PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MAN 2
BIMA SKRIPSI
Oleh
JODI HARYANTO 180108028
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MAN 2
BIMA Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
JODI HARYANTO 180108028
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Skripsi Oleh : Jodi Haryanto, NIM : 180108028 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima” Telah Memenuhi Syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal : 16 September 2022
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Ahmad zohdi, M.Ag Nevi Ernita, M.Pd NIP : 197912312011011004 NIP : 2021058801
Nota Dinas Pembimbing
Mataram, 16 September 2022 Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa/i : Jodi Haryanto
NIM :180108028
Jurusan/Prodi : Tadris Fisika
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inkui
Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyahkan.
Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ahmad zohdi, M.Ag Nevi Ernita, M.Pd NIP : 197912312011011004 NIP : 2021058801
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jodi Haryanto NIM : 180108028 Jurusan : Tadris Fisika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, 16 September 2022 Saya yang menyatakan,
Jodi Haryanto NIM : 180108028
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi oleh: Jodi Haryanto, NIM: 180108028 dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima,” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah UIN Mataram pada tanggal 23 September 2022
Dewan Penguji
Dr. Ahmad Zohdi, S.Ag.
(Ketua Sidang/Pemb. I)
Nevi Ernita M.Pd .
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)
Lalu Ahmad Didik Meiliyadi, M.Si (penguji I)
Kurniawan Ariazona, M.Pd (Penguji II)
“MOTTO”
Artinya : “Hanya Kepada Engkaulah Kami Menyembah Dan Hanya Kepada Engkaulah Kami MohonPertolongan”. (Q.S Al Fatihah: 5)
PERSEMBAHAN
Tiada pengorbanan seikhlas pengorbanannya Tiada dukungan seikhlas dukungannya Tiada cinta seindah cintanya
Tiada kasih sayang sehangat kasih sayangnya
“kupersembahkan skripsi ini untuk Ayahanda H.muhtar dan ibu Habibah yang tercinta sebagai tanda bakti dan terima kasih ku kepada engkau atas kasih sayang dan pengorbanan mu yang selalu mengiringi perjuanganku dengan do’a sehingga skripsi ini dapat terselesaikan semoga ayahanda dan ibunda tercinta selalu dalam lindungan yang Maha Esa. Amin
serta ku persembahkan kepada saudara-saudaraku serta keluargaku yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya sehingga dapat memotivasi saya untuk selalu berjuang menimba ilmu di negeri orang dengan penuh keterbatasan dari segi material.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman dan sahabat-sahabatku Jurusan Tadris Fisika angkatan 2018 serta Guru-guru dan Dosen- dosen ku yang ikut membantu penyelesaian skripsi ini sehingga saya dapat menyusun skripsi dengan tepat. Almamater ini adalah kebanggaanku sebagai tanda terima kasihku yang akan ku kenang selalu”.
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohim…
Assalamu’alaikum Wr.. Wb..
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelimpahan segala rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima”.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.
Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapaat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi semua pihak yang berkenan untuk memanfaatkannya.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karen itu, penulis menyampaikan rasa hormat yang amat mendalam kepada pihak yang telah membantu yaitu sebagai berikut:
1. Bapak Ahmad Zohdi M.Ag sebagai pembimbing I yang telah memberikanbanyak motivasi, arahan, serta saran untuk menjadikan skripsi ini supaya menjadi lebih baik.
2. Ibu Nevi Ernita M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak sekali bimbingan serta arahan maupun motivasi untuk menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
3. Bapak Lalu Ahmad Didik Meiliyadi, M.Si selaku Ketua Prodi Tadris Fisika dan juga Bapak Lalu Usman Ali, M.Pd Sekretaris Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi dan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Jumarim, M.HI selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Mataram yang telah memberikan semangat maupun motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M. Ag selaku Rektor Universitas Negeri Mataram yang telah memberikan semangat maupun motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan ibu dosen Tadris Fisika yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan semangat serta ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan selalu memberikan dorongan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Untuk orang tua yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat maupun dorongan untuk penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabat terkasih, teman-teman, adik-adik serta kakak tingkat kampus yang telah memberikan dukungan dan arahan.
10. Serta pihak-pihak lain yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebut satu-persatu.
Semoga kebaikan, dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis dengan tulus dan ikhlasmendapatkan rahmat dan karunia-Nya kepada Allah SWT. Aamiin
Mataram, 16 September 2022 Penulis
Jodi Haryanto NIM : 180108028
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...
HALAMAN JUDUL...
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
NOTA DINAS PEMBIMBING...iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...v
HALAMANMOTTO...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...vii
KATA PENGANTAR...viii
DAFTAR ISI...x
DAFTAR GAMBAR...xii
DAFTAR TABEL...xiii
ABSTRAK...xiv
BAB 1 PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah...6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6
D. Definisi Operasional...7
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN...8
A. Landasan Teori...8
1. Pengertian inkuiri...8
2. Tujuan Penggunaan Inkuiri...12
3. Karakteristik Inkuiri...12
4. Proses Inkuiri...13
5. Keunggulan dan Kelemahan inkuiri...15
6. Proses Inkuiri Dalam Pembelajaran Fisika...16
7. Pembahasan Tentang Mata Pelajaran Fisika...16
8. Hasil Belajar...18 9. Hubungan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika..20
10. Materi ajar fisika tentang gerak lurus...21
B. Kerangka Berfikir...29
C. Hipotesis Penelitian...31
BAB 111 METODE PENELITIAN...32
A. Jenis dan pendekatan Penelitian...32
B. Populasi dan Sampel...33
C. Waktu dan Tempat Penelitian...33
D. Variabel Penelitian...34
E. Desain Penelitian...34
F. Instrument/Alat dan Bahan Penelitian...34
G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian...35
H. Teknik Analisis Data...35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...38
A. Hasil Penelitian...38
B. Pembahasan...45
BAB V PENUTUP...47
A. Kesimpulan...47
B. Saran...47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Inkuiri………14
Gambar 2.2 Posisi……….23
Gambar 2.3 Perpindahan.……….24
Gambar 2.4 Kelajuan dan Kecepatan Bend……….25
Gambar 2.5 Grafik v-t pada Gerak Lurus Beraturan..………..27
Gambar 2.6 Grafik x-t pada Gerak Lurus Beraturan..…….……….27
Gambar 2.7 Hasil Ticker Timer Benda dengan Percepatan.………28
Gambar 2.8 Lintasan Parabola….………29
Gambar 2.9 Bagan Kerangka Berpiki.……….31
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing…………8
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian……….20
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen……… 23
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Kontrol………... 24
Tabel 4.3 Hasil Postest Kelompok Eksperimen……… 25
Tabel 4.4 Hasil Postest Kelompok Kontrol……… ..25
Tabel 4.5 Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol……….26
Tabel 4.6 Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol……….27
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chisquare Test……….27
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Eksperimen... 28
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Kontrol……...28 Tabel 4.10 Jumlah Ranking Kelompok Data Pretest dan Postest…. 28
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAPHASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MAN 2
BIMA
Oleh:
Jodi Haryanto NIM 180108028
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan strategi ini akan memberikan peluang kepada siswa untuk banyak terlibat dalan kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan metode praktikum dimana setiap percobaannya terdiri dari tahap perlakuan antara satu variabel dengan variabel lainnya mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu pretest-postest. Pesain penelitian ini diambil dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Pada penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah kelas X MIPA yang terdapat empat kelas siswa MAN 2 Bima yang dimana jumlah siswa dalam satu kelas terdapat 25 pelajar dengan jumlah keseluruhan 100 pelajar. Akibat konvensional ketergantungan durasi dan kemampuan bahwa pengkaji akan memerlukan contoh dimana contoh yang akan di teliti tersebut hanya dua kelas yaitu kelas X1 dan kelas X2 dengan jumlah masing-masing siswa terdiri dari 25 siswa.Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiridalam pembelajaran dapat meningkatkan belajar siswa dengan percobaan aktivitas guru yang dapat dilakukan dengan baik.
Kata Kunci:Model PembelajaranInkuiriTerbimbing, Hasil Belajar.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar fisika pada hakikatnya adalah produk, proses, aplikasi dan sikap.Produkfisika terdiri atas fakta, konsep, prinsip, prosedur, teori dan hukum. Berkenaan dengan proses, fisika mencakup mengidentifikasi dan menentukan variabel, menentukan apa yang diukur dan diamati, mengamati dengan banyak indera, menafsirkan pengamatan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep pada situasi baru dan pengalaman baru, dan banyak keterampilan ilmiah lainnya.1
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang berkaitan dengan fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari dan memegang peranan penting dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Fisika bukan hanya perolehan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga penyelidikan dan pengamatan ilmiah langsung. Aktivitas kompetensi proses ilmiah.2
Pembelajaran fisika merupakan salah satu prinsip ilmiah yang dapatmembantu siswa mencapai potensinya. Fisika berkaitan dengan bagaimana anda menemukannya disistematisasikan tentang alam, fisika tidak hanya mengklaim tubuh pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga merupakan aktivitas atau proses aktif.3
Beberapa kendala yang dialami siswa adalah kesulitan dalam memahami dan memahami materi fisika, seperti materi yang digunakan dalam penelitian Gerak Lurus.Siswa mengalami kesulitan dalam memahami laju yang ada pada benda tersebut karena pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode konvensional tanpa kegiatan praktek langsung. Pengamatan yang di lakukan di sekolah MAN 2 Bima menunjukkan bahwa kelas X terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa 100 siswa yang
1Raudhatul Jannah, Penerapan Model Inkuiri Terbimbing, (Natural Science Journal), Vol.3, ISSN 2477– 6181 , No. 1, Maret 2017, Hal. 342-349
2Lilis Pujiningrum, Setyo Admoko, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Materi Getaran Harmonik, (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF)), Vol. 06, No. 03, ISSN: 2302-4496, September 2017, hal. 203-208
3Sudjana, N, Evaluasi Akibat teknik Berlatih Membimbing, (Bandung:
Rosdakarya, 2017). Hlm.163
dimana masing-masing kelas berjumlah 25 siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan satu kali pertemuan dalam satu minggu.Hasil belajar yang dilakukan siswa dalam menggunakan model inkuiri ini terdapat hasil yang signifikan.Tujuan penelitian ini adalaah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Guided Inquiry terhadap materi Gerak Lurus di MAN 2 Bima.4
Melihat hanya satu bentuk representasi yang ada membuat sulit untuk menguasai konsep fisika. Representasi adalah konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam beberapa cara.5
Ada beberapa metode yang dapat digunakan siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah supaya lebih bermakna. Karena sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan pada lingkungan kelas dimana siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Model pembelajaran inkuiri terbimbingmerupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Siswajuga dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir.Hal ini juga dapat memotivasi siswa untuk belajar.Pembelajaran berbasis inkuiri terdidik digunakan untuk memungkinkan siswa mengembangkan konsep yang mereka pelajari secara bebas.Siswa diberi kesempatan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya secara individu maupun kelompok.Di dalam kelas, siswa dilatih untuk berinteraksi dan berbagi informasi dengan teman sebayanya.6
Pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing digunakan untuk siswa yang kurang berpengalaman dengan pembelajaran berbasis inkuiri.Pembelajaran inkuiri terpadu memungkinkan siswa untuk belajar lebih banyak dengan bimbingan dan bimbingan guru mereka, membantumereka mempelajari rancangan. Dalam rancangan ini, pelajar diberikan pekerjaan terkait kerjaan yang
4 Nasruddin, S.Ag. Pembelajaran Fisika. MAN 2 Bima
5Goldin, 2012Pengaruh Model Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hlm.38
6 Sumarni S, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari, (Jurnal Nalar Pendidikan), Vol. 5 No. 1 ISSN: 2339- 0749, Januari, 2017, hal. 463
bagus dalam wacana gabungan meskipun sebagai individu supaya bisa memecahkan urusan dalam menentukan kepatian menurut sendiri. Kecuali, pengkajian berbasis penelitian, menguasai jumlah keutamaan dibandingkan kelebihan pengkajian beda.7
Alasan menggunakan model inkuiri yaitu Inkuiri terbimbing dapat membantu pembelajaran bagi siswa yang menghadapi masalah kurang aktif selama studi mereka.Pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing iniguru dapat menciptkan lingkungan belajar di dalam kelas. Dengan demikian, siswa harus secara aktif dalam menciptakan, pengetahuaan, konsep, atau ide saat mereka menghadapi masalah kelas yang diberikan oleh guru .8 Keunggulan pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang memusatkanpada peningkatan arah kognitif, efektif, sebagai proposional, maka skema pengkajian ini dipandang bertambah signifikan dan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar mereka. Dipandang sebagai proses perubahan perilaku berbasis pengalaman, mampu memenuhi kebutuhan siswa dengan kemampuan di atas rata-rata pembelajaran, artinya siswa dengan kemampuan belajar yang baik tidak terhalang oleh siswa yang memiliki ketidakmampuan belajar.9
Dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing, membuktikan bahwa mata pelajaran fisika di sekolah seharusnya menjadi sarana bagi siswa untuk belajar tentang diri sendiri dan lingkungan alamnya.Serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan metode ilmiah.
Pembelajaran fisika menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kemampuandalam memahami lingkungan alam melalui proses “berpikir” dan berbuat”, membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Proses pembelajaran di sekolah, yang dimana pembelajaran yang diterapkan oleh guru di MAN 2 Bima masih dominan dalam
7 Wina Sanjaya, Skema pengkajian Mengarah Umum metode bimbingan, (Jakarta: Emas Prenada Instrumen rombongan, 2010).hlm.196.
8 Sulistyaningsih, D. M., Tengker, S. M.T., Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar pada Materi Ikatan Kimia di MAN MODEL 1 Manado, (Oxygenius), Vol.2, No. 2: 63-66 ISSN 2686-4649 , 2020, hal. 64
9Ibid.hlm.208.
hal pengetahuan dan pemahaman konseptual, dan tidak menuntut siswa untuk bertindak aktif, melainkan memungkinkan siswa untuk belajar, menemukan konsep sendiri. Siswa cenderung menghafal konsep dari pada menemukan dan memahaminya.Akibatnya, siswa tidak mampu untuk memecahkan masalah pada hasil belajar nya. Pengalaman yang diperoleh siswa lebih berkesan apabila proses belajar yang dicapai merupakan hasil pemahaman dan penemuan siswa itu sendiri, yaitu suatu proses yang semata-mata terdiri dari perumusan konsep. Oleh karena itu, tugas guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat dalam mengendalikan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini meningkatkan pemahaman siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Hal ini disebabkan adanya tuntutan dalam dunia pendidikan bahwa proses pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan ilmu dari guru kepada siswa, guru perlu mengubah paradigm dengan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Peran guru/pendidik dalam memberikan pendekatan yang efektif terhadap pembelajaran siswa dalam pendidikan modern semakin tergantung pada tingkat kualitas.Mengharapkan pendidik untuk menggunakan berbagai sumber informasi yang tersedia dapat mengatasi tantangan yang dihadapi siswa dalam mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan pemikiran belajar mereka. Model pembelajaran yang baik untuk menempatkan siswa dalam lingkungan belajar yang menarik, membantu mereka menyerap apa yang diajarkan, dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka. Model pembelajaran dimana model pembelajaran pemecahan masalah dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa antara lain (model inkuiri).
Model inkuirisendiri merupakan suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan penyelesaian masalah yang bersifat terbuka sehingga mampu mendorong siswa untuk belajar.Dari serangkaian pemecahan masalah terbuka, siswa harus dapat menemukan jawaban yang berbeda berdasarkan kreativitas dan keterampilan mereka. Masih banyak kegiatan pembelajaraan di kelas yang berfokus pada pemahaman siswa tanpa melibatkan
pemikiran siswa, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk menemukan jalan yang berbeda dari apa yang diajarkan guru kepada mereka. Dalam banyak kasus, guru tidak membiarkan siswa memahami konsep penting sendiri, yang mengurangi kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
Selain itu, model inkuiri adalah tingkat yang diselesaikan melalui pemahaman seperangkat pengetahuan dan keterampilan kerja, hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran model inkuiri yang memberikan pengetahuan tertentu.
Model inkuiri bermakna ganda yaitu proses memecahkan masalah itu sendiri dan hasil dari upaya memecahkan masalah atau solusi. Ketika dihadapkan dengan suatu masalah, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih solusi dan mengembangkannya sehingga memungkinkan untuk memperluas proses berpikir siswa.Penerapan strategi pembelajaran model inkuiri ini, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena kemampuan memecahkan masalah (model inkuiri) ini merupakan bekal bagi siswa untuk menjalani proses kehidupan, dimana dalam hidup terdapat berbagai masalah yang dihadapi baik itu masalah pembelajaran yang ada disekolah maupun masalah kehidupan yang ada di lingkungan disekitar, dan hendaknya dihadapi dengan positif. Dengan adanya permasalahan yang diberikan akan mengajak siswa lebih aktif dalam pembelajaran, memahami isi pembelajaran, menantang kemampuan berpikir siswa untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, menemukan solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.
Keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dapat diamati dari hasil belajar yang dicapai. Pencapaian hasil belajar yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Guru merupakan faktor eksternal yang berperan penting dalam penunjang keberhasilan belajar siswa.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kemampuan guru memilih pendekatan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar di dalam kelas supaya hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses pembelajaran dapat lebih baik. Salah satu model yang dapat melibatkan siswa secara
aktif dalam pembelajaran dan sesuai dengan hakikat fisika yang terdiri atas proses dan produk adalah model inkuiri terbimbing.
Pada metode penelitian ini terdapat alasan kenapa peneliti menerapkan judul inkuiri terbimbing pada sekolah tersebut, karena permasalahan yang di teliti lebih menonjol dilokasi MAN 2 Bima dan juga lokasi penelitiannya lebih dekat ditempat penginapan/rumah saya
Dengan mempertimbangkan masalah diatas, pengkaji tertarik pada masalah pengkaji bersama judul berikut: Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MAN 2 Bima.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, bahwa ringkasan kegiatan pengkajian adalah: Apakah model inkuiri terbimbing berdampak tentang akibat menuntut ilmu siswa mengikuti ilmu fisika MAN 2 Bima?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian mempunyai tujuan di dalam pengkajiannya yang menunjuk ringkasan, yaitu sebagai berikut: akan memahami apakah model inkuiri terbimbing berdampak mengenai produk menuntut ilmu pengetahuan fisika pada pendidikan MAN 2 Bima.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti/guru
Mengetahui pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dapat menyadari bahwa dalam menciptakan kondisi pembelajaran selain menggunakan model juga diperlukan kreatifitas dalam pengelolaan kompetensi dasar yang ada.
b. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam pembelajaran.Dengan adanya inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) maka siswa diharapkan mampu memahami materi dengan mudah.
c. Bagi Sekolah
Menghasikan guru-guru yang profesional.Dengan
demikian, hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru. Jika penelitian berhasil, sekolah mampu menghasilkan out put yang maksimal.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari bertemu kesalah pahaman tentang kop pengkaji, harus menjelaskan kata yang dipakai ialah:
1. Inkuiri terbimbing yakni tempat pendidik memandu melaksanakan aktivitas melalui membantu interogasi asal menuju satu dialog, pendidik memiliki amanat rajin ketika memastikan pertanyaan tingkat analisis. Inkuiri dipakai potong sedikit ahli bersama ancangan.
2. produk berlatih pelajar pada mata pelajaran fisika adalah dengan menggunakan penerapan model pengkajian inkuiri terbimbing karena sangatberpengaruh mengenai pandangan menuntut ilmu fisika MAN 2 Bima. Akibat berlatih siswa sanggup berupa pemahaman, keahlian, maupun kelakuan.
Dari definisi operasional diatas, maka yang dimaksud dengan pengaruh metode inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran gerak lurus yaitu terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran gerak lurus di MAN 2 Bima.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori
a. Pengertian Inkuiri
Inkuiri bermula dari bahasa inggris “Inquiry”, nan
sebagai literalyaitu penyelidikan.10 inkuiri yaitu menganalisis bersama mengejar dan melaksanakan tebakan. Dasar inkuiri pelajarmendorong buat rajin menuntut ilmu, membawabawa pada aktivitas dan berupaya mengerjakan pekerjaan. Pelatihan pendidik memakai istilah Inquiry.
Inquiry adalah satu invensi yaitu penyelidikan kegiatan, menata asumsi, merancang percobaan, menyatukan informasi, dan menyimpulkan reaksi kegiatan.11 Aktivitas pengkajian sejenis ini membentuk pelajar rajin pada sistem pengkajian, pendidik sekadar bertindak menjadi pendidik buat menyusun pengkajian. Operasi pengkajian sebagai memapah benturan meyakinkan mengikuti pengkajian inventivitas menuntut ilmu pelajar.
Model pembelajaran psikologis, nan membagikan waktu padapelajar buat ikut serta memakai rancangan dasar dalam melaksanakan percobaan membagikan giliran terhadap pelajar mendapatkan rancangan konsep dasar sendiri.12belajar memakai inkuiri signifikan mengajar pelajarbagaimana menggunakan teknik yang digunakan oleh peneliti pendidik untuk mengontrol situasi yang akan mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia fisik.
Model Inquiry dipotongmembentuk berbagai macam yakni: (1) inkuiri terbimbing; (2) invensi leluasa. Pada invensi terbimbing, memungkinkan guru untuk memberikan data dan mengajukan pertanyaan atau masalah pada siswa untuk menemukan balasan, ketentuan abstraksi jalan keluar.
Mengikuti invensi mandiri pelajar menyusun, menggabungkan bukti bertambah setara bersama invensi terdidik.
Inkuiri adalah aktivitas sedang memerlukan pendidik pada metode pengkajian, tempat kegiatan mengajukan akibat pendidik yang berasal dari terbitan naskah lewat pelajar akan mendapatkan balasan tentang kegiatan yang tertera pengarahan
10 E. Mulyasa, M.pd, 2007, MembuatPendidik Berpengalaman, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, hlm.108.
11 Andriana, Richa, Ancangan Inquiry (Malang; Universitas Negeri Malang, 2007).
12 Mulyati Arifin, 2005, Skema Berlatih Menatar Kimia, Malang: UM Press. Hlm.105
intensif mendalam guru.
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiscovery dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan tentang gejala alami.
2. Merumuskan masalah 3. Merumuskan hipotesis
4. Merancang pendekatan investigative yang meliputi eksperimen.
5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mensistensikan pengetahuan.
7. Memiliki sikap ilmiah, objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model teoritis, serta bertanggung jawab.13
pembelajaran model inkuiri terbimbing ini guru dapat berbuat jadi penanda gang, menolong pelajar supaya mencapai rencana, ide-ide kapasitas berhenti mendalami lebih dulu buat mencapai pemahaman. Petunjukialah arahan perolehan berupa interogasi sebagai verbal maupun goresan yang dikeluarkan analisis lembaran kegiatan siswa. Penyampaian permasalahan yang benar sama pendidik akan merancang inspirasi pelajar mampu mendapatkan pemahaman aktual. Pemahaman aktual bakal menempel bertambah lama apabila pelajar dikaitkan sebagai refleks dalam prosedur pemahaman dan arsitektur konsepsi maupun aspek pengetahuan tertera.
Penggunaan model inkuiri terdidikini diharapkan menjadikan mata pelajaran fisika di sekolah sebagai alat untuk penemuan diri sendiri dan ilmu alam sekitarnya, harapan peningkatan bertambah tinggi ketika membuktikan pada aktivitas, berlandaskan mengikuti desain rasional. Belajar fisika dapat membantu pada pengalaman langsung untuk
13 Oemar Hamalik, Prosedur Berlatih Membimbing(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 219-220
mengembangkan kemampuan untuk membantu siswa memahami lingkungan alam sekitar melalui proses
“menemukan” dan “melakukan”, hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Aktivitas pengkajian inquirymeletakkan mengikuti pengetahuan menuntut ilmu siswa sebagai kategoris melewati aktivitas investigasi, penemuan rencana pelaksanaan yang terdapat padaaktivitas. Aktivitas berlatih mengarah pada prosedur memusatkan pada pengetahuan menuntut ilmu.
Keikutsertaanaktif pelajartindakan pengkajian, dan pelaksanaan konsepsi aktivitas masing-masing. pelajar mampu belajar, menganalisis diri, dan mengidentifikasi konsep dan prinsip umum berdasarkan materi/data yang sediakan pelajar.
Saat menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbimbing, pendidik harus berupaya menerangkan prosedur pengkajian sinkron bersama pangkat urutanketerampilan awal pelajar. Bersama masih diperlukannya posisi pendidik dalam prosedur belajar, pengkajian merumuskan sintak pendedahan yang menggunakanacuan pengkajian inkuiri terdidik:14
Tabel 2.1 Sintaks Acuan Pendedahan Inkuiri Terdidik Tahap Kelakuan pendidik Kelakuan
siswa Tahap 1
Pengamatan bakal menjumpai kegiatan
Gurumenyajikan kejadian-kejadian fenomena untuk memungkinkan siswa menentukan masalah
Pelajar akan memajukan keahlian bermeditasidi pengamatan wujudkan suatu simpulan
Tahap 2 Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa menjelaskan kegiatan
penelitiannya bersumber
Siswaakan
merumuskanmasalah yangmemapah
pelajarmenurut satu persoalan
14 Hendri, Model Pembelajaran inkuiri, 2014 pukul: 20:30), vol.2, 2014, hal. 163
kejadian dan gejala yang disajikannya.
dicadangkantanda tanya Tahap3
Mengajukan hipotesis
Guru membimbing siswa
mengajukanhipote sisterhadap
masalah
yangtelahdirumusk annya
Siswa akan menetapkan jawabansementaraataule bihdikenaldengan istilah hipotesis
Tahap 4 Merencanaka n pemecahan masalah (melalui eksperimen cara lain)
Guru membimbing siswa untuk dapat merencanakan pemecahan
masalah, mebantu menyiapkan bahan yang perlu untuk proses yang tepat
Siswa mencari informasi data, yang diperlukan untuk akan menjawab masalah/hipotesis
Tahap 5 Melakukan eksperimen dengan cara memecahkan masalah
Selama siswa bekerja guru dapat membimbing dalam melakukan eksperimen
Siswa akan menguji kebenaran jawaban pada eksperimen yang sifat sementara.
Tahap 6 Melakukan pengamatan dan
pengumpulan data
Membantu siswa untuk melakukan pengamatanyang fundamental dan menolongsiswa menyatukan bukti
Siswa akan mencari data atau keterangan yang digunakan memecahkan masalah, yaitu dengan membaca buku meneliti, bertanya
Tahap 7 Menganalisis bukti suatu eksperimen untuk menemukan sesuatu
Guru membantu siswa menganalisis
data pada
konsepsipercobaan dengansimpulan berdasarkan bukti yangperoleh siswa
Siswa menganalisis data yang ditemukan suatu konsep kelompok dan
siswa menarik
simpulanmenjelaskan pelajaran, hakikat,
rancangan yang
konsep nya bersumber pada bukti dalam eksperimen b. Tujuan penggunaan inkuiri
Mengenai maksud inkuiri yakni:
1) Mengembangkankemampuan siswa dalam menemukan bahan menuntut ilmu.
2) Memotong keterkaitan siswa mengikuti pendidik bagi pengetahuan menuntut ilmu.
3) Membuat pelajar untuk mengetahui manfaat lingkungan sebagai sumber belajar yang tiada habisnya.
4) Memberi pengalaman seumur hidup.
Alasan penggunaan inkuiri, yaitu:
1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
2) Belajar tidak hanya diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
3) Melatih siswa untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4) Menanamkan kebiasaan siswa untuk belajar berlangsung seumur hidup.
c. Karakteristik Inkuiri
Secara operasional inkuiri terbimbing mempunyai karakteristik, yaitu:
1. Mengamati dan memahami konsep atau fenomena.
2. Melaksanakan interogasi dalam memilih kegiatan.
3. Satu kegiatan diketahui dulu diperkecil sampai nyata, prospek kegiatan dipecahkan sama pelajar.
4. Prosedur pengkajian berpokok secara interogasi“mengapa”, dengan cara apa saya mamahami”, dan “betulkah kesimpulan itu”?
5. Jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu oleh siswa dan tidak ada dalam buku pelajaran. Buku penunjuk yang dipilih berisi pertantaan dan saran.
Saran untuk menentukan jawaban bukan memberikan jawaban.
Menarik Kesimpulan
6. Siswa bersemangat untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri.
7. siswa mengusulkan cara mengumpulkan data, melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, membaca dan menggunakan sumber lain.
8. Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi, keterlibatan dan kesulitan.
9. Siswa melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
10. Siswa akan mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan.
d. Prosedur Inkuiri
Prosedur inkuiri ini dipakai pada bagan dasar ini:15 Proses Inquiry
Gambar 2.1 Proses Inkuiri penjelasan dari prosedur inkuiri di atas:
1.)Mengamati
Dalam aktivitas memantaudapat melihat objek dan fenomena alam sekitar melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, ingin tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interpretasi tentang lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
2.)Bertanya
15 Ibid., hlm.10-11
Mengamati
Bertanya
Menganalisis Data
Hipotesis Mengumpulkan Data
Kegiatan dimana siswa mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam untuk mewujudkan dalam bentuk pertanyaan tentang materi yang dipelajari.
3.)Hipotesis
Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang telah dibuat.
4.)Mengumpulkan data
Kegiatan mencari informasi dan mengumpulkan data berupa bahan atau materi yang diteliti atau bisa melalui kegiatan observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi pendukung.
5.)Menganalisis data
Mengolah dan menyajikan data tertentu memperoleh suatu kesimpulan.Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan, gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
6.)Menarik kesimpulan
Jadi dari proses inkuiri yang dijelskan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan proses inkuiri yaitu dimana cara mengamati fenomena alam sekitar dengan melalui proses bertanya dalam hal rasa ingin tahu yang mendalam dimana melibatkan siswa ingin memberikan pertanyaan untuk menarik suatu kesimpulan terhadap materi apa saja yang dibuat untuk memperoleh data yang telah direncanakan untuk ringkasan hasil akhir dari proses analisis data.Siswa disini harus menggunakan data yang mereka cermati.
Proses inkuiri secara keseluruhan tidaklah dianggap lengkap jika siswa belum melakukan evaluasi informasi.
Siswa dapat membuat invensi bersama aturan melompat serentak pada metode mengamati, memprediksi, mengusulkan, merancang eksplorasi, menjelaskan teori, menafsirkan bukti, melaksanakan eksperimen tentu saja nyali berkomunikasi bersama untuk mengekspresikan diri di depan kelas.
e. Keutamaan dan kekurangan 1) Keutamaan:
a) Peringatan berfokus ikut pribadi pengkajian. Salah satu hakikat ilmu jiwa menuntut ilmu membuktikan hingga proses belajar yang dialami semakin banyak aktivitas yang diikuti oleh siswa. Petunjuk inkuiri sambut membangun pemahaman pribadi, maka lebih terungkap mengenai pengetahuan aktual yang inovatif pada umumnya.
b) Tingkat pengharapannya tinggi artinya, kepercayaan diri dan gagasan tertentu tentang bagaimana melakukan kewajiban bersama aturan pribadi.
c) Peningkatan kemampuan keterampilan pribadi. Akan bertambah luas kesempatan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan mereka.
d) Dapat memberi waktu kepada siswa untuk mengetahui informasi. Belajar yang sesungguhnya yaitu jika siswa bereaksi dan bertindak terhadap informasi melalui proses mental.
e) Dapat menghindari siswa pada cara belajar tradisional.16
2. Kelengkapan Inkuiri
a.) Diperlukan mental yang berupaya hapus gangguan.
b.) Apabila mengamalkan pada kelas bersama kuantitas siswa yang luas prospek jangan tercapai.
c.) Siswa elementer menuntut ilmu bersama pengkajian konvensional berakhir taksir pendidik, umumnya akan berat buat membantu gerakan.
Dampaknya dapat mengecewakan pendidik dan siswa sendiri.
d.) Lebih mengutamakan pengertian, sikap dan keterampilan memberi kesan terlalu ideal. Ada kesan dananya terlalu banyak, lebih-lebih kalau penentuannya kurang berhasil, hanya pemborosan belaka.17
f. Proses Inkuiri Dalam Pembelajaran fisika
Dalam pembelajaran fisika dalam proses inkuiri
16 Pakde Sofa, Ancangan pada pendidik, Diakses tanggal 13 Mei 2014
17 Pakde Sofa, 2008, Ancangan pada pendidik, Tanggal 13 Mei 2014
dapat dilihat melalui kegiatan yang lebih luas lagi seperti kegiatan berikut:
1) Memantau gejala fenomena spesifik.
2) Menyampaikan pandangan penglihatan.
3) Memakai perlengkapan pada laboratorium dengan benar.
4) Menghitung gejala gejala spesifik.
5) Menjumlah keterampilan memakai perlengkapan makmal
6) Menaksir tingkatan pada aras benar.
7) Menguraikan kegiatan.
8) Merencanakan model penelitian untuk menguji hipotesis.
9) Menyajikan dan menganalisis data.
10) Membuat interpretasi dan mengevaluasi suatu model tertentu.18
Dalam pelajaran fisika memungkinkan proses pembelajaran dengan menggunakan model investigasi terbimbing yang melibatkan berbagai kegiatan yang membutuhkan pengembangan kreatif siswa, sehingga siswa tetap dibimbing tapi dapat memahami materi melalui melalui percobaan guru.
g. Pembahasan tentang Mata Pelajaran fisika
Fisika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rofiqoh, 2015).Dalam fisika tidak hanya teori dan rumus yang harus dihafal, tetapi juga banyak konsep yang harus dipahami secara menyeluruh.
Dalam pembelajaran, siswa harus mampu mengkonstruksi pengetahuan dalam pikirannya sendiri dengan berperan aktif dalam proses mempengaruhi hasil belajar mengajarnya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru, Dimana komponen pengetahuan dari hasil belajar fisika siswa berupa kemampuan keterampilan
18 Suartini Kinkin, Ancangan Aktual Pengkajian ilmu fisika, (Tangerang: PIC UIN Jakarta,2007)., hlm.6364.
verbal, gambar, matematika, dan grafik. Hal ini menunjukkan bahwa guru sering menggunakan model ceramahuntuk menyampaikaninformasi yang dilakukan dengan menggunakan media papan tulis, seolah-olah menekankan bahwa guru menyampaikan konsep fisika hanya berupa rumus matematis dan verbal. Hal ini didukung oleh wawancara peneliti dengan beberapa siswa SMA se-kabupaten Bima, siswa sulit memahami fisika karena guru banyak memberikan soal yang bersifat matematika.
Penguasaan konsep fisika akan sulit jika hanya menampilkan salah satu format dari representasi yang ada.
Menurut Goldin (dalam Mahardika, 2012:38) representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat mengambarkan, mengekspresikan, atau melambangkan sesuatu dengan cara tertentu. Dalam konteks ini, berbagai upaya untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran fisika di SMA.Salah satunya adalah penggunaan berbagai model pembelajaran terbimbing.19
Merunjuk arti fisika, bahwa peroleh tanggapan maka prinsip fisika melingkupi empat bagian yakni:
a. Kelakuan: hendak ingat tahu mengenai barang, gejala bidang manusia baya, bersama ikatanmengembangkan kegiatan baru yang membongkar melewati konvensi yang betul; fisika berjiwa teliti.
b. Konvensi analisis kegiatan melewati kaidah faktual pada pembentukan teori, merancang percobaan, penilaian, evaluasi, dan ketentuan.
c. Pembuatan: berbentuk fakta, hakikat, prinsip, dan kaidah.
d. Penerapan: menerapkan rancangan fisika pada aktivitas.20
Pada bagian ini yakni sifat fisika yang aktual analisis
19Yuwono, Pengaruh Model Pembelajaran, (Tangerang: PIC UIN Jakarta, 2007), hlm. 61
20 Puskur Balitbang, Panduan Pengembangan Pembelajaran Fisika. (Jakarta:
kencana, 2007), Hlm.4
tunggal setara. Pada pengkajian gerak lurus, serta sunyi yaitu empat bagian tercantum, indikator pendapatan kopasitas memajukan akibat pendidikan, lingkungan alam dan alat menuntut ilmu pada pendidikan. Pendidik semata peroleh beranjak rajin, inovatif, dan membuat pembaruan dalam pengkajian jangan melupakan debit program studi.
Penerapan proses inkuiri terjadi percobaan benda fisika sebagai pribadidengan memakai alat yang telah sedianya. Dalam metode pembelajaran inkuiri terbimbing, pelajar berlatih cara mandiri bersama mendemonstrasikan materi dan sarana yang digunakan untuk mempraktekkan entitas. Meskipun cara pertanyaan terdidik ilmu fisika dapat dilakukan sebagai gabungan, namun percakapan ini dilakukan secara individu agar setiap siswa dapat memahami materi fisika secara detail.
h. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu pencapaian hasil belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.21
Ada tiga bagian yang melingkupi akibat menuntut ilmu:22
a) Bagian psikologis, merupakan reaksi menuntut ilmu yang berurusan beserta pemahaman, alat, ulasan, campuran, dan penilaian.
b) Aspek afektif, merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku siswa, seperti memperhatikan pelajaran, disiplin, motivasi belajar dan menghargai guru serta teman sekelas.
c) Aspek psikomototorik, merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan serta kemampuan bertindak.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi
21 Kunandar, pendidik Berpengalaman, (PT RajaGrafindo Persada. Jakarta, 2010), Hlm.251
22 Nana Sudjana, pengantar Prosedur berlatih Mendidik, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), Hlm.49
menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah faktor yang ada dalamdiri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu.
a) Faktor internal (faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar) meliputi faktor jasmani dan psikologi:
1) Faktor jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor psikologi terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan (jasmani dan rohani).
b) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar individu yakni:
1) Faktor keluarga, berupa cara orang tua mendidik, interaksi antara anggota keluarga, rumah dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah, mencakup model mengajar, kurikulum, reaksi guru dengan siswa, reaksi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan alat pembelajaran.
3) Fleksibel masyarakat, pengaruh terjadi karena keberadaan siswa itu sendiri di masyarakat.23
i. Hubungan Model Inkuiri terbimbing Terhadap Hasil Belajar siswa pada Mata Pelajaran fisika
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi Hasil Asumsi dasar ialah proses pengajaran yang optimal yang memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pengajaran itu. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut jumlah perbuatan
23 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka. Cipta, 2010), Hlm.54
(afektif).24 Produk menuntut ilmu terbaik lanjut mendidik akan berhasil asalkan pendidik memiliki satu acuan pengkajian bersama keadaan pelajar akan menarik minat, kreatifitas, serta motivasi siswa dan nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah inkuiri terbimbing.
Ancangan inkuiri yaitu ancangan tempat pendidik memandu pelajar melaksanakan tindakan bersama membagi perbincangan dahulu dan membidikkan pada satu dialog. Ancangan inkuiri terbimbing dipakai bagi pelajar yang rendah kemahiran menuntut ilmu bersama ancangan inkuiri. Bersama ancangan ini pelajar berlatih lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsepsi pengetahuan.25
Skema pengkajian inkuiri yaitu susunan aktivitas pengkajian yang memusatkan hasil belajar dan analisis buat mengejar mendapatkan satu balasan menurut satu kegiatan tebakan. Bila dilihat dari ciri-ciri strategis pembelajaran inkuiri ini dapat menarik minat siswa, karna pembelajaran inkuiri ini siswa mengajukan pandangan dengan bebas dari pemahaman pelajar.
Prosedur menuntut ilmu bakal bergerak laju jika sertakan bersama keinginan. Keiginan dapat meningkatkan bersama aturan: 1.) konvensional satu keperluan, 2.) bersama pertanyaan masa saat dulu, 3.) Mendukung harapan buat memperoleh reaksi, 4.) Menggunakan mutasi lanjut membimbing. Prosedur pengkajian, pelajar rajin membentuk pengetahuannya.
j. Materi ajar fisika tentang gerak lurus
Gerak merupakan pergantian tempat suatu barang tentang satu tumpuan spesifik. Pergantian tempat benda dilihat bersama mengumpamakan tempat barang terhadap titik yang diangggap nggak berpindah, maka dari itu gerak
24 Sadiman, S, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), Hlm.2
25 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm.173
memiliki arti yang relatif.
Belajar gerak benda, konsepsi gaya, dan energi akan, mengatur suatu ilmu, yang disebut teknisi. Teknisi dipotong membentuk dua pecahan, yaitu kinematika dan dinamika. Kinematika adalah ilmu yang mengkaji gerak benda tanpa memantau gaya pemicu. Pada bagian ini, bersama menganalisis benda yang bergerak tanpa berputar.
Gerak seperti ini disebut gerak translasi. Pada bagian ini saudara juga akan membahas penjelasan mengenai benda yang bergerak pada jalur yang lurus, yang merupakan gerak satu dimensi. Hal-hal yang akan dipelajari pada unit ini adalah gerak satu dimensi untuk benda yang bergerak lurus dengan kecepatan tetap dan bergerak lurus dengan percepatan tetap.
1. Posisi, jarak, perpindahan, kelajuan dan kecepatan Posisi merupakan konsepsi yang esensial bukan semata-mata dalam fisika tetapi dalam aktivitas sehari- hari. Misalnya kita menghubungi atau berinteraksi melewati pesan terekam bersama seseorang, sering kita menanya: “Posisi Anda di mana?” Manusia akan bimbang ketika tidak melihat keberadaannya. Pada zaman sekarang, posisi seseorang atau sesuatu di alam semesta sangat gampang menentukan bersama adanya teknologi Global Positioning System (GPS).
Letak eksistensi suatu bidang disebut posisi.
Cara untuk membuktikan posisi suatu bidang. Pada analisis ini, posisi benda dinyatakan memakai koordinat Cartesius tegak, dan poin yang diteliti adalah Gerak Lurus, maka sistem koordinat Cartesian yang dipakai adalah sistem satu aspek, bisa sumbu X, sumbu Y, atau bisa pula sumbu Z.
Gambar 2.2 Posisi
Dari gambar diatas, maka posisi A berada pada x
= -2 m, sedangkan posisi B ada di x = 3 m. bisa juga dikatakan bahwa posisi A adalah 2 m disebelah kiri titik acuan 0, posisi B berada pada jarak 3 m dari sebelah kanan titik acuan 0. Atau dapat pula dikatakan bahwa A berada di sebelah kiri (dari arah pembaca) B sejauh 5 m.
Dengan cara yang sama, kita dapat memastikan posisi vertical suatu bidang bersumber pada titik acuan yang telah ditetapkan. jika titik acuannya adalah 0 (pusat koordinat), maka posisi benda yang berada diatas titik acuan adalah positif dan yang berada dibawah titik acuan adalah negative (karena berada di sumbu y negative).
Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan posisi benda dari posisi awal ke posisi akhir. Perpindahan direpresentasikan dengan lambing Δr untuk gerak dua dimensi atau Δx jika geraknya satu dimensi pada sumbu x saja. Besarnya perpindahan dapat dihitung dengan cara vektor,Δr = r2 – r1 atau Δx = x2 – x1 untuk gerak satu dimensi. Perpindahan harus mengandung dua unsur, yaitu panjang dan arah.
Contoh :
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 2.3 Perpindahan
Apabila A dan B bertukar posisi, untuk bertukar posisi tersebut masing-masing menjalani perpindahan yang berbeda. Orang A berpindah sejauh 5 m, diperoleh dari 3m - (-2m) = 5m. Sedangkan orang B berpindah sejauh -2m – 3 m = -5 m. Tanda positif (+) pada perpindahan A menunjukkan bahwa A berpindah ke kanan dann tanda negatif (-) pada perindahan B menunjukkan bahwa B berpindah ke kiri. Sedangkan
jarak adalah Panjang lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Perpindahan besaran vektor dan jarak adalah besaran skalar.
2. Kelajuan dan Kecepatan
Pada bagian awal pembahasan tentang Gerak Lurus telah dibahas konsep-konsep dasar posisi, jarak dan perpindahan. Telah dipelajari pula bahwa suatu bidang dinyatakan berpindah apabila dalam selang waktu tertentu posisi benda berubah terhadap acuan tertentu.
Para fisikawan selalu berusaha menguraikan waktu suatu bidang bersama satu besaran tertentu.
Kecepatan merupakan besaran yang menguraikan waktu gerak benda. Bersama mengamati besaran kecepatan suatu benda pada saat tertentu, dapat diketahui apakah suatu benda bergerak atau tidak dan bergeraknya ke mana. Selain itu apabila pencermatan terhadap kecepatan benda dilakukan dalam selang waktu tertentu maka dapat diketahui apakah benda yang diamati bergerak makin cepat atau makin lambat.
Saat Anda mengendarai kendaraan, tentunya sesekali pandangan mata Anda akan melihat ke spidometer kendaraan Anda.
Gambar 2.4 Kelajuan dan Kecepatan Benda Jarum spidometer akan menunjukkan pada angka tertentu Ketika kendaraan Anda bergerak. Angka yang ditunjukkan oleh spidometer tersebut, misalnya 110 km/jam adalah nilai kecepatan yang dimiliki kendaraan tersebut. Karena hanya menunjukkan nilai saja, maka angka yang ditunjukkan oleh jarum spidometer
merupakan kelajuan. Secara matematis, kelajuan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
v= jaraktotal jarakwaktu = Ʃx
Ʃt m/s
sebagaimana jika ada seseorang yang berada di pinggir jalan mengamati kendaraan yang bergerak melewatinya, maka ia akan mengetahui kemana arah kendaraan tersebut bergerak.
Kecepatan suatu kendaraan, tentunya tidak akan dapat konstan bila kendaraan tersebut melaju dalam situasi lalu lintas di perkotaan. Bahkan seorang pembalap pun tidak akan dapat menjaga kecepatan kendaraannya tetap konstan dalam sirkuit, karena dia akan melakukan percepatan atau perlambatan pada kendaraannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai kecepatan yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk kendaraan yang selalu berubah kecepatannya diperlukan besaran kecepatan yang lain, yaitu kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata suatu benda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = perpindahan waktu
𝑣 = Δ x t 3. Percepatan
Percepatan rata-rata(𝑎̅) didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dibagi waktu yang diperlukan untuk perubahan tersebut, maka:
𝑎 = Δ v
Δ t =v2−v1 t2−t1 𝑚/𝑠2 Keterangan:
v1 = kecepatan awal, v2= kecepatan akhir,
t2= waktu saat kecepatan awal, t1= waktu saat kecepatan akhir.
Percepatan juga termasuk besaran vektor, tetapi untuk gerak satu dimensi kita hanya perlu menggunakan tanda positif (+) atau negatif (-) untuk menunjukkan arah relatif terhadap koordinatnya.
4. Gerak Lurus Beraturan
Suatu benda dikatakan mengalami gerak lurus beraturan jika lintasan yang ditempuh oleh benda itu berupa garis lurus dan kecepatannya selalu tetap setiap saat. Sebuah benda yang bergerak lurus menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama.
Persamaan matematis untuk gerak lurus beraturan dinyatakan sebagai :
𝑣 = perpindahan waktu = Δ x
Δtm/s
Gerak lurus beraturan dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik v-t dan x-t, berupa garis lurus, tampak pada gambar berikut.
Gambar 2.5 Grafik v-t pada Gerak Lurus Beraturan
Gambar 2.6 Grafik x-t pada Gerak Lurus Beraturan Grafik yang diperoleh dari v terhadap t merupakan suatu garis lurus horizontal yang menunjukkan bahwa nilai kecepatan tetap untuk tiap sekonnya. Grafik yang diperoleh dari jarak terhadap waktu, merupakan garis
lurus diagonal. Ini berarti bahwa untuk benda yang sudah bergerak memiliki kecepatan tetap sebesar v, maka jaraknya akan bertambah seiring dengan pertambahan waktu.
5. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus yang memiliki kecepatan berubah secara beraturan disebut gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Benda yang bergerak berubah beraturan dapat dipercepat atau diperlambat. Perubahan kecepatan yang dialami benda sifatnya konstan pada setiap selang waktu atau dengan kata lain percepatannya konstan.
Lebih rinci mengenai hubungan antar variabel, grafik, dan contoh GLBB lainnya dijelaskan sebagai berikut.
Percepatan tetap yang dimiliki benda, mengakibatkan kecepatan benda meningkat seperti hasil yang diperoleh dari percobaan menggunakan ticker timer berikut.
Gambar 2.7 Hasil ticker timer benda dengan percepatan Titik-titik dalam pita ketik akan menunjukkan pola yang makin lama makin renggang akibat pita tertarik makin cepat seperti ditunjukkan Gambar. Untuk mendapatkan percepatan tetap yang dapat dipastikan, maka percobaan menggunakan ticker timer dapat dilakukan untuk benda yang bergerak jatuh bebas atau meluncurkan troli pada bidang miring. Bila menggunakan troli, maka gesekan dengan bidang miring harus seminimal mungkin agar mendapatkan pembacaan ticker timer yang akurat.
Apabila diterapkan ke dalam keadaan umum di mana kecepatan mula-mula benda 𝑣0 dan kecepatan benda setelah bergerak selama 𝑡 sekon berubah menjadi 𝑣𝑡, maka percepatan rata-rata benda dapat ditulis:
a= vt−v0 t
Sehingga diperoleh persamaan : 𝑣𝑡=𝑣𝑜+𝑎𝑡
Kecepatan rata-rata untuk benda yang bergerak lurus berubah beraturan dapat dituliskan sebagai berikut:
v = vt−v0 2 Keterangan:
x = jarak yang ditempuh benda (m), vo = kecepatan awal benda (m/s) vt = kecepatan akhir benda (m/s) t = waktu yang ditempuh benda (s) a = percepatan benda (m/s2) 6. Gerak Parabola
Untuk memulai pembahasan tentang Gerak Parabola marilah kita perhatikan ilistrasi pada Gambar berikut.
Gambar 2.8 Lintasan parabola
Dari ilustrasi tersebut, bila bola ditendang dengan kekuatan yang sama, maka jarak tempuh bola bisa berbeda. Hal ini ternyata jarak tempuh tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan awal saja, namun juga
dipengaruhi oleh sudut tendangan bola terhadap bidang datar atau yang disebut sebagai sudut elevasi.
Gerak parabola bila kita tinjau dari dua sisi pengamatan berbeda, maka akan diperoleh bahwa gerak parabola memiliki dua jenis lintasan. Bila dilihat dari arah vertical, maka lintasan bola yang terjadi akan tampak berupa garis lurus, bilapengaruh kecepatan angin diabaikan dan titik tendangan pada permukaan bola adalah di bagian tengah bola. Bila dilihat dari arah samping (seperti ilustrasi pada gambar diatas), maka lintasan yang terlihat akan berbentuk melengkung. Inilah sebabnya, gerak parabola disebut juga sebagai memadu gerak.
Dari ilustrasi tersebut, jika bola ditendang dengan tenaga yang sama, maka jarak tempuh bola bisa berbeda.
Hal ini ternyata jarak tempuh tidak hanya dipengaruhi oleh kecepatan awal saja, namun juga dipengaruhi oleh sudut tendangan bola terhadap bidang datar atau yang disebut sebagai sudut elevasi.
Gerak parabola bila kita tinjau dari dua sisi pengamatan berbeda, maka akan diperoleh bahwa gerak parabola memiliki dua jenis lintasan. Jika dilihat dari arah vertical, maka lintasan bola yang terjadi akan tampak berupa garis lurus, bila pengaruh kecepatan angin diabaikan dan titik tendangan pada permukaan bola adalah di bagian tengah bola. Bila dilihat dari arah samping (seperti ilustrasi pada gambar diatas), maka lintasan yang terlihat akan berbentuk melengkung. Inilah sebabnya, gerak parabola disebut juga sebagai memadu gerak.26
Prosedur menuntut ilmu hendak bergerak halus apabila bersama keinginan. Keinginan muncul bersama aturan: 1.) konvensional satu kepentingan, 2.) bersama perbincangan masa lalu, 3.) Membantu keleluasaan untuk mencapai pandangan bagus, 4.) Menggunakan mutasi
26 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm.173
dalam mendidik. pada pembelajaran ini, siswa aktif dalam membangun pengetahuannya.
B. Kerangka Berpikir
Rendahnya kemampuan memecahkan masalah fisika pada siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kurangnya minat belajar siswa, kurang aktif pada saat proses pembelajaran dan siswa banyak bermain ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung danguru kesulitan dalam mengajar penyelesaian soal fisika yang bertipe pemecahan masalah matematis.27
Pembelajaran fisika di SMA saat ini cenderung belum mendorong siswa untuk memahami fisika secara sistematis karena belum memahami suatu masalah fisika dengan baik, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri.
Kegiatan pembelajaran akan terasa menyenangkan apabila siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu modelpembelajaran yang berorientasi siswa sehingga pembelajaran lebihberpusat pada siswa bukan hanya berpusat pada guru.Model pembelajaranyang dimaksud adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Dari proses berpikir fisika pada model inkuiri terbimbing ini dimana siswa dapat mengerjakan soal gerak lurus yang bersifat hitungan.
Masalah diatas memberi inspirasi penulis untuk membuat bagan kerangka berpikir seperti dibawah ini:
27Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem, (Surabaya :Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 172
Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah fisika Sangat Rendah
Siswa Tidak mampu Mengerjakan Soal Fisika Yang Bersifat hitungan
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yakni: Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X MAN 2 Bima.
Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran inquiry Berpengaruh Terhadap Siswa
Keterampilan Siswa Memecahkan Masalah Meningkat dan Siswa Terbiasa Memecahkan Masalah Pada Konsep Fisika
Siswa Dapat Mengerjakan Soal Usaha dan Energi yang Bersifat hitungan
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen.Jenis penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment) antara satu variabel terhadap variabel lainnya dan mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih. Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah desain eksperimen semu (Quasi experimental design) dengan pretest-posttest control group design. Pola desain penelitian ini sebagai berikut:
R1X1O1 R2X2O2
Keterangan:
R1 : Keadaan awal kelompok eksperimen R3 : Keadaan awal kelompok kontrol
X1 : Treatment/perlakuan awal model pembelajaran inkuiri terbimbing kelompokeksperimen
X2 : Treatment/perlakuan Kelompok Kontrol
O2 : Hasil pengukuran kelompok eksperimen yang diberikan treatment
O4 : Hasil pengukuran kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment
Pola dari desain penelitian ini diambil dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan diberi perlakuan (treatment) penggunaan model inkuiri terbimbing dengan media kartu bergambar dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan (treatment) tersebut atau pembelajaran secara konvesional (sesuai dengan pembelajaran sebelumnya).28
2. Pendekatan
Pendekatan model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Model penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, teknik pengambilan sampel diambil secara random, menggunakan instrumen penelitian sebagai pengumpulan data, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik berupa angka- angka (Sugiyono, 2015: 14).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah 4 kelas X IPA siswa MAN 2 Bima yang dimana jumlah siswa dalam satu kelas terdiri dari 25 siswa dengan jumlah keseluruhan 100 pelajar. Akibat konvensional ketergantungan durasi, kemampuan dalam pengkajian dibutuhkan spesimen.
28 Sugiyono, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.(Jakarta:
Rhineka cipta, 1997), hlm.7