• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2016

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN

Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Hotel Amaris di Samarinda

Resni Ulina Lingga 1

Abstrak

Untuk mengolah data dalam bentuk statistik menggunakan spftware SPSS Ver. 22,0 dengan 100 sampel. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa hasil koefisien Y = 1,851 + 0,091 X1 + 0,095 X2+ 0,578 X3, menunjukan Citra pembuat (b1 = 0,091, citra pemakai (b2 = 0,095) dan citra produk (b3= 0,578).Pengujian hipotesis secara keseluruhan Uji F (Uji Simultan) dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Berdasarkan perhitungan Fhitung 23.996 >

Ftabel dan 3.089 dan diperoleh hasil nilai signifikan 0,000 < 0.05, sehingga membuktikan hipotesis berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen (H0 ditolak dan Ha dterima).Hasil pengujian hipotesis dengan uji t diketahui bahwa faktor Citra Produk merupakan faktor yang paling berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen yang ditunjukan dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (6.739 > 1.661) dengan tingkat signifikan 0,000.

Kata Kunci : Brand Image dan Keputusan Konsumen

Pendahuluan Latar belakang

Bisnis pariwisata di Indonesia cukup potensial mengingat Indonesia secara alami memiliki banyak potensi keindahan alam, keragaman dan keunikan budaya dan lain sebagainya. Semua potensi tersebut menjadi modal dalam industry pariwisata dan masih tetap terjaga kelestariannya. Harus diakui bahwa kelemahan dari industry pariwsata adalah karena industry ini bersifat massif dan massal melibatkan banyak orang jadi harus ada sinergitas dari segenap komponen bangsa.

Hotel Amaris yang terletak di Samarinda Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Perhotelan juga perlu memperhatikan citra perusahaan dan dijadikan indikator oleh para peminat atau pengunjung dalam menilai apakah citra perusahaan atau produk perusahaan dapat menjadi acuan pengunjung untuk menggunakan Hotel tersebut, dengan harapan perusahaan perhotelan tersebut tetap exist dan semakin berkembang, ketiga kriteria keputusan menggunakan hotel tersebut yaitu, Citra Pembuat ( corporate

(2)

image), citra pemakai (User image), Citra Produk (Product Image). keputusan pertama adalah cita pembuat (Corporate image) meliputi popularitas perusahaan dan kredibilitas perusahaan, citra pemakai (user image) yang meliputi gaya hidup atau kepribadiandan kelas sosialnya, dan citra produk (product image) meliputi atribut produk, jaminan kualitas produk serta penawaran produk.

Tabel Data Pengunjung Bulan Januari – Desember tahun 2015

No

Bulan

Jumlah pengunjung Tahun 2014 Tahun 2015

1 Januari 1.367 1.887 Orang

2 Februari 1.500 1.447 Orang

3 Maret 1.650 1.541 Orang

4 April 1.400 1.465 Orang

5 Mei 1.375 1.751 Orang

6 Juni 1.200 1.362 Orang

7 Juli 850 1.762 Orang

8 Agustus 1.567 1.589 Orang

9 September 1.540 1.341 Orang

10 Oktober 1.510 1.858 Orang

11 November 1.325 3.737 Orang

12 Desember 1.700 4.240 Orang

Jumlah 16.993 Orang 23.980 Orang

Sumber Manajer operasional Hotel Amaris tahun 2015

Citra merek (Brand image) memiliki posisi strategis dalam persaingan yang semakin tidak dapat diabaikan oleh perusahaan dalam rangka menarik minat pengunjung atau konsumennuntuk menggunakan produk yang ditawarkan. Atas dasar pemikiran tersebut penulis melakukan penelitian terhadap pengaruh brand image yang terdiri atas citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam skripsi ini antara lain sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda?

2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda?

3. Diantara variabel Brand Image tersebut, variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarainda.

(3)

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai, diharapkan dan diprediksikan tindakan yang akan dilakukan sehingga hambatan yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang secara parsial dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang secara simultan dari komponen brand image yang terdiri dari variabel citra pembuat (corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product image) terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.

3. Untuk menguji dan menganalisis variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.

Landasan Teori Pengertian pemasaran

Menurut Mursyd (2006:26) pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa- jasa dari produsen ke konnsumen, dalam arti luas pemasaran meliputi pula hal – hal yang bersifat abstrak seperti asuransi, surat- surat saham dan surat obligasi.

Manajemen pemasaran

Alma (2004:83) Mendefenisikan manajemen pemasaran adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran suatu perusahaan atau suatu bagian dari perusahaan.

Pengertian merek

Menurut American Marketing dalam Kotler (2004:63) merek adalah nama, istilah, simbol/rancangan/kominasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang/jasa dari seseorang/sekelompok dan untuk membedakan dari produk pesaing

Pengertian Brand Image

Menurut Kotler (2007 : 332) Brand Image adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

Komponen Brand Image

Whitwell dalam Tjiptono (2005:22) menerangkan pemahaman tentang peran srategi merek tidak bisa dipisahkan dari 3 komponen pendukung brand image yaitu :

a. Citra pembuat (corporate image)

Dalam penelitian ini meliputi popularitas perusahaan dan kredibilitas perusahaan.

(4)

b. Citra pemakai (user image)

Dalam penelitian ini meliputi gaya hidup atau kepribadian dan kelas sosialnya.

c. Citra produk (product image)

Dalam penelitian ini meliputi atribut produk, jaminan kualitas produk, serta penawaran produk.

Perilaku Konsumen

Menurut Supranto (2007:4) perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi)dan menghabiskan produk (barang/jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan Membeli

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dan terus berlagsung lama sesudahnya. Proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari 5 tahap yaitu pengenalan masalah, mencari informasi, evaluasi, keputusan membeli, dan pasca pembelian ( Kotler, 2000: 204).

a. Pengenalan kebutuhan

Kebutuhan muncul karena adanya perbedaan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi nyata atau yang dialami konsumen, artinya jika tidak ada perbedaan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang nyata maka tidak akan ada kebutuhan. Adanya kebutuhan belum tentu ada keputusan beli, karena jika ada kebutuhan yang lebih penting maka proses akan berhenti, artinya kebutuhan yang pertama akan tertunda atau tidak jadi terpenuhi Kebutuhan dari konsumen perlu ditingkatkan oleh pemasar karena konsumen pada umumnya mempunyai kendala antara lain anggaran dan waktu.

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi digunakan untuk memilih alternatif yang mampu memberikan manfaat secara maksimal dari penggunaan produk tersebut.

Informasi dapat diperoleh dari sumber internal ataupun sumber eksternal.

1) Sumber Internal

Yaitu penggunaan kembali informasi yang ada dalam memori atau otak untuk mengatasi apabila kebutuhan muncul.Yang dijadikan pertimbangan awal untuk mengatasinnya adalah produk atau merekyang ada pada memori tersebut.

2) Sumber Eksternal

Yaitu pencarian informasi diluar memori. Ini bisa dilakukan melalui beberapa cara atau media seperti:

a) Opini atau sikap dari teman atau keluarga.

b) Artikel, buku, iklan, atau salesman c) Observasi atau mencoba langsung c. Evaluasi Berbagai Alternatif

Tahap ketiga dari proses pembelian konsumen adalah evaluasi berbagai alternatif. Pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang

(5)

mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestise, ada yang hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka panjang, ada juga yang ingin meningkatkan pengetahuan dan sebagainya. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dari suatu produk dan memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan tersebut. Konsumen akhirnya akan memilih alternatif yang mampu memberikan manfaat maksimal yang ditawarkan oleh produk yang ada.

d. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian dilakukan setelah melakukan tahap-tahap yang sudah dijelaskan di atas, kemudian konsumen melakukan keputusan apakah melakukan pembelian atau tidak. Pembelian biasanya dilakukan dengan kesengajaan minimum dan pengambilan keputusan lebih jauh. Percobaan berfungsi sebagai metode utama dalam evaluasi alternatif, jika memenuhi atau melebihi harapan, hasil tersebut merupakan niat untuk membeli ulang.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian konsumen akan mendaptkan kepuasan atau ketidakpuasan. Ketika konsumen mendapatkan kepuasan dari penggunaan produk tersebut maka kesempatan atau keinginan untuk melakukan pembelian ulang lebih besar, tetapi sebaliknya ketika konsumen mendapatkan ketidakpuasan tentu saja konsumen akan beralih pada merek lain.

Keputusan Pembelian

Kotler (2000: 204) mengemukakan bahwa tahap- tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan pembeli melewati lima tahapan yaitu:

a. Pengenalan masalah

Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli merasakan perbedaan yang nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi

Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dibutuhkan ada dalam jangkauan, konsumen kemungknan akan membelinya. Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi.

c. Evaluasi alternative

Tahap dari proses keputusan membeli yaitu ketika konsumen menggunakan informasi atau mengevaluasi merek alternatife dalam seperangkat pilihan.

d. Keputusan membeli

Konsumen mengevaluasi alternative barang yang akan dibeli, dalam beberapa keadaan menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada instusi.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas.

(6)

Kanuk (2004:547) mengemukakan keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternative pilihan konsumen, artinya bila seseorang memutuskan haruslah tersedia beberapa alternative.

Metode Penelitian Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berdasarkan studi deskriptif dimana penelitian ini berhubungan dengan masalah – masalah berupa fakta – fakta saat ini. Analisis kuantitatif merupakan analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka - angka dan cara membahasnya dalam penelitian ini menggunakan aplikasi program SPSS (Statistic Pakcagge for the Social Science) Ver. 22.

Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian ini, agar penelitian ini dapat memberikan suatu gambaran yang sifatnya kebenaran dan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah:

a. Penelitian lapangan (Field Work Research) Adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengadakan penelitian langsung terhadap pihak- pihak yang berhubungan dan mendokumentasikan data-data yang diperoleh baik secara lisan maupun tulisan. Field Work Research Meliputi:

1) Observasi, yaitu metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung dari obyek penelitian

2) Interview, yaitu metode penelitian dimana peneliti mengadakan jawab dengan pihak- pihak yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. Di sisi peneliti akan mengadakan tanya jawab dengan konsumen yang melakukan penginapan di Hotel Amaris Samarinda dengan menggunakan metode angket/ koesioner.

3) Metode ini berguna untuk mengumpulkan data atau penyebaran daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dalam hal ini kepada pengunjung Hotel Amaris di Samarinda

Teknik Analisis Data Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur data valid atau tidak valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 100 orang yang berkunjung padaHotel Amaris di Samarindapengujian dilakukan dengan menggunakan sofware SPSS (Statistic package For the Social Science) ver 21, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung ≥ rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid 2) Jika rhitung ≤ rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

(7)

Uji Reliabilitas

Salah satu teknik pengujian reliabilitas yang sering digunakan adalah menggunakan metode Alpha (Cronbach’s). Metode alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal1- 4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-20, 0-50).

Metode alpha dapat juga digunakan pada skor dikotomi (0 dan 1).

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau bisa menggunakan batasan dengan kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisien alpha hitung > 0,60 (Sudarmanto, 2005 : 89-99).

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Model regresi Yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdestribusi secara normal/ Residu adalah sisa atau perbedaan hasil antara nilai data pengamatan variabel terikat terhadap nilai variabel terikat hasil prediksi.

untuk melihat apakah residu normal atau tidak, dapat dilakukan uji One sample kolmogorov Smirnov. Data yang normal adalah Sig. Kolmogorov- Smirnov- hitung > Alpha. cara melakukan uji normalitas dengan SPSS.

Uji Multikolinieritas

Dalam output SPSS, masalah multikolinieritas ditunjukan lewat tabel Coefficient, kolom Tolerance dan VIF (Variance Inflated Factors). Tolerance adalah indikator seberapa banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Jika nilai tolerance sangat kecil (<0,10), maka menandakan korelasi berganda satu variabel dengan variabel bebas lainya sangat tinggi dan terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF > 10, maka menandakan terjadi multikolinieritas. Sehingga dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.

a. Jika Tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas.

b. Jika Tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

Uji Heteroskedastisitas

Salah satu teknik yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi, yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID) dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan yaitu :

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(8)

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtun waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner dimana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan.

Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series.

Salah satu metode pengujian yang dapat digunakan adalah dengan uji Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika d <dL atau d > (4-dL), berarti terdapat autokorelasi.

2) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak ada auto korelasi.

3) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah suatu teknik untuk dapat menentukan korelasi antar suatu variabel kriterion dengan kombinasi dari dua atau lebih variabel prediktor. Dalam regresi ganda itu kesalahan prediksi dapat diperkecil, prediksi itu dimasukkan variabel-variabel (faktor-faktor) lain yang berpengaruh dalam prediksi.

Rumusnya sebagai berikut : Jogiyanto (2012:181) 𝑌= 𝑎 + 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2 + 𝑒

Keterangan: :

Y = Kepuasan Pelanggan a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi Linier Berganda X1 = Variabel Pertama (Brand Image) X2 = Variabel Kedua (Promosi) e =Standar Error

Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh hubungan variabel indevenden secara bersama-sama terhadap variabel dependent.

Semakin besar R, maka semakin kuat hubungan variabel indevendent secara bersama-sama terhadap variabel dependent.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel devenden. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel indevenden dalam memnjelaskan variasi variabel devenden sangagt terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel indevenden memberikan hampir semua imformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi – variasi devenden (kuncoro, 2001)

R2 = Keterangan

SSR : Sumof Squares Regression

(9)

Total SS : Total Sum of Squares Uji F ( Uji Simultan)

Uji F (uji serentak)

F hitung ( Rangkuti, 2002:165) Dengan menggunakan df = n – k -1

k : Jumlah variabel independen n : banyak sampel

R : korelasi berganda

Uji F merupakan pengujian guna mengetahui hubungan antara tiga variabel atau lebih. Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n = ukuran sampel, statistik F ini berdistribusikan F dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1). Pada koefisien determinasi berganda hasilnya akan positif karena menggunakan hasil pengkuadratan.

Pengujian secara serentak adalah untuk mengetahui apakah secara serentak koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh tidak terhadap variabel tidak bebas.

1) Ho : b1 = b2 = 0, (tidak berpengaruh secara serempak variabel bebas terhadap variabel terikat ).

2) Ha : b1 =b2 ≠ 0 = (berpengaruh secara serempak variabel bebas terhadap variabel terikat)

Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati nilai signifikan Fhitung pada alpha tertentu (5%)

1) Signifikan Fhitung< α 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima.

2) Signifikan Fhitung> α 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak Uji t

Uji t (secara parsial) T hitung = Dimana :

bi : Koefisien Regresi Sbi : Standart Error (Sugiyono, 2004:214)

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji apakah setiap koefisien regresi variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : bi = 0, artinya tidak dapat berpengaruh yang nyata terhadap kepuasan konsumen

Ha : bi # 0, artinya terdapat pengaruh yang nyata terhadap kepuasan konsumen.

Pembuktian dilakukan dengan menggunakan uji 2 arah dan derajat kebebasan (degree of freedom) atau tingkat kepercayaan 95% dengan alpha 5%.

Sedangkan proses penguji hipotesis dapat dilihat seperti dibawah ini Apabila nilai Sig thitung> Sig tpenelitian maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Apabila nilai Sig thitung> Sig tpenelitian maka Ho diterima dan Ha ditolak

(10)

Hasil Penelitian

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kusioner, maka sesugguhnya responden dalam menjawab pernyataan- pernyataan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Sesuai dengan standar pembuatan instrumen, bahwa sebelum instrumen digunakan sebagai alat uji penelitian, maka harus di uji cobakan terlebih dahulu. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat keandalan atau kepercayaan instrumen penelitian ini, penulis melakukan uji coba kepada 100 responden.

Uji validitas

Uji validitas akan menguji masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 23 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila korelasi antara masingmasing indikator terhadap total skor konstruk menunjukan hasil yang signifikandengan tingkat signifikasi jika r tabel lebih besar dari 0.196.

Hasil Pengujian Validitas Sub

Variabel

Indikator Pernyataan

Corrected Item Total Correlation

r- tabel

Keterangan

Brand Image

Citra pembuat (X1) Indikator 1

Indikator 2

0, 807 0, 739

0.195 0.195

Valid Valid Citra Pemakai (X2)

Indikator 1 Indikator 2

0, 882 0, 888

0.195 0.195

Valid Valid Citra Produk (X3)

Indikator 1 Indikator 2

0, 820 0, 837

0.195 0.195

Valid Valid Keputusa

n

Pembelia n

Variabel Y (1) 0, 667 0.195 Valid

Variabel Y (2) 0, 724 0.195 Valid

Variabel Y (3) 0, 805 0.195 Valid

Variabel Y (4) 0, 458 0.195 Valid

Variabel Y (5) 0, 667 0.195 Valid

Uji Reliabilitas

dapat di ketahui dari variabel penelitian ini diketahui bahwa seluruh variabel memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,6 sehingga variabel dan dimensi penelitiandi nyatakan reliabel. Dengan hasil Cronbach alpha yang lebih besar daro 0,6 maka secara keseluruhan variabel penelitian di nyatakan reliabel, dan dasar indikator ini yang akan di gunakan pada analisis lebih lanjut.

Hasil pengujian reliabilitas

Variabel Cronbach alpha Keterangan

X1 0, 471 Reliabel

(11)

X2 X3 Y

0, 492 0, 781

0, 764

Reliabel Reliabel Reliabel Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,851 ,731 2,533 ,013

X1 ,091 ,083 ,091 1,094 ,277

X2 ,095 ,081 ,098 1,170 ,245

X3 ,578 ,086 ,576 6,739 ,000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil pengolahan data pade tabel 4.20 kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 1,851 + 0,091 X1 + 0,095 X2+ 0,578 X3

Pada persamaan regresi tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 1, 851 mempunyai arti bahwa apabila variabel bebas Brand Image, Citra pembuat (X1), Citra pemakai (X2), Citra Produk (X3) Adalah nol. Hal ini akan menunjukan keputusan konsumen akan positif, jika

tidak terdapat variabel variabel Brand Image citra pembuat, citra pemakai, citra produk.

b. Koefisien (b1) = 0.091. pengaruh variabel citra pembuat (X1) terhadap keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.091 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra pembuat (X1) sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar 0.091.

c. Koefisien (b2) = 0.095 pengaruh variabel citra pemakai (X2) terhadap keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.095 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra pemakai(X2) sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar 0.095.

d. Koefisien (b3) = 0.578 pengaruh variabel citra produk (X3) terhadap keputusan konsumen (Y) didapatkan koefisien regresi sebesar 0.578 mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan variabel citra produk (X3) sebesar 1 satuan, maka keputusan konsumen (Y) akan meningkatkan sebesar 0.578.

koefisien Korelasi (R)

koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X1, X2, dan X3) secara serentak terhadap variabel terikat (Y).

Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 berarti hubungannya

(12)

semakin kuat, sebaliknya semakin mendekati 0 maka hubungannya semakin lemah.

Menurut Rangkuti 2003:264) pedoman untuk memberikan interorestasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

1) 0,000 – 0, 199 = Sangat Rendah 2) 0,200 – 0, 399 = Sangat Rendah 3) 0,400 – 0, 599 = Rendah

4) 0,600 – 0,799 = Kuat

5) 0,800 – 1,000 = Sangat Kuat

Pengujian Koefisien Korelasi

Berdasarkan tabel 4.21 Model Summaryb di peroleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,655 berarti tingkat hubungan antar variabel Brand image yang terdiri dari citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) dan citra Produk (X3) secara serentak dengan variabel (Y) dalam kategori kuat.

Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel independen terikat

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:Dalam output SPSS diperoleh pada tabel 4.20 Model Summaryb diperoleh nilai koefisien Determinasi (R2) adalah 0,429 atau 42,9. Maka koefisien determinasinya = 0,429 x 100 = 42,9 % secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat keptusan konsumen (Y) di dapati besarnya pengaruh variabel bebas 42,9% , sedangkan sisanya yaitu 100% - 42,9 %= 57,1 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.

Uji F

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas Brand Image (X) berupa variabel

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 ,655a ,429 ,411 ,89699 1,606

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,655a ,429 ,411 ,89699 1,606

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y

(13)

citra pembuat (X1), citra pemakai (X2), citra produk (X3) variabel terikat keputusan konsumen (Y).

Uji F (Simultan) ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 57,920 3 19,307 23,996 ,000b

Residual 77,240 96 ,805

Total 135,160 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

Berdasarkan tabel 4.23 diatas memperlihatkan nilai Fhitung adalah 23,996 , dengan tingkat signifikan 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 3.089. Oleh karenapada kedua perhitungan Fhitung> Ftabel (23.996 >3.089) dan tingkat signifikan 0.000 <

0,05 maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berupa variabel Brand Image (X1) citra pembuat, (X2) citra pemakai dan (X3) citra produk secara bersama-sama (simultan ) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan konsumen (Y)

Uji T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas Brand imagesecara parsial (individual) yang terdiri dari citra pembuat, citra pemakai dan citra produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen (Y).

Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,851 ,731 2,533 ,013

X1 ,091 ,083 ,091 1,094 ,277

X2 ,095 ,081 ,098 1,170 ,245

X3 ,578 ,086 ,576 6,739 ,000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel 4.24 di atas dapat di jelaskan pengaruh antara variabel indevenden yaitu Brand Image yang terdiri dari citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) dan citra Produk (X3) terhadap variabel dependen keputusan konsumen (Y) pada Hotel Amaris di Samarinda adalah sebagai berikut:

1.Variabel Citra Pembuat (X1) Nilai t-hitung variabel Citra pemakai (X1) adalah 1,094 >Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,245, nilai ini lebih besar dari

(14)

nilai a= 5%, hal ini berarti citra pembuat (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

2.Variabel Citra Pemakai (X2) Nilai t-hitung variabel Citra pembuat (X2) adalah 1,170 >Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,245, nilai ini lebih besar dari nilai a= 5%, hal ini berarti citra pemakai (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

3.Variabel Citra Produk Nilai t-hitung variabel Citra peroduk (X3) adalah 6.739

>Ftabel= 1.661 dan nilai Signifikan adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai a=

5%, hal ini berarti citra produk (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

Penutup

Hasil analisis secara Uji F (simultan), menunjukan bahwa Brand Image yang terdiri dari variabel citra pembuat, citra pemakai dan citra produk mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Smarinda.

Hasil analisis secara Uji t (parsial), menunjukan bahwa Brand Image yang terdiri dari variabel citra pembuat (X1), citra pemakai (X2) tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Smarinda dan hanya variabel citra produk (X3) yang berpengaruh signifikan.

Berdasarkan nilai koefisien regresi (standardized coefficients), bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan Hotel Amaris di Samarinda adalah variabel citra produk.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan variabel- variabel lain di luar variabel yang telah diteliti ini agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap keputusan konsumen.

Sebaiknya Hotel Amaris di Samarinda lebih meningkatkan atribut dan kualitas produk sehingga pengunjung bisa menikmati dan merasa nyaman terhadap fasilitas yang tersedia di Hotel Amaris di Samarinda. hasil perhitungan uji parsial (Uji t) menunjukkan variabel citra produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan Hotel Amaris di Samarinda.

Disarankan agar perlunya perusahaan lebih meningkatkan produktifitas Hotel agar Brand Image dapat terbentuk semakin kuat sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

Daftar Pustaka

Alma, Buchari, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung.

Amir, M. Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi & Rasakan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.jakarta

Assauri, Sopyan, 2004, Manajemen Pemasaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Basu Swastha dan Irawan, (2005), Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta

(15)

Dantes, Nyoman Prof Dr. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. CV Andi Offset Fisk, Peter, 2007, Marketing Genius, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang, UNDIP, 2005

Kartajaya, Hermawan, 2006, marketing Plus 2000 siasat memenangkan persaingan Global, cetakan kesembilan, Gramedia Pustaka Umum Jakarta.

Keller, K. L. 2003. Branding And Branding Equity. In. B. A Weitz and R.

Wensley. (Eds.), Handbook Of Marketing. London. : Sage.

2003, Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Jilid Pertama, Edisi Millenium, Prenhallindo, Jakarta

2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta:

Indeks-Prentice Hall

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran jasa teori dan Praktik. Jakarta:

Salemba Empat.

2006, Manajemen Pemasaran Jasa, edisi kedua, Salemba Empat, Depok.

Mursyd, 2006, Manajemen Pemasaran, cetakan keempat, Bumi Aksara, Jakarta.

Rangkuty, Fredy, 2003, Riset Pemasaran, Cetakan Keenam, Gramedia, Jakarta.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana

Simamora, Bilson, 2002, Aura Merek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Penerbit: Alfabeta.

Sutisna dan Teddy Pawitra. 2001. Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran.

PT Remaja Rosdakarya : Bandung.

Swasta, Basu dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.

Tjiptono, Frandy.( 2008). Strategi Pemasaran edisi III. Yogyakarta : ANDI (2005). Pemasaran jasa, malang, bayu media publising Yogyakarta.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran Aplikasi Software SPSS, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Sumber internet:

Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran http ://www.damandiri. or.id/file.

Nurhasymahdunairbab2.pdf. (diakses 26Januari 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan koefisien determinasi yang di peroleh sebesar 0,577 artinya 57,7% variasi variabel Keputusan Pembelian dapat di jelaskan oleh variabel Brand Image, Harga,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Image (Citra Merek) dan Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Oriflame Cabang Medan.. Sampel dalam

penyewaan lapangan futsal Champions Malang secara simultan dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel brand image yang terdiri dari brand association (X1),

Alat yang digunakan adalah uji regresi Linier berganda, yaitu analisis tentang variable tergantung (Y) Dependent variable adalah brand choice, dengan variable bebas

Diantara variabel citra merek (brand image) yang terdiri dari keunggulan asosiasimerek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek (strength of

Hasil dari uji F pada penelitian ini menunjukkan nilai sig F adalah sebesar 0,000 &lt; 0,05 yang berarti bahwa brand image yang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai,

Berdasarkan analisa hasil penulisan yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh brand image yang terdiri dari variabel corporate image (citra pembuat), user

Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN Dapat dilihat tabel 30 nilai adjusted R square R2 sebesar 0,403, hal ini menunjukkan bahwa 40,3% besarnya peran variabel brand ambassador, brand