PENGARUH EKSTRAK KULIT BATANG ANGSANA (Pterocarpus indicus W.) TERHADAP JUMLAH SPERMA EJAKULAT
MENCIT (Mus musculus L. Swiss Webster)
Asmi Suharti1),Ramadhan Sumarmin2),Rina Widiana1)
1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2. Jurusan Biologi FMIPA UNP Padang
[email protected] ABSTRAK
This study aimed to determine the effects of Angsana (Pterocarpus indicus W.) bark extract on sum mice sperm.
This experiment used completelly randomized design with 3 treatment and 9 replications. The treatments were : 0 gr/kgbw (P1), 0,1 gr/kgbw (P2), 0,2 gr/kgbw (P3) “angsana” bark extract given ones dayly during 36 days. The parameter of this research were sum sperm of quality, of sperm including normal and abnormal sperm. After mice diceplication, researction, the vas deferens was ceparatic and presured. Sum of sperm and the quality of sperm was determine by improved neubauer and eosin stained. The data analisys ANOVA an followed by DMNRT. The result showed angsana bark extract not effect. The sum of sperm ajaculated but it effect to sperm quality including normal and abnormal sperm of the mice.
Keyword : Pterocarpus indicus W.; mice; sperm sum normal and abnormal
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Untuk mencapai sasaran serta kebijaksanaan, untuk menekan dan mengendalikan jumlah penduduk, maka pemerintah telah menggalakkan program keluarga berencana (KB) bagi pasangan suami istri usia subur. Pada saat ini, individu yang ikut serta dalam melaksanakan program KB mayoritas adalah para istri. Keikutsertaan para suami dalam melaksanakan KB masih sangat rendah. Rendahnya keikutsertaan suami dalam program KB mungkin disebabkan masih terbatasnya pilihan kontrasepsi pada pria atau belum memberikan hasil yang memuaskan (Yurnadi, 2000).
Diakui alat kontrasepsi pria hanya kondom dan vasektomi. Kondom sudah digunakan pria selma 250 tahun, dan dulunya dipakai sebagi pencegah penyakit kelamin, sedangkan vasektomi merupakan kontrasepsi mantap pada pria dengan cara pembedahan, tetapi banyak tidak disukai pria karena mereka beranggapan bahwa dengan vasektomi akan menghilangkan keperkasaan mereka. Salah satu cara yaitu beralih ketanaman yang dapat menghambat spermatogenesis.
Penggunaan obat tradisional dewasa ini kembali berkembang dan banyak diminati masyarakat. Salah satu tanaman yang diharapkan menjadi antifertilitas adalah angsana (Pterocarpus indicus W.). senyawa kimia kandungan dari ekstrak kulit batang angsana diantaranya terpenoid, triterpenoid, sterol dan minyak atsiri, serta beberapa alkaloid (Corner & Watanabe, 1969 dalam Sumarmin 2001).
Dari penelitian Sumarmin (2001) dilaporkan bahwa ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus
indicus W.) mampu memperpanjang siklus estrus pada mencit betina (Mus musculus L.) Swiss Webster. Siklus estrus merupakan proses yang dikendalikan oleh berbagai hormon, baik hormon hipothalamus-hipofisis maupun ovarium. Berdasarkan penelitian tersebut diduga mencit jantan akan berpengaruh kerena proses spermatogenesis dikendalikan oleh hormon (Isnaeni, 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) terhadap jumlah sperma ejakulat mencit (Mus musculus L. Swiss Webster), dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) terhadap jumlah sperma ejakulat mencit (Mus musculus L. Swiss Webster).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan bulan April sampai Mei 2014 dilaboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
kandang hewan, timbangan analitik digital, lumpang dan alu, corong, lemari pendingin, gelas ukur, satu set alat bedah, kaca arloji, kaca penutup, erlenmeyer, aluminium foil, petridis, pipet tetes, gelas objek, batang pengaduk, mikroskop cahaya, improved neubauer, hand tally counter, desikator, mikro pipet, micro tube, water bath, jarum gavage,dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
mencit, aquades, NaCl, CMC 1%(Carboksi metal cellulose), methanol, ekstrak (Pterocarpus indicus W.),
ketaman kayu, kertas saring, kertas label, tissue dan larutan bouin
Analisis data
Hasil pengamatan dianalisis dengan Analisis of Varians (ANOVA). Dari analisis ini diketahui ada pengaruh perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DNMRT) pada derajat α 5%
(Hanafiah, 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa pengaruh ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) terhadap jumlah sperma ejakulat mencit (Mus musculus L. Swiss Webster adalah sebagai berikut
Gambar 5. Histogram jumlah sperma ejakulat mencit pada berbagai perlakuan ekstrak kulit batang angsana.
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pemberian ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah sperma ejakulat mencit (Mus musculus L.)
Gambar 6. Histogram jumlah sperma ejakulat normal dan abnormal mencit pada berbagai perlakuan ekstrak kulit batang angsana. Ket. Histogram yang diikuti huruf kecil yang berbeda, berbeda nyata pada taraf α 5%.
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa pemberian ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) berpengaruh nyata terhadap jumlah sperma ejakulat normal. Seperti yang terlihat pada histogram semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin sedikit jumlah sperma ejakulat normal pada mencit (Mus musculus L.). sedangkan terhadap jumlah sperma ejakulat abnormal berpengaruh nyata. Seperti yang terlihat pada histogram semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin tinggi jumlah sperma ejakulat abnormal pada mencit (Mus musculus L.)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan Gambar 5, dapat dilihat bahwa pemberian ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.) meningkatkan jumlah sperma ejakulat mencit jantan. Ekstrak kulit batang angsana memiliki senyawa antara lain terpenoid, triterpenoid dan steroid. Senyawa terpenoid, triterpenoid dan sterol meningkatkan sekresi FSH yang nantinya akan menurunkan kadar testosteron dan menurunkan jumlah sperma. Hartini (2011) menyatakan tingginya konsentrasi testosteron akan berumpan balik negatif kehipofisis yaitu tidak melepaskan FSH dan LH sehingga akan menggangu proses spermatogenesis yang mengakibatkan jumlah dari sperma berkurang. Namun hasil pengamatan menunjukkan sebaliknya, ekstrak kulit batang angsana tidak menurunkan jumlah sperma mencit, tetapi meningkatkan jumlah sperma ejakulat mencit hal ini dikenal dengan istilah Rhebound Phenomenon Hormonal in Reproduction.
Rhebound Phenomenon adalah adanya reaksi suatu senyawa atau bahan yang memiliki efek yang berlawanan pada individu yang berbeda. Secara fisiologis Rhebound Phenomenon bersifat negatif dan positif (Franck, 1999). Pada jantan Rhebound Phenomenon ini menyebabkan kadar testosteron dalam darah menurun, yang menyebabkan terjadinya umpan balik positif pada FSH, sehingga proses spermatogenesis meningkat dan menyebabkan jumlah sperma ejakulat meningkat, sedangkan pada betina Rhebound Phenomenon ini menekan sekresi estrogen sehingga terjadi umpan balik negatif pada FSH dan dapat memperpanjang siklus estrus.
Pada penelitian ini terjadi penurunan sperma normal dan peningkatan pada sperma abnormal setelah perlakuan dengan ekstrak kulit batang angsana (Pterocarpus indicus W.). Semakin tinggi perlakuan yang diberikan maka semakin sedikit jumlah sperma ejakulat normal mencit (Mus musculus L. Swiss Webster) (Gambar 6).
Penyebab meningkatnya jumlah sperma yang abnormal diduga adanya kandungan zat aktif dari ekstrak kulit batang angsana mengganggu proses 0
10 20 30 40 50
K P1 P2
Rata-rata
Perlakuan
40,39
46,56 49,39
0 10 20 30 40 50 60 70 80
P1 P2 P3
a 77,71
a 56,41 b
49,39
a 23,37
b 46,75
b 55,36
Rata-rata
Perlakuan
jumlah sperma normal jumlah sperma abnormal
spermiogenesis. Yasmin (2010) menyatakan adanya senyawa aktif berupa terpenoid, triterpenoid dan steroid akan menurunkan kadar testosteron sehingga menggagu proses spermiogenesis yang mengakibatkan morfologi sperma menjadi abnormal. Spermiogenesis merupakan tahapan perkembangan dari spermatid yang berbentuk bulat dan relatif besar menjadi spermatozoa yang berbentuk panjang dan sudah membentuk kepala dan ekor.
Sperma abnormal yang ditemukan berupa sperma abnormalitas sekunder yang meliputi ekor putus, ekor membengkok dan kepala putus. Ermayanti (2010) menyatakan abnormalitas sekunder terjadi karena adanya gangguan maturasi spermatozoa dalam epididimis sehingga mengakibatkan ditemukannya sperma abnormal, abnormalitas sekunder meliputi patahan pada ekor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi abnormal sekunder sperma antara lain suhu, pH, dan pada waktu pengambilan sampel. yang berarti bahwa abnormalitas sekunder terjadi setelah spermatozoa meninggalkan epididimis. Yasmin (2010) menyatakan bahwa abnormalitas sekunder juga dapat terjadi karena pengambilan sperma dari vas deferens dengan cara mencacahnya dapat menyebabkan ekor putus dan kepala terlepas dari ekor.
KESIMPULAN
Ekstrak kulit batng angsana (Pterocarpus indicus W.) pada dosis yang ditentukan tidak dapat mengurangi jumlah spermatozoa mencit tapi dapat menyebabkan abnormalitas pada morfologi sperma mencit (Mus musculus L.), sehingga ekstrak kulit batang angsana mempengaruhi kualitas dari spermatozoa mencit.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak kulit batang angsana terhadap karakteristik organ reproduksi mencit jantan dengan dosis yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Franck, H. 1999. Rebound excitation and alternating slow wave patterens depen upon eicosanoid production in canine proximal colon.
Department of Physiology and Cell Biology.
University of Nevada School of Medicine.
USA.
Hanafiah, K.A. 2000. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Gravindo Persada: Jakarta.
Hartini. 2011. Pengaruh Dekok daun Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) Terhadap Jumlah Kecepatan dan Morfologi Spermatozoa Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). Jurnal Program Studi Biomedik. Hlm. 1-3.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius:
Yogyakarta.
Rugh, R. 1968. The mouse it’s Reproduction and Development. Minneapolis : Burges Publishing Company.
Sumarmim, Ramadhan. 2001. Uji Invivo Eksrak Kulit Batang Angsana (Pterocarpus indicus W.) Terhadap Fertilitas Mencit Betina (Mus musculus L) Swiss Webster. Laporan Hasil Penelitian Proyek Pengembangan Diri.
FMIPA. UNP: Padang.
Yasmin, Cut , Kartini Eriani, Widya Sari, 2010.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar Anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap Kualitas Spermatozoa Mencit. Jurnal Kedokteran Yarsi 18 (1) : 029-037.
Universitas Yarsi: Jakarta.
Yurnadi, Sari Puji, Dwi Ari Pujianto, Oentoeng Soeradi, 2000. Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terghadap konsentrasi Spermatozoa Dan Keadaan Sel Spermatogenik Tikus Jantan (Rattus norvegicus L.) Strain LMR. Universitas Indonesia: Jakarta.
Hlm. 2.
.