• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan minat dan kemampuan menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo - USD Repository"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SDN

SELOMULYO

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusunoleh :

Gigih Nugroho

NIM. 101134023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

 Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan Yesus yang selalu menyertai disetiap detik hidup saya.

 Ibu dan Alm. Ayah yang selalu mendukung saya dan meberikan cinta kasih.

 Kakak saya yang sering memotivasi.

(5)

v

MOTTO

Selalu berusaha dan berdoa hingga berhasil mewujudkan

apa yang ingin dicapai dengan semangat pantang

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Gigih Nugroho. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III SDN Selomulyo. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo. (2) Meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Selomulyo dengan jumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 50,18 dan termasuk kategori sedang. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 69 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 72,59 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 69,03 dan sebanyak 41,67% sudah mencapai KKM (71). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 80,5 dan sebanyak 86% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 82,53 dan sebanyak 91,67% mencapai KKM.

(9)

ix

ABSTRACT

Gigih Nugroho. 2014. The Improve of Interest and Listening Skill to Children Story Using Audio Visual Media for III Grade of Selomulyo State Elementary School Student’s. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed to: (1) to improve the III grade of student’s interest in listening to children story using audio visual media in Selomulyo State Elementary School. (2) to improve the III grade of student’s listening skill to children story using audio visual media in Selomulyo State Elementary School.

This is a classroom action research.The research refers to the cycle model proposed by Kemmis and Taggart. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were III Grade of Selomulyo State Elementary

School Student’s. Which consists of 36 student’s. The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data was analyze by usingqualitative and quantitative descriptive technique.

The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to children story subject in III grade Selomulyo State Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student’s interest on the initial condition is 50,18 and included in medium category. In the first cycle, the average score of student’s interest is 69 and included invery high category. In the second cycle the average score of

student’s interest is 72,59 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to children story subject in III grade Selomulyo State Elementary School. The result shown that the initial

conditionof student’s average score is 69,03 and means 41,67% have reached the KKM (71). Inthe first cycle, the average score is 80,5 and means 86% student’s have been reachedthe KKM. In the second cycle, the average score is 82,53 and means 91,67% student’shave been reached the KKM.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih, rahmat, dan

penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul “PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA

ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SDN

SELOMULYO

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Kependidikan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.

Penyusunan skripsi ini diakui banyak hambatan karena keterbatasan waktu,

pengetahuan dan pengalaman. Namun berkat semangat dan dorongan berbagai pihak,

akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Kependidikan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA. Kepala Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan dorongan, motivasi dan dengan sabar telah meluangkan waktu

untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama proses

penulisan skripsi ini hingga selesai.

5. Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan dukungannya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami.

7. Ibu Supriyati Basuki Rahayu,S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Selomulyo,

(11)

xi

8. Ibu Tiknawati. S.Pd.SD., guru kelas IV SDN Selomulyo yang telah

memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.

9. Keluarga tercinta atas semua dukungan material, moral, doa dan perhatiannya

selama ini, khususnya kepada ibu saya.

10.Teman-teman PGSD USD angkatan 2010 atas semangat, dukungan, dan

kerjasama selama berproses dalam kegiatan perkuliahan.

11.Semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi

Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta, 23 Juli 2014

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

(13)

xiii

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

E. Instrumen Penelitian... 46

1. Instrumen Minat ... 46

a. Observasi/pengamatan... 46

b. Kuesioner Minat ... 48

(14)

xiv

F. Validitas Instrumen Penelitian ... 51

1. Validitas Instrumen Penelitian ... 52

2. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 52

G. Analisis Data ... 54

1. Analisis Minat Siswa ... 54

a. Observasi Minat ... 54

b. Kuesioner Minat ... 55

2. Analisis Kemampuan Menyimak ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumennya... 45

Tabel 2 Rubrik Observasi Minat ... 47

Tabel 3 Lembar Observasi Minat ... 48

Tabel 4 Kisis-kisi Kuesioner Minat... 49

Tabel 5 Kisi – kisi Soal Memahami Cerita ... 49

Tabel 6 Kisi – kisi Soal Menanggapi Cerita ... 50

Tabel 7 Rubrik Penskoran ... 50

Tabel 8 Penskoran ... 50

Tabel 9 Rentang Skor ... 52

Tabel 10 Validitas SILABUS ... 53

Tabel 11 Lembar Validitas Soal Evaluasi ... 53

Tabel 12 Lembar Validitas Bahan Ajar ... 54

Tabel 13 Pedoman Skoring ... 55

Tabel 14 Nilai ... 56

Tabel 15 Rentang Skor ... 57

Tabel 16 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 59

Tabel 17 Kriteria Keberhasilan Menyimak ... 59

Tabel 18 Target Keberhasilan dan Capaian Siklus I ... 73

Tabel 19 Target Keberhasilan dan Capaian Siklus II ... 83

Tabel 20 Peningkatan Minat Siswa ... 88

Tabel 21 Peningkatan Minat Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 91

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 2 Model Pelitian Taggart dan Kemmis ... 36

Gambar 3 Grafik Skor Rata-rata Minat Siswa ... 88

Gambar 4 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Menyimak ... 93

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 101

Lampiran 2 SILABUS ... 102

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus I ... 110

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 122

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 132

Lampiran 6 Soal Evaluasi ... 137

Lampiran 7 Kisi-Kisi dan Rubrik Penskoran ... 140

Lampiran 8 Kunci Jawaban... 142

Lampiran 9 Sinopsi cerita…….... ... 145

Lampiran 10 Validitas Ahli (expert judgement) ... 149

Lampiran 11 Contoh Hasil Siswa Soal Evaluasi ... 172

Lampiran 12 Kuesioner ... 174

Lampiran 13 Lembar Observasi ... 178

Lampiran 14 Tabel validitas instrumen non tes ... 184

Lampiran 15 Tabel lembar validitas rencana pelaksanaan pembelajaran ... 185

Lampiran 16 Tabel validitas lembar kerja siswa ... 186

Lampiran 17 Tabel kondisi awal minat siswa ... 187

Lampiran 18 Tabel kondisi awal nilai menyimak ... 188

Lampiran 19 Tabel capaian minat siklus ... 190

Lampiran 20 Tabel kemampuan menyimak siklus I ... 192

Lampiran 21 Tabel capaian minat siklus II ... 194

Lampiran 22 Tabel nilai menyimak siklus II ... 195

Lampiran 23 Tabel rekapitulasi data minat siswa, siklus I dan siklus II ... 197

Lampiran 24 Tabel rekapitulasi hasil menyimak siswa ... 198

Lampiran 14 Foto-foto Kegiatan... 200

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian ... 202

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan 5 hal, yaitu (A) latar belakang masalah, (B) rumusan

masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) batasan operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Sejatinya manusia adalah makluk sosial, sehingga memiliki kemampuan

untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa adalah alat komunikasi untuk

menyampaikan pesan baik tertulis maupun lisan. Berbahasa berarti berkomunikasi

dengan menggunakan media bahasa. Menurut Rahayu (2007:5), komunikasi

merupakan penggerak kehidupan. Jadi tidak mungkin bahasa dapat dihilangkan

karena manusia merupakan makluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi

dengan manusia lain.

Bahasa memiliki aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu

menyimak, membaca, menulis dan membaca. Menurut Tarigan (2008:2), setiap

keterampilan erat hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara

yang beranekaragam. Salah satu keterampilan bahasa yang akan dibahas yaitu

menyimak khususnya pada kompetensi dasar memberikan tanggapan sederhana

cerita pengalaman teman, keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan

yang dipelajari siswa SD, SMP dan MA pada mata pelajaran bahasa Indonesia

(19)

Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau

pesan serta memahami makna komunikasi yang telah diasampaikan sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Untuk mampu memberikan

tanggapan tentang apa yang didengarkan, seseorang perlu menyimak agar

mengetahui maksudnya sehingga dapat memberikan tanggapan mengenai cerita.

Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal

termasuk dalam pendidikan. Untuk menguasai keterampilan menyimak

memerlukan banyak latihan karena kemampuan menyimak tidak begitu saja

dikuasai harus melalui banyak latihan. Agar siswa mau belajar menyimak, perlu

adanya minat dari dalam dirinya untuk belajar keterampilan tersebut.

Pembelajaran di sekolah dasar seharusnya mampu membuat siswa memiliki

minat untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa

Indonesia. Menurut pendapat Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak perlu

memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan sesuai kompetensi yang

akan dicapai. Menurut Anitah (2010:38), media Pembelajaran adalah bagian

integral dalam proses pembelajaran, dimana ada pembagian tanggung jawab

(20)

Peneliti melakukan wawancara dan observasi di SDN Selomulyo dengan hasil

sebagi berikut, letak Geografis SDN Selomulyo agak jauh dengan pusat kota

Yogyakarta tetapi dapat dikatakan strategis karena terletak dekat pemukiman

warga yaitu desa Sembung, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Selain itu lokasi SDN

Selomulyo dekat dengan jalan raya sehingga tidak asing bagi warga sekitar untuk

mengenalnya. SDN Selomulyo terletak dekat perkampungan sehingga tidak dapat

lepas dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ada beberapa norma yang

berlaku dalam masyarakat sekitar SDN Selomulyo yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat sehari-hari, diantaranya adalah norma agama, norma

sosial, norma adat, dan norrna hukum.

Masyarakat sekitar SDN Selomulyo cukup beragam baik dari segi agama

maupun ekonomi. Walaupun terdapat sedikit perbedaan dalam berbagai hal tidak

menyebabkan masalah bagi kemajuan sekolah karena demi kebaikan bersama.

Begitu pula dengan adat istiadat masyarakat sekitar yang mayoritas keturunan

Jawa sehingga dapat berpengaruh dalam memajukan seni budaya di lingkungan

sekolah yang memiliki adat kebudayaan Jawa.

Adapun Visi SD Negeri Selomulyo adalah Beriman, Berilmu, dan Berbudaya,

guna mencapai visi maka misi SD Negeri Selomulyo melaksanakan pembelajaran

dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal

sesuai dengan potensi yang dimiliki. SDN Selomulyo mengoptimalkan seluruh

fasilitas dan media yang dimiliki sekolah dalam proses pembelajaran serta

(21)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas III SDN

Selomulyo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta siswa kelas III berjumlah 36 dengan

jumlah siswa laki – laki sebanyak 17 dan 19 siswa perempuan. Siswa kelas III

masih kurang menguasai kemampuan menyimak, menurut guru kelas siswa

masih kesulitan menyimak dan perlu untuk meningkatkan kemampuan siswa

kelas III ini. Peneliti melakukan observasi untuk memperjelas apakah siswa masih

kurang dalam minat dan kemampuan menyimak, melalui observasi dengan hasil

sebagai berikut. Siswa terlihat kurang berminat, ada siswa yang mengantuk,

mengobrol, bermain dengan teman sebelah dan asik menggambar sendiri serta

belum optimal menggunakan media pembelajaran yang ada. Penggunaan media

pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dalam menyampaikan materi.

Pembelajaran menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang

dilakukan guru selama ini dengan membaca dari buku paket atau sumber lain.

Kegiatan menyimak dengan cara, siswa menyimak guru yang membaca cerita.

Siswa kurang memiliki minat dalam mendengarkan cerita mungkin karena kurang

ketertarikan siswa jika cerita hanya dibaca. Siswa kurang dapat menangkap isi

cerita yang dibaca guru dan hasil yang dicapai oleh siswa pada kemampuan

menyimak kurang memuaskan.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia pada kemampuan menyimak siswa kelas III SDN Selomulyo

sangat perlu ditingkatkan, jika tidak siswa tidak akan mampu menguasai

(22)

merupakan tahap akhir dari menyimak. Seperti yang diungkapkan Tarigan

(2008:2), setiap keterampilan berbahasa menyimak, membaca, berbicara, menulis

erat hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya. Maka masalah ini benar –

benar harus diatasi agar kurangnya kemampuan menyimak menjadi dapat diatasi

dan tidak mempengaruhi ketiga keterampilan berbahasa lainnya, peneliti tertarik

mengadakan penelitian yang bertujuan meningkatkan kemampuan menyimak di

sekolah tersebut menggunakan media inovatif yaitu media audio visual.

Peneliti memilih menggunakan media audio visual karena dilandasi teori dari

Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) bahwa hubungan media audio

visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan aspek-aspek

keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai menggunakan media

audio visual adalah pemusatan perhatian, mengikuti pengarahan, melatih daya

analisis, menentukan arti dan konteks, memilah-milah informasi atau gagasan

yang relevan dan informasi yang tidak relevan, merangkum, mengemukakan

kembali atau mengingat kembali. Dari masalah dan solusi tersebut, maka peneliti

merumuskan judul penelitian “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak

Cerita Anak Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III SDN Selomulyo.

Penelitian ini hanya berlaku di kelas III semester genap, tahun 2013/2014, SDN

Selomulyo, Sleman, Yogyakarta pada kompetensi dasar memberikan tanggapan

sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya dengan media

audio visual yang dianggap peneliti dapat meningkatkan minat dan kemampuan

(23)

B. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut.

1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam

menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo semester genap tahun

ajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita anak pada siswa kelas III SDN Selomulyo semester genap

tahun ajaran 2013/2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak siswa kelas III SDN

Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan media audio

visual.

2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas III SDN

Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan media audio

(24)

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini

meliputi manfaat bagi sekolah, guru, siswa dan peneliti.

1. Bagi Guru

Pengunaan media audio visual dapat digunakan guru sebagai referensi dan

sebagai salah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan menyimak sehingga

menghasilkan kualitas siswa yang baik di sekolah tersebut.

2. Bagi Sekolah

Pengunaan media audio visual dapat digunakan sekolah untuk menyediakan

fasilitas pembelajaran guna meningkatkan kemampuan siswa dan menambah

media pembelajaran yang ada.

3. Bagi Siswa

Penggunaan media audio visual dapat digunakan sebagai alternatif untuk

meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

4. Bagi Peneliti

Pengunaan media audio visual dapat digunakan untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman pada peningkatan minat dan kemampuan

menyimak serta membuat peneliti semakin tertarik mengembangkan media

(25)

E. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Media

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat membantu dalam

penyampaian pesan.

2. Media audio visual

Media audio visual adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan

berupa unsur suara dan unsur gambar kepada siswa agar lebih menarik dan

membantu memahami cerita anak.

3. Menyimak

Menyimak adalah keterampilan untuk memperoleh informasi, menangkap isi

atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah diasampaikan oleh

pembicara.

4. Minat

Minat adalah keinginan dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa

ada yang menyuruh atau ketertarikan itu muncul dari dalam dirinya.

5. Kemampuan memberikan tanggapan

Kemampuan memberikan tanggapan adalah keterampilan untuk memahami

(26)

6. Cerita anak

Cerita anak adalah cerita yang disampaikan untuk anak-anak namun bukan

cerita tentang anak.

7. Pembelajaran yang menarik

Pembnelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang membuat siswa

(27)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, landasan teori dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya (1)

kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, (4)

hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka 1. Minat

a. Pengertian minat

Syah (2008:151) mengemukakan minat adalah kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Melengkapi pendapat

syah, Slameto (2010: 80) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat. Hilgard (dalam Slameto, 2010:57) mendefinisikan minat sebagai berikut:

Intersest is presisiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or

content.

Dari beberapa teori yang dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan

minat adalah keinginan dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada

(28)

mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan

senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang

menekuninya dengan sungguh- sungguh tanpa adanya paksaan. Jadi minat

mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa. Siswa perlu

memiliki minat dalam mengikuti pelajaran disekolah, agar siswa dapat

memusatkan perhatiannya secara total terhadap apa yang dia pelajari. Untuk

menumbukan minat siswa dapat menggunakan media pembelajaran yang

menarik agar siswa antusias.

b. Ciri-ciri minat

Menurut Slameto (2003:58), siswa yang memiliki minat dalam belajar

ditunjukkan dengan cirri-ciri sebagai berikut:

1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajarai terus-menerus

2) Terdapat rasa suka dan senang terhadap objek yang diamati

3) Memperoleh suatu kebangggan dan kepuasan pada sesuatu yang diamati

4) Terdapat rasa ketertarikan pada suatu aktivitas yang diamati

5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lain

6) Dimanisfestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan

Djamarah (2002:132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat

dalam belajar, yaitu: (a) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain,

(b) partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, (c) memberikan perhatian yang lebih

(29)

Dari ciri-ciri yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa

minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Terdapat rasa senang.

2) Perhatian pada obyek yang disenangi.

3) Puas jika melakukannya.

4) Tertarik.

5) Terpusat pada hal yang disenangi.

6) Kesadaran menfaat belajar.

c. Aspek yang mempengaruhi minat

Menurut Hurlock (2005:117), minat terbagi menjadi tiga aspek, yaitu.

1) Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik

di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

2) Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, dan teman

sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari

sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa

(30)

3) Aspek Psikomotorik

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.

Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan

keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

d. Cara mengukur minat

Dalam mengukur minat guru tidak dapat langsung mengetahui apakah siswa

memiliki minat atau tidak, namun guru dapat mengukurnya menggunakan

beberapa indikator yang menunjukkan siswa tersebut berminat. Mengambil dari

uraian pendapat para ahli mengenai minat dan ciri-ciri minat maka peneliti

merumuskan cara mengukur minat belajar siswa. Indikator pengukuran minat

dalam penelitian yang akan dilakukan adalah.

1) Perasaan senang terhadap mata pelajaran.

2) Perhatian/konsentrasi dalam belajar.

3) Kemauan mengembangkan kompetensi/penguasaan terhadap materi.

4) Keterlibatan siswa dalam pelajaran.

Berdasarkan indikator yang ada kemudian peneliti menyusun instrumen untuk

mengukur minat yaitu dengan observasi (pengamatan) dan kuesioner. Instrumen

pengamatan disusun dengan mengembangkan indikator minat siswa menjadi

pernyataan. Instrumen observasi setiap indikator minat siswa dikembangkan

menjadi lima pernyataan sehingga jumlah pernyataan berjumlah 20 pernyataan.

Kuesioner minat disusun dengan cara mengembangkan indikator minat belajar

(31)

dan kalimat negatif. Peneliti menyediakan empat pilihan jawaban untuk setiap

pernyataan.

2. Menyimak

a. Pengertian menyimak

Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau

pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang

pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Menurut Musfiroh (2004:5), menyimak sebagai kegiatan mendengarkan bunyi

bahasa secara sungguh – sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami

ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan untuk pembicara dengan melibatkan

seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan

mereaksinya. Jadi dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak jelas

dianggap penting karena menyimak merupakan aktifitas yang paling dominan

dibanding keterampilan lainnya.

Berdasarkan definisi menyimak menurut Tarigan dan Musfiroh, peneliti

menyimpulkan pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi

bahasa dengan penuh perhatian, sungguh-sungguh dan seksama untuk

memperoleh informasi untuk menangkap isi, mengidentifikasi, menginterprestasi

(32)

b. Tujuan menyimak

Menurut Tarigan (2008:60-61), tujuan menyimak setiap orang beraneka

ragam. ada delapan tujuan menyimak, antara lain.

1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat

memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara; dengan kata lain

menyimak untuk belajar.

2) Ada orang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap

sesuatu dari materi yang diujarkan atau didengarkan.(menyimak untuk

menikmati keindahan seni)

3) Ada orang yang menyimak dengan tujun agar dia dapat menilai esuatu

yang dia simak.

4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai

sesuatu yang disimaknya.

5) Ada orang yang menyimak dengan tujuan dengan tujuan agar dapat

mengkomunikasikan ide – ide , gagasan – gagasan , ataupun perasaan –

perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6) Ada orang yang menyimak dengan tujuan dia dapat membedakan bunyi –

bunyi dengan tepat.

7) Ada yang menyimak dengan tujuan agar dia dapat memecahakan masalah

(33)

8) Ada yang menyimak dengan maksud meyakinkan dirinya terhadap suatu

masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

Menurut Widayanti (2010:10), tujuan menyimak yang utama adalah untuk

menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi

atau bahan simakan. Berdasarkan tujuan menyimak yang telah diungkapkan para

ahli, maka menyimak yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk

melatih siswa meningkatkan pemahaman terhadap cerita, mengungkapkan ide,

serta perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan benar atau mampu

mengungkapkan pendapat dan tanggapannya terhadap isi cerita yang didengar.

c. Proses menyimak

Tarigan (2008:62), berpendapat menyimak adalah suatu kegiatan yang

merupakan suatu proses. Terdapat tahap – tahap dalam menyimak, antara lain :

1) Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu

yang dikemukakan oleh pembicara.

2) Tahap Memahami; setelah mendengar maka ada keinginan kita untuk

mengerti atau memahami isi pembicaraan yang disampaikan oleh

pembicara.

3) Tahap Menginterpretasi; pada tahap ini penyimak ingin menafsirkan atau

menginterprestasikan isi sang penyimak telah sampai pada tahap

(34)

4) Tahap Mengevaluasi; penyimak mulai menilai atau mengevaluasi

pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kekurangan

pembicara.

5) Tahap Menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan

menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta

menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam

ujaran atau pembicaraan. Logan dan Loban dalam Tarigan, (2008 : 63)

Menurut konsep di atas, maka penelitian yang akan dilakukan diharapkan

berjalan sesuai tahapan yang dikemukakan oleh Tarigan. Penelitian yang

dilaksanakan dimulai dengan proses mendengarkan cerita melalui media

audio visual, sehingga siswa diharapkan mampu memahami isi cerita yang

disimaknya dan pada tahap akhir siswa mampu memberikan tanggapan

terhadap cerita tersebut.

d. Ragam menyimak

1) Menyimak ekstensif (ekstensive listening) adalah sejenis kegiatan

mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu

ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Pada

umumnya sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak

ekstensif adalah rekaman – rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena

dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujua yang hendak dicapai.

Rekaman – rekaman tersebut dapat memanfaatkan berbagai sumber, seperti

(35)

a) Menyimak sosial

Pengalaman menunjukkan bahwa anak kecil pada umumnya menyimak

sungguh – sungguh terhadap suatu hal. Miaslnya saat mengobrol

dengan teman, atau dengan keluarganya dalam suatu usaha menjadi

orang peramah yang suka bergaul

b) Menyimak sekunder

Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara

kebetulan dan secara ekstensif.

c) Menyimak Estetik

Menyimak estetik ataupun yang disebut menyimak apresiasi adalah

fase terakhirdan kegiatan termasuk ke dalam menyimak secara

kebetulan dan menyimak secara ekstensif, mencakup

(1) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan

rekaman – rekaman.

(2) Menikmati cerita, puisi, teka – teki, gemerincing irama, dan lakon –

lakon yang dibacakan oleh guru, siswa, atau actor.

d) Menyimak Pasif

Cara yang seolah – olah tidak memerluhkan upaya bagi anak – anak

dan sejumlah penduduk pribumi mempelajari bahasa asing dapat

disebut sebagai menyimak pasifwalaupun pada hakikatnya agak salah

untuk membayangkan bahwa otak merasa tidak jalan atu bermalas –

(36)

2) Menyimak Intensif

Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara

lebih bebas dan lebih umum serta perlu di bawah bimbingan langsung para

guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih

diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Jenis – jenis yang termasuk

ke dalam kelompok menyimak intensif ini yaitu:

a) Menyimak Kritis

Menurut Dawson dalam Tarigan, (2008:46), menyimak kritis adalah

sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan

bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari ujaran seorang

pembicara dan alasan – alsan yang kuat yang diterima oleh akal sehat.

Anak – anak kita perlu belajar mendengarkan dan menyimak secara

kritis atas segala ucapan atau informasi lisan untuk memperoleh

kebenaran. Secara terperinci kegiatan – kegiatan yang tercakup dalam

kegiatan menyimak kritis, yaitu:

(1) Memperhatikan kebiasaan – kebiasaan ujaran yang tepat, kata,

pemakaian kata, dan unsur – unsur kalimatnya;

(2) Menentukan alasan “mengapa”;

(3) Memahami aneka makna petunjuk konteks;

(4) Mebedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang tidak relevan;

(5) Membuat keputusan- keputusan;

(37)

(7) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu;

(8) Menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu

topik;

(9) Menafsirkan, menginterprestasikan ungkapan, idiom, dan bahsa

yang belum umum atau belum lazim dipakai;

(10)Bertindak objektif dan evaluatif untuk menemukan keaslian,

kebenaran, atau adanya prasangka atau kecerobohan,

kekurangtelitian, serta kekeliruan Anderson dalam Tarigan

(2008:46-47).

b) Menyimak Konsentratif sering juga disebut a study-type listening atau

menyimak sejenis telaah. Kegiatan – kegiatan yang tercakup dalam

menyimak konsentratif yaitu;

(1) Mengikuti petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;

(2) Mencari dan merasakan hubungan – hubungan seperti kelas,

tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab akibat;

(3) Mendapatkan atau memperoleh butir – butir informasi tertentu;

(4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;

(5) Merasakan serta menghayati ide – ide pembicara;

(6) Memahami urutan ide – ide sang pembicara;

(7) Mencari dan mencatat fakta – fakta penting. Anderson dan

Dowson dalam Tarigan (2008:47–48).

(38)

Menurut Dawson dalam Tarigan (2008:48), menyimak kreatif adalah

sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan

rekontruksi imajenatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,

serta perasaan – perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh

sesuatu yang disimaknya.

d) Menyimak eksploratif

Menyimak eksploratif, adalah menyimak yang bersifat menyelidik,

atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif

dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih

sempit.

e) Menyimak interogatif

Dawson dalam Tarigan (2008:52) mengemukakan menyimak

interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih

banhyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan seleksi,

pemusatan perhatian dan pemilihan butir–butir dari ujaran sang pembicara

karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.

f) Menyimak Selektif

Dawson dalam Tarigan (2008:53), menyimak dengan memperhatiakn

nada suara, bunyi – bunyi asing, bunyi – bunyi yang bersamaan, kata –

kata da frasa – frasa, bentuk – bentuk ketatabahasaan.

Berdasarkan pendapat Tarigan yang telah dibahas, penelitian ini

(39)

ini kegiatan menyimak dilakukan dengan arahan serta kontrol khusus dari

peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan minat,

melatih konsentrasi dan memuatkan perhatian terhadap cerita yang sedang

disimak. Sehingga siswa mendapat pemahaman dan informasi dalam

cerita, serta diharapkan siswa mampu memberikan tanggapan,

saran/pendapat terhadap informasi yang didapat.

3. Media audio visual

a. Pengertian media

Menurut Munadi (2010:6), kata media berasal dari Bahasa Latin, yaitu medius

yang secara harfiahnya berarti „tengah‟,‟pengantar‟ atau „perantara‟. Gerlach dan

Ely (dalam Anitah, 2010:5) mengungkapkan media adalah grafik, fotografi,

elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan

informasi lisan atau visul. Media pengajaran dapat membantu guru

menyampaikan pesan yang hendak disampaikan kepada siswa. Kosasih (2007:11)

berpendapat media merupakan sesuatu yang digunakan sebagai penyalur pesan,

dalam hal pembelajaran yaitu sebagai penyalur materi, perangsang pikiran,

membangkit semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

proses pembelajaran diri siswa. Berdasarkan pengertian tentang media menurut

para ahli dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang berguna

untuk menyampaikan informasi atau pesan dari pengirim pesan ke penerima

(40)

b. Jenis – jenis media

Menurut Mohamad (2007:55), berpendapat berdasarkan jenisnya media dapat

dibedakan menjadi berikut.

1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan suara saja seperti radio,

kaset recorder. Media ini tidak cocok untuk mereka yang berkelainan

pendengaran (tuli).

2) Media visual yaitu media yang mengandalkan indera penglihatan. Media

ini hanya menampilkan gambar diam seperti film, strip, slids, foto,

gambar/lukisan, dan cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar/symbol

yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun

3) Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena

meliputi 2 jenis media yang pertama dan kedua. Sugiarto ( handout,

2009:56) menurut ciri khasnya media dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Media Grafis contohnya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,

grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, papan bulletin

b) Media Audio contohnya: radio, tape recorder, Laboratorium Bahasa

c) Media proyeksi contohnya: film bingkai, film rangkai, transparansi,

proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, video.

Dari jenis-jenis media, baik menurut jenis dan ciri khasnya, peneliti

memilih menggunakan media audio visual dalam bentuk video. Berdasarkan

(41)

mempunyai banyak kelebihan karena memadukan audio (suara) dan visual

(pengelihatan) serta keadaan fisik dan psikis siswa semuanya baik sehingga

media audio visual dianggap paling cocok untuk peningkatan kemampuan

memberikan tanggapan cerita pengalaman teman.

c. Pengertian media audio visual

Menurut Anitah (2010:55), media audio visual adalah media yang

menunjukan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (pengelihatan). Jadi dapat

dipandang maupun didengar suaranya. Munadi (2010:113) mengungkapkan

penggunaan audio visual dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan

belajar atau minat belajar. Jadi menurut peneliti media audio visual adalah media

yang mengandung unsur pendengaran maupun pengelihatan dan dapat

membangkitkan keinginan belajar.

d. Keuntungan Menggunakan Media Audio Visual

Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan

media audio visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan

aspek-aspek keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai dengan

penggunaan media audio visual adalah sebagai berikut.

1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya siswa

mengidentifikasikan kejadian tertentu dari film yang ditontonya.

2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau

kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang

(42)

3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan unsur-unsur kejadian

atau suatu peristiwa, atau mmenentukan ungkapan mana yang menjadi

sebab dan yang mana akibat dari pernyataan-pernyataan yang disimak.

4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pernyataan

yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan

memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat

mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.

5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang

tidak relevan. Misalnya, film yang disimak mengandung dua sisi informasi

yang berbeda dan siswa mengelompokan informasi kedalam dua kelompok

itu.

6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.

Misalnya, setelah menyimak cerita, siswa diminta untuk mengungkapkan

kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.

Penggunaan media pembelajaran dikelas merupakan suatu kebutuhan yang

tidak dapat diabaikan oleh guru. Upaya yang harus ditempuh yaitu menciptakan

pembelajaran yang menarik dengan menggunakan sumber belajar yang efektrif

dan efisien. Media pembelajaran yang dianggap sesuai menjawab permasalahan

ini yaitu media audio visual yang diharapkan mampu membantu proses belajar

yang efektif. Slide bersuara merupakan salah satu contoh media pembelajaran

(43)

4. Cerita Anak

a. Pengertian cerita anak

Cerita dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan

waktu yang disajikan dalam karya fiksi. Cerita juga dapat diartikan sebagai narasi

berbagai kejadian yang sengaja berdasarkan urutan waktu. Jadi dapat disimpulkan

bahwa cerita anak adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi berdasarkan urutan

waktu. Menurut Hardjana (2006:2), cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk

anak-anak dan bukan tentang anak. Cerita anak hendaknya dapat mendidik anak

untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Cerita anak dapat dalam bentuk cerita

pendek, novelet, dan novel.

b. Bentuk – bentuk cerita

Menurut Hardjana (2006:14-15), dalam bukunya “Cara Mudah Mengarang

Cerita Anak” menjabarkan tentang bentuk-bentuk cerita fiksi yaitu:

1) Cerita Pendek

Cerita pendek adalah sebuah cerita yang merupakan bentuk paling

sederhana dari cerita fiksi, panjang cerita sekitar 5.000 kata, memiliki satu

tokoh utama, satu latar, dan satu kesan.

2) Novelet

Novelet adalah novel pendek yang seringkali bersifat ringan dan kira-kira

panjang ceritanya sekitar 10.000-35.000 kata

3) Novel

(44)

pelaku mulai dengan waktu muda, bergerak dari sebuah adegan ke sebuah

adegan yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dalam cerita pendek, novelet, dan novel terdapat unsur-unsur cerita yang

sama. Berikut ini unsur-unsur yang terdapat dalam cerita menurut Hardjana,

2006:17-24).

1) Unsur Intrinsik yaitu unsur yang membangun dari dalam cerita tersebut.

Yang termasuk dalam unsur intrinsik cerita adalah (1) tema yaitu inti

cerita, (2) latar yaitu segala yang menyangkut tempat, waktu, dan suasana

cerita, (3) alur/plot yaitu jalan cerita, (4) penokohan yang meliputi nama

tokoh, peran, dan watak-wataknya, (5) amanat yaitu pesan pengarang yang

ditujukan untuk pembaca, (6) gaya bahasa.

2) Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang mempengaruhi cerita dari luar,

contohnya latar belakang penulis dan biografi penulis.

Menurut Hardjana (2006:33), cerita pendek adalah cerita anak-anak yang

dikemas atau disajikan dalam bentuk cerita pendek. Jenis cerita anak dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

1) Fantasi atau karangan khayal yaitu dongeng, fabel, legenda, dan mitos.

2) Realistic Fiction yaitu cerita khayal tetapi cerita ini mengandung

unsur-unsur kenyataan.

3) Biografi atau riwayat hidup yaitu cerita yang mengenai diri seseorang

yang terkenal dan diperkenalkan kepada anak-anak dengan bahasa

(45)

sebagai teladan.

4) Cerita rakyat yaitu cerita yang hidup di masyarakat.

5) Cerita agama yaitu cerita yang berisikan tentang nabi/orang suci ataupun

tentang ajarang agama yang digubah dalam bentuk menarik, memotovasi

untuk membentuk anak berbudi luhur.

Cerita yang digunakan dalam penelitian ini termasuk cerita pendek jenis

Realistic Fiction. Alasannya cerita anak ini merupakan cerita yang ditujukan

untuk anak-anak dan isi cerita berdasarkan pengalaman yang merupakan

kenyataan. Cerita ini menggambarkan kehidupan manusia yang

sesungguhnya dan mengandung nilai-nilai budi pekerti dan mendidik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan peningkatan

minat belajar dan kemampuan memberikan tanggapan cerita dengan media audio

visual. Penelitian tersebut dilakukan oleh Huda,Catarina Indrasti, dan ana istihanah.

1. Penelitian Huda

Penelitian yang dilakukan Huda (2008) dengan judul penelitian yang

dilakukan adalah Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Cerita Rakyat pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Media Audiovisual Bagi

Siswa Kelas IV Semester I SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota

Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan dari penelitian huda adalah

mengetahui peningkatan kemampuan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa

(46)

tersebut adalah memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan media audio

visual. Subyek penelitian tersebut adalah siswa kelas IV semester I SD N

Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Tahun Pelajaran

2008/2009 yang berjumlah 31 siswa.

Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer yang berupa

observasi langsung terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aspek indikator

keberhasilannya meliputi: penguasaan isi, gagasan, organisasi isi, tata bahasa,

dan gaya bahasa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik

deskriptif kuantitatif dan data diambil dari tindakan 2 siklus sebagaimana yang

direncanakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah peningkatan

kemampuan keterampilan mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto

Tahun Pelajaran 2008/2009 rata-rata baik sangat mampu meningkatkan prestasi

siswa.

2. Penelitian Catarina Indrasti

Penelitian yang dilakukan oleh Catarina Indrasti yang meneliti tentang

Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Karangan Menggunakan Media

Audio visual. Penelitian ini dilakukan di SD K Sang Timur Yogyakarta. Populasi

penelitian ini adalah siswa kelas IV SD K Timur dengan jumlah 29 siswa, terdiri

dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah (1)

untuk mengetahui bagaimana penggunaan median audiovisual dalam upaya

(47)

siswa kelas IVA SD K Sang Timur semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, (2)

untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audiovisual dalam upaya

meningkatkan kemampuan menulis materi karangan narasi pada siswa kelas IVA

SD K sang Timur semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat dan kemampuan menulis

karangan. Minat siswa pada kondisi awal, skor rata-rata minat siswa adalah 7.

Pada siklus I skor rata-rata minat siswa adalah 10,5 dan pada siklus II 13,4. Dari

hasil uji t, peningkatan minat dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II

menunjukkkan signifikan. Kemampuan menulis karangan, skor rata-rata nilai

siswa adalah 63,39. Pada siklus I perolehan rata-rata nilai siswa adalah 75,79 dan

pada siklus II rata-rata nilai siswa adalah 82,76. Hasil uji t peningkatan menulis

karangan narasi dari kondisi awal, siklus I dan siklus II adalah 0,003>0,05,

menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan menggunakan media

audiovisual meningkat secara signifikan.

3. Penelitian Ana Istihanah

Penelitian yang dilakukan oleh Ana Istihanah yang meneliti tentang

Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio Visual

Kelas V SD dengan hasil sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi,

menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan menyimak siswa kelas V sekolah

dasar masih rendah. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam

menentukan tema dan menuliskan kembali cerita dengan kata-katanya sendiri.

(48)

hanya membacakan teks cerita rakyat, kemudian menyuruh siswa mengerjakan

tugas. Oleh karena itu, peneliti berupaya melakukan perbaikan dengan

menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas (PTK) sebanyak dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan,

pelaksanaan dan observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes, dan catatan lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan

pada I yaitu 71,8 dan pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Sementara itu,

ketuntasan belajar menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual

siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan mencapai 68% dan pada

siklus II ketuntasan mencapai 84%. Kendala-kendala yang dihadapi adalah

suasana kelas kurang kondusif, siswa kurang aktif, dan pengelolaan waktu. Cara

mengatasinya dengan pengkondisian kelas yang baik, memberikan motivasi agar

siswa lebih aktif dan pengaturan waktu pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak

cerita siswa kelas VB SDN Manukan Kulon II/499 Surabaya.

Penelitian diatas memberikan gambaran penelitian yang sejenis dengan

berbagai kelebihan dan kekurangan. Pada penelitian ini akan difokuskan pada

mata pelajaran bahasa Indonesia materi menyimak kelas III semester II dengan

media audio visual sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan minat dan

kemampuan menyimak. Keistimewaan penelitian ini meneliti tentang minat,

(49)

kelas III SDN Selomulyo serta kompetensi dasar yang dipilih yaitu memberikan

tanggapan sederhana terhadap cerita pengalaman teman.

C. Kerangka Berpikir

Anak sekolah dasar yang pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Usia anak sekolah dasar umumnya tujuh sampai dua belas tahun. Pada usia ini, anak

memiliki kemampuan berpikir yang bersifat holistik dan menyeluruh. Usia anak SD

akan mudah memahami sesuatu jika anak tertarik dengan objek tersebut untuk

menumbukan ketertarikan itu bisa menggunakan media yang disukai anak.

Meningkatkan minat siswa ini menggunakan media yang menarik. Media yang

digunakan yaitu media yang dapat berfungsi untuk menambah daya tarik

pembelajaran dan memperjelas materi yang hendak disampaikan, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Media pembelajaran yang menarik dan sesuai untuk

materi menyimak yaitu media audio visual memiliki kelebihan yaitu: Dapat

digunakan untuk pembelajaran kelompok maupun individual. Untuk anak yang masih

kecil atau untuk peserta didik yang belum dapat membaca, media audio visual dapat

membentuk pengalaman belajar bahasa permulaan, dengan sedikit imajenasi guru,

program audio visual dapat bervariasi, media audio visual dapat membawakan pesan

suara dan gambar sehingga akan terlihat menarik.

Pembelajaran Bahasa indonesia juga memerlukan media pembelajaran yang

menarik dan mengaktifkan peserta didik. Permasalahan yang muncul saat ini adalah

masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional, sehingga siswa

(50)

tidak paham dengan apa yang diajarkan oleh gurunya, dan terkadang anak asik

dengan dunianya sendiri. Hal ini menyebabkan anak menjadi sering bersikap pasif

saat proses pembelajaran. Ini akan memberikan dampak pada kemampuan berhitung

siswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berpandangan perlu adanya media

yang sesuai untuk anak sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan menyimak.

Penggunaan media bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dan kemampuan

menanggapi cerita anak sehingga siswa memiliki minat untuk menyimak dan dengan

adanya minat maka lebih mudah meningkatkan kemampuan menyimak. Jika media

audio visual digunakan dalam pembelajaraan bahasa Indonesia pada aspek menyimak

maka minat siswa dan kemampuan menyimak siswa semakin baik.

(51)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat dikemukakan hipotesis

tindakan sebagai berikut.

1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak

cerita anak, siswa kelas III SDN Selomulyo tahun ajaran 2013/2014.

2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak

cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kelas III SDN

(52)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini peneliti akan membahas tentang jenis penelitian, setting

penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di

SDN Selomulyo, Sleman, Yogyakarta. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut

Kunandar (2008:46) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh

para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki

rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b)

pemahaman mereka tentang praktik tersebut, (c) situasi dimana

praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindaka Kelas (PTK) dilaksanakan oleh

guru kelas dan peneliti, sehingga sering disebut penelitan kolaboratif.

Garis besar kegiatan pembelajaran menggunakan model yang dikemukakan oleh

Kemmis dan MC Taggart. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi (Kunandar, 2008:63). Penelitian Tindakan Kelas

dalam pembelajaran cerita anak menggunakan media audio visual terdiri dari dua

siklus, yang dalam siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu.

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan

(53)

2. Tindakan (acting) adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peniliti akan

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat.

3. Pengamatan (observing) adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan terhadap

siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil

yang diperoleh dari kegiatan pengamatan sehingga dapat dilakukan perbaikan

untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Keempat komponen yang beruntaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

Gambar 2. Model penelitian Taggart dan Kemmis Arikunto (2007:16)

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

(54)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret tahun pelajaran

2013/2014 dengan menyesuaikan jam pelajaran Bahasa Indonesia di SD tersebut

di kelas III semester genap SDN Selomulyo yang bertempat di Sleman,

Yogyakarta. Dari segi letak sekolah ini tidak berada kota namun berada di desa

yang tidak terlalu ramai dengan lapangan yang cukup luas di depan dan di

belakang kelas serta ada beberapa pohon perindang. Bangunan sekolah tersebut

cukup baik ada kelas, kantor, perpustakaan, kamar mandi,lapangan, kantin, toilet,

ruang UKS dan mushola.

2. Subjek Penelitian

Menurut Arikunto (2009:88), subjek penelitian adalah benda, hal atau orang,

tempat, data atau variabel penelitian yang melekat dan dipermasalahkan. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas III semester genap SDN Selomulyo ,Sleman,

Yogyakarta. Dari hasil oservasi, siswa di SDN selomulyo mempunyai

kemampuan beragam dan kebanyakan siswanya adalah warga sekitar SD. Dalam

satu kelas berjumlah 36 siswa dengan 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki –

laki. Peneliti mengamati daftar nilai bahasa Indonesia sehingga dapat diketahui

siswa memiliki nilai yang beragam dan kemampuan yang beragam. Menurut guru

kelas III, siswa masih mengalami kesulitan pada aspek menyimak. Pemilihan

(55)

3. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan menyimak dan minat siswa kelas III

dalam melakukan menyimak cerita pengalaman teman dan memberikan

tanggapan sederhana.

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas di SDN Selomulyo, Sleman, Yogyakarta dilakukan

melalui dua siklus. Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi. Siklus kedua adalah perbaikan dari siklus pertama, jika pada siklus

pertama terjadi kekurangan atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan maka akan diperbaiki pada siklus kedua.

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perizinan dengan pihak sekolah

b. Permohonan izin kepada kepala sekolah SDN Selomulyo untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut.

c. Mengunjungi sekolah

Datang ke SDN Selomulyo untuk menemui guru kelas III, memohon ijin

observasi siswanya.

d. Observasi

Observasi siswa kelas III dan wawancara guru kelas III SDN Selomulyo

dengan tujuan untuk mendapatkan data minat maupun kemampuan

(56)

e. Mengidentifikasi masalah

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengidentifikasi masalah

tentang kemampuan menyimak siswa (kemampuan memahami dan

menanggapi) Identifikasi masalah dilakukan dengan wawancara.

f. Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokok

menyimak yang sesuai.

g. Mempelajari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi yang

diajarkan.

h. Menyusun instrument penelitian

Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media

pembelajaran.

i. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah

dibuat.

j. Mengolah data yang telah diperoleh.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, langkah selanjutnya yaitu membuat

perencanaan setiap siklusnya. Setiap siklus akan dilaksanakan sebanyak 2 kali. Setiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Rancangan

setiap siklus akan dijabarkan dibawah ini.

(57)

a. Siklus I (dua pertemuan)

Pada siklus I ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap

pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit).

1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru berdiskusi untuk merencanakan tindakan

yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah pada pembelajaran

menyimak. Rencana yang akan dilakukan meliputi, melakukan wawancara

dan berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia untuk mengetahui masalah yang

muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan

menyimak, menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

mempersiapkan bahan pembelajaran yang akan digunakan, mempersiapkan

instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data meliputi

kuesioner minat dan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengukur

tingkatan minat siswa, dan soal evaluasi untuk mengukur peningkatan prestasi

siswa pada aspek menyimak. Perencanaan tindakan dilakukan dua kali yaitu,

siklus 1 dan siklus 2. Tindakan pada siklus 2 dilakukan berdasarkan dari hasil

pelaksanaan siklus 1.

2) Pelaksanaan

Siklus 1 dilaksanakan selama empat jam pelajaran SD yaitu (4x35 menit)

dua kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan

(58)

sebagai guru menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

telah disusun, kegiatannya adalah sebagai berikut.

a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan doa.

b) Guru melakukan presensi.

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

d) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai cerita anak.

e) Siswa mendapat penjelasan tentang cerita anak.

f) Siswa menyimak cerita melalui audio visual yang dibuat dengan

tayangan yang menarik dan suara yang jelas. Siswa memperhatikan

dengan sungguh-sungguh agar mampu memahami isi cerita dan dapat

menangggapi cerita.

g) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

h) Siswa diminta menuliskan pengalamannya dan siswa lain menanggapi.

i) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang

berlangsung dan membuat kesimpulan.

j) Guru memeriksa hasil tes untuk mengetahui kemampuan menyimak.

3) Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh dan

mengetahui gambaran tentang perkembangan proses pembelajaran sehingga

membantu dalam mengambil tindakan yang dipilih pada kondisi kelas.

Ketika dilakukan tindakan pada siklus 1 peneliti mengamati kegiatan siswa

(59)

pembelajaran. Tahap ini sangat penting untuk mengetahui kegiatan yang

berlangsung dikelas.

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi bersama observer dan guru usai

melakukan tindakan berkenaan proses pembelajaran, masalah yang terjadi,

dan hambatan – hambatan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan

refleksi ini dimanfaatkan untuk melakukan perencanaan pada siklus II.

Setelah tahap observasi dilakukan bersama dengan pelaaksaan pembelajaran

selanjutnya hasil tes siswa dinilai. Hasil tes tersebut digunakan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan menyimak cerita. Jika seluruh hasil tes

dinilai maka selanjutnya dilakukan refleksi keseluruhan siklus 1. Kegunaan

refleksi ini adalah (1) untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

pelaksanaan siklus 1, (2) untuk mengetahui peningkatan minat dan

kemampuan menyimak siswa, (3) hambatan yang dihadapi siswa dan guru

selama pelaksanaan siklus 1. Refleksi siklus 1 bertujuan untuk melakukan

perbaikan agar pembelajaran pada siklus II semakin baik.

c. Siklus II

1) Perencanaan

Pada siklus ini guru dan peneliti merencanakan kembali pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, kekurangan apa yang harus

diperbaiki, aspek – aspek apa yang belum optimal dan lain – lain. Akan

(60)

menyiapakan bahan simakan yang berbeda. Kekurangan yang teridentifikasi

dalam siklus I yang harus diperbaiki pada siklus II yaitu: (1) memperbaiki

rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) perbaikan kegiatan pembelajaran

kemampuan menyimak, (3) mempersiapkan cerita yang berbeda, (4)

menejmen kelas lebih diperhatikan, (5) perbaikan instrumen.

2) Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit).

pelaksanaan pada siklus II berdasarkan siklus I hanya diberi perubahan sedikit

pada hal – hal yang perlu diperbaiki. Peneliti menyusun RPP untuk pedoman

mengajar guru. Pada siklus II ini guru harus lebih memperhatikan kekurangan

yang ada pada siklus I sehingga diharapkan siklus II pembelajaran dapat

berlangsung secara optimal dan semakin meminimalisir kekurangan.

Tindakan yang akan akan dilakukan pada siklus II yaitu :

a) Guru membuka pelajaran dengan salam, doa dan presensi.

b) Guru memotivasi siswa agar lebih bersemangat.

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

d) Siswa dan guru melakukan Tanya jawab tentang cerita pengalaman.

e) Siswa mendapat materi tentang cara bercerita, latihan bertanya

mengenai isi cerita dan latihan memberikan tanggapan

sederhana(tanggapan dapat berupa pendapat atau saran).

f) Peneliti menggunakan perangkat media audio visual sebagai media

Gambar

Gambar 1   Kerangka Berpikir ......................................................................
gambar/lukisan, dan cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar/symbol
Gambar 1. Kerangka berpikir
Gambar 2. Model penelitian Taggart dan Kemmis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian, aplikasi ini dapat melakukan pencarian nama angkutan berdasarkan lokasi awal dan lokasi tujuan, menampilkan list rute yang dilalui oleh

32/MEN/XII/2008 tentang Tata Cara Pembentukan dan Susunan Keanggotaan LKS Bipartit menyebutkan bahwa, LKS Bipartit adalah forum komunikasi, dan konsultasi mengenai

Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa dari 30 respon dan didapatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga sebagian besar berada pada katagori

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Khusnul Fatiah (1104043) dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan bimbingan rohani Islam kepada pasien rawat inap di RSI Kendal.

Adapun topik topik yang biasa bibahas dalam psikology pendidikan meliputi a) keturunan dan pengaruh lingkungan, b) perbedaan individual, c) proses belajar dan factor

Guna memberikan bekal yang lengkap dalam membuat desain pembelajaran IPS, maka kepada mahasiswa juga diberikan materi tentang taksonomi pembelajaran IPS, pendekatan

Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2014, jumlah penduduk yang bekerja mengalami penurunan pada beberapa sektor antara lain di Sektor keuangan sebanyak 3,4 ribu

Mengutip pendapat pakar lain (Tulving & Mandigan, 1970, dalam Sternberg, 2005), menyangkut kontribusinya bagi pengetahuan, artikel-artikel psikologi yang dikirim