• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

KOTA MATARAM TP 2018/2019

Oleh NUR YULIANA NIM. 1501040444

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2019

(2)

KOTA MATARAM TP 2018/2019

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh NUR YULIANA NIM. 1501040444

JURUSAN PENDIDIKAN IPA-BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2019

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

(6)

vii MOTTO

َي ِ ِ َلا َ َآ َ َ َ ِ ۚ ِ َ َلا َ ِ ْ َلا ِ ُي ِ َ ْا ُيَآ َي ِ َا َ ُ َ َ

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)

“Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena mereka akan menjadi seorang ibu. Ibu-ibu yang

cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas”

(Dian Sastrowardoyo)

“Allah tidak akan mempercepat sesuatu (wisuda) kecuali itu yang terbaik, pun Allah tidak akan memperlambat sesuatu kecuali itu yang terbaik. Tetap sabar,

ikhlas dan istiqomah”

(Penulis)

(7)

viii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsiku ini

untukkedua orang tuaku tercinta, keluarga, sahabat-sahabat dan alamaterku tercinta

”.

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata-1 di Jurusan Pendidikan IPA-Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu sebagai berikut.

1. Ibu Dr. Nining Purwati, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak Hanafi, M.Pd.I. sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail secara terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam menjalankan tugas sebagai dosen.

2. Bapak Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPA- Biologi yang telah memberikan penulis kesempatan dalam membuat dan menyusun proposal skripsi ini.

3. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK).

(9)

x

4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dikampus tanpa pernah selesai.

5. Keluarga tercinta, Ibu, Bapak dan Saudara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik berupa doa dan dukungan serta motivasi agar selalu semangat dan pantang untuk menyerah.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada umumnya, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas VIII di MTs. Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/2019.

Mataram, 08 Juli 2019 Penulis,

Nur Yuliana

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(11)

xii

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Hasil Belajar ... 8

B.Kemampuan Berpikir Logis ... 11

C.Inkuiri Terbimbing ... 13

D.Kajian Penelitian Terdahulu ... 17

E. Kerangka Berpikir ... 21

F. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III: METODE PENELITIAN ... 23

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 23

B.Populasi dan Sampel ... 23

C.Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

D.Variabel Penelitian ... 23

E. Desain Penelitian ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 25

G.Teknik Pengumpulan Data ... 25

H.Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

B. Analisis Data ... 34

C. Pembahasan ... 36

(12)

xiii

BAB V : PENUTUP ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44 LAMPIRAN

(13)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir, 20

Gambar 3.1 Pretest–Posttest Control Group Design, 23

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa, 26

Tabel 4.2 Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Logis Siswa, 26

Tabel 4.3 Respon Siswa Kelas Eksperimen Terhadap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, 31

Tabel 4.4 Analisis ANKOVA Hasil Belajar Kognitif Siswa, 33 Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Hasil Belajar Kognitif Siswa, 33 Tabel 4.6 Analisis ANKOVA Kemampuan Berpikir Logis Siswa, 34 Tabel 4.7 Deskriptif Statistik Hasil Belajar Kognitif Siswa, 34

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran IPA Kelas Eksperimen Lampiran 2 Silabus Pembelajaran IPA Kelas Kontrol

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa

Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Lampiran 9 Lembar Validasi Instrumen Penelitian

Lampiran 10 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Logis Lampiran 11 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 12 Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Lampiran 13 Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa

Lampiran 14 Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Logis Siswa

Lampiran 15 Normalitas dan Homogenitas Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa

Lampiran 16 Analisis ANKOVA Hasil Belajar Siswa

Lampiran 17 Analisis ANKOVA Kemampuan Berpikir Logis Siswa Lampiran 12 Riwayat Hidup

(16)

xvii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS VIII MTs MIFTAHUL ISHLAH KOTA

MATARAM TP 2018/2019 Oleh :

Nur Yuliana 1501040444

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group design. Seluruh siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah TP 2018/2019 berjumlah 59 orang siswa merupakan populasi dalam penelitian ini. Sampel penelitian berjumlah 39 orang siswa yang ditentukan dengan tehnik cluster random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2019. Instrumen yang digunakan adalah tes subyektif yang terdiri dari 5 soal.

Data dalam penelitian dianalisis menggunakan analisis kovariat (ANKOVA) dengan bantuan SPSS windows release 22. Sebelumnya, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil penelitian untuk variabel pertama menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 dan perbedaan presentase kelas kontrol dan eksperimen 16,84%, dan untuk variabel kedua menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh tidak signifikan terhadap kemampuan berpikir logis siswa dengan nilai signifikansi 0,375>0,05 dan perbedaan presentase kelas kontrol dan eksperimen 3,13%,

Kata Kunci: Inkuiri Terbimbing, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Berpikir Logis

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pendidikan Indonesia mengalami masalah yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing diera global pada abad 21.1Mutu kehidupan pribadi, masyarakat dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa yang akan datang dapat ditentukan dari sumber daya yang berkualitas.

Permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan sumber daya manusia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.2

Berhasilnya suatu proses pembelajaran dalam pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa yang dapat diamati dan diukur baik dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya suatu peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya.3Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan

1Hutagalung, A., & Simarmata, U, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Siswa. INPAFI (Inovasi Pembelajaran Fisika), Volume 3, Nomor 1, 2015

2Udiani, N. K., Marhaeni, D. A. I. N., Arnyana, D. I. B. P., & Si, M, Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar IPA dengan mengendalikan keterampilan proses sains siswa kelas IV SD no. 7 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung.PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, Volume 7, Nomor 1, 2017

3Hamalik, O. (2004). Proses belajar mengajar. Bumi Aksara

(18)

dari seorang guru atau pemberi informasi. Oleh karena itu, dengan adanya hasil belajar, guru dapat mengetahui perkembangan dan seberapa jauh siswa dapat menangkap dan memahami materi pelajaran tertentu, sehinggaguru dapat menentukan strategi pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.4

Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajarannya, demikian pula pada proses pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memupuk rasa ingin tahunya secara alamiah, yaitu dengan memperhatikan karakteristik IPA yang meliputi proses dan produk. Hal ini akan membuka kesempatan siswa untuk mengembangkan pola pikir mereka sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logisnya.

Kemampuan berpikir logis diperlukan setiap individu pada saat berkegiatan dalam mengambil keputusan, menarik kesimpulan dan melakukan pemecahan masalah atau menyelesaikan masalah secara masuk akal.5 Kemampuan berpikir logis adalah kemampuan untuk menemukan suatu kebenaran berdasarkan pola, aturan dan logika tertentu.6 Kemampuan berpikir logis mengacu pada kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan operasi mental atau kemampuannya untuk mencapai

4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2010), hlm. 42

5 Diana, N. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Logis Mahasiswa dengan Adversity Quotient dalam Pemecahan Masalah, In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SNMPM) (Vol. 2, No.1, pp.101-112), 2018

6Purwanto, A. Sistematika berfikir logis menggunakan media simulasi Fisika pada siswa kelas X di SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) (Vol.

4, pp. SNF2015-I), 2015

(19)

prinsip atau aturan dengan membat generalisasi atau abstraksi tertentu.7 Oleh karena itu, selain hasil belajar kognitif, kemampuan siswa dalam berpikir logis juga patut mendapatkan perhatian dari guru untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Saat ini banyak pembelajaran yang masih berpusat pada guru (Teacher Centered), termasuk pembelajaran IPA pada MTs Mitahul Ishlah. Guru masih lebih sering menggunakan metode konvensional (ceramah), sehingga pembelajaran didominasi oleh guru, peran siswa berkurang dan berakibat pada hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis siswa menjadi rendah.

Penggunaan metode pembelajaran yang bersifat monoton akan membuat siswa menjadi bosan. Akibatnya, siswa kurang aktif dan tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat, dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, karena terdapat efek interaksi antara model pembelajaran yang diterapkan terhadap hasil belajarkognitif dan kemampuan berpikir logis siswa.8

Model pembelajaran inkuiri merupakansalah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi sifat sains sebagai pengetahuan dan proses.Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Pada pembelajaran inkuiri, siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan dari persoalan yang diberikan. Dengan

7 Yaman, S.Fen bilgisi ö÷retiminde probleme dayalÕ ö÷renmenin mantÕksal düúünme becerisinin geliúimine etkisi. Journal of Turkish Science Education, Volume 2, Nomor 1, 2005, 56-70

8Salam, M., Ibrahim, N., & Sukardjo, M. Effects of Instructional Models and Spatial Intelligence on the Mathematics Learning Outcomes after Controlling for Students' Initial Competency. International Journal of Instruction, Volume 12, Nomor 3, 2019, 699-716

(20)

demikian, ketika proses pembelajaran berlangsung, dapat dibedakan antara siswa yang aktif dan pasif. Siswa yang aktif, dapat menemukan pemecahan persoalan yang dihadapi, sedangkan siswa yang pasif hanya akan menunggu informasi dari teman-temannya.Selain itu, model pembelajaran inkuiri dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan gaya kognitif mereka.9

Inkuiri yang tepat diterapkan pada jenjang MTs adalah inkuiri terbimbing, karena dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains.10Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing, diharapkan siswa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan terhadap mata pelajaran IPA biologi dan dapat menumbuhkan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lainnya, serta bisa menjadi siswa yang lebih aktif di kelas dalam meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, digunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melihat hasil belajar dan kemampuan berpikir logis siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019.

9Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). Ragam pengembangan model pembelajaran untuk peningkatan profesionalitas guru. Jakarta: Kata Pena, 71-72

10Marheni, N. P., Muderawan, I. W., Tika, I. N., & Si, M. Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Sains SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia,Volume 4, Nomor 1, 2014

(21)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswakelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019?

2. Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir logis siswakelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019?

C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas VIII di MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/2019.

2. Materi yang akan dijadikan sebagai bahan tes hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis adalah sistem ekskresi pada manusia.

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019.

2. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019.

(22)

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah :

a. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

b. Sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan dan pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir logis siswa VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram.

c. Sebagai masukan, evaluasi dan bahan pertimbangan dalam menentukan metode dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan solusi untuk membantu guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat.

b. Dapat memberikan pengaruh yang baik bagi hasil belajar dan kemampuan berpikir logis siswa.

c. Dapat memberikan informasi kepada guru-guru untuk memilih alternatif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai upaya untuk memberikan pengaruh yang baik bagi hasil belajar dan kemampuan berpikir logis siswa.

(23)

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran penemuan,dengan sintak pembelajaran yang meliputi orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif, yaitu nilai yang diperoleh setelah proses pembelajaran.

3. Kemampuan berpikir logis

Pemikiran logis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan cara berpikir yang runtut, masuk akal dan berdasarkan fakta- fakta objektif tertentu sesuai dengan indikator berpikir logis, yaitu keruntutan berpikir, kemampuan berargumentasi dan penarikan kesimpulan.

(24)
(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi kemampuan untuk pembentukan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar merupakan suatu hasil yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dalam selang waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan alat evaluasi tes.11 Hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses yang telah dilakukan berulang-ulang dan hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang ingin mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya.12

Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru melaksanakan tugasnya tidak hanya menyampaikan konsep materi kepada siswa, tetapi guru juga dituntut untuk membantu keberhasilan siswa memahami materi yang dipelajarinya dengan cara mengevaluasi hasil belajar mengajar.13 Hasil belajar adalah penguasaan materi atau pengetahuan yang dikembangkan

11Surdin dan Tria Melvin “Hubungan antara Disiplin Belajar di Sekolah dengan Hasil Belajar Geografi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Kendari”, Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 1, 2017, hlm. 1-14

12Arif Firmansyah, Imran dan Sulastri, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Volume 3, Nomor 1, hlm. 90- 103

13Dani Firmansyah “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Pendidikan Unsika, Volume 3, Nomor 1, 2015, hlm. 34-44

(26)

oleh siswa, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes. Hasil belajar merupakan suatu keberhasilan usaha yang dicapai oleh siswa setelah mendapatkan pengalaman belajar.14 Hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar siswa, hasil belajar terkait dengan perubahan pada diri siswa yang belajar. Bentuk perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, sikap dan tingkah laku pada siswa.15

Hasil belajar adalah pola suatu perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.16 Hasil belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada materi tertentu. Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan mengacu pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.17

Hasil belajar adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Nilai hasil belajar menunjukkan hasil yang dicapai siswa dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik.18Bloom mengelompokkan hasil belajar atas tiga aspek yaitu (1) aspek kognitif berhubungan dengan pengetahuan, (2) aspek afektif berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap dan (3) aspek psikomotor berhubungan

14Mustaqim, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2008) hlm. 88

15Indah Lestari, “Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Formatif, Volume 3, Nomor 2, hlm. 115-125

16Suprijono dan Agus, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2012) hlm. 5

17Supratiknya, A, Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes, (Yogyakarta : Universitas Sanata Darma, 2012), hlm. 5

18Maisaroh dan Rostrieningsih “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, 2010, hlm. 157-171

(27)

dengan penguasaan keterampilan motorik. Aspek kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.19

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari faktor internal diri siswa maupun faktor eksternal yang berasal dari luar seperti lingkungan belajar, model pembelajaran yang diterapkan, sarana, fasilitas belajar dan sebagainya.20 Rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh cara guru mengajar yang bersifat konvensional. Guru tidak menggunakan buku panduan sebagai bahan acuan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.21 Dalam proses belajar mengajar, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa baik yang berasal dari diri siswa (internal) maupun dari lingkungan luar (eksternal). Faktor internal terkait dengan disiplin, motivasi dan respon siswa dan faktor eksternal terkait dengan lingkungan belajar, tujuan pembelajaran, kreatifitas pemilihan media belajar oleh siswa serta model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang mendasari hasil belajar siswa.22

19Krathwohl, D. R., “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”, Theory Into Practice, Volume 41, Nomor 4, 2002, hlm. 212-218

20Ismah dan Venni Herli Sundi “Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Labschool FIP UMJ”, Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 2, 2018

21Siti Kariawati “Upaya Meningkatkan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Energi dan Kegunaannya dengan Menggunakan KIP IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 18 Tongkuono”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, 2017, hlm. 125-305

22Maisaroh dan Rostrieningsih “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, 2010, hlm. 157-171

(28)

B. Kemampuan Berpikir Logis 1. Pengertian Berpikir Logis

Berpikir logis merupakan cara berpikir yang runtut, masuk akal dan berdasarkan fakta-fakta objektif tertentu.23 Kesesuaian antara fakta objektif yang diperoleh dari kajian literatur dengan topik yang dipelajari menunjukkan adanya jalan pemikiran yang logis.24Hierarki dituangkan dalam bentuk garis, lambang, kata-kata dan gambar yang terangkum dalam peta pemikiran (mind map).25

Berpikir logis didefinisikan sebagai proses mencapai kesimpulan menggunakan pemikiran secara konsisten, berpikir sebab akibat, berpikir menurut pola tertentu atau aturan inferensi logis atau prinsip-prinsip logika untuk memperoleh suatu kesimpulandan berpikir yang meliputi induksi, deduksi, analisis dan sintesis.26Pemikiran logis merupakan proses penggunaan penalaran secara konsisten untuk mengambil sebuah kesimpulan. Permasalahan atau situasi yang melibatkan pemikiran logis mengharapkan struktur, hubungan antara fakta-fakta dan menghubungkan penalaran yang bisa dipahami.

Berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat

23Hadi dan Strisno, Metodologi Research Jilid 3, (Yogyakarta : Andi), 2004

24Fios dan Frederiks, Pengantar Filsafat Ilmu dan Logika, (Jakarta : Salemba Humanika), 2013

25 Sondra Swestyani, Sri Widoretno dan YudiPeningkatan Kemampuan Berpikir Logis Melalui Penerapan Discovery Learning pada Materi Sistem Reproduksi di Kelas XI MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 7, Nomor 3, 2015, hlm. 78-87

26 Utari Sumarno dan Wahyu HidayatKemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis dan Kreatif Matematik”, E-Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, Volume 17, Nomor 1, 2012, hlm. 17-33

(29)

membuktikan kesimpulan itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan- pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui.27 Supaya dapat berpikir logis, maka harus dipahami dalil logika yang merupakan peta verbal yang terdiri atas tiga bagian yang menunjukkan gagasan progresif, yaitu 1) dasar pemikiran atau “fakta” tempat berpijak, 2) argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, yaitu proses tersusun yang menghubungkan dasar pemikiran satu dengan yang lain, 3) kesimpulan atau hasil yang dicapai dengan menerapkan argumentasi pada dasar pemikiran.28 2. Indikator Berpikir Logis

Berpikir logis memiliki tiga indikator yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan berpikir logis siswa, yaitu sebagai berikut:

a. Keruntutan berpikir

Keruntutan berpikir adalah menyajikan seluruh informasi tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah yang dihadapi.

b. Kemampuan berargumentasi

Kemampuan berargumentasi yaitu memberikan alasan logis mengenai informasi tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah yang dihadapi.

27 I Made Surat, “Pembentukan Karakteristik dan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Saintifik”, Jurnal Emasains, Volume 5, Nomor 1, 2016, hlm. 57-65

28Budi Andriawan, “Identifikasi Kemampuan Berpikir Logis dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Sidoarjo”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, 2016, hlm. 42-48

(30)

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah menetapkan kebenaran tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari masalah yang dihadapi.29 C. Inkuiri Terbimbing

1. Pengertian Model Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.30

Inkuiri adalah salah satu asas dalam pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) sebagai pendekatan pembelajaran utama yang bersifat mandiri. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.31Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan model inkuiri.Pada tahap permulaan siswa diberikan bimbingan yang nantinya perlahan-lahan bimbingan itu dikurangi.Sebagian besar perencanaan dalam model

29Budi Andriawan, “Identifikasi Kemampuan Berpikir Logis dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Sidoarjo”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, 2016, hlm. 42-48

30 Huda Miftahul, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2011), hlm. 73

31 Edy Purwanto, Linda Nur Ramly dan Andi Nugroho, “Implementasi Model Inquiri Sebagai Upaya Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Yogyakarta pada Mata Pelajaran Sosiologi”, PELITA, Volume 9, Nomor 1, 2014, hlm. 49-61

(31)

pembelajaran inkuiri terbimbing ialah lembar penyusunan laporan dilakukan oleh guru.32

Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya serta berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga mampu memahami konsep dengan baik.Inkuiri terbimbing merupakan inkuiri dengan pengarahan dari guru yang memungkinkan siswa memperoleh pemahaman dan perspektif individu lebih dalam melalui penggunaan berbagai sumber informasi.33

2. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai berikut:

a. Orientasi, yaitu langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif;

b. Merumuskan masalah, yaitu langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki;

c. Mengajukan hipotesis, yaitu langkah memberikan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji;

d. Mengumpulkan data, yaitu aktivitas dalam menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan;

32Ni Ketut Udiani, Marhaeni, dan Putu Arnyana Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA dengan Mengendalikan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV SD No. 7 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung”, E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2017, hlm. 121

33 Ikhlasun Dwi Masitoh,Marjono dan Joko Ariyanto, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA pada Materi Pencemaran Lingkungan di Surakarta”, Bioedukasi, Volume 10, Nomor 1, 2017, hlm. 71-79

(32)

e. Menguji hipotesis, yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data; dan

f. Merumuskan kesimpulan, yaitu proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis.34

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kebaikan pengetahuan yang diperoleh dengan belajar inkuiri adalah: 1) pengetahuan akan bertahan lama dalam ingatan siswa dan lebih mudah diingat jika dibandingkan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain. 2) hasil belajar akan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. 3) meningkatkan daya nalar siswa dan kemampuan berpikir bebas. Belajar inkuiri melatih kemampuan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.35

Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut:

a. Merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran ini dianggap lebih bermakna.

34 Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta : Insan Madani, 2012), hlm. 5-9

35Ni Ketut Udiani, Marhaeni, dan Putu Arnyana, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA dengan Mengendalikan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV SD No. 7 Benoa Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung”, E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar,Volume 7, Nomor 1, 2017, hlm. 121

(33)

b. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c. Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi. Bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.

b. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar.

c. Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.

d. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.

e. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.36

36 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 86-87

(34)

D. Kajian Penelitian Terdahulu

Prayogi melaporkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, meningkatkan kreativitasnya dalam memecahkan masalah secara mandiri.37Hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.38 Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan inkuiri terbimbing dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa kelas kontrol.39

Hasil penelitian lain melaporkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa yang diajarkan dengan inkuiri bebas.40Model pembelajaran inkuiri lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran berjalan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan siswa tidak lagi menjadi siswa yang pasif

37 Prayogi Suko.Meningkatkan Kulaitas Proses dan Hasil Belajar Luas Bangun Datar Siswa Kelas 5 SDN Ponolawen 2 Kesesi Pekalongan Melalui Implementasi Metode Discovery Jurnal Pendidikan UNS, 2007, hlm.12

38 Ni Ketut Udiani, Marhaeni, dan Putu Arnyana, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar IPA dengan Mengendalikan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV SD No. 07 Benoa kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung”, E-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 7, Nomor 1, 2017, hlm. 70-72

39Anggriani, Masriani dan Lesatri Ira, Pengaruh Inkuiri Terbimbing Terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 21 Pontianak”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 7, Nomor 9, hlm. 1-9

40Marheni, N. P., Muderawan, I. W., Tika, I. N., & Si, M. Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Sains SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, Volume 4, Nomor 1, 2014

(35)

menerima materi dari guru, tetapi dengan penerapan model pembelajaran inkuiri siswa dituntut lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan mulai dari merumuskan masalah, menganalisis dan menyimpulkan.41

Model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa.42Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang ditunjukkan dengan rata- rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.43

Hasil penelitian terkait dengan kemampuan berpikir logis mahasiswamenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata kemampuan berpikir logis.44 Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis siswa, hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.45

41Suwanto, Wachidi dan Turdja’I, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Berpikir Logis dan Hasil Belajar (Studi Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SDN 03 Gugus 1 Kabupaten Bengkulu Utara”, Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, Volume 7, Nomor 2, 2017, hlm. 141-154

42Saniah St., Hala Yusminah dan Taiyeb Mushawwir A., Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Aktivitas, Motivasi dan Hasil Belajar IPA Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone”, Jurnal Bionature, Volume 17, Nomor 1, 2017, hlm.

41-47

43F. Widhi Mahatmanti, Khana Fitri Pratiwi, Marsudi dan Nanik Wijayati “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Penilaian Autentik terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Volume 13, Nomor 1, 2019, hlm. 2337-2348

44 Wiji dan Wahyu Sopandi Kemampuan Berpikir Logis dan Model Mental Kimia Sekolah Mahasiswa Calon Guru”, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, 2014, hlm. 147- 156

45Purwanto Andik, Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika”, Jurnal Exacta, Volume 10, Nomor 2, 2012, hlm. 133-135

(36)

Telah dilaporkan pula bahwa melalui inkuiri terbimbing siswa dapat dikondisikan untuk berpikir logis, dari observasi yang siswa lakukan dapat memunculkan suatu kesimpulan, sehingga siswa dapat menemukan konsep sendiri secara ilmiah. Pengetahuan akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.46Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa. Hal ini dibuktikan adanya perbedaan kemampuan berpikir logis di kelas eksperimen jauh lebih baik dibandingkan dengan kemampuan berpikir logis siswa di kelas kontrol.47 E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir logis siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/1019.

46Ikhlasun Dwi Masitoh,Marjono dan Joko Ariyanto, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA pada Materi Pencemaran Lingkungan di Surakarta”, Bioedukasi,Volume 10, Nomor 1, 2017, hlm. 71-79

47Suwanto, Wachidi dan Turdja’I, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Berpikir Logis dan Hasil Belajar (Studi Mata Pelajaran Matematika Kelas V di SDN 03 Gugus 1 Kabupaten Bengkulu Utara”, Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, Volume 7, Nomor 2, 2017, hlm. 141-154

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suatu pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang analisisnya menggunakan angka yang diolah dengan menggunakan metode statistika.48

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram TP 2018/2019. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 39 siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei tahun pelajaran 2018/2019 di MTs Miftahul Ishlah Kota Mataram.

48Ibid, hlm. 12.

(38)

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Model pembelajaran, yaitu model inkuiri terbimbing dan metode konvensional.

2. Variabel Terikat : Hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis

E. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalahpretest-posttest control group design.

Desain ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kelas kontrol diberi perlakuan metode konvensional (ceramah) dan kelas eksperimen diberi perlakuan model inkuiri terbimbing.Sebelum diberi perlakuan, baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan tes yaitu pretest, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal kelompok.

Selanjutnya, diberikan posttest setelah proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui keadaan kelompok setelah perlakuan.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis. Bentuk instrumen tesnya subyektif (uraian) yang terdiri dari 5 soal.

2. Instrumen lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung keadaan atau situasi dari subjek penelitian. Lembar observasi menggunakan ceklist (√), yang terdiri dari 9 aspek dengan 2 opsi, yaitu “Ya” dan “Tidak”.

Aspek yang dinilai pada kelas kontrol berbeda dengan aspek yang dinilai pada kelas eksperimen, namun jumlah aspek penilaiannya sama. Aspek

(39)

penilaian kelas eksperimen disesuaikan dengan sintak inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol tidak disesuaikan.

3. Angket digunakan untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing. Lembar angket respon siswa terdiri dari 15 pernyataan, masing-masing pernyataan terdapat 4 opsi, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Kisi-kisi instrumen tes, lembar observasi dan angket disajikan pada Lampiran 7, Lampiran 14 dan Lampiran 15.

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian 1. Tes

Tes dilakukan pada pertemuan pertama (pretest) dan pertemuan keenam (posttest). Pretest diberikan sebelum siswa mendapatkan perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol, sedangkan posttest diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan tersebut.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ketika proses pembelajaran berlangsung pada setiap kali pertemuan. Lembar observasi diisi oleh observeryangditujukan untuk guru dan siswa.

3. Angket

Lembar angket respon siswa diisi oleh 20 siswa pada kelas eksperimen pada akhir pertemuan, yakni setelah proses pembelajaran berlangsung dan

(40)

pemberian soal posttest pada siswa selesai dikerjakan. Angket respon siswa ini diisi oleh siswa sesuai dengan petunjuk pada angket respon siswa dan penilaian mereka terhadap kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing selama 4 kali pertemuan.

H. Teknik Analisis Data

Data kuantitatif (hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis) dalam penelitian dianalisis menggunakan analisis kovarian (ANKOVA) dengan bantuan SPSSwindows release 22.Sebelum dilakukan uji ANKOVA, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dengan menggunakan Kolmogprov-Smirnov Test dan uji homogenitas dengan Levenes Test.Sedangkan, data kualitiatif (lembar observasi dan angket respon siswa) dianalisis secara deskriptif.

(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 6 digunakan untuk memberikan pretest dan posttest kepada siswa, sedangkan pertemuan 2-5 digunakan untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol.

a. Model Inkuiri Terbimbing 1) Kegiatan Awal

Pada tahap awal, guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Selanjutnya, guru mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 orang dan diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri terbimbing.

Sebagai apersepsi, guru memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan sistem ekskresi manusia untuk menggali rasa ingin tahu siswa.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, diterapkan 4 sintak dari inkuiri terbimbing yang dimulai darimerumuskan masalah. Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang

(42)

dipelajarinya, yaitu sistem ekskresi manusia (Pertemuan 1 dan 2 tentang organ-organ ekskresi manusia, pertemuan 3 tentang penyakit pada ekskresi manusia dan pertemuan 4 tentang pola hidup menjaga kesehatan ekskresi manusia). Tahap selanjutnya, bimbingan dari guru, siswa merumuskan hipotesis atas pertanyaan yang diberikan.

Siswa mengumpulkan data yang telah didapat dari berbagai sumber untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat, kemudian mendiskusikannya bersama kelompoknya masing-masing untuk menguji hipotesis yang dibuat. Selama diskusi berlangsung, guru memberikan bantuan seperlunya kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS.

Tahap selanjutnya adalah uji hipotesis, pada tahap ini siswa menguji hipotesis dengan menyesuaikan atau membandingkan hipotesis yang telah dibuat dengan data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Kemudian, guru meminta siswa menarik kesimpulan mengenai hasil uji hipotesis dengan menyampaikannyadi depan kelas.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari hari ini. Kemudian, guru memberikan penegasan tentang materi yang dipelajari dan memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih giat lagi dalam belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama dan mengucapkan salam.

(43)

b. Metode Konvensional 1) Kegiatan Awal

Pada tahap awal, guru mengucapkan salam dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Selanjutnya, guru mengecek kehadiran siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 orang dan diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) tidak berbasis inkuiri terbimbing. Sebagai apersepsi, guru memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan sistem ekskresi manusia untuk menggali rasa ingin tahu siswa.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, dimulai dengan guru meminta siswa untuk mengamati gambar organ-organ sistem ekskresi manusia (Pertemuan 1 dan 2 tentang organ-organ ekskresi manusia, pertemuan 3 tentang penyakit pada ekskresi manusia dan pertemuan 4 tentang pola hidup menjaga kesehatan ekskresi manusia) dan memberikan pertanyaan mengenai gambar tersebut. Tahap selanjutnya, guru meminta siswa mencari informasi mengenai materi yang dipelajari dan gambar yang diamatinya.

Kegiatan selanjutnya, yaitu siswa mendiskusikan dengan teman kelompoknya mengenai data yang telah dikumpulkan. Selama diskusi berlangsung, guru memberikan bantuan seperlunya kepada

(44)

siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS. Setelah berdiskusi, selanjutnya guru meminta siswa maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusi mengenai materi yang dipelajarinya.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan dari guru. Kemudian, guru memberikan penegasan tentang materi yang dipelajari dan memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih giat lagi dalam belajar. Guru mengakhiri pembelajaran dengan doa bersama dan mengucapkan salam.

2. Keterlaksanaan Pembelajaran dan Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Langkah-langkah yang terlaksana dan tidak terlaksana selama proses pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada masing-masing kelas ditujukan untuk guru dan siswa. Terdapat beberapa aspek yang dinilai dalam lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran ini, aspek yang dinilai pada kelas kontrol berbeda dengan aspek yang dinilai pada kelas eksperimen, namun jumlah aspek penilaiannya sama. Kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk siswa dan guru terdapat sembilan aspek yang dinilai dengan dua opsi, yaitu “Ya” dan “Tidak”.

(45)

Nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran kelas kontrol untuk siswa adalah 82,75% dan untuk guru 88,5%. Dan nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran kelas eksperimen untuk siswa adalah 94%

dan untuk guru 91%. Penghitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 14.

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan uji ANKOVA, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dan uji homogenitas dengan Levenes Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa data hasil belajar kognitif dan kemampuan berpikir logis homogeny (P=0,153>0,05 dan P=0,321>0,05)dan terdistribusi normal (P=0,540>0,05 dan P=0,054>0,05).

Perhitungan selengkapnya disajikan padaLampiran 18.

Selanjutnya dilakukan analisis ANKOVA untuk setiap variabel penelitian.

1. Hasil Belajar Kognitif

Hasil analisis menunjukkan bahwanilai signifikasi model adalah 0,000<0,05 yang berarti bahwa HO ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa.

2. Kemampuan Berpikir Logis

Hasil analisis menunjukkan bahwanilai signifikasi model adalah 0,375>0,05 yang berarti bahwa HO diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbingberpengaruh tidak signifikanterhadap kemampuan berpikir logis siswa.

(46)

C. Pembahasan

1. Hasil Belajar Kognitif

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata yang diperoleholeh siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakan kelas eksperimen diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbingdan kelas kontrol diajarkan dengan metode konvensional (ceramah). Hal ini dapat terjadi karena inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri dengan bimbingan dari guru. Guru memberikan pertanyaan awal tentang materi yang akan dipelajari dan mengarahkannya ke dalam suatu diskusi kelompok. Pembelajaran inkuiri didasari oleh filosofi kontruktifisme yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.49

Hasil analisis menunjukkan nilai signifikasi model adalah 0,000>0,05 yang berarti bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan siswa pengalaman-pengalaman belajar secara nyata dan aktif sehingga siswa mendapatkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar mereka.Model inkuiri terbimbing dapat mendorong siswa secara aktif untuk menggali pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang lebih aktif, mandiri, serta terampil dalam memecahkan

49Anggareni, N. W., Ristiati, N. P., & Widiyanti, N. L. P. M. Implementasi strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA siswa SMP.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, Volume 3, Nomor 1, 2013

(47)

masalah berdasarkan informasi dan pengetahuan yang didapatkan.

Aktifitas fisik dan mental siswa dalam kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.50

Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing,siswa berkesempatan untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan termotivasiuntuk belajar dan pada akhirnya akan mengalami peningkatan hasil belajar.51 Model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan supaya siswa bebas mengembangkan materi yang mereka pelajari.Siswa diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi secara individu maupun berkelompok. Hasil penelitian Marhaeni (2019) melaporkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional.52

Model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan siswa pengalaman-pengalaman belajar secara nyata dan aktif sehingga siswa mendapatkan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

50Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri metode dan aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

51Dewi, N. L., Dantes, N., & Sadia, I. W. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Jurnal Pendidikan Dasar Ganesha, Volume 3, Nomor 1, 2013

52Marheni, N. P., Muderawan, I. W., Tika, I. N., & Si, M. Studi Komparasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran Sains SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia, Volume 4, Nomor 1, 2014

(48)

Natalia (2012) yang melaporkan bahwa penggunaan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan perilaku ilmiah siswa dan hasil belajar biologi siswa.

Selain itu, hal yang menyebabkan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh modelitu sendiri. Adapun kelebihan-kelebihannya adalah (1) pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna; (2) memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka; (3) siswa yang memiliki kemampuan belajar yang baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.Pembelajaran inkuiri terbimbing juga menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat bekerjasama dalam kelompok dengan berdiskusi, sehingga terjadi keterkaitan emosional antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.

Tingkat pemahaman yang diperoleh siswa di kelas eksperimen lebih mendalam dibandingkan dengan pemahaman siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Siswa kelas eksperimen (diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing) memperoleh rata-rata 63,40 dan kelas kontrol (diajarkan dengan metode konvensional) memperoleh rata-rata 54,26. Presentase perubahan rata- rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 16,84%.Pembelajaran di kelas kontrol didominasi oleh guru, transfer pengetahuan dari guru ke

(49)

siswa, kegiatan belajar lebih monoton, komunikasi satu arah, sehingga latihan dalam menyelesaikan masalah dan pengajaranberpusat pada guru.53Siswa tidak dibimbing dengan berbagai pertanyaan untuk menganalisis data dan menyimpulkan, tetapi diberikan penjelasan langsung oleh guru dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru.54 Akibatnya siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan pola berpikirnya.Pembelajaran langsung tidak dimaksudkan untuk mencapai hasil belajar sosial maupun berpikir tingkat tinggi, namun lebih bertujuan untuk menuntaskan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi.55

2. Kemampuan Berpikir Logis

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata yang diperolehsiswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, namun tidak signifikan. Perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakanpembelajaran pada kelas eksperimen tidak lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mempengaruhi kemampuan berpikir logis siswa. Namun, siswa lebih

53Margunayasa, I. G., Dantes, N., Marhaeni, A. A. I. N., & Suastra, I. W. The Effect of Guided Inquiry Learning and Cognitive Style on Science Learning Achievement. International Journal of Instruction,Volume 12, Nomor 1, 2019, hlm. 737-750

54Amijaya, L. S., Ramdani, A., & Merta, I. W. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Pijar Mipa, Volume 13, Nomor 2, 2018, hlm. 94-99

55Sutama, I. N., Arnyana, I. B. P., & Swasta, I. B. J. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah pada Pelajaran Biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Amlapura.Jurnal Penelitian Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (online), Volume 4, Nomor 1, 2014

(50)

aktif dalam mengembangkan pola pikir mereka. Sedangkan metode konvensional di kelas kontrol, guru lebih aktif memberikan penjelasan materi, sehingga siswa sulit mengembangkan kemampuan mereka dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal dan kemampuan berpikir logis.

Penelitian terdahulumelaporkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis, yang dibuktikan dengan kemampuan siswa yang menggunakan inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa yang menggunakan metode konvensional.56Hasil penelitian terkait dengan kemampuan berpikir logis mahasiswamenunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata kemampuan berpikir logis.57 Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis siswa, hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.58

Berbeda dengan penelitian terdahulu, pada penelitian ini, hasilanalisis menunjukkan bahwanilai signifikansi model adalah

56Purwanto Andik, “Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika”, Jurnal Exacta, Volume 10, Nomor 2, 2012, hlm. 133-135

57 Wiji dan Wahyu Sopandi Kemampuan Berpikir Logis dan Model Mental Kimia Sekolah Mahasiswa Calon Guru”, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, 2014, hlm. 147- 156

58Purwanto Andik, “Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika”, Jurnal Exacta, Volume 10, Nomor 2, 2012, hlm. 133-135

Gambar

Gambar 2.1   Kerangka Berpikir, 20
gambar yang  diberikan oleh  guru.
gambar dan kata  kunci yang  sangat berbeda  dari orang lain

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas siswa dalam penerapan metode pembelajaran inkuiri termasuk dalam kriteria cukup aktif karena dari ke-enam sub variabel 5 diantaranya orientasi, merumuskan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok

Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk.. menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari

Pada indikator merumuskan masalah sebelum diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa mendapatkan nilai pretest pada kategori tidak terampil, kurang terampil,

1) Model pembelajaran inkuiri menekankan aktivitas belajar siswa secara maksimal sehingga siswa tidak hanya menerima pelajaran melalui penejelasan guru secara

Pada indikator merumuskan masalah sebelum diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa mendapatkan nilai pretest pada kategori tidak terampil, kurang terampil,

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistik deskriptif diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum penerapan kedua model pembelajaran inkuiri

Fisika berkaitan dengan bagaimana anda menemukannya disistematisasikan tentang alam, fisika tidak hanya mengklaim tubuh pengetahuan dalam bentuk fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga