• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh model problem based learning (pbl)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh model problem based learning (pbl)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Suci Anggraini, Lira Hayu Afdetis Mana, Trisna Helda

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research is motivated by first, the ability to write the text of the negotiation of class X students is still relatively low, second, the lack of students' ability to put ideas and ideas into the text of negotiation,third, the less varied models used in the teaching and learning process. The purpose of this research is to know the influence of the skill of producing negotiation text using model problem based learning (PBL) of student of class X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Based on the results of the research First, the level of ability to produce the text of the negotiation of class X students of SMA Negeri 1 EnamLingkungKabupaten Padang Pariaman without using problem based learning model (PBL) obtained an average score of 69.16 that is at the level of mastery of 66-75% is in qualification More than Enough . Second, the level of ability to produce the text of the negotiation of class X students of SMA Negeri 1 EnamLingkungKabupaten Padang Pariaman using problem based learning model (PBL) obtained an average value of 80.55 that is at 76-85%

mastery level is in good qualification (B ). Third, it can be concluded that the problem-based learning (PBL) model has an effect on the ability of producing the negotiation text of the students of grade X of SMA Negeri 1 EnamLingkungKabupaten Padang Pariaman with t.count> t.tablel that is, (5,15>

1,67).

Keywords: Writing, Negotiation Text, Models of Problem Based Learning, Audio Visual

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis tidak diperoleh secara alamiah seperti kemampuan menyimak dan berbicara, tetapi harus diperoleh dengan cara mempelajari dan berlatih sungguh-

sungguh.Rosidi (2009: 2-3), menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan menulis dapat dikuasai dengan cara

(2)

mempraktikannya dan banyak berlatih.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, dan pendapat secara tertulis.

Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran oleh siswa.

Pada kurikulum 2013 terjadi perubahan istilah yang dipakai dalam proses belajar mengajar. Perubahan istilah tersebut terdapat pada kata memproduksi.Pada kurikulum sebelumnya, istilah yang digunakan yaitu menulis. Istilah yang digunakan berbeda namun mempunyai tujuan yang sama. Memproduksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan atau mengeluarkan hasil. Memproduksi teks merupakan kegiatan proses belajar yang dialami siswa yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Dalam penerapannya, kegiatan memproduksi dalam pembelajaran yaitu menghasilkan sebuah tulisan yang kreatif dan inovatif. Dengan kata lain, pembelajaran memproduksi teks di sekolah dapat melatih siswa menjadi kreatif dalam menulis.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat mengungkapkan

pikiran, gagasan, dan pendpat secara tertulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran oleh siswa.

Salah satu bentuk keterampilan menulis adalah keterampilan menulis teks negosiasi.Teks negosiasi adalah teks yang berisi interaksi sosial antara satu orang dengan orang lainnya yang berfungsi untuk menetapkan keputusan diantara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda.

Berdasarkan kurikulum 2013 SMAkelas X semester II pembelajaran memproduksi teks negosiasi terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yang berbunyi“Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan, dengan Kompetensi

Dasar (KD) 4.2 yang

berbunyi“Memproduksi teks negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulis”.

Dengan demikian, sesuai tuntutan KI dan KD tersebut, siswa diharapkan terampil dalam menuliskan teks

(3)

negosiasi sesuai dengan karakteristik teks.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan secara formal dengan salah seorang guru bahasa indonesia, Yuli Marni S.Pd. di SMA Negeri 1 Enam Lingkung diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa kurang memahami konsep menulis teks negosiasi. Hal ini disebabkan penjelasan guru yang susah dipahami oleh siswa, Kedua, kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide dan gagasan kedalam bentuk teks negosiasi. Hal ini disebabkan kurangnya kosa kata siswa sehingga siswa kesulitan dalam menulis teks negosiasi.ketiga, guru belum pernah menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Hal ini disebabkan karena model yang digunakan tidak bervariasi, sehingga siswa beranggapan bahwa pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang membosankan.

Sejalan dengan pendapat di atas hasil wawancara dengan beberapa siswa SMA Negeri 1 Enam Lingkung yang menyatakan antara lain.

Pertama,kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan ide dan gagasan

kedalam bentuk teks negosiasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosa kata siswa sehingga siswa kesulitan dalam menulis teks negosiasi, Kedua,model yang digunakan dalam proses pelajar mengajar hanya menggunakan model ceramah. Hal ini mengakibatkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat memberikan suasana pembelajaran yang baru serta memberikan semangat dan motivasi lebih kepada siswa dalam belajar dengan harapan tercapainya hasil belajar yang optimal. Salah satu model yang digunakan guru dalam menulis teks negosiasi adalah model Problem Based Learning (PBL).Suyadi (2013:129), menjalaskan Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikannya peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk menyelesaikannya. Agar pembelajaran menulis teks negosiasi lebih menarik maka digunakan media audio visual, dengan menggunakan audio visual ini diharapkan lebih menarik perhatian,

(4)

partisipasi dan keinginan siswa dalam belajar, karena media audio visualadalah media yang gambar dan diiringi dengan suara.

Berdasarkan masalah diatas, perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015:14), penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotetis yang telah diterapkan.

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut sugiyono (2015:107) metode eksperimen adalah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang true exprimental design dengan rancangan posttest only control design. Menurut Sugiyono (2015:112) posttest only control design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan tujuan beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Menurut Sugiyono (2015:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

(5)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Enam Lingkung yang berjumlah 214 orang dan terbagi dalam tujuh kelas.

Sugiyono (2015:118), menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebuat.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknikpurposive sampling.Sugiyono (2010:85), menyatakan teknik purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil sampel penelitian dengan alasan dan tujuan tertentu. Dalam hal ini pemilihan kelas X IPS 2 sebagai sampel penelitian didasari oleh alasan pada standar deviasinya nilai rata-rata siswa kelas tersebut adalah yang paling kecil.Apabila standar deviasinya semakin kecil.

Sugiyono (2015:305) instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.Oleh karena itu instrumentyang

telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu siswa ditugaskan untuk menulis teks negosiasi berdasarkan struktur teks negosiasi menggunakan model dan tidak menggunakan model.

Teknik yang diterapkan dalam pengumpulan data ini adalah dengan memberikan tes unjuk kerja kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media audio visual. Kepada sampel penelitian baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengumpulan data dikelas kontrol akan dilakukan selama satu hari dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru menyampaiakan SK dan KD pembelajaran. Kedua, guru menjelaskan materi tentang teks negosiasi dan struktur teks negosiasi.

Ketiga, guru menyuruh siswa secara perorangan membuat teks negosiasi dengan tema “Jual Beli

(6)

Baju”.Keempat, setelah siswa menulis teks negosiasi, guru mengumpulkan hasil kerja siswa.

Langkah-langkah

pengumpulan data dikelas eksperimen akan dilakukan selama dua kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian guru menjelaskan materi mengenai teks negosiasi dan struktur teks negosiasi,guru menerapkan model problem based learning (PBL).

Selanjutnya guru melihatkan contoh teks negosiasi didepan kelas dengan menggunakan audio visualyang berjudul “Jual Beli Mobil”.Guru membagi siswa beberapa kelompok.

Guru menyuruh siswa untuk bertanya apa masalah yang terdapat didalam video teks negosiasi yang ditampilakan tadi. Siswa disuruh

membuat contoh teks

negosiasiperkelompok dengan temanya “Jual Beli Mobil”.Setelah waktu yang diberikan habis, siswa mengumpulkan hasilnya didepan kelas.

Setelah itu guru menilai hasil kegiatan siswa.Selanjutnya guru memberikan

penguatan berupa pujian atau hadiah hasil menulis teks negosiasi yang bagus.Pertemuan kedua, siswa secara perorangan membuat teks negosiasi dengan judul “Jual Beli Baju”.Setelah waktu yang diberikan habis, siswa mengumpulkan hasilnya didepan kelas.

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Pertama, memeriksa hasil tulisan siswa dengan aspek yang dinilai, yaitu sesuai dengan stuktur teks negosiasi.Kedua, mencatat skor yang diperoleh oleh setiap siswa.Ketiga, menentukan nilai masing-masing siswa dengan menggunakan rumus rata-rata.Ketiga, mendistribusikan data hasil tes keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.Keempat, mendeskripsikan keterampilan menulis teks negosiasidengan berbantuan audio visual siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dengan menggunakan skala 10.Kelima, membuat diagram batang (histogram) kemampuan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang

(7)

Pariaman.Keenam, melakukan uji normalitas dan homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan diX SMA 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini dilaksanakan 2 minggu terhitung dari tanggal 5 sampai 15 September 2017.

Hasil dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi tanpamenggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.untuk keseluruhan indikator sebesar 69,16berada pada rentang66%-75%

dengan kualifikasi Lebih dari Cukup.

Pertama, untuk indikator 1 (orientasi),keterampilan menulis teks negosiasi tanpa menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariamandiperoleh rata-rata hitung sebesar74,44 berada padarentang 76- 85% dengan kualifikasi baik

Kedua, untuk indikator 2 (pengajuan), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi

tanpa menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariamansebesar 76,66berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup.

Ketiga, untuk indikator 3(penawaran), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi tanpa menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri1enam lingkung sebesar 90 berada pada rentang76-85% dengan kualifikasi baik.

Keempat, untuk indikator 4(persetujuan), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi tanpa menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebesar 66,66berada pada rentangan 56-65%dengan kualifikasi cukup.

Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.untuk keseluruhan indikator sebesar80,55

(8)

berada pada rentang.76%-85%

kualifikasi Baik (B).

Pertama, untuk indikator 1 (orientasi),keterampilan menulis teks negosiasi denganmenggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariamandiperoleh rata-rata hitung sebesar74,44berada padarentang 76- 85% dengan kualifikasi baik

Kedua, untuk indikator 2(pengajuan),keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariamandiperoleh rata-rata hitung sebesar76,66berada padarentang 76-85% dengan kualifikasi baik

Ketiga, untuk indikator 3 (penawaran), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model PBL siswa kelas X SMA Negeri 1enam lingkung sebesar 93,33 berada pada rentang-95% dengan kualifikasi baik sekali.

Keempat, untuk indikator 4(persetujuan), diperoleh rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model

PBL siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman sebesar 77,77berada pada rentangan 76%-85% dengan kualifikasi baik.

Berdasarkan hasil analisis data penelitianterdapat pengaruh terhadap penggunaan model Problem Based Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung(5,15>ttabel 1,67) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan nilai keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan model pembelajaranPBL. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan penerapan model pembelajaran PBL yaitu69,16kualifikasi Lebih dari Cukup.

Dapat disimpulkan siswa kelas X SMA Negeri 1 enam lingkung kabupaten padang pariaman tanpa penerapan model pembelajaran problem based learningbelum terlalu

(9)

menguasai materi tentang struktur teks negosiasi. Sedangkan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model pembelajaran model problem based leraning yaitu 80,55 dikualifikasikan dengan baik (B).

Dapat disimpulkan siswa kelas X SMA Negeri 1 enam lingkung kabupaten padang pariaman dengan menggunakan model problem based leraningpembelajaran telah menguasai materi tentang struktur teks negosiasi berupa orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan.

KESIMPULAN

Kemampuan memproduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model Problem Based Learning dan menggunakan model Problem Based Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman tanpa menggunakan model Problem Based Learning memperoleh nilai rata-rata 69,16 yaitu berada pada

tingkat penguasaan 66-75% yaitu berada pada kualifikasi Lebih Dari Cukup.

Kedua, kemampuan

memproduksi teks negosiasi dengan menggunakan model Problem Based Learning di kelas eksperimen siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman memperoleh nilai rata-rata 80,55 yaitu berada pada tingkat penguasaan 76-85% yaitu pada kualifikasi Baik (B).

Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model Problem Based Learning siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(5,15>1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dengan menggunakan model Problem Based Learning terdapat pengaruh menggunakan model Problem Based Learning.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut? Panduan Bagi Penulis Pemula. Yogyakarta : Kanisius.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu penentuan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:

Berikut merupakan peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dari prasiklus ke siklus 1 sampai ke siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran

Namun dilihat pada penilaian indikator terdapat perbedaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini terlihat pada lampiran 24 dan 25, penilaian indikator rasa ingin tahu dan

Tingginya nilai psikomotor siswa pada kelas eksperimen karena dengan menerapkan model Problem Based Learning PBL dapat menantang kemampuan berfikir siswa untuk memecahkan masalah yang

Pernyataan tersebut selaras dengan pandangan Yuliati 2017 terkait hakikat pembelajaran IPA pada abad 21 yang mengutamakan pengembangan sistematik kompetensi siswa dalam aspek pemahaman,

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning dalam Kurikulum Merdeka Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial Kelas IV Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengembangkan pendekatan pengaruh model Problem based learning PBL berbantuan media magic addition Machine terhadap hasil belajar siswa pada mata

Pertama; aspek menjelaskan fenomena secara saintitfik, tingginya kemampuan literasi pada kelas eksperimen disebabkan karena tahapan Model PBL mampu meningkatkan pemahaman siswa dengan