• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN NON FORMAL (BIMBINGAN BELAJAR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN NON FORMAL (BIMBINGAN BELAJAR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

Volume 01. Nomor 02. Desember 2020

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar 33

PENGARUH PENDIDIKAN NON FORMAL (BIMBINGAN BELAJAR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

The Effect of non-Formal Education (Tutoring) on Mathematics Learning Outcomes of Students at SMA Pesantren IMMIM Putra Makassar

Desi Manurun Pagalla1, Ramlan M2, Ulfiana Yusuf3 Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

Email1: [email protected] Email2: [email protected] Email3: [email protected]

Abstract

This research aims at analyzing the mathematics learning outcomes of students of class XII of SMA Pesantren IMMIM Putra Makasar. This research was a quasi experiment to determine the effect of students who take tutoring and who do not follow tutoring. The experimental design used was the Non equivalent Posstest Only Control Group Design. The population was class XII of SMA Pesantren IMMIM Putra Makassar. The sample of this research was the XII MIPA1 and XII MIPA2 classes at SMA Pesantren IMMIM Putra Makssar with a KKM Score of 75. Based on the result of the descriptive analysis obtained:

1) the average learning outcomes of students who take tutoring are 80.71 in the sufficient category with the standard devination is 11.847. 2) the average learning outcomes of students who do not follow tutoring is 74.04 with a standard deviation of 8.839. 3) because t-test>t-table or (2.200>1.676) then non-formal education or tutoring affects the learning outcomes of students of class XII SMA Pesantren IMMIm Putra Makassar.

Keywords: Non Formal Education (Tutoring), and Learning Outcomes.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung disekolah maupun luar sekolah.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai aktivitas manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya. Dalam kegiatan pendidikan, guru memegang peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecakapan dan kepribadian siswa. Melalui pendidikan, siswa diharapkan mampu menyesuaiakan diri dengan program akademik, tuntutan social dan tuntutan psikologi dilembaga pendidikan tempat ia mengembangkan dirinya.

Pendidikan sering dikaitkan dengan proses belajar. Menurut Syah (Novitasari,2016:4) mengatakan belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif,perubahan tingkah laku yang diakibatkan proses kematangan, lelah dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

(Received: 03-06-2020; Reviewed: 30-07-2020; Revised: 03-08-2020; Accepted: 30-09-2020; Published: 01-12-2020)

(2)

34 Namun, pada kenyataannya didalam kelas seorang guru mengajar, siswa tentunya memperhatikan dan mendengarkan apa yang diuraikan oleh guru. Tapi keadaan ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang dialami dengan pelajar sekarang. Siswa sangat malas belajar padahal belajar adalah tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar. Kurang minatnya siswa terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya, sehingga mengakibatkan siswa sukar mengerti dengan isi pelajaran tersebut.

Hal seperti inilah yang harus mendapatkan pengamatan yang mendalam.

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalani oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan diamis, (c) mengembil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri Prayitno (Dewa Ketut,2000:20).

Pengertian bimbingan yang dikemukakan diatas berarti bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang diperuntukkan untuk semua siswa yang ada disekolah tersebut dengan tujuan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dirinya Berdasarkan hasil wawancara guru SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang telah dilakukan, nilai rata-rata ujian pada materi sebelumnya tergolong rendah yakni masih berada dibawah standar KKM yaitu 75. Untuk mengatasi permasalah tersebut, bagaimana hasil belajar siswa tidak berada dibawah semestinya, baik dari hasil kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.

Maka perlu mendapatkan perhatian yang mendalam, seperti memberikan program bimbingan belajar buat siswa agar efektif dan efesien dalam belajar dan dapat memperoleh prestasi belajar yang dapat dibanggakan.

Bimbingan belajar ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan. Namun dalam penelitian ini hanya memfokuskan bimbingan belajar pada mata pelajaran matematika, karena matematika mata pelajaran wajib disemua pendidikan Sukardi (2000:40)

Jadi, bimbingan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu suksesnya kurikulum yang ada disekolah dan suatu kegiatan yang mengarah pada perkembangan potensi serta kompetensi yang dimiliki oleh siswa.

Bimbingan belajar (Bimbel) adalah kegiatan pembelajaran tambahan yang diberikan kepada siswa dalam untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Dengan tujuan agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan situasi pendidikan yang dihadapinya. Dengan selenggarakannya bimbingan belajar disekolahj diharapkan siswa akan memiliki kebiasaan belajar yang baik. Namun setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang terkait dengan belajar. Walaupun siswa memiliki potensi yang baik, namun siswa yang bersangkutan biasanya masih kurang mempunyai kemampuan untuk mengembangkannya tentu hasil belajarnya menjadi kurang baik.

Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan. Adapun prinsip prinsip yang akan dibahas adalah ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum sebagai berikut:(Dewa Ketut,2000:22-23). Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku indivudu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh indivu yang bersangkutan, Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing, Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya, Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing, Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat, Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan disekolah yang bersangkutan, Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerjasama dengan para pembantunya serta dapat bersedia mempergunakan sumber-sumber yang

(3)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar 35 berguna diluar sekolah, dan Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian dan rencana yang dirumuskan terdahulu.

Untuk melaksanakan program bimbingan belajar, hendaknya memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

Adaptasi teori dari Sagala ( Malasari, 2016:29) 1. Diagnosis

Langkah ini merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatar belakangi timbulnya masalah siswa.

2. Prognosis

Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi sekaligus menentukan alternatif pemecahan masalahnya.

3. Evaluasi/ Follow Up.

Langkah ini untuk mengevaluasi atas usaha pemecahan masalah yang dilakukan dan akan ditindak lanjuti untuk melihat pengaruh yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Metode

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen.

Eksperimen ini juga disebut eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya. Tetapi tidak ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variable yang relevan (Zainal,2014:74)

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar pada tanggal 09 Januari–05 Februari 2019.Tahun ajaran 2018/2019 pada semester ganjil bertempat di Kecamatan Moncongloe Bulu Kabupaten Maros.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain post-test. Pada desain ini terdapat dua kelompok,kelompok yang pertama diberikan pelakuan X dan kelompok kedua tidak diberikan perlakuan X. Kelompok yang diberikan perlakuan disebut dengan kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan disebut dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu mengikuti bimbingan belajar. Sedangkan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan yaitu tidak mengikuti bimbingan belajar. Pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol peneliti sendiri yang memberikan materi pelajaran. Setiap kelompok dalam perlakuan mendapatkan materi (bahan pelajaran) yang sama. Setelah pemberian materi pelajaran selesai diberikan pada kedua kelompok, selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa, kemudian hasil belajar tersebut dijadikan bahan ukuran untuk mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan. Adapun model desainnya menurut (Lestari dan Yudhanegara, 2017:137) sebagai berikut:

Tabel 1. Desain The Nonequevalen posttest-only control grup desain.

Kelompok Perlakuan (Variabel bebas) Posttest (Variabel terikat)

E (Eksperimen X YE

C (Kontrol) - YC

Keterangan :

X: Perlakuan siswa yang mengikuti bimbingan belajar

- : Tidak ada perlakuan pada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. YE:Hasil belajar matematika siswa yang mengikuti bimbingan belajar

YC : Hasil belajar matematika siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera 2018/2019.

Peneliti mengambil sampel dengan mengambil dua kelas sebagai kelas eskperimen dan kelas kontrol.

Peneliti melakukan pengundian atau pengambilan secara acak (cluster random sampling) untuk menentukan kelas eskperimen dan kelas kontrol. Dari hasil undian tersebut diperoleh kelas XII MIPA1

dengan jumlah siswa 22 orang sebagai kelas kontrol dan XII MIPA2 dengan jumlah siswa 28 orang.

(4)

36 Berdasarkan pendapat para ahli pada deskripsi konseptual tentang hasil belajar matematika maka disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah suatu keberhasilan proses pembelajaran yang dicapai siswa setelah melakukan serangkaian proses belajar matematika. Adapun definisi operasional yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Hasil belajar matematika merupakan skor/nilai tes yang diperoleh siswa setelah melalui serangkai aktivitas belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar yang dilaksanakan dalam waktu tertentu.

Penyusunan instrument diawali dengan membuat kisi-kisi instrument berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran bimbingan belajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk essay yang diberikan setelah diberi perlakuan. Tes hasil belajar ini dibuat berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran bimbingan belajar.

Sebelum instrument berupa tes hasil belajar digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh seorang dosen jurusan matematika STKIP-YPUP sebagai validator I dan guru bidang studi matematika SMA Pesantren IMMIM Putera sebagai validator II.

Data hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif, statistik inferensial.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. Untuk keperluan analisis digunakan rata-rata, modus, median, rentang, standar deviasi dan variansi. Pedoman yang digunakan untuk mengkategorikan rata-rata hasil belajar siswa yaitu :

Tabel 2. Kategori Hasil Belajar Siswa

No Interval Perolehan Hasil Belajar Kategori

1 93 - 100 Baik Sekali

2 86 – 92 Baik

3 75 – 85 Cukup

4 < 75 Kurang

Sumber: {Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017;11}

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan pada penelitian ini untuk mata pelajaran matematika kelas XII MIPA SMA Pesantren IMMIM Putera dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Kriteria Ketuntasan Minimal Nilai Kriteria

≥ 75 Tuntas

Sumber: (SMA Pesantren IMMIM Putera)

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t), yang didahuli dengan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat.

Kriteria pengujian hipotesis “jika 𝑡%i𝑡𝑢𝑛)<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hasil belajar matematika siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar dan pada keadaan lain dimana 𝑡%i𝑡𝑢𝑛)= 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka hasil belajar siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar tidak lebih tinggi daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh dari distribusi t pada taraf signifikan (𝖺)=0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk)= (𝑛1 − 1)

< 75 Tidak Tuntas

(5)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar 37 Hasil Dan Pembahasan

Hasil

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu model pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar.Untuk mengukur hasil belajar,siswa terlebih dahulu diberikan perlakuan yaitu penerapan bimbingan belajar pada kelas eksperimen dan model pembelajaran kooperatif pada kelas kontrol. Setelah perlakuan, siswa diberikan tes hasil belajar tentang peluang, kemudian data ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil pengukuran data, yaitu data hasil belajar tentang peluang untuk masing-masing kelompok. Data yang diperoleh dari analisis deskriptif adalah rata-rata, modus,median,standar deviasi,varians, dan jangkuan.

Dari tes hasil belajar untuk kelompok yang mengikuti bimbingan belajar disajikan pada lampiran B dan perhitungan selengkapnya pada lampiran C hasil analisis deskriptif terangkum dalam tabel 4.1 berikut Table 4. Rangkuman distribusi skor hasil belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar

Statistik Nilai statistic

Ukuran sampel 28

Skor maksimum 95

Skor minimum 54

Jangkauan 41

Skor Rata-rata 80,71

Varians 140,359

Standar deviasi 11,847

Median 81,5

Modus 95

Sumber : data diolah

Dengan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan kedalam lima kategori hasil belajar siswa berdasarkan Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar Menengah (2017;11) yaitu kategori baik sekali, baik, cukup, kurang, maka distribusi, frekuesni, presentase, kategori hasil belajar materi peluang siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar ditunjukkan pada table 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi, Persentase, Kategori dan Kriteria Hasil Belajar Siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar

Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

93 - 100 Baik Sekali 6 21,42

86 – 92 Baik 5 17,85

75 – 85 Cukup 9 32,14

< 75 Kurang 8 28,57

Jumlah 28 100%

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 5. menunjukan bahwa skor hasil belajar siswa adalah 80,71. Apabila dilihat berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa tersebut berada pada kelas interval 75-85 dan dikategorikan “cukup”. Sehingga disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang mengikuti bimbingan belajar berada pada kategori yang “cukup”.

Dari tes hasil belajar untuk kelompok yang tidak mengikuti bimbingan belajar disajikan pada lampiran B dan perhitungan selengkapnya pada lampiran C hasil analisis deskriptif terangkum dalam tabel 6. Berikut

(6)

38 Tabel 6. Rangkuman distribusi skor hasil belajar siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar

Statistik Nilai statistik

Ukuran sampel 22

Skor maksimum 92

Skor minimum 53

Jangkauan 39

Skor Rata-rata 74,04

Varians 78,140

Standar deviasi 8,839

Median 73,5

Modus 71

Sumber : data diolah

Dengan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa, jika dikelompokkan kedalam lima kategori hasil belajar siswa berdasarkan Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar Menengah (2017;11) yaitu kategori baik sekali, baik, cukup, kurang, maka distribusi, frekuesni, presentase, kategori hasil belajar materi peluang siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang tidak mengikuti bimbingan belajar ditunjukkan pada table 7.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi, Persentase, Kategori dan Kriteria Hasil Belajar Siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang tidak mengikuti bimbingan belajar

Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

93-100 Baik Sekali 0 0

86-92 Baik 2 9,09

75-85 Cukup 7 31,81

˂75 Kurang 13 59,09

Jumlah 22 100%

Sumber: Data diolah

Dari Tabel 6. menunjukan bahwa skor hasil belajar siswa adalah 74,04. Apabila dilihat berdasarkan tabel 7. menunjukan bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa tersebut berada pada kelas interval

<75 dan dikategorikan “kurang”. Sehingga disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar berada pada kategori yang “kurang”.

Pengujian hipotesis menggunakan statistik inferensial yakni, uji t satu pihak yang sebelumnya dilakukan pengujian normalitas dan pengujian homogenitas. Dimana uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal dari populasi homogen.

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus χ2. Berdasarkan hasil analisis data kelompok siswa yang mengikuti bimbingan belajar diperoleh 𝑥2 %i𝑡𝑢𝑛) = 5,14 𝑑𝑎𝑛 𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 16,2 karena 𝜒2B35C4D < 𝜒25176; artinya skor hasil belajar materi peluang siswa yang mengikuti bimbingan belajar berdistribusi normal.

Demikian juga kelompok siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 4 diperoleh 𝑥2 %i𝑡𝑢𝑛) = 3,90 𝑑𝑎𝑛 𝑥2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 11,6 karena 𝜒2B35C4D

< 𝜒25176; artinya skor hasil belajar materi peluang siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar berdisribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran C.

Untuk Pengujian homogenitas kedua data hasil belajar materi peluang digunakan uji F yaitu membandingkan varians besar dan varians kecil. Tujuan dari perhitungan homogenitas adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama. Hasil perhitungan diperoleh F%i𝑡𝑢𝑛)= 1,79 pada taraf signifika α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) (𝑉1,𝑉2) = (27,21) diperoleh F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,676 artinya skor hasil belajar materi peluang kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar dan yang tidak mengikuti bimbingan belajar bersifat

(7)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar 39 homogen. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran C.

Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan pengajaran kepada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang mengikuti bimbingan belajar dan kelompok kontrol yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Berdasarkan hasil perhitungan normalitas dan homogenitas dari hasil belajar siswa pada sub pokok bahasaan peluang.

Dari hasil analisis statistik deskriptif terungkap bahwa skor rata-rata hasil belajar materi peluang pada kelas eksperimen yang mengikuti bimbingan belajar adalah 80,71. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa pada materi peluang maka skor hasil belajar siswa dikategorikan “cukup”. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mengikuti bimbingan belajar , rata-rata skor hasil belajar siswa sebesar 74,04. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar siswa pada materi peluang, maka skor hasil belajar siswa dikategorikan “cukup”.

Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi yaitu uji normalitas dan homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t satu pihak (uji pihak kanan). Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya yaitu H0 :𝜇1 ≤ 𝜇2 melawan H1 : 𝜇1˃ 𝜇2. Setelah dilakukan analisis diperoleh thitung dan ttabel. Kriteria pengujian hipotesisnya yaitu H0 diterima jika thitung ≤ ttabel dan H0 ditolak jika thitung > ttabel.Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti tingkat hasil belajar materi peluang siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi dari pada tingkat hasil belajar materi peluang yang tidak mengikuti bimbingan.

Berdasarkan kajian analisis, rata-rata skor skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi dibandingkan hasil belajar matematika siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Menurut Eriany ddk (Alwan, dkk,2017:26) bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditunjukkan kepada individu atau kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab dalam hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungannya secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagian hidupnya.

Adapun penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini adalah ”Pengaruh bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPA di SMAN 10 Pontianak” yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak. Adapun kesimpulan secara khusus yang dapat ditarik oleh peneliti adalah 1) bimbingan belajar siswa kelas X IPA Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pontianak tergolong dengan kategori “baik”.

Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan sementara yang diajukan dalam penelitian ini terbukti yaitu, rata-rata skor tes hasil belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi dari rata-rata skor tes hasil belajar siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada materi peluang siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disumpulkan bahwa :

1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang mengikuti bimbingan belajar dikategorikan “cukup” yaitu 80,71 dengan standar deviasinya 11,847.

2. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar yang tidak mengikuti bimbingan belajar dikategorikan “kurang” yaitu 74,04 dengan standar deviasinya 8,83.

3. Karena tB35C4D > t5176; (2,200) > (1,676 maka pendidikan non formal (bimbingan belajar) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XII SMA Pesantren IMMIM Putera Makassar

(8)

40 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, untuk peningkatan hasil belajar matematika siswa khususnya materi peluang maka peneliti mengajukan beberapa saran.

1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang mau menggunakan bimbingan belajar agar lebih memperhatikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

2. Bimbingan belajar dapat diterapkan didalam kelas untuk semua materi penelitian matematika.

Referensi

Alwan, dkk. (2017). Faktor-Faktor Yang Mendorong Siswa MIA SMAN Mengikuti Bimbingan Belajar Luar Sekolah Di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi [Online dan Cetak],Vol 2 (1), 13 halaman.

Tersedia; https://online-journal.unja.ac.id/index.php/EDP/articel/view/3945 [13 Agustus 2018]

Nurhimalasari. (2016). Pengaruh Program Bimbingan Belajar Terhadap hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS Di MAN 2 Bogor. Skripsi[Online].Jakarta: Universitas Syarif Hidayatullah.

Novitasi, Y. (2016). Bimbingan Dan Konseling Belajar Akademik. Bandung: Alfabeta

Sukardi, D.K. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Info lebih lanjut

Hubungi

LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi data yang disajikan meliputi mean, skor minimum, skor maksimum, standar deviasi, selain itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi dan grafik

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui pengaruh partisipasi siswa dalam bimbingan belajar terhadap hasil belajar siswa, 2) Mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap

Dengan demikian, jika nilai rata-rata kemampuan metakognisi siswa dan hasil belajar dimasukkan ke dalam kriteria pengkategorian pada tabel 2 maka dapat disimpulkan bahwa

Tabel 12 : Distribusi Statistik dan Nilai Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs Balangerasa setelah Penerapan Model Konsiderasi pada Siklus I dan.

Faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar yaitu karena

Distribusi frekuensi perolehan skor variabel persepsi terhadap layanan bimbingan belajar yang ditentukan dalam delapan kelas interval disajikan pada tabel 1, sedangkan frekuensi skor

Hasil Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Matematika Statistik Skor Statistik Jumlah data Skor tertinggi Skor terendah Rentang skor Mean Median Modus Standar Deviasi Varians

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar 47 Nilai Maksimum Nilai Minimum Range Skor Rata-rata Median Modus Standar Deviasi Variansi