PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Theory of Planned Behavior
Wajib Pajak yang sadar akan pajak akan memiliki keyakinan akan pentingnya membayar pajak untuk membantu mencapai pembangunan negara (behavioral believe) (Mustikasari, 2007).
Theory Agency
Earning Opacity
Secara khusus Bhattacharya dkk (2003) menggunakan tiga ukuran laba yang menyebabkan opacity laba, yaitu agresivitas diartikan sebagai tindakan manajemen yang menimbulkan kecenderungan untuk menunda pengakuan kerugian dan pengakuan laba dan selanjutnya berdampak pada penurunan laba. kualitas laba (Altamuro et al., 2005). Jika laba akuntansi dibuat mulus secara artifisial, angka pendapatan gagal menggambarkan kinerja ekonomi secara akurat, sehingga mengurangi keakuratan informasi pelaporan pendapatan, sehingga menyebabkan opacity pendapatan (Bhattacharya et al., 2003).
Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)
Penghindaran pajak merupakan suatu skema transaksi yang bertujuan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah ketentuan perpajakan suatu negara agar para ahli pajak menyatakan sah karena tidak melanggar aturan perpajakan. Meskipun penghindaran pajak mempunyai sisi positif yaitu dapat meminimalkan beban pajak, namun juga mempunyai sisi negatif. Manajer melakukan penghindaran pajak bukan untuk tujuan oportunistik yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Ningtias, 2015:33) dalam Wardani dan Juliani (2018).
Penghindaran pajak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan jika manajer melakukan aktivitas penghindaran pajak untuk menutupi manajer oportunistik yang melakukan manipulasi laba. Jadi, semakin tinggi tingkat penghindaran pajak yang dilakukan oleh manajer maka akan semakin sedikit kandungan informasi suatu laporan keuangan, dengan berkurangnya kandungan informasi yang disajikan maka akan semakin rendah pula nilai perusahaan. Mengukur penghindaran pajak sulit dilakukan dan data pembayaran pajak pada SPT sulit diperoleh. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk memperkirakan seberapa besar sebenarnya pajak yang dibayarkan perusahaan kepada pemerintah, sehingga penelitian sebelumnya menggunakan pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel dependen penghindaran pajak yaitu dimulai dari selisih antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak (GAP antara laba akuntansi dan laba fiskal). penghasilan kena pajak), selisihnya dilaporkan kepada pemegang saham atau investor dengan menggunakan GAAP/SAK, sedangkan di kantor pelayanan pajak dengan peraturan perpajakan, selisih tersebut dikenal dengan istilah Book Tax Gap (Desai dan Dharmapala, 2007).
Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan bisnis yang dapat dicapai melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen, dimana suatu keputusan akan diambil. Nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi sinyal positif yang dapat meningkatkan kekayaan investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut (Nugraha dan Setiawan, 2019).
Ukuran Perusahaan
Machfoedz dalam Reinaldo (2017) mengatakan bahwa ukuran perusahaan adalah skala yang dapat mengelompokkan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aset atau total aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan dan jumlah penjualan. . Dyreng (2007) dalam Ridho (2016) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan dapat berperan dalam pengelolaan pajak dan menemukan bahwa perusahaan yang lebih kecil dan pertumbuhan tinggi mempunyai tarif pajak yang tinggi. Perusahaan yang mempunyai total aset yang lebih besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai kedewasaan dimana perusahaan tersebut mempunyai arus kas yang positif dan mempunyai prospek yang lebih baik serta dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, selain itu dapat mencerminkan bahwa perusahaan tersebut berada dalam kondisi yang stabil dan mampu. keuntungan lebih banyak dibandingkan perusahaan yang mempunyai total aset kecil (Indriani, 2005) dalam Reinaldo (2017).
Leverage
Rasio ini dapat menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Leverage merupakan bertambahnya jumlah hutang yang mengakibatkan timbulnya biaya tambahan berupa bunga yang harus dibayar oleh perusahaan dan berkurangnya beban pajak penghasilan wajib pajak badan (Kurniasih dan Sari, 2013). Leverage dapat diartikan sebagai gambaran kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau dana dengan muatan tetap untuk meningkatkan tingkat pendapatan bagi pemilik usaha.
Leverage menunjukkan sejauh mana suatu perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Tinjauan Empiris
Naufal Riyan Athana (2016) tentang “Pengaruh Earning Opacity Terhadap Likuiditas Saham (Studi pada Perusahaan LQ-45 pada periode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Opacity berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning Opacity dan penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Darma, dkk (2018) tentang “Pengaruh Manajemen Laba, Good Corporate Governance, dan Risiko Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak”.
Temuan penelitian ini adalah: (1) Manajemen laba berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak; (2) Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak; (3) komite audit berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak; (4) Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak; (5) Risiko perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Septiadi (2017) tentang “Pengaruh Manajemen Laba, Tata Kelola Perusahaan, dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (studi empiris pada perusahaan sektor pertambangan dan pertanian yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel manajemen laba (EM) berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (CETR), variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, variabel kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, dan variabel tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opacity laba berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas saham. Kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa opacity laba dan penghindaran pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Kekaburan laba lainnya adalah perataan laba yang mengacu pada Francis et al., (2004). Opacity yang diukur dengan NIBE terjadi saat perusahaan beroperasi dalam aktivitas normal, sehingga manajemen yang menggunakan informasi privat dapat melakukan "leveling off". halus) terhadap fluktuasi keuntungan yang akan terjadi, dengan rasio yang lebih kecil menunjukkan keuntungan yang lebih halus, sehingga keuntungan tersebut dianggap lebih berkelanjutan. Sebaliknya, jika rasionya semakin tinggi, hal ini menunjukkan semakin fluktuatifnya laba yang berarti semakin rendahnya kualitas laba dan dianggap sebagai opacity laba. Selain itu, praktik ambiguitas laba yang ketiga adalah perilaku penghindaran kerugian, dimana perilaku penghindaran kerugian merupakan hubungan antara laba dengan kinerja ekonomi sehingga meningkatkan ambiguitas laba (Bhattacharya et al., 2003).
Berdasarkan konsep tersebut, penghindaran kerugian yang dilakukan manajemen dalam manajemen laba dapat menimbulkan dua kemungkinan, yaitu penghindaran kerugian dan pengurangan laba. Sebaliknya jika laba perusahaan relatif besar (meningkat), maka manajemen terpaksa melaporkan laba dengan cara mengurangi laba (earningsduction) (Burgstahler dan Eames, 2003). Dengan demikian, perilaku penghindaran kerugian akan menyebabkan kekeruhan laba, dan kekeruhan laba akan berdampak pada penurunan kinerja saham.
Balakrishnan et al (2011) menyatakan bahwa peningkatan kompleksitas organisasi perusahaan merupakan efek dari agresivitas pajak, sehingga penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan akan menyebabkan rendahnya kualitas dan transparansi pelaporan keuangan (Opacity). Sejalan dengan pernyataan tersebut, penelitian Kerr (2003) juga menemukan bahwa banyak perusahaan yang melaporkan laba tidak jelas melakukan penghindaran pajak.
METODE PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Definisi Operasional dan Pengukuran
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
Penghindaran pajak diukur dengan CASH ETR (cash Effective Tax Rate) perusahaan, yaitu kas yang dikeluarkan untuk beban pajak dibagi laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono, 2012) dalam Wardani (2018). Nilai penghindaran pajak terendah dimiliki oleh Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW) pada tahun 2017, sedangkan nilai penghindaran pajak tertinggi dimiliki oleh Delta Djakarta Tbk. Variabel independen dalam penelitian ini adalah opacity laba, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 75,6% perubahan variabel dependen penghindaran pajak (TA) dapat dipengaruhi oleh perubahan variabel independen earnings (EO) dan variabel independen ukuran perusahaan (UP) dan financial leverage (LV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opacity laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak dalam hal ini. Pengaruh Corporate Governance dan Pengungkapan CSR Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017).
Pengaruh manajemen laba dan penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, ROA, Kepemilikan Institusional, Kompensasi Kerugian Pajak dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Makanan dan Minuman Listed Bei Tahun 2013-2015.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari tabel diatas terlihat bahwa perusahaan dengan skor terendah dimiliki oleh Merck Tbk. MERK), yang terjadi pada tahun 2018, sedangkan nilai opacity tertinggi diraih oleh perusahaan Kirana Megatara Tbk. Hasil uji normalitas dengan analisis grafik plot yang terdapat pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa terdapat sebaran data yang merata dan sebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan terdapat hubungan antar variabel independen.
Hasil perhitungan uji multikolinearitas pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa transparansi laba, ukuran perusahaan dan leverage mempunyai nilai toleransi diatas 0,10 sehingga hasil yang diperoleh tidak menunjukkan adanya korelasi antara variabel independen, dan hasil perhitungan variance inflasi. faktor (VIF) menunjukkan bahwa variabel dependen dan variabel kontrol mempunyai nilai VIF kurang dari 10. Dari tabel 4.4 terlihat bahwa variabel dependen memperoleh opacity dan variabel kontrol fixed size dan leverage lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. Analisis regresi linier sederhana yang dilakukan adalah dengan menguji besar dan arah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai koefisien regresi EO sebesar -0,221 yang berarti tanda negatif menunjukkan adanya hubungan yang sama antara variabel EO dengan penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa setiap persen peningkatan penghindaran pajak akan menyebabkan penurunan penghindaran pajak yang diterima nilai koefisiennya.
Pembahasan
Hasil regresi menunjukkan angka signifikan pada variabel earnings opacity sebesar 0,002 dengan nilai yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa opacity laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, terlihat nilai beta sebesar -0,221. Selain itu, memperoleh opacity dari manajemen perusahaan merupakan perilaku oportunistik dengan tujuan memaksimalkan keuntungan individu. Oleh karena itu, penghindaran pajak diyakini akan lebih kecil karena penghindaran pajak dilakukan untuk kepentingan perusahaan. Tindakan pengaburan laba dimana manajemen melaporkan laba yang telah diatur sedemikian rupa dengan tujuan untuk mengurangi pendapatan atau melakukan perataan laba sebagai bentuk agresi pajak.
Jadi perusahaan yang semakin agresif dalam menyembunyikan laba perusahaan berupa penurunan laba atau perataan laba, maka agresivitas pajak perusahaan tersebut juga meningkat, namun sebaliknya jika perusahaan kurang agresif dalam menyembunyikan informasi laba perusahaan maka agresivitas pajak dianggap menurun. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Septiady (2017) yang menemukan bahwa praktik penyamaran keuntungan melalui ancaman pendapatan mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap praktik atau tindakan penghindaran pajak perusahaan. Berdasarkan hasil pembahasan bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Earnings opacity berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak dan terbukti signifikan, hal ini berarti perusahaan semakin agresif dalam menyembunyikan laba perusahaan dalam bentuk pajak. Dengan menurunnya laba atau perataan laba, maka perusahaan juga meningkatkan agresivitas pajaknya, namun sebaliknya jika perusahaan kurang agresif dalam menyembunyikan informasi laba perusahaan maka agresivitas pajaknya dianggap menurun.
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menguji berbagai faktor lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap penghindaran pajak seperti pengaruh manajemen laba, karakteristik perusahaan dan lain sebagainya. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap Tarif Pajak Efektif (Studi Empiris Pada BUMN Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011).
PENUTUP
Saran
Reni, (2018) Pengaruh Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.