PENGANTAR HUKUM INDONESIA
LAB / BAGIAN DASAR-DASAR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara
a. Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara b. Obyek Hukum Tata Negara
c. Sumber Hukum Tata Negara
d. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara
Dari segi teori, Hukum Tata Negara (staatrecht) dibedakan menjadi 2 (dua) pengertian, yaitu staatrecht in ruimere zin (arti luas), dan
staatrecht in engere zin (arti sempit), dimana dalam arti in engere zin inilah Hukum Tata Negara atau verfassungrecht yang dapat dibedakan antara pengertian yang luas dan pengertian yang sempit.
Hukum Tata Negara dari segi Istilah biasanya juga dipersamakan dengan istilah law constitutional yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Hukum Konstitusi, walaupun ada juga yang
membedakan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Konstitusi.
Hukum Tata Negara juga dapat dipelajari dari segi Hukum Tata Negara positif dan Hukum Tata Negara umum. Hukum Tata Negara positif
mempelajari tentang norma-norma dasar yang berlaku di suatu wilayah dan waktu tertentu. Sementara Hukum Tata Negara umum mempelajari segala gejala ilmiah yang berkaitan dengan hukum tata Negara pada
umumnya.
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur organisasi kekuasaan suatu negara beserta segala aspek yang berkaitan dengan organisasi negara tersebut.
Di Indonesia, hukum tata negara sendiri berkembang dari negara Belanda yang dalam bahasa Belanda sendiri disebut sebagai staatrecht yang artinya sendiri adalah hukum negara.
Sementara itu, di Inggris hukum tata negara ini disebut dengan
istilah constitutional law, penggunaan istilah tersebut didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata negara unsur konstitusi yang lebih menonjol.
Sementara itu, di Perancis orang mempergunakan
istilah droit constitutionnel yang dilawankan dengan droit administrative, di mana titik tolaknya adalah untuk membedakan antara hukum tata negara dengan hukum administrasi negara.
menurut Asshiddique hukum tata negara adalah cabang ilmu
hukum yang membahas mengenai tatanan struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur-struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dengan warga Negara.
menurut Van Vollenhoven hukum tata negara adalah hukum yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat
hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu berasarkan penentuan wilayah lingkungan masyarakatnya dan
akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta
menentukan susunan dan wewenang badan-badan tersebut.
Resume
Berdasarkan pengertian hukum tata negara menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum tata negara adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan organisasi negara dan organisasi negara dengan warga
negara. Hukum tata negara dapat diartikan sebagai hukum dan kenyataan praktik yang mengatur tentang:
1.Nilai-nilai dan cita-cita kolektif rakyat suatu Negara.
2.Format kelembagaan organisasi Negara.
3.Mekanisme hubungan antar lembaga.
4.Mekanisme hubungan antara lembaga negara dan warga Negara.
Karakteristik Hukum Tata Negara
Berdasarkan pengertian hukum tata negara di atas, dapat kita simpulkan beberapa karakteristik utama dari hukum tata negara sebagai berikut.
1. Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang ilmu hukum, yaitu hukum kenegaraan yang berada di ranah hukum publik.
2. Definisi hukum tata negara telah dikembangkan oleh para ahli, sehingga tidak hanya mencakup kajian mengenai organ negara, fungsi dan mekanisme hubungan antar
organ negara itu, tetapi mencakup pula persoalan-persoalan yang terkait mekanisme hubungan antar organ-organ negara dengan warga Negara.
3. Hukum tata negara tidak hanya merupakan sebagai recht atau hukum dan apalagi sebagai wet atau norma hukum tertulis, tetapi juga merupakan sebagai lehre atau teori, sehingga pengertiannya mencakup apa yang disebut
sebagai verfassungrecht (hukum konstitusi) dan sekaligus verfassunglehre (teori konstitusi).
4. Hukum tata negara dalam arti luas mencakup baik hukum yang mempelajari negara dalam keadaan diam (staat in rust) maupun mempelajari negara dalam keadaan
bergerak (staat in beweging) Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak asasinya.
Sumber Hukum Tata Negara
Sumber hukum tata negara tidak jauh berbeda dengan
sumber lainnya, yaitu sumber hukum materil dan sumber hukum formil.
Sumber hukum materil dari hukum tata negara Indonesia adalah Pancasila, yaitu dasar negara, falsafah negara,
dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dengan
pengertian sumber hukum materil, yaitu sumber hukum yang menentukan isi hukum di mana menunjukkan
bermacam-macam faktor antara lain faktor historis, faktor filosofis, dan faktor-faktor lainnya.
Sementara itu sumber hukum formal adalah sumber
hukum yang dikenal dari bentuknya kerena bentuknya itu menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan
ditaati. Sumber hukum formal dari hukum tata negara Indonesia meliputi:
1.Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945, 2.Undang – Undang,
3.Peraturan Perundang-Undangan lainnya, 4.Kebiasaan ketatanegaraan (convention), 5.Traktat.
Objek dan Ruang Lingkup Hukum Tata Negara
Objek kajian ilmu hukum tata negara adalah Negara, di
mana negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkret. Artinya obyeknya terikat pada tempat,
keadaan dan waktu tertentu. Hukum tata negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas
tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta
mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara.
Sementara itu, ruang lingkup hukum tata negara adalah struktur umum dari negara sebagai organisasi, yaitu:
1. Bentuk Negara (Kesatuan atau Federasi).
2. Bentuk Pemerintahan (Kerajaan atau Republik).
3. Sistem Pemerintahan (Presidentil, Parlementer, Monarki absolute).
4. Corak Pemerintahan (Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi).
5. Sistem Pendelegasian Kekuasaan Negara (Desentralisasi, meliputi jumlah, dasar, cara dan hubungan antara pusat dan daerah).
6. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana (peradilan, pemerintahan, perundangan).
7. Wilayah Negara (darat, laut, udara).
8. Hubungan antara rakyat dengan Negara (abdi Negara, hak dan kewajiban rakyat sebagai perorangan/golongan, cara-cara pelaksanaan hak dan
menjamin hak dan sebagainya).
9. Cara-cara rakyat menjalankan hak-hak ketatanegaraan (hak politik, sistem perwakilan, Pemilihan Umum, referendum, sistem kepartaian/penyampaian pendapat secara tertulis dan lisan).
10. Dasar Negara (arti Pancasila, hubungan Pancasila dengan kaidah-kaidah hukum, hubungan Pancasila dengan cara hidup mengatur masyarakat, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai paham yang ada dalam masyarakat).
11. Ciri-ciri lahir dan kepribadian Negara (Lagu Kebangsaan, Bahasa Nasional, Lambang, Bendera, dan sebagainya)
Asas-Asas Hukum Tata Negara
Menurut Boedisoesetyo mempelajari asas Hukum Tata Negara sesuatu Negara tidak akan luput dari penyelidikan tentang
hukum positifnya yaitu UUD. Hal tersebut karena dari
undang-undanglah kemudian ditentukan tipe negara dan asas kenegaraan bersangkutan.
1. Asas Pancasila
Setiap negara didirikan atas falsafah bangsa. Falsafah itu
merupakan perwujudan dari keinginan rakyat dan bangsanya.
Dalam bidang hukum, Pancasila merupakan sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan perundang-undangan
tidak boleh bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut harus segera di cabut. Pancasila sebagai Asas Hukum Tata Negara dapat dilihat dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
2. Asas Hukum
Kedaulatan rakyat dan Demokrasi Asas kedaulatan dan demokrasi menurut Asshiddiqie , gagasan kedaulatan rakyat dalam negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam kebijakan
demokrasi politik dan ekonomi. Azas kedaulatan
menghendaki agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan dengan kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.
3. Asas Negara Hukum
Yakni negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Asas Negara hukum (rechtstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau
konstitusi yang memuat tentang hubungan antara penguasa dan rakyat, kedua adanya pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya hak-hak kebebasan rakyat.
Unsur-unsur/ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau Rechstaat adalah:
a) Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan pendidikan;
b) Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan atau kekuatan lain apapun;
c) Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya;
d) Adanya Undang-Undang Dasar yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara penguasa dengan
rakyat.
4. Asas Demokrasi
Adalah suatu pemerintahan di mana rakyat ikut serta
memerintah baik secara langsung maupun tak langsung.
Asas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia adalah Asas kekeluargaan.
5. Asas Kesatuan
Adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai tanpa adanya perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya
diskriminasi. Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada
dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat.
6. Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Balances Berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah
dalam beberapa bagian baik mengenai fungsinya. Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :
a) Kekuasaan Legislatif;
b) Kekuasaan Eksekutif;
c) Kekuasaan Federatif
Sedangkan Montesquieu mengemukakan bahwa setiap Negara terdapat tiga jenis kekuasaan yaitu Trias Politica:
(1) Eksekutif,
(2) Legislatif dan (3) Yudisial.
7. Asas Legalitas
Di mana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat
melakukan tindakan tanpa berdasarkan undang-undang yang berlaku. Dengan kata
lain, the rule of law not of man dengan dasar hukum demikian, maka harus ada jaminan bahwa hukum itu
sendiri dibangun berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi.
Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan ( Unitarisme )
Negara kesatuan adalah Negara yang merdeka dan berdaulat. Dalam Negara kesatuan pemerintahan yang berkuasa hanya satu yaitu
pemerintah pusat yang mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan dapat berbentuk :
2. Negara kesatuan dengan sistem pemerintahan Sentralistis.
3. Negara kesatuan dengan sistem pemerintahan Desentralisasi.
2. Negara Serikat/ Federasi
Negara serikat adalah suatu Negara yang merupakan gabungan dari beberapa Negara yang menjadi Negara-negara bagian dari Negara serikat. Negara-negara bagian itu adalah Negara merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri melepaskan sebagian kekuasaannya dan
menyerahkannya kepada Negara serikat, sehingga ada pembagian
kekuasaan antara Negara bagian dengan Negara serikat, kekuasaan asli ada pada Negara bagian.
3. Negara Dominion
Negara seperti itu terdapat dalam lingkungan kerajaan Inggris, Negara Dominion tadinya daerah jajahan Inggris yang telah merdeka kemudian mengakui Raja Inggris sebagai rajanya sebagai lambang persatuan
merdeka. Negara-negara Dominion bergabung bersama dalam “ The British Common Welth of Nations”. Negara-negara persemakmuran, misal Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India dan
Malaysia.
4. Negara Protektorat
Negara Protektorat adalah Negara dibawah lindungan dari Negara lain, biasanya hubungan luar negeri dan pertahanan keamanan diserahkan kepada Negara pelindung.
Negara Protektorat dibedakan :
a. Negara Protektorat Kolonial, sebagian besar kekuasannya ada pada Negara pelindung , Negara ini bukan merupakan subyek hukum
Internsional.
b. Protektorat Internasional, Negara ini sudah merupakan subyek hukum Internasional
5. Negara UNI
Negara ini adalah dua Negara atau lebih yang merdeka dan berdaulat
mempunyai kepala Negara yang sama. Ada beberapa macam Negara UNI : a. Uni Riil, yaitu apabila Negara-negara mempunyai alat perlengkapan
bersama yang mengurus kepentingan bersama, misalnya Austria dan Hongaria Tahun 1918.
b. Uni Personil yaitu apabila Negara-negara mempunyai kepala Negara yang sama, misal Belanda dan Lesenburg Tahun 1890.
c. Hasil Konfrensi Meja Bundar 1944 yang menghasilkan Negara Indonesia dan Belanda, bukan Negara Uni, karena tidak mempunyai kepala Negara dan alat perlengkapan Negara yang sama.
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu-Ilmu lainnya
1. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat dekat Ilmu Negara mempelajari Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat
waktu dan tempat. Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori- teori mengenai Negara serta hakekat Negara,
Sedangkan Hukum Tata Negara mempelajari Negara dalam keadaan konkrit artinya Negara yang sudah terikat waktu dan tempat. Hukum Tata Negara mempelajari Hukum Positif yang berlaku dalam suatu Negara. Hukum Tata Negara mempelajari Negara dari segi struktur.
Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara adalah dasar dalam penyelenggaraan
praktek ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang Negara merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara.
2. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Politik.
Hukum Tata Negara mempelajari peraturan-peraturan hukum yang mengatur organisasi kekuasaan Negara, sedangkan Ilmu Politik
mempelajari kekuasaan dilihat dari aspek perilaku kekuasaan tersebut.
Setiap produk Undang-Undang merupakan hasil dari proses politik atau keputusan politik karena setiap Undang-Undang pada hakekatnya
disusun dan dibentuk oleh Lembaga-Lembaga politik, sedangkan Hukum Tata Negara melihat Undang-Undang adalah produk hukum yang dibentuk oleh alat-alat perlengkapan Negara yang diberi
wewenang melalui prosedur dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh Hukum Tata Negara.
3. Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara Hukum Administrasi Negara merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit Hukum Administrasi
Negara adalah sisanya setelah dikurangi oleh Hukum Tata Negara.