i
PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SDN
SELOMULYO
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusunoleh :
Gigih Nugroho
NIM. 101134023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu menyertai disetiap detik hidup saya.
Ibu dan Alm. Ayah yang selalu mendukung saya dan meberikan cinta kasih.
Kakak saya yang sering memotivasi.
v
MOTTO
Selalu berusaha dan berdoa hingga berhasil mewujudkan
apa yang ingin dicapai dengan semangat pantang
viii
ABSTRAK
Gigih Nugroho. 2014. Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III SDN Selomulyo. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo. (2) Meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak menggunakan media audio visual siswa kelas III SDN Selomulyo.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Selomulyo dengan jumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan tes. Data selanjutnya diolah berdasarkan teknik analisis data yang ditetapkan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo Sleman. Hal ini nampak pada hasil penelitian yang menunjukkan skor rata-rata minat pada kondisi awal sebesar 50,18 dan termasuk kategori sedang. Pada siklus I skor rata-rata minat sebesar 69 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Pada siklus II skor rata-rata minat sebesar 72,59 dan termasuk kategori sangat tinggi (2) penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo. Hal ini nampak pada kondisi awal rata-rata ulangan siswa sebesar 69,03 dan sebanyak 41,67% sudah mencapai KKM (71). Pada siklus I rata-rata ulangan siswa adalah 80,5 dan sebanyak 86% mencapai KKM. Pada siklus II rata-rata ulangan siswa adalah 82,53 dan sebanyak 91,67% mencapai KKM.
ix
ABSTRACT
Gigih Nugroho. 2014. The Improve of Interest and Listening Skill to Children Story Using Audio Visual Media for III Grade of Selomulyo State Elementary School Student’s. Elementary School Teacher Education Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research aimed to: (1) to improve the III grade of student’s interest in listening to children story using audio visual media in Selomulyo State Elementary School. (2) to improve the III grade of student’s listening skill to children story using audio visual media in Selomulyo State Elementary School.
This is a classroom action research.The research refers to the cycle model proposed by Kemmis and Taggart. One cycle consists of four steps, namely: planning, action, observation, and reflection. This research conducted in two cycles.The subjects in this research were III Grade of Selomulyo State Elementary
School Student’s. Which consists of 36 student’s. The data collection method used observation, questionnaires, and tests. Then, the data was analyze by usingqualitative and quantitative descriptive technique.
The results showed first, the application of audio visual media can improve student’s interest in listening to children story subject in III grade Selomulyo State Elementary School. The evident of this improvement is shown by the result of the research.The average score of student’s interest on the initial condition is 50,18 and included in medium category. In the first cycle, the average score of student’s interest is 69 and included invery high category. In the second cycle the average score of
student’s interest is 72,59 and included in very high category. Second, the application of audio visual media can improve student’s listening skill to children story subject in III grade Selomulyo State Elementary School. The result shown that the initial
conditionof student’s average score is 69,03 and means 41,67% have reached the KKM (71). Inthe first cycle, the average score is 80,5 and means 86% student’s have been reachedthe KKM. In the second cycle, the average score is 82,53 and means 91,67% student’shave been reached the KKM.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih, rahmat, dan
penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul “PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA
ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SDN
SELOMULYO”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Kependidikan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.
Penyusunan skripsi ini diakui banyak hambatan karena keterbatasan waktu,
pengetahuan dan pengalaman. Namun berkat semangat dan dorongan berbagai pihak,
akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Kependidikan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., MA. Kepala Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan dorongan, motivasi dan dengan sabar telah meluangkan waktu
untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Apri Damai Sagita K, S.S., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia memberikan bimbingan, petunjuk, serta pengarahan selama proses
penulisan skripsi ini hingga selesai.
5. Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan dukungannya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami.
7. Ibu Supriyati Basuki Rahayu,S.Pd. Kepala Sekolah SD Negeri Selomulyo,
xi
8. Ibu Tiknawati. S.Pd.SD., guru kelas IV SDN Selomulyo yang telah
memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.
9. Keluarga tercinta atas semua dukungan material, moral, doa dan perhatiannya
selama ini, khususnya kepada ibu saya.
10.Teman-teman PGSD USD angkatan 2010 atas semangat, dukungan, dan
kerjasama selama berproses dalam kegiatan perkuliahan.
11.Semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi
Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 23 Juli 2014
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
xiii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
E. Instrumen Penelitian... 46
1. Instrumen Minat ... 46
a. Observasi/pengamatan... 46
b. Kuesioner Minat ... 48
xiv
F. Validitas Instrumen Penelitian ... 51
1. Validitas Instrumen Penelitian ... 52
2. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 52
G. Analisis Data ... 54
1. Analisis Minat Siswa ... 54
a. Observasi Minat ... 54
b. Kuesioner Minat ... 55
2. Analisis Kemampuan Menyimak ... 57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumennya... 45
Tabel 2 Rubrik Observasi Minat ... 47
Tabel 3 Lembar Observasi Minat ... 48
Tabel 4 Kisis-kisi Kuesioner Minat... 49
Tabel 5 Kisi – kisi Soal Memahami Cerita ... 49
Tabel 6 Kisi – kisi Soal Menanggapi Cerita ... 50
Tabel 7 Rubrik Penskoran ... 50
Tabel 8 Penskoran ... 50
Tabel 9 Rentang Skor ... 52
Tabel 10 Validitas SILABUS ... 53
Tabel 11 Lembar Validitas Soal Evaluasi ... 53
Tabel 12 Lembar Validitas Bahan Ajar ... 54
Tabel 13 Pedoman Skoring ... 55
Tabel 14 Nilai ... 56
Tabel 15 Rentang Skor ... 57
Tabel 16 Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 59
Tabel 17 Kriteria Keberhasilan Menyimak ... 59
Tabel 18 Target Keberhasilan dan Capaian Siklus I ... 73
Tabel 19 Target Keberhasilan dan Capaian Siklus II ... 83
Tabel 20 Peningkatan Minat Siswa ... 88
Tabel 21 Peningkatan Minat Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 91
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Berpikir ... 33
Gambar 2 Model Pelitian Taggart dan Kemmis ... 36
Gambar 3 Grafik Skor Rata-rata Minat Siswa ... 88
Gambar 4 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Menyimak ... 93
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 101
Lampiran 2 SILABUS ... 102
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus I ... 110
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 122
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 132
Lampiran 6 Soal Evaluasi ... 137
Lampiran 7 Kisi-Kisi dan Rubrik Penskoran ... 140
Lampiran 8 Kunci Jawaban... 142
Lampiran 9 Sinopsi cerita…….... ... 145
Lampiran 10 Validitas Ahli (expert judgement) ... 149
Lampiran 11 Contoh Hasil Siswa Soal Evaluasi ... 172
Lampiran 12 Kuesioner ... 174
Lampiran 13 Lembar Observasi ... 178
Lampiran 14 Tabel validitas instrumen non tes ... 184
Lampiran 15 Tabel lembar validitas rencana pelaksanaan pembelajaran ... 185
Lampiran 16 Tabel validitas lembar kerja siswa ... 186
Lampiran 17 Tabel kondisi awal minat siswa ... 187
Lampiran 18 Tabel kondisi awal nilai menyimak ... 188
Lampiran 19 Tabel capaian minat siklus ... 190
Lampiran 20 Tabel kemampuan menyimak siklus I ... 192
Lampiran 21 Tabel capaian minat siklus II ... 194
Lampiran 22 Tabel nilai menyimak siklus II ... 195
Lampiran 23 Tabel rekapitulasi data minat siswa, siklus I dan siklus II ... 197
Lampiran 24 Tabel rekapitulasi hasil menyimak siswa ... 198
Lampiran 14 Foto-foto Kegiatan... 200
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian ... 202
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan 5 hal, yaitu (A) latar belakang masalah, (B) rumusan
masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) batasan operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Sejatinya manusia adalah makluk sosial, sehingga memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa adalah alat komunikasi untuk
menyampaikan pesan baik tertulis maupun lisan. Berbahasa berarti berkomunikasi
dengan menggunakan media bahasa. Menurut Rahayu (2007:5), komunikasi
merupakan penggerak kehidupan. Jadi tidak mungkin bahasa dapat dihilangkan
karena manusia merupakan makluk sosial yang selalu membutuhkan interaksi
dengan manusia lain.
Bahasa memiliki aspek yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu
menyimak, membaca, menulis dan membaca. Menurut Tarigan (2008:2), setiap
keterampilan erat hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara
yang beranekaragam. Salah satu keterampilan bahasa yang akan dibahas yaitu
menyimak khususnya pada kompetensi dasar memberikan tanggapan sederhana
cerita pengalaman teman, keterampilan ini merupakan salah satu keterampilan
yang dipelajari siswa SD, SMP dan MA pada mata pelajaran bahasa Indonesia
Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah diasampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Untuk mampu memberikan
tanggapan tentang apa yang didengarkan, seseorang perlu menyimak agar
mengetahui maksudnya sehingga dapat memberikan tanggapan mengenai cerita.
Keterampilan menyimak berperan penting dalam usaha mempelajari banyak hal
termasuk dalam pendidikan. Untuk menguasai keterampilan menyimak
memerlukan banyak latihan karena kemampuan menyimak tidak begitu saja
dikuasai harus melalui banyak latihan. Agar siswa mau belajar menyimak, perlu
adanya minat dari dalam dirinya untuk belajar keterampilan tersebut.
Pembelajaran di sekolah dasar seharusnya mampu membuat siswa memiliki
minat untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa
Indonesia. Menurut pendapat Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak perlu
memanfaatkan media pembelajaran yang menarik dan sesuai kompetensi yang
akan dicapai. Menurut Anitah (2010:38), media Pembelajaran adalah bagian
integral dalam proses pembelajaran, dimana ada pembagian tanggung jawab
Peneliti melakukan wawancara dan observasi di SDN Selomulyo dengan hasil
sebagi berikut, letak Geografis SDN Selomulyo agak jauh dengan pusat kota
Yogyakarta tetapi dapat dikatakan strategis karena terletak dekat pemukiman
warga yaitu desa Sembung, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman. Selain itu lokasi SDN
Selomulyo dekat dengan jalan raya sehingga tidak asing bagi warga sekitar untuk
mengenalnya. SDN Selomulyo terletak dekat perkampungan sehingga tidak dapat
lepas dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ada beberapa norma yang
berlaku dalam masyarakat sekitar SDN Selomulyo yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat sehari-hari, diantaranya adalah norma agama, norma
sosial, norma adat, dan norrna hukum.
Masyarakat sekitar SDN Selomulyo cukup beragam baik dari segi agama
maupun ekonomi. Walaupun terdapat sedikit perbedaan dalam berbagai hal tidak
menyebabkan masalah bagi kemajuan sekolah karena demi kebaikan bersama.
Begitu pula dengan adat istiadat masyarakat sekitar yang mayoritas keturunan
Jawa sehingga dapat berpengaruh dalam memajukan seni budaya di lingkungan
sekolah yang memiliki adat kebudayaan Jawa.
Adapun Visi SD Negeri Selomulyo adalah Beriman, Berilmu, dan Berbudaya,
guna mencapai visi maka misi SD Negeri Selomulyo melaksanakan pembelajaran
dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki. SDN Selomulyo mengoptimalkan seluruh
fasilitas dan media yang dimiliki sekolah dalam proses pembelajaran serta
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas III SDN
Selomulyo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta siswa kelas III berjumlah 36 dengan
jumlah siswa laki – laki sebanyak 17 dan 19 siswa perempuan. Siswa kelas III
masih kurang menguasai kemampuan menyimak, menurut guru kelas siswa
masih kesulitan menyimak dan perlu untuk meningkatkan kemampuan siswa
kelas III ini. Peneliti melakukan observasi untuk memperjelas apakah siswa masih
kurang dalam minat dan kemampuan menyimak, melalui observasi dengan hasil
sebagai berikut. Siswa terlihat kurang berminat, ada siswa yang mengantuk,
mengobrol, bermain dengan teman sebelah dan asik menggambar sendiri serta
belum optimal menggunakan media pembelajaran yang ada. Penggunaan media
pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dalam menyampaikan materi.
Pembelajaran menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang
dilakukan guru selama ini dengan membaca dari buku paket atau sumber lain.
Kegiatan menyimak dengan cara, siswa menyimak guru yang membaca cerita.
Siswa kurang memiliki minat dalam mendengarkan cerita mungkin karena kurang
ketertarikan siswa jika cerita hanya dibaca. Siswa kurang dapat menangkap isi
cerita yang dibaca guru dan hasil yang dicapai oleh siswa pada kemampuan
menyimak kurang memuaskan.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia pada kemampuan menyimak siswa kelas III SDN Selomulyo
sangat perlu ditingkatkan, jika tidak siswa tidak akan mampu menguasai
merupakan tahap akhir dari menyimak. Seperti yang diungkapkan Tarigan
(2008:2), setiap keterampilan berbahasa menyimak, membaca, berbicara, menulis
erat hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya. Maka masalah ini benar –
benar harus diatasi agar kurangnya kemampuan menyimak menjadi dapat diatasi
dan tidak mempengaruhi ketiga keterampilan berbahasa lainnya, peneliti tertarik
mengadakan penelitian yang bertujuan meningkatkan kemampuan menyimak di
sekolah tersebut menggunakan media inovatif yaitu media audio visual.
Peneliti memilih menggunakan media audio visual karena dilandasi teori dari
Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) bahwa hubungan media audio
visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan aspek-aspek
keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai menggunakan media
audio visual adalah pemusatan perhatian, mengikuti pengarahan, melatih daya
analisis, menentukan arti dan konteks, memilah-milah informasi atau gagasan
yang relevan dan informasi yang tidak relevan, merangkum, mengemukakan
kembali atau mengingat kembali. Dari masalah dan solusi tersebut, maka peneliti
merumuskan judul penelitian “Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyimak
Cerita Anak Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III SDN Selomulyo.
Penelitian ini hanya berlaku di kelas III semester genap, tahun 2013/2014, SDN
Selomulyo, Sleman, Yogyakarta pada kompetensi dasar memberikan tanggapan
sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya dengan media
audio visual yang dianggap peneliti dapat meningkatkan minat dan kemampuan
B. Rumusan Masalah
Dilandasi latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam
menyimak cerita anak siswa kelas III SDN Selomulyo semester genap tahun
ajaran 2013/2014?
2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan
menyimak cerita anak pada siswa kelas III SDN Selomulyo semester genap
tahun ajaran 2013/2014 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Meningkatkan minat dalam menyimak cerita anak siswa kelas III SDN
Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan media audio
visual.
2. Meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas III SDN
Selomulyo semester genap tahun ajaran 2013/2014 dengan media audio
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini
meliputi manfaat bagi sekolah, guru, siswa dan peneliti.
1. Bagi Guru
Pengunaan media audio visual dapat digunakan guru sebagai referensi dan
sebagai salah satu media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan menyimak sehingga
menghasilkan kualitas siswa yang baik di sekolah tersebut.
2. Bagi Sekolah
Pengunaan media audio visual dapat digunakan sekolah untuk menyediakan
fasilitas pembelajaran guna meningkatkan kemampuan siswa dan menambah
media pembelajaran yang ada.
3. Bagi Siswa
Penggunaan media audio visual dapat digunakan sebagai alternatif untuk
meningkatkan minat dan kemampuan menyimak cerita pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
4. Bagi Peneliti
Pengunaan media audio visual dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman pada peningkatan minat dan kemampuan
menyimak serta membuat peneliti semakin tertarik mengembangkan media
E. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Media
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat membantu dalam
penyampaian pesan.
2. Media audio visual
Media audio visual adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
berupa unsur suara dan unsur gambar kepada siswa agar lebih menarik dan
membantu memahami cerita anak.
3. Menyimak
Menyimak adalah keterampilan untuk memperoleh informasi, menangkap isi
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah diasampaikan oleh
pembicara.
4. Minat
Minat adalah keinginan dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang menyuruh atau ketertarikan itu muncul dari dalam dirinya.
5. Kemampuan memberikan tanggapan
Kemampuan memberikan tanggapan adalah keterampilan untuk memahami
6. Cerita anak
Cerita anak adalah cerita yang disampaikan untuk anak-anak namun bukan
cerita tentang anak.
7. Pembelajaran yang menarik
Pembnelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang membuat siswa
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini, landasan teori dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya (1)
kajian pustaka, (2) penelitian-penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, (4)
hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka 1. Minat
a. Pengertian minat
Syah (2008:151) mengemukakan minat adalah kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Melengkapi pendapat
syah, Slameto (2010: 80) berpendapat bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Hilgard (dalam Slameto, 2010:57) mendefinisikan minat sebagai berikut:
Intersest is presisiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or
content.
Dari beberapa teori yang dikemukakan para ahli, peneliti menyimpulkan
minat adalah keinginan dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada
mempunyai minat terhadap suatu hal atau bidang tertentu, maka ia akan
senantiasa mengarahkan dirinya terhadap bidang tersebut dan senang
menekuninya dengan sungguh- sungguh tanpa adanya paksaan. Jadi minat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses belajar siswa. Siswa perlu
memiliki minat dalam mengikuti pelajaran disekolah, agar siswa dapat
memusatkan perhatiannya secara total terhadap apa yang dia pelajari. Untuk
menumbukan minat siswa dapat menggunakan media pembelajaran yang
menarik agar siswa antusias.
b. Ciri-ciri minat
Menurut Slameto (2003:58), siswa yang memiliki minat dalam belajar
ditunjukkan dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang sesuatu yang dipelajarai terus-menerus
2) Terdapat rasa suka dan senang terhadap objek yang diamati
3) Memperoleh suatu kebangggan dan kepuasan pada sesuatu yang diamati
4) Terdapat rasa ketertarikan pada suatu aktivitas yang diamati
5) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lain
6) Dimanisfestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan
Djamarah (2002:132) mengemukakan beberapa indikator siswa berminat
dalam belajar, yaitu: (a) pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lain,
(b) partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, (c) memberikan perhatian yang lebih
Dari ciri-ciri yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Terdapat rasa senang.
2) Perhatian pada obyek yang disenangi.
3) Puas jika melakukannya.
4) Tertarik.
5) Terpusat pada hal yang disenangi.
6) Kesadaran menfaat belajar.
c. Aspek yang mempengaruhi minat
Menurut Hurlock (2005:117), minat terbagi menjadi tiga aspek, yaitu.
1) Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik
di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.
2) Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
3) Aspek Psikomotorik
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.
Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan
keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
d. Cara mengukur minat
Dalam mengukur minat guru tidak dapat langsung mengetahui apakah siswa
memiliki minat atau tidak, namun guru dapat mengukurnya menggunakan
beberapa indikator yang menunjukkan siswa tersebut berminat. Mengambil dari
uraian pendapat para ahli mengenai minat dan ciri-ciri minat maka peneliti
merumuskan cara mengukur minat belajar siswa. Indikator pengukuran minat
dalam penelitian yang akan dilakukan adalah.
1) Perasaan senang terhadap mata pelajaran.
2) Perhatian/konsentrasi dalam belajar.
3) Kemauan mengembangkan kompetensi/penguasaan terhadap materi.
4) Keterlibatan siswa dalam pelajaran.
Berdasarkan indikator yang ada kemudian peneliti menyusun instrumen untuk
mengukur minat yaitu dengan observasi (pengamatan) dan kuesioner. Instrumen
pengamatan disusun dengan mengembangkan indikator minat siswa menjadi
pernyataan. Instrumen observasi setiap indikator minat siswa dikembangkan
menjadi lima pernyataan sehingga jumlah pernyataan berjumlah 20 pernyataan.
Kuesioner minat disusun dengan cara mengembangkan indikator minat belajar
dan kalimat negatif. Peneliti menyediakan empat pilihan jawaban untuk setiap
pernyataan.
2. Menyimak
a. Pengertian menyimak
Menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menurut Musfiroh (2004:5), menyimak sebagai kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa secara sungguh – sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami
ujaran itu sebagaimana yang dimaksudkan untuk pembicara dengan melibatkan
seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, dan
mereaksinya. Jadi dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak jelas
dianggap penting karena menyimak merupakan aktifitas yang paling dominan
dibanding keterampilan lainnya.
Berdasarkan definisi menyimak menurut Tarigan dan Musfiroh, peneliti
menyimpulkan pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa dengan penuh perhatian, sungguh-sungguh dan seksama untuk
memperoleh informasi untuk menangkap isi, mengidentifikasi, menginterprestasi
b. Tujuan menyimak
Menurut Tarigan (2008:60-61), tujuan menyimak setiap orang beraneka
ragam. ada delapan tujuan menyimak, antara lain.
1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara; dengan kata lain
menyimak untuk belajar.
2) Ada orang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap
sesuatu dari materi yang diujarkan atau didengarkan.(menyimak untuk
menikmati keindahan seni)
3) Ada orang yang menyimak dengan tujun agar dia dapat menilai esuatu
yang dia simak.
4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai
sesuatu yang disimaknya.
5) Ada orang yang menyimak dengan tujuan dengan tujuan agar dapat
mengkomunikasikan ide – ide , gagasan – gagasan , ataupun perasaan –
perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Ada orang yang menyimak dengan tujuan dia dapat membedakan bunyi –
bunyi dengan tepat.
7) Ada yang menyimak dengan tujuan agar dia dapat memecahakan masalah
8) Ada yang menyimak dengan maksud meyakinkan dirinya terhadap suatu
masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.
Menurut Widayanti (2010:10), tujuan menyimak yang utama adalah untuk
menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi
atau bahan simakan. Berdasarkan tujuan menyimak yang telah diungkapkan para
ahli, maka menyimak yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk
melatih siswa meningkatkan pemahaman terhadap cerita, mengungkapkan ide,
serta perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan benar atau mampu
mengungkapkan pendapat dan tanggapannya terhadap isi cerita yang didengar.
c. Proses menyimak
Tarigan (2008:62), berpendapat menyimak adalah suatu kegiatan yang
merupakan suatu proses. Terdapat tahap – tahap dalam menyimak, antara lain :
1) Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu
yang dikemukakan oleh pembicara.
2) Tahap Memahami; setelah mendengar maka ada keinginan kita untuk
mengerti atau memahami isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara.
3) Tahap Menginterpretasi; pada tahap ini penyimak ingin menafsirkan atau
menginterprestasikan isi sang penyimak telah sampai pada tahap
4) Tahap Mengevaluasi; penyimak mulai menilai atau mengevaluasi
pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kekurangan
pembicara.
5) Tahap Menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta
menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam
ujaran atau pembicaraan. Logan dan Loban dalam Tarigan, (2008 : 63)
Menurut konsep di atas, maka penelitian yang akan dilakukan diharapkan
berjalan sesuai tahapan yang dikemukakan oleh Tarigan. Penelitian yang
dilaksanakan dimulai dengan proses mendengarkan cerita melalui media
audio visual, sehingga siswa diharapkan mampu memahami isi cerita yang
disimaknya dan pada tahap akhir siswa mampu memberikan tanggapan
terhadap cerita tersebut.
d. Ragam menyimak
1) Menyimak ekstensif (ekstensive listening) adalah sejenis kegiatan
mengenai hal – hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu
ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Pada
umumnya sumber yang paling baik bagi berbagai aspek menyimak
ekstensif adalah rekaman – rekaman yang dibuat oleh guru sendiri karena
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujua yang hendak dicapai.
Rekaman – rekaman tersebut dapat memanfaatkan berbagai sumber, seperti
a) Menyimak sosial
Pengalaman menunjukkan bahwa anak kecil pada umumnya menyimak
sungguh – sungguh terhadap suatu hal. Miaslnya saat mengobrol
dengan teman, atau dengan keluarganya dalam suatu usaha menjadi
orang peramah yang suka bergaul
b) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan dan secara ekstensif.
c) Menyimak Estetik
Menyimak estetik ataupun yang disebut menyimak apresiasi adalah
fase terakhirdan kegiatan termasuk ke dalam menyimak secara
kebetulan dan menyimak secara ekstensif, mencakup
(1) Menyimak musik, puisi, pembacaan bersama, atau drama radio dan
rekaman – rekaman.
(2) Menikmati cerita, puisi, teka – teki, gemerincing irama, dan lakon –
lakon yang dibacakan oleh guru, siswa, atau actor.
d) Menyimak Pasif
Cara yang seolah – olah tidak memerluhkan upaya bagi anak – anak
dan sejumlah penduduk pribumi mempelajari bahasa asing dapat
disebut sebagai menyimak pasifwalaupun pada hakikatnya agak salah
untuk membayangkan bahwa otak merasa tidak jalan atu bermalas –
2) Menyimak Intensif
Kalau menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara
lebih bebas dan lebih umum serta perlu di bawah bimbingan langsung para
guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih
diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Jenis – jenis yang termasuk
ke dalam kelompok menyimak intensif ini yaitu:
a) Menyimak Kritis
Menurut Dawson dalam Tarigan, (2008:46), menyimak kritis adalah
sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau kekeliruan
bahkan juga butir – butir yang baik dan benar dari ujaran seorang
pembicara dan alasan – alsan yang kuat yang diterima oleh akal sehat.
Anak – anak kita perlu belajar mendengarkan dan menyimak secara
kritis atas segala ucapan atau informasi lisan untuk memperoleh
kebenaran. Secara terperinci kegiatan – kegiatan yang tercakup dalam
kegiatan menyimak kritis, yaitu:
(1) Memperhatikan kebiasaan – kebiasaan ujaran yang tepat, kata,
pemakaian kata, dan unsur – unsur kalimatnya;
(2) Menentukan alasan “mengapa”;
(3) Memahami aneka makna petunjuk konteks;
(4) Mebedakan fakta dari fantasi, yang relevan dari yang tidak relevan;
(5) Membuat keputusan- keputusan;
(7) Menemukan jawaban bagi masalah tertentu;
(8) Menentukan informasi baru atau informasi tambahan bagi suatu
topik;
(9) Menafsirkan, menginterprestasikan ungkapan, idiom, dan bahsa
yang belum umum atau belum lazim dipakai;
(10)Bertindak objektif dan evaluatif untuk menemukan keaslian,
kebenaran, atau adanya prasangka atau kecerobohan,
kekurangtelitian, serta kekeliruan Anderson dalam Tarigan
(2008:46-47).
b) Menyimak Konsentratif sering juga disebut a study-type listening atau
menyimak sejenis telaah. Kegiatan – kegiatan yang tercakup dalam
menyimak konsentratif yaitu;
(1) Mengikuti petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam pembicaraan;
(2) Mencari dan merasakan hubungan – hubungan seperti kelas,
tempat, kualitas, waktu, urutan serta sebab akibat;
(3) Mendapatkan atau memperoleh butir – butir informasi tertentu;
(4) Memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;
(5) Merasakan serta menghayati ide – ide pembicara;
(6) Memahami urutan ide – ide sang pembicara;
(7) Mencari dan mencatat fakta – fakta penting. Anderson dan
Dowson dalam Tarigan (2008:47–48).
Menurut Dawson dalam Tarigan (2008:48), menyimak kreatif adalah
sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan
rekontruksi imajenatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,
serta perasaan – perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh
sesuatu yang disimaknya.
d) Menyimak eksploratif
Menyimak eksploratif, adalah menyimak yang bersifat menyelidik,
atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif
dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih
sempit.
e) Menyimak interogatif
Dawson dalam Tarigan (2008:52) mengemukakan menyimak
interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banhyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir–butir dari ujaran sang pembicara
karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.
f) Menyimak Selektif
Dawson dalam Tarigan (2008:53), menyimak dengan memperhatiakn
nada suara, bunyi – bunyi asing, bunyi – bunyi yang bersamaan, kata –
kata da frasa – frasa, bentuk – bentuk ketatabahasaan.
Berdasarkan pendapat Tarigan yang telah dibahas, penelitian ini
ini kegiatan menyimak dilakukan dengan arahan serta kontrol khusus dari
peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan minat,
melatih konsentrasi dan memuatkan perhatian terhadap cerita yang sedang
disimak. Sehingga siswa mendapat pemahaman dan informasi dalam
cerita, serta diharapkan siswa mampu memberikan tanggapan,
saran/pendapat terhadap informasi yang didapat.
3. Media audio visual
a. Pengertian media
Menurut Munadi (2010:6), kata media berasal dari Bahasa Latin, yaitu medius
yang secara harfiahnya berarti „tengah‟,‟pengantar‟ atau „perantara‟. Gerlach dan
Ely (dalam Anitah, 2010:5) mengungkapkan media adalah grafik, fotografi,
elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan
informasi lisan atau visul. Media pengajaran dapat membantu guru
menyampaikan pesan yang hendak disampaikan kepada siswa. Kosasih (2007:11)
berpendapat media merupakan sesuatu yang digunakan sebagai penyalur pesan,
dalam hal pembelajaran yaitu sebagai penyalur materi, perangsang pikiran,
membangkit semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
proses pembelajaran diri siswa. Berdasarkan pengertian tentang media menurut
para ahli dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang berguna
untuk menyampaikan informasi atau pesan dari pengirim pesan ke penerima
b. Jenis – jenis media
Menurut Mohamad (2007:55), berpendapat berdasarkan jenisnya media dapat
dibedakan menjadi berikut.
1) Media auditif yaitu media yang mengandalkan suara saja seperti radio,
kaset recorder. Media ini tidak cocok untuk mereka yang berkelainan
pendengaran (tuli).
2) Media visual yaitu media yang mengandalkan indera penglihatan. Media
ini hanya menampilkan gambar diam seperti film, strip, slids, foto,
gambar/lukisan, dan cetakan. Ada juga yang menampilkan gambar/symbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun
3) Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi 2 jenis media yang pertama dan kedua. Sugiarto ( handout,
2009:56) menurut ciri khasnya media dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Media Grafis contohnya: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,
grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, papan bulletin
b) Media Audio contohnya: radio, tape recorder, Laboratorium Bahasa
c) Media proyeksi contohnya: film bingkai, film rangkai, transparansi,
proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, video.
Dari jenis-jenis media, baik menurut jenis dan ciri khasnya, peneliti
memilih menggunakan media audio visual dalam bentuk video. Berdasarkan
mempunyai banyak kelebihan karena memadukan audio (suara) dan visual
(pengelihatan) serta keadaan fisik dan psikis siswa semuanya baik sehingga
media audio visual dianggap paling cocok untuk peningkatan kemampuan
memberikan tanggapan cerita pengalaman teman.
c. Pengertian media audio visual
Menurut Anitah (2010:55), media audio visual adalah media yang
menunjukan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (pengelihatan). Jadi dapat
dipandang maupun didengar suaranya. Munadi (2010:113) mengungkapkan
penggunaan audio visual dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
belajar atau minat belajar. Jadi menurut peneliti media audio visual adalah media
yang mengandung unsur pendengaran maupun pengelihatan dan dapat
membangkitkan keinginan belajar.
d. Keuntungan Menggunakan Media Audio Visual
Sudjana dan Rivai (dalam Kustandi, 2013:58) mengemukakan hubungan
media audio visual dan pengembangan keterampilan, berkaitan dengan
aspek-aspek keterampilan menyimak. Keterampilan yang dapat dicapai dengan
penggunaan media audio visual adalah sebagai berikut.
1) Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian. Misalnya siswa
mengidentifikasikan kejadian tertentu dari film yang ditontonya.
2) Mengikuti pengarahan. Misalnya, sambil mendengarkan pernyataan atau
kalimat singkat, siswa menandai salah satu pilihan pernyataan yang
3) Melatih daya analisis. Misalnya, siswa menentukan unsur-unsur kejadian
atau suatu peristiwa, atau mmenentukan ungkapan mana yang menjadi
sebab dan yang mana akibat dari pernyataan-pernyataan yang disimak.
4) Menentukan arti dan konteks. Misalnya, siswa mendengarkan pernyataan
yang belum lengkap sambil berusaha menyempurnakannya dengan
memilih kata yang disiapkan. Kata-kata yang disiapkan itu berbunyi sangat
mirip dan hanya dapat dibedakan apabila sudah dalam konteks kalimat.
5) Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang
tidak relevan. Misalnya, film yang disimak mengandung dua sisi informasi
yang berbeda dan siswa mengelompokan informasi kedalam dua kelompok
itu.
6) Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Misalnya, setelah menyimak cerita, siswa diminta untuk mengungkapkan
kembali dengan kalimat-kalimat mereka sendiri.
Penggunaan media pembelajaran dikelas merupakan suatu kebutuhan yang
tidak dapat diabaikan oleh guru. Upaya yang harus ditempuh yaitu menciptakan
pembelajaran yang menarik dengan menggunakan sumber belajar yang efektrif
dan efisien. Media pembelajaran yang dianggap sesuai menjawab permasalahan
ini yaitu media audio visual yang diharapkan mampu membantu proses belajar
yang efektif. Slide bersuara merupakan salah satu contoh media pembelajaran
4. Cerita Anak
a. Pengertian cerita anak
Cerita dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan
waktu yang disajikan dalam karya fiksi. Cerita juga dapat diartikan sebagai narasi
berbagai kejadian yang sengaja berdasarkan urutan waktu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa cerita anak adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi berdasarkan urutan
waktu. Menurut Hardjana (2006:2), cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk
anak-anak dan bukan tentang anak. Cerita anak hendaknya dapat mendidik anak
untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Cerita anak dapat dalam bentuk cerita
pendek, novelet, dan novel.
b. Bentuk – bentuk cerita
Menurut Hardjana (2006:14-15), dalam bukunya “Cara Mudah Mengarang
Cerita Anak” menjabarkan tentang bentuk-bentuk cerita fiksi yaitu:
1) Cerita Pendek
Cerita pendek adalah sebuah cerita yang merupakan bentuk paling
sederhana dari cerita fiksi, panjang cerita sekitar 5.000 kata, memiliki satu
tokoh utama, satu latar, dan satu kesan.
2) Novelet
Novelet adalah novel pendek yang seringkali bersifat ringan dan kira-kira
panjang ceritanya sekitar 10.000-35.000 kata
3) Novel
pelaku mulai dengan waktu muda, bergerak dari sebuah adegan ke sebuah
adegan yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam cerita pendek, novelet, dan novel terdapat unsur-unsur cerita yang
sama. Berikut ini unsur-unsur yang terdapat dalam cerita menurut Hardjana,
2006:17-24).
1) Unsur Intrinsik yaitu unsur yang membangun dari dalam cerita tersebut.
Yang termasuk dalam unsur intrinsik cerita adalah (1) tema yaitu inti
cerita, (2) latar yaitu segala yang menyangkut tempat, waktu, dan suasana
cerita, (3) alur/plot yaitu jalan cerita, (4) penokohan yang meliputi nama
tokoh, peran, dan watak-wataknya, (5) amanat yaitu pesan pengarang yang
ditujukan untuk pembaca, (6) gaya bahasa.
2) Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang mempengaruhi cerita dari luar,
contohnya latar belakang penulis dan biografi penulis.
Menurut Hardjana (2006:33), cerita pendek adalah cerita anak-anak yang
dikemas atau disajikan dalam bentuk cerita pendek. Jenis cerita anak dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Fantasi atau karangan khayal yaitu dongeng, fabel, legenda, dan mitos.
2) Realistic Fiction yaitu cerita khayal tetapi cerita ini mengandung
unsur-unsur kenyataan.
3) Biografi atau riwayat hidup yaitu cerita yang mengenai diri seseorang
yang terkenal dan diperkenalkan kepada anak-anak dengan bahasa
sebagai teladan.
4) Cerita rakyat yaitu cerita yang hidup di masyarakat.
5) Cerita agama yaitu cerita yang berisikan tentang nabi/orang suci ataupun
tentang ajarang agama yang digubah dalam bentuk menarik, memotovasi
untuk membentuk anak berbudi luhur.
Cerita yang digunakan dalam penelitian ini termasuk cerita pendek jenis
Realistic Fiction. Alasannya cerita anak ini merupakan cerita yang ditujukan
untuk anak-anak dan isi cerita berdasarkan pengalaman yang merupakan
kenyataan. Cerita ini menggambarkan kehidupan manusia yang
sesungguhnya dan mengandung nilai-nilai budi pekerti dan mendidik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan peningkatan
minat belajar dan kemampuan memberikan tanggapan cerita dengan media audio
visual. Penelitian tersebut dilakukan oleh Huda,Catarina Indrasti, dan ana istihanah.
1. Penelitian Huda
Penelitian yang dilakukan Huda (2008) dengan judul penelitian yang
dilakukan adalah Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Cerita Rakyat pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Media Audiovisual Bagi
Siswa Kelas IV Semester I SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota
Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan dari penelitian huda adalah
mengetahui peningkatan kemampuan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa
tersebut adalah memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan media audio
visual. Subyek penelitian tersebut adalah siswa kelas IV semester I SD N
Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Tahun Pelajaran
2008/2009 yang berjumlah 31 siswa.
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer yang berupa
observasi langsung terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aspek indikator
keberhasilannya meliputi: penguasaan isi, gagasan, organisasi isi, tata bahasa,
dan gaya bahasa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif kuantitatif dan data diambil dari tindakan 2 siklus sebagaimana yang
direncanakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah peningkatan
kemampuan keterampilan mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto
Tahun Pelajaran 2008/2009 rata-rata baik sangat mampu meningkatkan prestasi
siswa.
2. Penelitian Catarina Indrasti
Penelitian yang dilakukan oleh Catarina Indrasti yang meneliti tentang
Peningkatan Minat dan Kemampuan Menulis Karangan Menggunakan Media
Audio visual. Penelitian ini dilakukan di SD K Sang Timur Yogyakarta. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD K Timur dengan jumlah 29 siswa, terdiri
dari 14 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah (1)
untuk mengetahui bagaimana penggunaan median audiovisual dalam upaya
siswa kelas IVA SD K Sang Timur semester 2 tahun pelajaran 2011/2012, (2)
untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audiovisual dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis materi karangan narasi pada siswa kelas IVA
SD K sang Timur semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah minat dan kemampuan menulis
karangan. Minat siswa pada kondisi awal, skor rata-rata minat siswa adalah 7.
Pada siklus I skor rata-rata minat siswa adalah 10,5 dan pada siklus II 13,4. Dari
hasil uji t, peningkatan minat dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II
menunjukkkan signifikan. Kemampuan menulis karangan, skor rata-rata nilai
siswa adalah 63,39. Pada siklus I perolehan rata-rata nilai siswa adalah 75,79 dan
pada siklus II rata-rata nilai siswa adalah 82,76. Hasil uji t peningkatan menulis
karangan narasi dari kondisi awal, siklus I dan siklus II adalah 0,003>0,05,
menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan menggunakan media
audiovisual meningkat secara signifikan.
3. Penelitian Ana Istihanah
Penelitian yang dilakukan oleh Ana Istihanah yang meneliti tentang
Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Menggunakan Media Audio Visual
Kelas V SD dengan hasil sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi,
menunjukkan bahwa hasil belajar keterampilan menyimak siswa kelas V sekolah
dasar masih rendah. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam
menentukan tema dan menuliskan kembali cerita dengan kata-katanya sendiri.
hanya membacakan teks cerita rakyat, kemudian menyuruh siswa mengerjakan
tugas. Oleh karena itu, peneliti berupaya melakukan perbaikan dengan
menggunakan media audio visual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (PTK) sebanyak dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes, dan catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan
pada I yaitu 71,8 dan pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Sementara itu,
ketuntasan belajar menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual
siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan mencapai 68% dan pada
siklus II ketuntasan mencapai 84%. Kendala-kendala yang dihadapi adalah
suasana kelas kurang kondusif, siswa kurang aktif, dan pengelolaan waktu. Cara
mengatasinya dengan pengkondisian kelas yang baik, memberikan motivasi agar
siswa lebih aktif dan pengaturan waktu pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menyimak
cerita siswa kelas VB SDN Manukan Kulon II/499 Surabaya.
Penelitian diatas memberikan gambaran penelitian yang sejenis dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan. Pada penelitian ini akan difokuskan pada
mata pelajaran bahasa Indonesia materi menyimak kelas III semester II dengan
media audio visual sebagai media yang digunakan untuk meningkatkan minat dan
kemampuan menyimak. Keistimewaan penelitian ini meneliti tentang minat,
kelas III SDN Selomulyo serta kompetensi dasar yang dipilih yaitu memberikan
tanggapan sederhana terhadap cerita pengalaman teman.
C. Kerangka Berpikir
Anak sekolah dasar yang pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Usia anak sekolah dasar umumnya tujuh sampai dua belas tahun. Pada usia ini, anak
memiliki kemampuan berpikir yang bersifat holistik dan menyeluruh. Usia anak SD
akan mudah memahami sesuatu jika anak tertarik dengan objek tersebut untuk
menumbukan ketertarikan itu bisa menggunakan media yang disukai anak.
Meningkatkan minat siswa ini menggunakan media yang menarik. Media yang
digunakan yaitu media yang dapat berfungsi untuk menambah daya tarik
pembelajaran dan memperjelas materi yang hendak disampaikan, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Media pembelajaran yang menarik dan sesuai untuk
materi menyimak yaitu media audio visual memiliki kelebihan yaitu: Dapat
digunakan untuk pembelajaran kelompok maupun individual. Untuk anak yang masih
kecil atau untuk peserta didik yang belum dapat membaca, media audio visual dapat
membentuk pengalaman belajar bahasa permulaan, dengan sedikit imajenasi guru,
program audio visual dapat bervariasi, media audio visual dapat membawakan pesan
suara dan gambar sehingga akan terlihat menarik.
Pembelajaran Bahasa indonesia juga memerlukan media pembelajaran yang
menarik dan mengaktifkan peserta didik. Permasalahan yang muncul saat ini adalah
masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional, sehingga siswa
tidak paham dengan apa yang diajarkan oleh gurunya, dan terkadang anak asik
dengan dunianya sendiri. Hal ini menyebabkan anak menjadi sering bersikap pasif
saat proses pembelajaran. Ini akan memberikan dampak pada kemampuan berhitung
siswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berpandangan perlu adanya media
yang sesuai untuk anak sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan menyimak.
Penggunaan media bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dan kemampuan
menanggapi cerita anak sehingga siswa memiliki minat untuk menyimak dan dengan
adanya minat maka lebih mudah meningkatkan kemampuan menyimak. Jika media
audio visual digunakan dalam pembelajaraan bahasa Indonesia pada aspek menyimak
maka minat siswa dan kemampuan menyimak siswa semakin baik.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dapat dikemukakan hipotesis
tindakan sebagai berikut.
1. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat dalam menyimak
cerita anak, siswa kelas III SDN Selomulyo tahun ajaran 2013/2014.
2. Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak
cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kelas III SDN
35 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab III ini peneliti akan membahas tentang jenis penelitian, setting
penelitian, rencana tindakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di
SDN Selomulyo, Sleman, Yogyakarta. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut
Kunandar (2008:46) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh
para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b)
pemahaman mereka tentang praktik tersebut, (c) situasi dimana
praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindaka Kelas (PTK) dilaksanakan oleh
guru kelas dan peneliti, sehingga sering disebut penelitan kolaboratif.
Garis besar kegiatan pembelajaran menggunakan model yang dikemukakan oleh
Kemmis dan MC Taggart. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi (Kunandar, 2008:63). Penelitian Tindakan Kelas
dalam pembelajaran cerita anak menggunakan media audio visual terdiri dari dua
siklus, yang dalam siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu.
1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan
2. Tindakan (acting) adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan peniliti akan
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat.
3. Pengamatan (observing) adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan terhadap
siswa selama pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil
yang diperoleh dari kegiatan pengamatan sehingga dapat dilakukan perbaikan
untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Keempat komponen yang beruntaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Gambar 2. Model penelitian Taggart dan Kemmis Arikunto (2007:16)
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS II
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret tahun pelajaran
2013/2014 dengan menyesuaikan jam pelajaran Bahasa Indonesia di SD tersebut
di kelas III semester genap SDN Selomulyo yang bertempat di Sleman,
Yogyakarta. Dari segi letak sekolah ini tidak berada kota namun berada di desa
yang tidak terlalu ramai dengan lapangan yang cukup luas di depan dan di
belakang kelas serta ada beberapa pohon perindang. Bangunan sekolah tersebut
cukup baik ada kelas, kantor, perpustakaan, kamar mandi,lapangan, kantin, toilet,
ruang UKS dan mushola.
2. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2009:88), subjek penelitian adalah benda, hal atau orang,
tempat, data atau variabel penelitian yang melekat dan dipermasalahkan. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas III semester genap SDN Selomulyo ,Sleman,
Yogyakarta. Dari hasil oservasi, siswa di SDN selomulyo mempunyai
kemampuan beragam dan kebanyakan siswanya adalah warga sekitar SD. Dalam
satu kelas berjumlah 36 siswa dengan 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki –
laki. Peneliti mengamati daftar nilai bahasa Indonesia sehingga dapat diketahui
siswa memiliki nilai yang beragam dan kemampuan yang beragam. Menurut guru
kelas III, siswa masih mengalami kesulitan pada aspek menyimak. Pemilihan
3. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan menyimak dan minat siswa kelas III
dalam melakukan menyimak cerita pengalaman teman dan memberikan
tanggapan sederhana.
C. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas di SDN Selomulyo, Sleman, Yogyakarta dilakukan
melalui dua siklus. Siklus pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Siklus kedua adalah perbaikan dari siklus pertama, jika pada siklus
pertama terjadi kekurangan atau ada sesuatu yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan maka akan diperbaiki pada siklus kedua.
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perizinan dengan pihak sekolah
b. Permohonan izin kepada kepala sekolah SDN Selomulyo untuk mengadakan
penelitian di sekolah tersebut.
c. Mengunjungi sekolah
Datang ke SDN Selomulyo untuk menemui guru kelas III, memohon ijin
observasi siswanya.
d. Observasi
Observasi siswa kelas III dan wawancara guru kelas III SDN Selomulyo
dengan tujuan untuk mendapatkan data minat maupun kemampuan
e. Mengidentifikasi masalah
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengidentifikasi masalah
tentang kemampuan menyimak siswa (kemampuan memahami dan
menanggapi) Identifikasi masalah dilakukan dengan wawancara.
f. Mengkaji Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi pokok
menyimak yang sesuai.
g. Mempelajari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan materi yang
diajarkan.
h. Menyusun instrument penelitian
Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media
pembelajaran.
i. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah
dibuat.
j. Mengolah data yang telah diperoleh.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, langkah selanjutnya yaitu membuat
perencanaan setiap siklusnya. Setiap siklus akan dilaksanakan sebanyak 2 kali. Setiap
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Rancangan
setiap siklus akan dijabarkan dibawah ini.
a. Siklus I (dua pertemuan)
Pada siklus I ini akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit).
1) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru berdiskusi untuk merencanakan tindakan
yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah pada pembelajaran
menyimak. Rencana yang akan dilakukan meliputi, melakukan wawancara
dan berdiskusi dengan guru bahasa Indonesia untuk mengetahui masalah yang
muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuan
menyimak, menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mempersiapkan bahan pembelajaran yang akan digunakan, mempersiapkan
instrumen penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data meliputi
kuesioner minat dan lembar observasi yang akan digunakan untuk mengukur
tingkatan minat siswa, dan soal evaluasi untuk mengukur peningkatan prestasi
siswa pada aspek menyimak. Perencanaan tindakan dilakukan dua kali yaitu,
siklus 1 dan siklus 2. Tindakan pada siklus 2 dilakukan berdasarkan dari hasil
pelaksanaan siklus 1.
2) Pelaksanaan
Siklus 1 dilaksanakan selama empat jam pelajaran SD yaitu (4x35 menit)
dua kali pertemuan. Pada tahap ini peneliti dan guru melaksanakan
sebagai guru menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah disusun, kegiatannya adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan doa.
b) Guru melakukan presensi.
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
d) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai cerita anak.
e) Siswa mendapat penjelasan tentang cerita anak.
f) Siswa menyimak cerita melalui audio visual yang dibuat dengan
tayangan yang menarik dan suara yang jelas. Siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh agar mampu memahami isi cerita dan dapat
menangggapi cerita.
g) Siswa mengerjakan soal evaluasi.
h) Siswa diminta menuliskan pengalamannya dan siswa lain menanggapi.
i) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
berlangsung dan membuat kesimpulan.
j) Guru memeriksa hasil tes untuk mengetahui kemampuan menyimak.
3) Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh dan
mengetahui gambaran tentang perkembangan proses pembelajaran sehingga
membantu dalam mengambil tindakan yang dipilih pada kondisi kelas.
Ketika dilakukan tindakan pada siklus 1 peneliti mengamati kegiatan siswa
pembelajaran. Tahap ini sangat penting untuk mengetahui kegiatan yang
berlangsung dikelas.
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi bersama observer dan guru usai
melakukan tindakan berkenaan proses pembelajaran, masalah yang terjadi,
dan hambatan – hambatan selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan
refleksi ini dimanfaatkan untuk melakukan perencanaan pada siklus II.
Setelah tahap observasi dilakukan bersama dengan pelaaksaan pembelajaran
selanjutnya hasil tes siswa dinilai. Hasil tes tersebut digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan menyimak cerita. Jika seluruh hasil tes
dinilai maka selanjutnya dilakukan refleksi keseluruhan siklus 1. Kegunaan
refleksi ini adalah (1) untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan siklus 1, (2) untuk mengetahui peningkatan minat dan
kemampuan menyimak siswa, (3) hambatan yang dihadapi siswa dan guru
selama pelaksanaan siklus 1. Refleksi siklus 1 bertujuan untuk melakukan
perbaikan agar pembelajaran pada siklus II semakin baik.
c. Siklus II
1) Perencanaan
Pada siklus ini guru dan peneliti merencanakan kembali pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, kekurangan apa yang harus
diperbaiki, aspek – aspek apa yang belum optimal dan lain – lain. Akan
menyiapakan bahan simakan yang berbeda. Kekurangan yang teridentifikasi
dalam siklus I yang harus diperbaiki pada siklus II yaitu: (1) memperbaiki
rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) perbaikan kegiatan pembelajaran
kemampuan menyimak, (3) mempersiapkan cerita yang berbeda, (4)
menejmen kelas lebih diperhatikan, (5) perbaikan instrumen.
2) Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2x35 menit).
pelaksanaan pada siklus II berdasarkan siklus I hanya diberi perubahan sedikit
pada hal – hal yang perlu diperbaiki. Peneliti menyusun RPP untuk pedoman
mengajar guru. Pada siklus II ini guru harus lebih memperhatikan kekurangan
yang ada pada siklus I sehingga diharapkan siklus II pembelajaran dapat
berlangsung secara optimal dan semakin meminimalisir kekurangan.
Tindakan yang akan akan dilakukan pada siklus II yaitu :
a) Guru membuka pelajaran dengan salam, doa dan presensi.
b) Guru memotivasi siswa agar lebih bersemangat.
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
d) Siswa dan guru melakukan Tanya jawab tentang cerita pengalaman.
e) Siswa mendapat materi tentang cara bercerita, latihan bertanya
mengenai isi cerita dan latihan memberikan tanggapan
sederhana(tanggapan dapat berupa pendapat atau saran).
f) Peneliti menggunakan perangkat media audio visual sebagai media