %

Kadar natrium bikarbonat jumlahnatrium bikarbonat(mg)

berat zat uji(mg) x100%

= 2,3856

1000 x100 %

= 0,0023 %

N rata-rata = N1+N2+N3

3 = 2,862+2,743+2,3856 3

= 7,9906 3 = 2,663 4.3 Pembahasan

Titrasi yaitu suatu metode dalam menentukan kadar suatu zat dalam suatu sampel yang sudah diketahui konsentrasinya untuk melakukan pengujian analisis kuantitatif. Jenis reaksi yang dilakukan pada proses titrasi, biasanya sering dibedakan berbeda-beda. Dalam reaksi asam basa maka titrasi ini disebut

(13)

dengan titrasi asam basa, untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi disebut titrasi redoks, untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks disebut titrasi komplesometri, dan sebagainya. Titran adalah jenis larutan yang diletakan pada Erlenmeyer yang ingin ditentukan kadarnya sedangkan titrat adalah larutan yang diletakan pada buret (Syafri, 2018).

Hasil pengamatan pada penimbangan percobaan ini pada pembakuan larutan HCL 0,1 N yang dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan boraks dan ditambahkan 3 tetes metil orange kemudian dititrasi dengan larutan HCL terbentuk warna dari kuning menjadi merah jingga kemudian dihitung pembakuan pada titrasi didapatkan hasil titrasi pada penimbangan pertama 1,8 pada penimbangan kedua 1,5 ml dan pada penimbangan ketiga 1,5 ml pada hasil penetapan kadar natrium bikarbonat dalam sampel . Setelah dilakukan prosedur yang sesuai untuk melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat dan dilakukan perhitungan untuk menentukan kadar natrium bikarbonat didapatkan hasil pada data pertama 2,4 ml ,pada perhitungan kedua ditetapkan hasil 2,3 ml kemudian pada perhitungan ke tiga didapatkan hasil 2 ml. Hal ini sesuai literatur yang menyatakan bahwa kadar natrium bikarbonat tidak kurang dari 12,0ml dan tidak lebih dari 15,0ml (FI, III 1979).

Hubungan farmasi dengan penetapan Natrium bikarbonat dengan menggunakan metode asidimetri adalah natrium karbonat merupakan sumber basa yang biasa digunakan dalam pembuatan effervescent serta dapat memperbaiki rasa dalam larutan effervescent (Syafri,2018).

(14)

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1.Titrasi yaitu suatu metode dalam menentukan kadar suatu zat

dalam

suatu sampel yang sudah diketahui konsentrasinya untuk melakukan pengujian analisis kuantitatif.

2. Hasil pengamatan pada penimbangan pembakuan larutan HCl yaitu pada titrasi didapatkan hasil titrasi pada penimbangan pertama 1,8 setelah dilakukan prosedur untuk mentukan kadar natrium kabornat didapatkan hasil 2,4 ml. Pada penimbangan kedua 1,5 ml setelah dilakukan prosedur untuk menentukan kadar natrium karbonat

didapatkan hasil 2,3 ml. Dan pada penimbangan ketiga 1,5 ml setelah

dilakukan prosedur untuk menentukan kadar natrium karbonat didapatkan hasil 2 ml.

3. Hubungan farmasi dengan penetapan Natrium bikarbonat dengan menggunakan metode asidimetri adalah natrium karbonat merupakan

sumber basa yang biasa digunakan dalam pembuatan effervescent serta dapat memperbaiki rasa dalam larutan effervescent

5.2 saran

5.2.1 Saran Asisten

(15)

Diharapkan kepada asisten agar lebih memperhatikan praktikan agar tidak bermain saat praktikum sedang berlangsung.

5.2.2 Saran Praktikum

Diharapkan kepada praktikum agar lebih memperhatikan saat asisten sedang menjelaskan di depan

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sintoyo, 2020. “Laporan Praktikum kimia Analisis Asidimetri”.

Universitas Muhamadiyah Bandung.

Dina Rachmawati, 2019. “Laporan Praktikum Kimia Analitik”.

Ditjen Pom, 1979. ”Farmakope Indonesia Edisi III”. Dapartemen Kesehatan Indonesi. Jakarta.

Mariyani, 2023. “Modul Praktikum Kimia Analisis Farmasi”. Stifa Pelita Mas Palu.

Mitha Mei Safitri, 2019. “Penentuan Kadar Bikarbonat Dalam Sampel Soda Kue”. Institut Teknologi Sumatera.

Rosmidah, 2018. “Jurnal Ilmiah Kohesi Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Dengan Metode Asidimetri”. Akademi Farmasi Indah.

Syafri, 2018. “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik”.

Universitas Halu Oleo. Kendari.

(16)

DOKUMENTASI

Penetapan natrium bikarbonat dengan metode asidimetri No

. Gambar Keterangan

1. Memasukkan titrat HCl ke

dlam buret.

2. Memasukkan 10 ml

larutan boraks ke dalam gelas ukur.

(17)

3. Memasukkan 3 tetes metil orange (MO) ke dalam erlenmeyer.

4. Proses titrasi.

5. Hasil titrasi.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dilakukan penetapan kadar campuran kloramfenikol dan lidokain HCl dalam sampel obat tetes telinga Colme ® dengan metode kromatografi

tabung pertama sebagai blanko (ditambah amonia 25% hingga pH 8-9, ditambah 3 tetes kloroform, diuapkan, ditambahkan 2mL HCl 2M, diaduk dan disaring). dipisah menjadi 4 bagian

Diambil dari larutan tersebut 1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dicukupkan dengan pelarut HCl 0,1 N.. Larutan diukur pada panjang gelombang

Standar induk thiamin HCl 1000 ppm dipipet 10 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan larutan buffer pospat pH 4,5 lalu dihimpitkan dan dihomogenkan dan

Sam p el d itim bang saksam a setara d eng an 25,0 mL tig a kali, kemud ian d itambahkan masing - masing 25,0 mL larutan baku pseu- doefedrina HCl 3600 , 6000, dan 8400

Dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml Dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dan dikocok homogen. Diukur serapannya pada λ =

Pada etiket tertulis kadar thiamin HCl 50 mg, sedangkan dari percobaan diperoleh kadar rata-rata thiamin HCl dalam tablet 1,719 gram maka dapat disimpulkan bahwa

Pembuatan Kurva Baku Hidrokuinon Larutan hidrokuinon baku kerja masing-masing konsentrasi sebanyak 0,5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan 2,0 mL