• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Audio Visual terhadap Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 SDN

N/A
N/A
bagus setiawan

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Media Audio Visual terhadap Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas 1 SDN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SDN

Proposal Oleh

ALWIDA DESTRIA

Nomor Induk Mahasiswa 2022143256

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2024

(2)

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa usia dini merupakan masa emas bagi pertumbuhan setiap anak dalam proses pendidikan. Pada dasarnya pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang memberikan stimulus serta memperkenalkan anak pada dunia di sekitarnya, sehingga seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang sesuai tahapan usianya. Selain itu, pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dan pemberian rangsangan secara optimal dengan menekankan pada setiap aspek perkembangan anak,

Masa usia dini anak yang sedang berkembang adalah kemampuan bahasa.

Pengembangan kemampuan bahasa sangat penting bagi anak sebagai alat komunikasi atau penghubung antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginan. (Nina, 2012) berpendapat bahwa bahasa sebagai sistem simbol yang teratur dalam bentuk visual maupun verbal untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi. Kemampuan berbahasa yang baik yang dimiliki oleh anak merupakan modal penting untuk anak melangkah ketahap perkembangan selanjutnya yaitu membaca.

Kemampuan membaca anak meliputi membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan adalah pengajaran membaca yang memberikan cakupan kepada anak untuk mengubah rangkaian huruf menjadi rangkaian “membaca permulaan merupakan kegiatan seseorang (anak) dalam mengawali aktivitas dengan pengenalan huruf melalui simbol-simbol.

Dalam hal proses kognitif, membaca permulaan dilakukan dengan menggunakan lambang dan bunyi dalam kalimat secara sederhana (Yani, 2019, p. 114)”. Mempunyai arti membaca lanjut adalah melatih anak menangkap pikiran dan perasaan orang lain yang diberikan dengan tulisan, dengan tepat dan teratur. Seharusnya anak lebih dahulu dikenalkan dengan konsep huruf sebagai kemampuan dasar membaca bagi anak. Menurut PERMENDIKBUD nomor 137 tahun 2014, idealnya tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun, yaitu (1) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama; (2)Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung; (3)Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain; (4)Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah didengarkan; (5)Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal; (6) Membaca nama sendiri.

(3)

Kemampuan membaca permulaan anak yang masih rendah dikarenakan tingkat kemampuan setiap anak yang berbeda-beda untuk mengenal huruf. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, membaca di SD harus dilakukan secara menarik dan bervariasi agar tidak terasa monoton dan anak tidak mudah bosan dengan kegiatan membaca. Dalam hal ini guru harus memilih media pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan membaca permulaan pada anak usia dini. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Pada era kemajuan teknologi saat ini, tidak pada tempatnya lagi jika penyampaian pengajaran, penerangan dan penyuluhan masih dilakukan secara verbalitas atau dengan kata-kata saja, karena pengetahuan anak usia dini didapat dari pengamatan dan pendengaran, sehingga indra pengelihatan dan pendengaran anak menjadi sumber masuknya informasi yang utama.

Oleh karena itu dalam pengajaran membaca permulaan dibutuhkan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan media pembelajaran yang melibatkan indra pengelihatan dan pendengaran. Penggunaan media dapat membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran terhadap anak. Dalam penelitian ini peneliti memakai media audio visual dikarenakan dengan adanya media audio visual yang menampilkan berbagai variasi warna, suara dan gerak akan meningkatkan minat belajar anak sehingga anak tidak cepat bosan. Media audio visual dengan menggunakan media audio visual ini berisi huruf

“(nama huruf-bunyi)”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN

1. Masalah Penelitian a) Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah masih banyak nya siswa yang kesulitan melakukan membaca permulaan.

(4)

b) Pembatasan Lingkup Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi menjadi Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN

c) Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN

2. Tujuan Peneltian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN

3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat, baik segi teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis merupakan manfaat jangka panjang dalam pengembangan teori pembelajaran, sedangkan manfaat praktis memberikan dampak secara langsung terhadap komponen-komponen pembelajaran. Manfaat teoritis dan manfaat praktis

(5)

4. Tinjauan Pustaka

a) Kajian Teori

1. Hakikat Media Pembelajaran

Media Pembelajaran Pengertian media secara bahasa berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedagkan dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung Dari pengertian media dan pegertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa Media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti; alat,benda,lingkungan, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk Menyampaikan informasi atau pesan khususnya bahan pelajaran.

Sehingga dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar megajar dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran akan menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa bisa diserap secara optimal (Suhardita et al., 2019, p. 470). Selain itu megunakan media dalam proses belajar mengajar juga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk memperhatikan dan memahami materi pelajaran yang di sampaikan oleh pendidik sehingga dapat tercapainya tujuan belajra. Tujuan penggunaan media belajar dalam proses belajar mengajar bukan sekedar untuk melengkapi proses belajar mengajar dan untuk menarik perhatian peserta didik saja, akan tetapi penggunaan media dalam proses belajar mengajar itu bertujuan untuk memfasilitasi dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga dapat menigkatkan kwalitas belajar mengajar dan tercapainya tujuan belajar.

Peran media dalam proses belajar megajar itu sangat penting karena media dapat mempermudah pendidik maupun peserta didik dalam mencapai tujuanya. Oleh karena itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan dan di tetapkan terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi pelajaran oleh pendidik dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

(Junaidi, 2019, p. 470)

(6)

1. Menentukan tujuan. Maksudnya adalah media yang akan di gunakan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan atau di rumuskan dari materi yang akan di sampaikan degan menggunakan media tersebut.

2. Menetukan keefektifan. Maksudnya adalah dalam pemilian media pendidik harus mampu menili media mana yang akan digunakan dan apakah media tersebut efektif atau tidak untuk digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah di rumuskan.

3. Megukur faktor kemampuan pendidik dan peserta didik. Maksudnya adalah dalam memilih dan menggunakan media pendidik harus mempertimbagkan apakah pendidik mampu menyampaikan materi degan menggunakan media tersebut dan materi yang akan disampaikan juga harus sesuai dengan kemampuan peserta didik sesuai degan pola berfikir mereka.

4. Mempertimbangkan faktor fleksibilitas (kelenturan) tahan lama dengan kenyataan.

Maksudnya adalah pendidik dalam memilih media harus mempertimbangkan kelenturan dalam arti media dapat digunakan dalam segala situasi, dan juga tahan lama tidak mudah rusak dan tidak berbahaya saat digunakaan, bisa juga memanfaatkan media yang ada di sekitar.

5. Memperhatikan faktor kesediaan media. Karena setiap sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media belajar yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar megajar. Maka dari itu pendidik dapat memanfaatkan media yang ada di sekitar, selain itu pendidik juga bisa membuat media itu sendiri (jika media mudah di jangkau atau dapat di buatnya sendiri), membeli (jika memag dananya memenuhi) dan lain.

6. Menentukan faktor kesesuaian atau keseimbangan antara manfaat dan biaya.

Maksudnya adalah dalam memilih media harus diperhitungkan apakah manfaat yang di peroleh dari pembelajaran degan menggunakan media trsebut dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk media tersebut itu harus seimbang atau sesuai dengan manfaat yang di dapatkan.

7. Menentukan faktor objektifitas. Maksudnya adalah dalam pemilihan metode itu bukan hanya kehendak, kesenangan dan kebutuhan guru saja. Melainkan berdasarkan keperluan sistem belajar. Oleh karena itu penidik bisa menayakan atau meminta masukan kepada peserta didik. Karena jika media yang digunakan tersebut disukai oleh peserta didik mka peserta ddik akan mudah memahai dan menerima materi yang di sampaikan oleh pendidik.

(7)

8. Sesuai dengan program pengajaran. Maksudnya media yang akan di gunakan dalam menyampaikan pembelajaran harus sesuai dengan program pengajaran dan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

9. Menentukan sasaran program. Maksudnya adalah media yang akan di gunakan harus diliht kesesuainya dengan kemampun berfikir peserta didik baik dari segi. bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan dan waktu penggunaanya.

Beberapa hal-hal diatas itu sangat penting dalam memilih media belajar, karena jika dalam pengunaan atau pemilihan media itu tidak memperhatikan hal-hal di atas maka akan sukar untuk mencapi tujuan belajar megajar, karena sebagai atau selengkap apapun materi pelajaran yang akan di sampaikan tetapi pendidik salah dalam pemilian dan pengunaan media yang akan di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran tersebut maka akan berakibat yang fatal. (tidak dapat tercapainya tujuan belajar megajar dikarenakan peserta didik tidak dapat memahami materi yang di sampaikan).

2. Hakikat Audio Visual

Pengertian Media Audio Visual Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfuah berarti perantara . Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang- lambang auditif baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal. Media visual Yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motifasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Audio visual yaitu media pengajaran dan media pendidikan yang mengaktifkan mata dan telinga peserta didik dalam waktu proses belajar mengajar berlangsung.Dengan berfungsinya kedua alat indra yang dibantu dengan alat pandang dengar ini, suasana kelas dan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara aktif. Alat pendidikan pandang dengar tersebut adalah film dan televisi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah sarana atau prasarana yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar

A. Jenis Media Audio Visual

(8)

Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, pesan yang disajikan bisa bersifat fakta, maupun fiktif (seperti cerita), dan bisa bersifat edukatif maupun intruksional. Kelebihan video dalam proses belajar mengajar antara lain:

1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsanagan luar lainnya.

2. Memperoleh informasi dari ahli-ahli.

3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya.

4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

5. Keras lemah suara yang ada bisa diatur.

6. Gambar proyeksi bisa di bekukan untuk di amati dengan seksama. Kelemahan dari video dalam proses belajar-mengajar antara lain: 1) Perhatian peserta didik sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan. 2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah. 3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna. 4) Memerlukan perlatan yang mahal dan kompleks.

B. Televisi

Televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio- visual dengan disertai unsure gerak. Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan sebagi berikut:

1. TV dapat menerima, mengunakan, dan mengubah atau membatasi media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai.

2. TV merupakan medium yang menarik. a) TV dapat memikat perhatian sepenuhnya. b) TV mempunyai realitas dari film. c) Sifatnya langsung dan nyata. d) Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV. e) TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar. Beberapa kelemahan TV antara alain: a) Sifat

(9)

komunikasinya hannya satu arah. b) Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan. c) Program di luar kontrol guru. d) Besar gambar di layar relative kecil disbanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

C. Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalm membantu proses, belajar mengajar. Sebagi suatu media film memiliki kelebihan antara lain:

1. 1) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

2. Film dapat menampilkan kembali masa lalu.

3. Film dapat menyajikan baik teori pratik dari yang bersifat umum atau sebaliknya.

4. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna,gerak lambat, animasi dan sebgainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.

5. Film memikat perhatian anak.

6. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sesuai dengan kebutuhan.

7. Film mengatasi keterbatasan daya indra (penglihatan) 8) Film dapat merangsang atau memotivasi anak-anak.

3. Hakikat Membaca permulaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 623), “kemampuan” berarti kesanggupan atau kecakapan. “Membaca” berarti melihat serta memahami 10 isi dari apa yang tertulis, atau mengeja dan melafalkan apa yang tertulis (KBBI, 1999: 72). Membaca permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca yang difokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf sehingga menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ketahap membaca permulaan (Bungku & Kab, 2022).

(10)

Menurut (Oktaviani.J, 2018) membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perhatian pada perkataan- perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan bahanbahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran. Menurut (Setyadhani et al., 2019) huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk membaca permulaan adalah b, d, k, l, m, p, s, dan t. Huruf -huruf ini, ditambah dengan huruf – huruf vokal akan digunakan sebagai indikator kemampuan membaca permulaan, sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t, dan u., membaca permulaan harus dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pramembaca dan membaca. Pada tahap pramembaca anak akan diajarkan sebagai berikut: a. Sikap yang baik pada waktu membaca, seperti sikap duduk yang benar. b. Cara anak meletakkan buku di meja c. Cara anak memegang buku d. Cara anak dalam membuka dan membalik-balik buku e. Cara anak melihat dan memperthatikan tulisan.

Pada tahap membaca permulaan, dititik beratkan pada kesesuaian antara tulisan dan bunyi yang ada, kelancaran dan kejelasan suara, pemahaman isi atau makna.

Persiapan membaca didukung dengan pengalaman keaksaraan seperti membaca buku atau sering menggunakan tulisan maupun simbol saat pembelajaran. Bahan-bahan untuk membaca permulaan harus sesuai dengan bahasa dan pengalaman anak. Tahapan membaca anak usia dini ada pada tahap kesiapan membaca dan membaca permulaan adapun ciri- cirinya yaitu anak sudah mulai memusatkan perhatiaanya pada satu atau dua aspek dari sebuah kata, seperti huruf pertama yang ada pada sebuah kata dan gambarnya. Anak juga akan mempelajari kosa kata dan dalam waktu yang bersamaan anak belajar membaca dan menuliskan kosa kata tersebut. Menurut (Zaini Miftach, 2018) tahapan membaca menggunakan metode fonik terdiri dari tiga tahap yaitu ;

1. Tahap merah yaitu membaca dengan suku kata terbuka seperti mata, mama, papa, meja, babi, dsb.

(11)

2. Tahap biru yaitu membaca kata yang mengandung suku kata tertutup seperti mo-tor, ka-sur, jen-dela, si-sir, kun-ci, dsb.

3. Tahap hijau yaitu membaca kata yang mengandung suku kata vokal ganda maupun konsonan ganda. Contoh kata dari vokal ganda atau doble vokal seperti pa-kai, pu-lau, si-lau, dsb. Sedangkan konsonan ganda atau doble konsonan seperti nye-nyak, ta- ngan, Struktur, bintang dsb. (Zaini Miftach, 2018) menyebutkan ada lima langkah dalam membaca permulaan yaitu mengenal unsur kalimat, mengenal unsur kata, mengenal unsur huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata. Pengajaran membaca permulaan lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Anak-anak dituntut untuk mampu menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan Contoh : Huruf /a/ dibaca /a/ /b/ dibaca /be/ /c/ dibaca /ce/ Suku kata /ba/ dibaca /ba/

bukan /bea/ /bu/ dibaca /bu/ bukan /beu/ Kata /baju/ dibaca /baju/ bukan /beaju/ /batu/

dibaca /batu/ bukan /beatu/ Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan membaca permulaan adalah kecakapan atau kesanggupan anak untuk mengenal simbol-simbol dan tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf, huruf-huruf tersebut adalah huruf konsonan (b, d, k, l, m, p, s) dan huruf vokal (a, e, i, o, u) sebagai pondasi untuk melanjutkan ke tahap membaca lanjutan.

4. Tujuaan Membaca permulaan

Bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan bagi peserta didik adalah sebagai berikut: a. mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa), b. mengenali kata dan kalimat, c. menemukan ide pokok dan kata-kata kunci, dan d. menceritakan kembali isi bacaan pendek. tujuan pembelajaran membaca permulaan agar peserta didik mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis dengan intonasi yang wajar,

(12)

peserta didik dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat (Ratna et al., 2020)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Menurut (Suryani, 2020) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca adalah sebagai berikut.

1. Faktor Fisiologis Faktor fisiologi meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis seperti cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan peserta didik tidak berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. 15

2. Faktor Intelektual Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik.

3. Faktor Lingkungan Lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman peserta didik mempengaruhi kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika mereka tumbuh dan berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi.

4. Faktor sosial ekonomi siswa Status sosial ekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Hal ini dikarenakan jika peserta didik tinggal dengan keluarga yang berada dalam taraf sosial ekonomi yang tinggi kemampuan verbal mereka juga akan tinggi. Hal ini didukung dengan fasilitan yang diberikan oleh orang tuanya yang

(13)

berada pada taraf sosial ekonomi tinggi. Lain halnya peserta didik yang tinggal di keluarga yang sosial ekonomi rendah. Orangtua mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dan anaknya cenderung kurang percaya diri.

5. Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan sosial,emosi, serta penyesuaian diri

d) Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka diatas maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah : Terdapat Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN

5. Metodelogi Penelitian

a) Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah fitur, sifat, atau nilai individu, objek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2019, p. 68). Terdapat dua jenis variable penelitian dalam proposal penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Variabel independent. Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel bebas (X) variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Media Audio Visual

(14)

b. Variabel dependen. Variabel ini sering juga disebut sebagai varibel terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Membaca Permulaan

1. Devinisi Operasional Variabel

Devinisi operasional variabel adalah komponen penelitian yang memberi tahu kita bagaimana cara mengukur suatu variabel. Menurut Sugiyono (2019, p. 221) definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Devinisi Operasional Variabel Media Audio Visual

Media audio visal terdiri dari tiga istilah kata yaitu media, audio dan visual. Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memiliki arti perantara atau pengantar informasi. Adapun kata audio visual berasal dari kata audible dan visible. Audible yang memiliki artinya dapat didengar, visible yang Memiliki artinya dapat dilihat. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, audio merupakan sesuatu yang berkaitandengan bunyi atau suara. Sedangkan visual

X1

Y

X2

(15)

merupakan sesuatu yang berhubungan dengan penglihatan Menurut peneliti, media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Denganmelibatkan pendengaran dan penglihatan secara bersamaan dalam suatu proses kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat dikomunikasikan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang mengandalakan penglihatan dan pendengaran. Beberapa contoh media Audio visual yaitu laptop, komputer, proyektor, dan TV

3. Devinisi Operasional Variabel Membaca Permulaan

Membaca merupakan kemampuan untuk mengucapkan simbol-simbol huruf baik secara tunggal maupun dirangkai sehingga mengandung makna dan arti.Dalam dunia bahasa, pengertian membaca sangatlah luas dan beragam. Membaca secara leksikal berarti mendapatka ninformasi dari teks atau bacaan yang dibaca. Membaca permulaan merupakan kegiatan membaca yang meliputi kegiatan pengenalan huruf, membaca satu kata, membaca kata dan membaca kaliamat yang disajikan dalam bentuk tulisan. Menurut peneliti, membaca permulaan merupakan proses membaca yang dilakukan pada masa kanak-kanak, terutama pada kelas awal sekolah dasar. Dimana proses membaca ini mencakup pengenalan huruf sebagai simbol bunyi bahasa dan bacaan.

b) Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : proposal penelitian ini akan dilakukan di sekolah SDN

Waktu penelitian : proposal penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu 1 minggu

c) Populasi Dan Sampel Penelitian

(16)

Populasi Penelitian : Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2019, p.

126) Populasi dalam proposal penelitian ini adalah 36 siswa laki-laki dan perempuan SDN

Sampel Penelitian : (Sugiyono, 2019, p. 92) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik sampel total sampling, total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana besar sampel sama dengan populasi Alasan mengambil total sampling karena menurut jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini 36 orang.

d) Metode Penelitian

Metode penelitian adalah upaya untuk menyelidiki dan menelusuri masalah dengan cara kerja ilmiah. secara hati-hati dan teliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data untuk menguji hipotesis atau memecahkan masalah (Rifai, 2020, p. 11) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2019, p. 13). Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2019, p. 19).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pengaruh Media Audio Visual (variabel X) terhadap

(17)

Kemampuan Membaca Permulaan (variabel Y). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode rancangan/desain penelitian “One Group Pretest – Posttest Design”. Sugiyono (2019, p. 85) mengemukakan dalam design ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan. Sehingga hasil perlakuan tersebut dapat lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Design penelitian ini dagambarkan sebagai berikut:

01 : Pretest (tes awal sebelum perlakuan)

X : Perlakuan

02 : Pretest (tes akhir setelah perlakuan

e) Rancangan Perlakuan

Agar upaya dalam penelitian ini mencapai tujuan yang diharapkan, pelaksanaannya harus dirancang dengan baik, Berikut rancangan perlakuan ini digambarkan:

0

1

X 0

2

Tahap PersiapanC

Pelaksanaan Penelitian

Pre-test

Perlakuan

(18)

Berikut langkah langkah yang disusun dalam penelitian ini, antara lain:

1. Tahap Persiapan

Untuk memulai penelitian, beberapa hal perlu dipersiapkan secara menyeluruh, termasuk:

a. Tempat Pelaksanaan Penelitian : dilakukan di kelas 1 SDN b. Alat dan Perlengkapan:

1. Proyektor 2. Laptop 3. Alat tulis 4. Speaker 2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 7 kali pertemuan. Untuk menerapkan perlakuan saat latihan dilakukan dalam 7 kali dengan. Pre-test dan Post-tes dilakukan dengan 1 kali pertemuan

3. Pre-Test (test awal)

Kegiatan ini dimulai dengan tes awal, juga dikenal sebagai pretest. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengumpulkan data sebelum diterapkannya perlakuan.

4. Perlakuan

Perlakuan ditetapkan selama 5 hari dengan mengunakan media audio visual

5. Post-Test (tes akhir)

Setelah mendapatkan perlakuan dalam 5 kali pertemuan, post-test atau tes akhir akan dilakukan untuk mengumpulkan data setelah perlakuan

(19)

f) Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian (Rifai, 2020, p. 76).

Sugiyono (2019, p. 235) berpendapat bahwa Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan Mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pengumpulan data dalam penelitian sangat penting karena memberi kita kesempatan untuk melihat perkembangan atau gejala sampel. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan adalah teknik tes, tes yang dimaksud adalah tes. Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu.

Adapun tes yang akan digunakan dalam pengumpulan ialah tes awal dan tes akhir.

1. Mengadakan Pre-test Tes awal diberikan sebelum perlakuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum penggunaan media audio visual dalam pembelajaran membaca permulaan. Tes awal ini dilakukan secara lisan.

2. Mengadakan Post-test Tes akhir dilakukan secara lisan setelah perlakuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap kemampuan membaca.

g) Instrumen Pengumpula Data

Alat penilaian dalam skripsi ini adalah studi lapangan kuantitatif. Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian eksperimen berupa one grup Pre-test-Post-test Design.

Hasilnya, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum memberikan perlakuan. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) dengan satu kelompok subjek

h) Teknik Analisis Data

(20)

Analisis data adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul, diolah sedemikian rupa sampai pada kesimpulan. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan dan Bahan-bahan lainnya, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Rifai, 2020, p. 130) Sugiyono (2019, p. 158) berpendapat bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memperoleh dan menganalisis data yang yang telah didapatkan. Analisis ini bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah di rumuskan. Suatu hipotesis yang akan diterima tergantung hasil datanya. Dalam penelitian ini, penelitit menggunakan uji-t dan uji-f

i) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persaman regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sugiyono, 2019, p. 92). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov- Smirnov, jika data dengan tingkat signifikansi lebih besar daripada >0,05, maka dapat diambil kesimpulan data telah berdistribusi dengan normal. Namun sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari <0,05, maka data tidak terdistribusi dengan normal.

j) Kriteria Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 SDN dengan mengunakan uji statistik t dan uji f

(21)

k) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (t test) digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel pengaruh (Imam, 2018, p. 19)

1. Jika nilai Sig. t < 0.05, maka variabel terikat secara signifikan dipengaruhi oleh variabel bebas.

2. Jika nilai Sig. t > 0.05, maka variabel terikat secara signifikan tidak dipengaruhi oleh variabel bebas

l) Uji Stimulan (F)

Uji stimulan (f test) merupakan pengujian yang dilakukan dalam memastikan bahwa variabel independen yang terdapat dalam model memiliki sebuah pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel dependen

1. Jika F hitung > F tabel dengan signifikansi 5%, maka Ho ditolak dan H1 diterima (berpengaruh).

2. 2. Jika F hitung < F tabel dengan signifikansi 5 %, maka Ho diterima dan H1 ditolak (tidak berpengaruh.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Bungku, K., & Kab, B. (2022). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pendekatan Proses pada Siswa Kelas II SDN 1 Wosu Kec. Bungku Barat Kab.

Morowali. 3(1), 27–40.

Imam, G. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan Penerbit Universita Diponogoro.

Junaidi, J. (2019). Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar. Diklat Review : Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan, 3(1), 45–56.

https://doi.org/10.35446/diklatreview.v3i1.349

Nina, K. (2012). Pengembangan Bahasa Program Magister Pendidikan Anak Usia Dini.

Universitas Negeri Jakarta.

Oktaviani.J. (2018). Perkembangan Kemampuan Membaca. Sereal Untuk, 51(1), 51.

Ratna, A., Tanjong, P., & Fitrianawati, M. (2020). Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelas 1 Sd Negeri 9 Langkahan Kecamatan Langkahan. Prosiding Pendidikan Guru Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas, 3, 698–706.

Rifai, A. (2020). Pengantar Metodologi Penelitian. SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.

(23)

Setyadhani, R. L., Pamadhi, H., & Wulandari, R. (2019). Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media kartu kata bergambar di kelas B TK ABA Gedongkiwo

Mantrijeron Yogyakarta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.

Suhardita, K., Dartiningsih, M. W., Sapta, I. K., & Yuliastini, N. K. S. (2019). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas. Konvensi Nasional XXI Asosiasi Bimbingan Dan Konseling Indonesia, April, 89–98.

Suryani, A. I. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Siswa (Studi Kasus Di SDN 105 Pekanbaru). Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9(1), 115–125. https://doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7860

Yani, A. (2019). Kesulitan Membaca Permulaan pada Anak Usia Dini dalam Perspektif Analisis Reading Readiness. Mimbar Pendidikan, 4(2).

https://doi.org/10.17509/mimbardik.v4i2.22202

Zaini Miftach. (2018). UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERGAMBAR (FLASH CARD) PADA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 01 YOSOREJO KECAMATAN PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGA. 4(1), 53–54.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Puisi Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SDN Landungsari 02 Kecamatan Dau Kabupaten Malang” adalah

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo.. (2) Meningkatkan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI.. KELOMPOK B DI TKIT EL-ZAHWA KACANGAN ANDONG BOYOLALI TAHUN

Pengaruh penggunaan media papan balik dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa autis kelas 1 di SLB Autis Laboraturium Universitas Negeri Malang dapat dilihat dari

Dengan ini, terdapat pengaruh media audio visual terhadap keterampilan menyimak cerita fiksi siswa kelas IV SDN 17 Talang Kelapa.Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

Dari seluruh siswa kelas II A SDN 50 Cakranegara yang berjumlah 27 siswa, 3 diantaranya kurang dalam membaca permulaan, dengan siswa lainnya baik dalam membaca permulaan meski masih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat membaca dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas 1 SD Negeri Rejowinangun

Studi tentang kemampuan membaca awal dan tantangan siswa kelas 1 SD di SDN 2 Babakanreuma, analisis dan solusi mengatasi kesulitan