• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI – NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

N/A
N/A
Marlina Tristantina

Academic year: 2023

Membagikan "PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI – NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI – NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Oleh :

MARLINA TRISTANTINA, S.Pd.SD CGP ANGKATAN 7 KABUPATEN CILACAP

Sebagai seorang guru saya sering menemukan diri saya dalam situasi dilema etika dan moral dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang saya yakini dan juga berdasarkan peraturan yang berlaku. Saya masih kekurangan prinsip yang jelas dan pengetahuan dasar tentang bagaimana membuat keputusan yang baik. Sehingga saya sering mencari rekan untuk menyelesaikan masalah saya, karena saya juga tidak merasa aman dan ragu mengambil keputusan sendiri.

Setelah mempelajari Modul Pengambilan Keputusan 3.1, saya menyadari bahwa pengambilan keputusan adalah tugas yang paling sulit sebagai pemimpin pembelajaran karena keputusan yang dibuat sebagai pemimpin pembelajaran memiliki implikasi moral langsung atau tidak langsung bagi lembaga pendidikan atau sekolah dalam hal ini. di lembaga pendidikan, dimana guru berperan sebagai model yang harus diperhatikan dan diikuti, dan pilihan ini juga mempengaruhi siswa bahkan kualitas pengajaran di sekolah.

Saya juga memahami perlunya pemahaman dasar tentang pengambilan keputusan yang etis, prinsip pengambilan keputusan, nilai atau paradigma berpikir, serta tahapan pengambilan keputusan dan pemeriksaan agar dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab demi kepentingan terbaik murid-murid. . Saya bersyukur karena di Modul 3.1 saya mengerti bagaimana mengambil keputusan yang tepat dan saya menjadi lebih percaya diri dan berani mengambil keputusan berdasarkan informasi yang saya terima di Modul 3.1.

Wawasan Ki Hadjar Dewantara terhadap filosofi Pratap Triloka mempengaruhi bagaimana seorang pemimpin pembelajaran mengambil keputusan. Filosofi Pratap Tiga Loka mencakup tiga hal utama, yaitu:

1. Ing ngarso Sung tulodo, artinya teladan di depan. Dalam pengambilan keputusan, guru harus menerapkan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan yang tepat sehingga keputusan yang diambil dapat dijadikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

(2)

contoh atau teladan bagi siswa baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan pribadinya. Membuat pilihan yang tepat, terutama dalam pembelajaran di kelas, mampu memberikan contoh kepada siswa bagaimana membuat pilihan yang tepat yang secara alami mempengaruhi kesejahteraan siswa kita.

2. Ing Madya Mangun Karsa, artinya menjadi di tengah membangun. Ini harus menjadi keputusan kepala sekolah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka.

3. Tut wuri handayani. yang artinya dibalik adanya dukungan untuk meminta bimbingan, keputusan yang diperlukan harus memberikan dukungan dan motivasi kepada siswa untuk berbuat lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut, maka guru sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya melaksanakan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan, mengikuti prinsip atau filosofi Pratap-Triloka. Pada nilai ketiga sebagai panutan, sebagai motivator, sebagai pendukung, yang harus bersifat internal bagi guru untuk memberikan landasan yang baik dalam pengambilan keputusan, nilai-nilai tersebut hadir dalam diri guru demi kepentingan siswa untuk menjadi . mampu membuat keputusan yang tepat, bertanggung jawab dan akuntabel.

Nilai-nilai yang dimiliki seseorang ada dalam pikirannya dalam pengambilan keputusannya. Nilai batin menentukan bagaimana Anda melihat situasi atau masalah, prinsip kami menentukan sesuatu. Sebagai siswa, guru mengikuti nilai-nilai kepartaian, religiusitas dan nilai-nilai kebajikan universal dan tanggung jawab siswa sehingga mereka dapat membuat pilihan yang bertanggung jawab.

Nilai-nilai inti pengambilan keputusan menjadi landasan pemberdayaan sekaligus cara pandang terhadap masalah, sehingga dapat mempertajam analisis terhadap dilema etika yang dirasakan dan kasus-kasus keyakinan moral, serta memperkuat pemikiran dan paradigma berpikir kita menjadi berani dan berani. percaya diri dan membuat keputusan yang baik juga bisa untuk bertemu Pelatihan meliputi proses menjelaskan masalah yang akan diputuskan, dimana pelatih menjelaskan masalah yang mendukung pertanyaan terbuka dan juga reflektif. Selain itu, pelatih menganalisis dan mengumpulkan informasi dan fakta untuk mengetahui penyebab masalah dan pelatih membimbing pelatih untuk menemukan dan membuat daftar berbagai kemungkinan solusi untuk masalah tersebut.

Sehingga keputusan yang diambil mencerminkan nilai-nilai yang dianut atau dijunjung tinggi. Untuk itu dalam memutuskan kasus dilema etika maka guru harus memegang teguh 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

A. 4 Paradigma Berpikir:

(3)

1. Individu lawan masyarakat (individu vs komunitas) 2. Rasa keadilan lawan rasa panggang (justice vs rahmat) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (jangka pendek vs jangka panjang)

B. 3 Prinsip Berpikir:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Berpikir Berbasis Peduli)

C. Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yaitu:

1. Langkah 1 : Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Langkah 2 : Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 3. Langkah 3 : Kumpulkan fakta-fakta yang relevan

4. Langkah 4 : Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas:

1) Uji Hukum

2) Uji Regulasi/Standar Profesional 3) Uji Intuisi

4) Uji Halaman Depan Quran 5) Uji Panutan/Idola

5. Langkah 5: Pengujian Para digma Benar lawan Benar 6. Langkah 6: melakukan Prinsip Re solusi

7. Langkah 7 : Investigasi Opsi Trilema 8. Langkah 8: Buat keputusan

9. Langkah 9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan

Mengambil keputusan yang tepat memiliki konsekuensi positif bagi institusi atau lembaga tempat kita berada. Mengambil keputusan adalah bagian tersulit dalam menjadi pemimpin pembelajaran karena keputusan kita secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi lembaga, dalam hal ini sekolah atau lingkungan kita berada, dan terutama masyarakat tempat kita berada, atau siswa yang memilikinya juga bisa.

menjadi terpengaruh kualitas pendidikan.

Jadi ketika kita membuat keputusan, kita perlu memikirkan konsekuensi efektif dari pilihan kita dengan terlebih dahulu memikirkan pilihan kita sesuai dengan prinsip pengambilan keputusan yang baik. Karena jika keputusan kita benar maka tercipta lingkungan yang positif, juga murah dan aman serta nyaman, karena keputusan kita

(4)

yang menentukan begitu juga sebaliknya. Tentu saja, ketika kita membuat keputusan yang salah, konsekuensinya tidak baik dan berdampak negatif pada lingkungan dan orang-orang yang bereaksi secara langsung atau tidak langsung terhadap keputusan kita. Kesulitan di lingkungan Anda yang sulit diterapkan saat mengambil keputusan tentang kasus lingkungan dari dilema etika ini adalah:

Perbedaan cara pandang dan kepentingan orang yang bermasalah dan sulitnya mengubah cara berpikir atau berpikir orang lain ketika menghadapi dilema etika.

Tentunya untuk mengambil keputusan yang tepat, kita perlu mengetahui seberapa besar orang mengambil keputusan, prinsip atau paradigma apa yang digunakan, dan juga bagaimana menguji kebenaran keputusan kita. Agar kita bisa menentukan apakah keputusan itu benar, kesulitannya sekarang adalah mengubah cara pandang prinsip keputusan ini, agar langsung dalam proses pengambilan keputusan.

Nilai-nilai masyarakat dan budaya di lingkungan, kesulitannya adalah mempertimbangkan nilai-nilai budaya lingkungan dalam pilihan yang diambil, sehingga dapat muncul keputusan yang jelas-jelas benar dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral umum.

Paradigma berpikir orang berbeda-beda dan demikian pula skala prioritasnya, sehingga sulit juga bagi kita untuk mengambil keputusan yang dapat diterima dan diterima oleh semua orang. Pilihan yang kita buat sebagai pemimpin tentunya harus membebaskan siswa kita. Keputusan guru dalam proses pembelajaran dilakukan melalui bimbingan yang dapat mengarahkan siswa pada pengembangan potensi, kebebasan berpendapat dan kebebasan berpendapat dalam proses pembelajaran, sehingga ia memiliki kebebasan untuk belajar.

Kita sudah tahu bahwa salah satu tugas terberat sebagai kepala sekolah adalah mengambil keputusan yang tepat karena kita sadar bahwa keputusan yang kita buat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sekolah atau lembaga tempat kita berada, terutama bagi siswa kita.

Kita juga perlu memahami bahwa pilihan yang kita buat memiliki konsekuensi atas pilihan yang kita buat sebagai proses pembelajaran. Ketika kita membuat keputusan untuk kepentingan siswa, siswa kita belajar menjadi orang yang mandiri dan kemudian dapat membuat keputusan yang tepat dan tumbuh menjadi dewasa. individu dan pendiam saat membuat keputusan.

(5)

Saya melihat kasus dilema etik yang disajikan dalam penjelasan konsep Modul 3.1, dimana seorang siswa hanya meminta untuk lulus mata pelajaran yang tidak dia mengerti, dilema guru apakah ini menimbulkan risiko bahwa Anak akan gagal ujian atau ujian memegang rahasia masa depan anak. Jadi di sini saya bisa mengevaluasi keputusan guru dalam situasi ini, yang bisa mempengaruhi masa depan siswa.

Terlepas dari kejujuran yang kami yakini dan aturan yang kami ikuti, ada aspek lain yang harus kami waspadai dan itu adalah ketidakberpihakan terhadap siswa kami atau menguntungkan siswa.

Jika dalam situasi etis di mana kita harus mengambil keputusan, empat paradigma pengambilan keputusan adalah hal yang paling penting untuk diikuti, jika sebagai makhluk sosial yang hidup sesuai dengan nilai dan peraturan yang ditetapkan terkadang benar untuk mengikutinya. Aturan, tetapi terkadang melakukan adalah hal yang benar untuk dilakukan. Keputusan untuk mengikuti aturan bisa dibuat sesuai selera, tapi aturan dimodifikasi sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi dilapangan.

Kesimpulan materi modul dan keterkaitannya materi modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus mampu menerapkan Prinsip pratap triloka dari Ki hadjar Dewantara, yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Sebagai penuntun, guru juga harus memiliki dasar pengambilan keputusan yaitu berupa nilai yang berpihak pada siswa dengan berpedoman pada nilai-nilai moral, religiusitas dan nilai-nilai universal serta bertanggung jawab. Nilai seorang guru yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, kreatif dan berpihak pada murid juga menjadi pedoman pengambilan keputusan.

Dalam membuat keputusan dibutuhkan juga menghargai visi, misi sekolah, budaya dan nilai sebagai pengambilan keputusan di sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.

Guru juga harus mandiri belajar murid dengan mengarahkan murid pada proses pembelajaran dan pengembangan potensi siswa melalui proses pembinaan sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dan hal ini akan memudahkan siswa dalam menentukan masa kelak.

Kompetensi sosial emosional yang matang dari seorang guru akan mendukungnya dalam pengambilan keputusan yang tepat. Kompetensi ini meliputi kesadaran diri atau self awareness, Pengelolaan diri (self management), Kesadaran sosial atau kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skill).

(6)

Sebagai pemimpin pembelajaran maka ketika kita berada dalam situasi dilema etika maupun moral, kita menggunakan prinsip kesadaran penuh atau mindfullness sehingga kita akan sadar dengan berbagai opsi dan konsekuensi yang ada, keputusan yang dihasilkan pun dapat dipermudah dan bermanfaat.

Selain itu, pembelajaran di kelas dengan mengambil strategi untuk membedakan yang sesuai kebutuhan belajar murid akan mampu mengarahkan siswa pada proses pengembangan potensi mereka dan juga melalui proses pembinaan sehingga mereka dapat mencapai kemerdekaan belajarnya.

Dalam pengambilan keputusann guru harus menerapkan prinsip atau dasar pengambilan keputusan yang tepat yaitu menggunakan empat paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Untuk itu saya harus berlatih menerapkan kemampuan pengambilan keputusan ini menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan yang saya lakukan sebagai aksi nyata yang harus saya lakukan dalam pembelajaran di kelas maupun di sekolah saya yang saya buat dalam rencana program

Referensi

Dokumen terkait

mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan kredit. c) Faktor Kualitas Pelayanan dan Prosedur Kredit dari lembaga. keuangan yang menawarkan kredit

Sebagai lembaga keuangan mikro, dalam menghadapi setiap tantangan yang ada, pemimpin dalam hal ini adalah direktur utama memegang peranan penting dalam mengambil

auditor yang memiliki nilai etika organisasi dan komitmen profesional yang tinggi.. secara signifikan akan melakukan atau mengambil keputusan secara

Terdapat gambaran yang kuat bahwa ada standar prilaku kepala sekolah dalam langkah-langkah pengambilan keputusan, dalam melibatkan orang-orang untuk mengambil keputusan dan

Individu akan mengambil keputusan ketika ia dihadapkan pada dua atau lebih alternatif. Oleh karena itu, pengambilan keputusan individu merupakan bagian penting

Ada 3 tiga faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku dalam mengambil keputusan termasuk ketika akan melakukan keputusan berinvestasi sebagai investor yaitu: overconfidence, status

Dari hasil ketegori tersebut menunjukkan bahwa mayoritas subjek pada penelitian ini dalam mengambil keputusan akan pilihan kosmetik pemutih wajah tidak mengambil keputusan secara

Kehadiran para peserta untuk mengambil keputusan pembelajaran semester ganjil di SDIT KHIDMATUNA tahun ajaran