• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model pembelajaran - STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model pembelajaran - STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 MUKOMUKO

PROVINSI BENGKULU

Yulia Cahayani, Upit Yulianti, Asri Wahyuni Sari

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat cahayaniyulia@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of variation of learning model used by teachers in writing, especially in writing fable story text. To train students to be skilled at writing, use the Snowball Throwing learning model. Therefore, this study aims as follows. First, describe the skill of writing the text of fiction story of class VIII students SMPN 22 Mukomuko before using Snowball Throwing learning model. Second, describe the skill of writing text of fable story of class VIII students SMPN 22 Mukomuko after using Snowball Throwing learning model. Third, describe the influence of learning model of Snowball Throwing to the skill of writing text of fable story of class VIII student SMPN 22 Mukomuko. This type of research is quantitative with experimental method, experimental method used is pre-experiment design. The population of this study is the students of class VIII SMP Negeri 22 Mukomuko which registered the academic year 2017/2018 as many as 30 people. Sampling technique used is total sampling. The sample in this study is the students of class VIII with the number of students 30 people. This research variable is Snowbal Throwing learning model as independent variable and variable. Data in this research is score of performance test to write student of class VIII SMP Negeri 22 Mukomuko. The results of this study are as follows. First, the average ability to write text stories of students of class VIII SMP Negeri 22 Mukomuko before using the Snowball Throwing learning model is 63.88 is sufficient. Secondly, the average counting skill of writing the text of fable story of class VIII students of SMP Negeri 22 Mukomuko after using Snowball Throwing learning model is 78,88 has been well qualified.

Third, there is a significant influence of the use of learning model of Snowball Throwing students of class VIII SMP Negeri 22 Padang for titung 4.46> ttabel1.70.

Keywords: Writing, Fable Story Text, Snowball Throwing Model

(2)

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis atau menyusun merupakan kegiatan yang berhubungan erat dalam kajian bahasa. Melalui menyusun kelimat seseorang memahami makna setiap kata sehingga dalam menuliskan sesuatu seseorang dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan kepada orang lain secara logis dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Kreativitas siswa dapat dikembangkan dengan kegiatan menulis yang didasari kemampuan siswa dalam menyusun kalimat karena menulis dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, wawasan, dan pengetahuan yang dimiliknya.

Menulis merupakan

kemampuan berbahasa terakhir yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kegiatan menulis merupakan kemampuan yang berpengaruh untuk

menumbuh kembangkan

keterampilan intelektual pada diri siswa. Menulis sangat menuntut kemampuan berpikir siswa untuk

dapat memilih kata-kata yang tepat dan padu serta harus memperhatikan keefektifan dalam menulis sehingga menghasilkan tulisan yang jelas dan mudah dipahami, seperti dalam menulis teks cerita fabel.

Kegiatan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dilatih dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran menulis wajib dikuasai oleh siswa karena kegiatan menulis tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Bukan itu saja pelajaran menulis juga membantu mengembangkan imajinasi siswa dalam menulis. Salah satu pembelajaran menulis yang dipelajari siswa adalah menulis teks fabel. Teks cerita fabel menulis cerita tentang binatang yang bertingkah laku seperti manusia. Menurut Hasanuddin (2002:141) teks cerita fabel adalah suatu bentuk pengucapan yang dapat dikategorikan kepada bentuk bahasa bermajas metafora juga, yaitu metafora berbentuk cerita mengenai binatang. Di mana binatang, bukan mahkluk-makhluk yang tidak bernyawa, bertindak seolah-olah

(3)

manusia. Tujuan fabel sama dengan tujuan parable yaitu menyampaikan ajaran moral atau budi pekerti. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Menurut Mulyadi, dkk. (2016:258), struktur teks fabel terdiri atas orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda sebagai berikut. (1) Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ketempat berikutnya. (2) komplikasi berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat. Komplikasi merupakan bagian inti cerita yang berisi permasalahan. (3) resolusi merupakan kelanjutan dari komplikasi yaitu pemecahan masalah. (4) koda merupakan bagian akhir cerita yang bagiannya berupa simpulan atau akhir cerita. Koda juga dapat berisi perubahan yang dialami oleh tokoh dan pengajaran moral yang dapat diambil.

Keterampilan menulis teks cerita fabel merupakan keterampilan yang diajarkan Berdasarkan kurikulum 2013 untuk siswa kelas VIII pada semester ganjil teks fabel

terdapat pada KI 4 dan KD 4.2. KI 4 berbunyi “mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah kongkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.” KD 4.2

“menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuia dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.”

Indikator dalam penelitian ini adalah menulis teks cerita fabel.

Dalam menghasilkan suatu teks siswa harus terampil dalam menulis. Keterampilan menulis tidak langsung datang secara otomatis, melainkan harus melalui proses latihan yang banyak dan teratur.

Guru sudah selayaknya memfasilitasi siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam tulisan-tulisan melalui pelatihan yang intensif. Kegiatan tersebut seharusnya dilakukan secara rutin dan berkala agar siswa dapat

(4)

terbimbing. Selain itu, keterampilan siswa dalam menulis akan dapat terbentuk secara bertahap melalui proses tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia yang dilakukan di SMP Negeri 22 Mukomuko, yaitu pak Sutrisno,S.Pd dapat diperoleh informasi dalam pembelajaran menulis teks cerita fabel sebagai berikut ini. Permasalahan pertama, dalam mengajar guru masih menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan disertai penugasan dalam menyampai materi teks cerita fabel. Kedua, ketika diskusi sebagian siswa aktif, sebagian tidak, ketika tanya jawab guru dan siswa, siswa masih ada yang belum aktif. Ketiga, dalam pembelajaran menulis ada sebagian siswa sulit dalam menuangkan idenya. Keempat, ketika guru memberi latihan kepada siswa terdapat kesalahan ejaan, serta kurangnya kosakata yang dimiliki siswa dalam menulis. Kelima, kurangnya minat siswa dalam menulis, karena bagi siswa teks cerita fabel ini adalah pelajaran yang baru.

Untuk mengatasi masalah ini , sebaiknya guru memilih model pembelajaran yang lebih membangun kreativitas siswa sehingga pembelajaran menulis teks cerita fabel dapat dicapai dengan tujuan pembelajaran. Guru harus mampu memilih strategi atau model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk memperbaiki keterampilan menulis teks cerita fabel adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (bola-bola salju) selanjutnya akan digunakan istilah Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat membantu siswa untuk berpikir kreatif mengeluarkan ide, gagasan, pendapat dan pikirannya ke dalam sebuah tulisan. Model Snowball Throwing ini adalah model penyampaian materi dengan cara guru menyampaikan keketua kelompok dan ketua kelompok menyampaikan materi yang didapat dari guru ke anggotanya masing-

(5)

masing. Menurut Taufik dan Muhammadi (2011:160) Snowball Throwing (bola salju) adalah dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing- masing peserta didik membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke peserta didik lain yang masing-masing peserta didik menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh

Selain itu, model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan siswa, sebab ada ketua kelompok yang menyampaikan materi teks cerita fabel kepada anggotanya, melatih siswa untuk belajar mandiri karena masing- masing siswa diberikan tugas untuk membuat dan menjawab pertanyaan tentang teks cerita fabel, menumbuhkan kreativitas siswa dalam belajar, dan siswa saling berbagi ilmu pengetahuan.

Menurut Istarani (2011:92- 93) adapun langkah kerja dari model snowball throwing (bola salju) ini adalah: (1) guru menyampaikan

materi yang akan disajikan, (2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, (3) masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing- masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya, (4) masing-masing peserta didk diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, (5) kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik kepeserta didik yang lain selama + 15 menit, (6) setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, (7) penutup.

Berdasarkan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis teks cerita fabel sebelum menggunakan model koopertaif tipe

(6)

Snowball Throwing siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis teks cerita fabel setelah menggunakan model pembelajaran tipe Snowball Throwing siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko.

Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko Provinsi Bengkulu.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen.

Dikatakan kuantitatif karena data yang diolah dikumpul berupa angka- angka dan pengolahannya dilakukan dengan statistik. Arikunto (2011:12) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut serta penampilan dan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Pre- eksperimental. Menurut Sugiyono (2013:72). Rancangan atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Menurut Suryabrata (2011:101), dalam rancangan penelitian one group pretest-posttest design digunakan satu kelompok subjek perlakuan dalam jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah siswa 30 orang. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian yang akan dilakukan.

Sugiyono (2011:124)

mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh, yaitu penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

(7)

sampel. Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu variabel yang diduga dapat mempengaruhi atau penyebab munculnya pengaruh, yaitu model Snowball Throwing pada siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keterampialan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko.

Menurut Sugiyono

(2009:305) bahwa insturmen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes unjuk kerja atau tes menulis teks cerita fabel dengan indikator : (1) orientasi, (2) komplikasi, (3) resolusi, dan (4) koda. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan bentuk tes unjuk kerja sebelum dan setelah penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing. Pertama, dilaksanakan dengan memberikan pembelajaran tentang menulis teks cerita fabel.

Kedua, siswa diberi tes awal menulis

teks cerita fabel dengan judul “Semut dan Gajah”. Ketiga, lembar kerja siswa dikumpulkan dan dinilai sesuai dengan indikator penilaian. Keempat, guru melaksanakan pembelajaran teks cerita fabel menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibagi dalam kelompok dan siswa lempar bola salju (Snowball Throwing) lalu siswa menulis teks cerita fabel dengan judul

“persahabatan empat ekor binatang”.

Kelima, siswa diberi tes akhir menulis teks cerita fabel dengan judul “Kancil dan Tikus”. Lembar kerja siswa dikumpul dan diperiksa sesuai dengan indikator yang telas ditentukan.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari tes keterampilan menulis teks cerita fabel dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, membaca dan memeriksa tulisan siswa dengan indkator yang telah ditentukan. Kedua, menentukan skor terhadap keterampilan menulis teks cerita fabel. Ketiga, mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase.

(8)

Keempat, mengklasifikasikan keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran model Snowball Trowing dengan menggunakan skala 10. Kelima, menentukan skor rata-rata keterampilan menulis teks cerita fabel sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko berdasarkan rata-rata hitung. Keenam, menampilkan data keterampilan menulis teks cerita fabel dengan membuat diagram pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap keterampilan menulis teks cerita fabel secara keseluruhan. Ketujuh, melakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis data.

Kedelapan, membahas hasil analisis dan menyimpulkan hasil pembahasn.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hal yang diuraikan dalam pembahasan meliputi: (1) hasil tes keterampilan menulis teks cerita fabel sebelum menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko. (2) hasil tes keterampilan menulis teks cerita fabel setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko. (3) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Mukomuko.

Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Sebelum Menggunakan Model Pebelajaran Koopratif Tipe Snowball Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko

Untuk seluruh aspek penelitian diberi skor 1 sampai 3. Setelah data dianalisis diperoleh jumlah skor tertinggi yaitu 10 dan jumlah skor terendah 5. Skor maksimal yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut.

(9)

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko.

Nomor X F Fx

1 41,67 2 83,32

2 50 6 300

3 58,33 5 291,65

4 66,67 8 533,28

5 75 5 375

6 83,33 4 333,32

Jumlah 30 1916,57

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai keterampilan menulis siswa yaitu 1916,57. Setelah itu, dihitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus:

=

=1916,57 30

= 63,88

Berdasarkan data tersebut diperoleh rata-rata hitung yaitu 63,88. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis teks cerita fabel berada pada tingkat 56-65%

berkualifikasi cukup.

Tahapan berikutnya ada pada pengkualifikasian keterampilan menulis sebelum menggunakan model Snowball Throwing berdasarkan skala 10, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Pengelompokan

Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Snowall Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko

No Rentang Nilai

K F %

1 96–

100%

(S) 0 0

2 86–95% (BS) 0 0

3 76–85% (B) 4 13,3 4 66–75%

(LdC)

13 43,3 5 56–65% (C) 5 16,7

6 46–55% (HC) 6 20

7 36–45% (K) 2 6,7

8 26–35% (KS) 0 0

9 16–25% (B) 0 0

10 0–15% (BS) 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum menggunakan model Snowball Throwing untuk seluruh indikator berkualifikasi baik sebanyak 4 orang (13,3%).

Berkualifikasi lebih dari cukup 13

(10)

siswa dengan persentase 43,3%.

Berkualifikasi cukup sebanyak 5 siswa dengan persentase 16,7%.

Berkualifikasi hampir cukup sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%. Dan yang berkualifikasi kurang 2 siswa dengan persentase 6,7%

Tahapan berikutnya adalah membuat diagram keterampilan menulis teks cerita fabel sebelum menggunakan model Snowball Throwing siswa kelas VIII SMPN 22 Mukomuko.

Histogram 1 Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Sebelum

Menggunakan Model Pebelajaran Koopratif Tipe Snowball

Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22

Mukomuko

Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Setelah Menggunakan Model Pebelajaran Koopratif Tipe Snowball Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko

Untuk seluruh aspek penelitian diberi skor 1 sampai 3. Setelah data dianalisis diperoleh jumlah skor tertinggi yaitu 12 dan jumlah skor terendah 6. Skor maksimal yang diperoleh siswa secara lengkap adalah sebagai berikut.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko.

No X F Fx

1 50 3 150

2 58,33 4 233,32

3 75 6 450

4 83,33 6 499,98

5 91,67 8 733,28

6 100 3 300

Jumlah 30 2366,58 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai keterampilan menulis siswa yaitu 2366,58 Setelah itu, dihitung nilai rata-rata siswa dengan menggunakan rumus:

=

= 2366,58 30

0 5 10 15 20 25 F30 r e k u e n s i

Kualifikasi

(11)

= 78,88

Berdasarkan data tersebut diperoleh rata-rata hitung yaitu 78,88. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis teks cerita fabel berada pada tingkat 76-85%

berkualifikasi Baik. Tahapan

berikutnya ada pada

pengkualifikasian keterampilan menulis setelah menggunakan model Snowball Throwing berdasarkan skala 10, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4 Pengelompokan Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Snowall Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko

No Rentang Nilai

K F %

1 96–

100%

(S) 3 10

2 86–95% (BS) 8 26,7

3 76–85% (B) 6 20

4 66–75% (LdC) 6 20 5 56–65% (C) 4 13,3

6 46–55% (HC) 3 10

7 36–45% (K) 0 0

8 26–35% (KS) 0 0

9 16–25% (B) 0 0

10 0–15% (BS) 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran hasil belajar siswa setelah menggunakan model Snowball Throwing untuk seluruh indikator berkualifikasi sempurna 3 orang (10%). Berkualifikasi baik sekali sebanyak 8 siswa dengan persentase 26,7%. Berkualifikasi baik 6 siswa dengan persentase 20%.

Berkualifikasi lebih dari cukup sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%. Berkualifikasi hampir cukup 3 dengan persentase 10% Berikut ini adalah diagram keterampilan menulis teks cerita fabel setelah menggunakan model Snowball Throwing siswa kelas VIII SMPN 22Mukomuko.

Histogram 2 Keterampilan

Menulis Teks Cerita Fabel Setelah Menggunakan Model Pembelajaran

Snowball Throwing Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko.

05 1015 2025 F 30 r e k u e

n s i

Kualifikasi

(12)

Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap Keterampilan Menulis Teks Cerita Fabel Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mukomuko.

Dari hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMPN 22 Mukomuko sebelum menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berada pada tingkat penguasaan 56-65% dengan kualifikasi Cukup (C) dengan perolehan rata-rata 63,88, sedangkan keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMPN 22 Mukomuko setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing berada pada tingkat penguasaan 76-85% dengan kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 78,88. Namun secara signifikan penggunaan model model pembelajaran Sowball Throwing berpengaruh digunakan terhadap penulisan teks cerita fabel yang ditulis siswa.

Hasil analisis data, diperoleh bahwa keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N

22 Mukomuko sebelum

menggunakan model pembelajaran

Snowball thrwoing diperoleh rata- rata sebesar 63,88, sedangkan keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing diperoleh rata-rata 78,88.

Berdasarkan uji-t pada taraf signifikansi 95% diperoleh

=4,46 dan =1,70.

Kriteria pengujian t diterima jika

> . Dengan kata lain, diterima dan ditolak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, tingkat keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko sebelum menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dilihat dari nilai siswa ada memperoleh nilai rata-rata 63,88 dengan klasifikasi 56-65%

yaitu Cukup (C). Kedua, tingkat keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing memperoleh nilai rata-rata

(13)

78,88 dengan klasifikasi 75-85%

yaitu Baik (B) .

Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22

Mukomuko karena

thitung>ttabel(4,46>1,70). Jadi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks cerita fabel siswa kelas VIII SMP N 22 Mukomuko setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing .

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pembelajaran Praktik (edisirevisi IV). Jakarta : Rineka Cipta.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif.

Medan: Media Persada.

Mulyadi, dkk. 2016. Intisari Sastra Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R

& D. Bandung: Alfabeta.

Taufik, Taufina dan Muhammadi.

2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang:

SUKABINA Press.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, untuk indikator 2 abstrak, diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Negeri 5 Padang sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan menulis teks eksposisi tanpa menggunakan model discovery siswa kelas VII SMP Negeri 30 Padang untuk kedua indikator