• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DISERTAI LDS BERGAMBAR

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 29 PADANG Cici Rahayu, Nursyahra, dan Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat E-Mail: cicirahayu51@gmail.com

ABSTRACT

Based on the results of research conducted at SMPN 29 Padang, that the lack of interest and motivation in learning, so that students become less active in the learning process. In addition, the model and applied learning media is not appropriate teachers mainly on the material Respiratory System In Humans.Causes the students do not understand the material being studied, resulting in poor performance of student learning. To overcome the problems encountered, demanded creativity of teachers using appropriate learning models. One model of learning is Two Stay Two Stray (TSTS). This study aims to determine the effect of the implementation of cooperative learning model Two Stay Two Stray accompanied LDS display on learning outcomes biology class VIII SMPN 29 Padang. This type of research is experimental with Randomized Control-group Posttest Only Design. The study population was eighth grade students in the academic year 2016/2017. The sampling method using purposive sampling techniques. The average value of ratings attitude experimental class B 76.56 and control class C 65.95. Ratings knowledge experimental class B 77.89 and control class B 71.26. Assessment skills experimental class B 77,, 73 and the control class C 69.35. So the effect of the application of cooperative learning model Two Stay Two Stray (TSTS) with LDS display may affect the results of study biology class VIII SMPN 29 Padang.

Keywords: Two Stay Two Stray, LDS Display, Learning Outcomes, Respiratory System In Human

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan proses kegiatan pembelajaran yang berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan agar tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. Proses pembelajaran yang optimal dapat diwujudkan dengan menggunakan berbagai strategi, pendekatan, metode serta model pembelajaran yang efektif dan menggunakan media yang tepat sehingga dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya, (2006:99) guru tidak hanya berperan sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru biologi di SMPN 29 Padang pada bulan Mei 2016

diperoleh informasi bahwa hasil belajar biologi pada materi sistem pernapasan masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini terlihat dari rata-rata ulangan harian pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Nilai rata-rata siswa dapat dirincikan sebagai berikut, pada kelas VIII1 (68,2), VIII2 (64,2), VIII3 (59,9), VIII4 (58,2), VIII5 (56,9), VIII6

(54,5), VIII7 (52,9), VIII8 (50,8) dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 76.

Rendahnya hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia juga disebabkan karena materi ini menuntut siswa untuk dapat memahami organ penyusun pernapasan pada manusia, mekanisme pernapasan pada manusia serta gangguan dan kelainan pada sistem pernapasan manusia. Untuk dapat memahami materi tersebut, proses pembelajaran yang dilakukan sebaiknya

(2)

2 menggunakan media sehingga berdampak terhadap penguasaan materi dan hasil belajar siswa.

Selain itu, dalam proses pembelajaran guru mengungkapkan bahwa kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar. Hal ini terlihat dari siswa yang kurang tertarik untuk belajar dan cenderung pasif, karena disaat guru bertanya kepada siswa tentang materi yang sedang dipelajari hanya beberapa siswa yang menjawab dan kebanyakan siswa cenderung diam dan tidak berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dalam proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap materi biologi terutama pada materi sistem pernapasan pada manusia maka perlu diterapkan model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya aktivitas dalam bentuk interaksi komunikasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan. Siswa dirangsang untuk belajar bekerja sama dengan temannya dalam mengembangkan pemahaman terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip penting.

Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa digunakan seperti STAD, Jigsaw, Think Phair Share, Group Investigation, Two Stay Two Stray, picture and picture, Talking Stick dan lain-lain, Salah satu model pembelajaran yang mendukung untuk terjadinya kerja sama dan interaksi yang baik adalah model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray.

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dimana struktur Two Stay Two Stray (TSTS) ini memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini terlihat dari kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) menurut Istarani (2014:202) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyatukan ide dan gagasannya terhadap materi yang dibahasnya dalam kelompok maupun ketika menyampaikan pada siswa yang diluar kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat dikombinasikan dengan berbagai media pembelajaran, salah satunya yaitu Lembar Diskusi Siswa (LDS) Bergambar yang

diperlukan dalam proses pembelajaran karena pada materi sistem pernapasan dibutuhkan untuk menjelaskan organ-organ penyusun sistem pernapasan, mekanisme pernapasan serta kelainan sistem pernapasan. LDS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam proses pembelajaran sehingga terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.Lembar Diskusi Siswa (LDS) dibuat sedemikian rupa dan dilengkapi dengan gambar agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Usman (2002:47) dengan adanya gambar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar yang diperlihatkan kepada siswa dan hasil yang diterima oleh siswa akan sama.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Disertai LDS Bergambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII Di SMPN 29 Padang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMPN 29 Padang di kelas VIII pada bulan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan dari penelitian ini adalah Randomized Control- group Postest Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017 SMPN 29 Padang. Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel VIII2 kelas eksperimen VIII3 kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap adalah lembar pengamatan sikap, penilaian pengetahuan adalah tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda dan penilaian keterampilan adalah lembar pengamatan produk. Analisis data hasil tes menggunakan uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan model

(3)

3 pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai LDS bergambar terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 29 Padang.

1. Penialain Sikap

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.nDiagram Penilaian Sikap

Berdasarkan Gambar diatas, terlihat bahwa nilai pada penilaian sikap pada kelas eksperimen untuk indikator bekerjasama yaitu B (73,7), indikator bertanggung jawab yaitu B (75,52) dan indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran yaitu B (80,5). Pada kelas kontrol untuk indikator bekerjasama yaitu C (61,56), indikator bertanggung jawab yaitu B (76,88) dan indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran yaitu C (59,41).

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir penelitian. Rata-rata penilaian pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Nilai Rata-rata Penilaian Pengetahuan Berdasarkan Gambar 2, terlihat bahwa hasil belajar biologi pada ranah kognitif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah B (77,89) sedangkan kelas kontrol adalah B (71,26). Pada ranah kognitif ini, didapatkan hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen adalah L0

0,01< Ltabel 0,153 sedangkan kelas kontrol yaitu L0 0,01< Ltabel 0,155 maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas Fhitung 1,77< Ftabel 1,84 maka varians data dari kedua kelas sampel homogen. Karena kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Hasil uji-t pada ranah kognitif didapatkan thitung 3,45 > ttabel 1,67 dengan demikian hipotesis diterima.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan setelah proses pembelajaran dan yang dinilai dari penilaian ini untuk kelas eksperimen adalah laporan akhir diskusi kelompok, sedangkan untuk kelas kontrol adalah resume. Data hasil penilaian keterampilan siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Penilaian Keterampilan Berdasarkan Gambar diatas, terlihat bahwa nilai pada penilaian keterampilan pada kelas eksperimen untuk indikator kelengkapan laporan diskusi yaitu A (89,84), untuk indikator kerapian dan kejelasan dalam penulisan yaitu A (95,7). Pada kelas kontrol untuk indikator kelengkapan laporan 0

20 40 60 80

100 73.7 75.52 80,5 61.56 76.88

59.41

Nilai Rata -rata

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

0 10 20 30 40 50 60 70

80 77.89 71,26

Nilai Rata -rata

Kelas Eksperimen

100 2030 4050 6070 8090

100 89.84 95.7 76.61 88.31

Nilai Rata -rata

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Kelas kontrol

(4)

4 diskusi yaitu B (76,61), untuk indikator kerapian dan kejelasan dalam penulisan yaitu A (88,31).

PEMBAHASAN 1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap pada kelas sampel diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga indikator pada kelas eksperimen, untuk indikator bekerjasama memiliki nilai rata-rata yaitu B (73,7).

Dimana siswa saling bertukar informasi di dalam kelompok maupun kepada anggota kelompok lain dan ini juga terlihat pada saat siswa bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi dan ketika membagikan informasi kepada kelompok yang bertamu.

Untuk indikator bertanggung jawab memiliki nilai rata-rata B (75,52). Pada indikator ini, siswa sudah mampu mendiskusikan LDS bergambar, menulis laporan diskusi dan mengumpulkan laporan diskusi. Pada saat mengumpulkan laporan dimana hanya beberapa siswa saja yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan laporan diskusi di dalam kelompok untuk diberikan kepada guru. Selanjutnya, indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran memiliki nilai rata-rata tertinggi B (80,5). Dimana siswa menggunakan bahasa komunikasi yang baik pada saat proses pembelajaran, namun belum semuanya yang menyampaikan dan menerima informasi dengan jelas.

Nilai sikap pada kelas kontrol, untuk indikator bekerjasama mendapat nilai rata-rata yaitu C (61,56). Dimana siswa terlihat saling bekerjasama dalam diskusi kelompok walaupun masih banyak yang kurang mendengarkan dan tidak menanggapi pendapat teman dalam diskusi Pada indikator bertanggungjawab mendapat nilai rata-rata tertinggi yaitu B (76,88). Pada indikator ini, siswa sudah ikut serta dalam membuat resume dan mengumpulkan resume. Selanjutnya, indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran mendapat nilai rata-rata yaitu C (59,41). Pada indikator ini masih ada beberapa siswa yang kurang menggunakan bahasa komunikasi yang baik, dan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Latisma (2011:

192) mengatakan bahwa ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti, perhatiannya dalam mata pelajaran,

kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasinya yang tinggi untuk tau lebih banyak mengenai materi pelajaran, rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

2. Penilaian Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, lebih banyak siswa yang tuntas pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai dengan LDS Bergambar, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hal ini terlihat rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah B (77,89) sedangkan kelas kontrol adalah B (71,26). Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang di atas KKM sebanyak 18 siswa dengan persentase ketuntasan 56% ,sedangkan kelas kontrol didapatkan hasil yang mencapai KKM sebanyak 9 siswa dengan persentase ketuntasan 29%. Jika dilihat dari uraian di atas lebih banyak kelas eksperimen yang tuntas dibandingkan kelas kontrol, walaupun belum mencapai 60% siswa yang tuntas.

Menurut Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilan tergolong kurang. Namun hal tersebut bukan berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray LDS Bergambar tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran.

Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol pada ranah kognitif karena pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai LDS Bergambar. Dimana pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa yang awalnya mendiskusikan LDS bergambar bersama teman kelompok dapat mendiskusikan dan memahami materi bersama teman kelompoknya, selain itu informasi mengenai materi yang di pelajari bisa didapatkan kembali melalui proses siswa bertamu kesemua kelompok dengan membawa lembar kunjungan untuk mencatat setiap informasi yang di dapatkan dari kelompok lain.

Dimana dengan mendapatkan banyaknya informasi, baik itu informasi yang berbeda ataupun sama. Jika informasi yang di dapatkan berbeda maka akan dapat

(5)

5 membantu teman kelompok yang lainnya untuk mendapatkan informasi namun jika informasi yang di dapatkan sama maka akan dapat mengulang informasi yang di dapatkan sebelumnya sehingga akan menambah pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari yaitu materi sistem pernapasan pada manusia. Menurut Istarani (2010:202) model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyatukan ide dan gagasannya terhadap materi yang dibahasnya dalam kelompok dan begitu juga sebaliknya ketika siswa balik kelompoknya masing-masing. Oleh karena itu setiap siswa memiliki keberanian untuk menyampaikan bahan ajar pada temannya agar dapat saling memahami materi yang dipelajari.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena proses pembelajaran terasa membosankan dan siswa menjadi pasif karena tidak menemukan sendiri konsep yang diajarkan.

Dimana hal ini terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa hanya mengandalkan penjelasan materi dari guru saja dan menyebabkan siswa menjadi mudah bosan dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol masih di bawah KKM.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen diperoleh dari laporan diskusi berupa laporan akhir, sedangkan kelas kontrol diperoleh dari resume. Indikator yang dinilai dari ranah psikomotor ini yaitu aspek kelengkapan laporan diskusi/resume, menyimpulkan hasil laporan diskusi/resume dan kerapian dan kejelasan dalam penulisan laporan diskusi/resume.

Penilaian hasil belajar pada keterampilan berdasarkan capaian optimum dari ketiga pertemuan. Pada kelas ekperimen indikator kelengkapan laporan diskusi memperoleh nilai rata-rata yaitu A (89,84).

Dimana siswa sudah membuat laporan akhir kelompok dengan lengkap serta terdapat semua komponen laporan dan masih ada beberapa yang kurang sistematis. Untuk indikator kerapian dan kejelasan dalam penulisan memperoleh nilai rata-rata yaitu A (95,70). Tingginya nilai rata-rata pada indikator ini, karena siswa sudah menulis laporan akhir diskusi dengan rapi dan jelas

meskipun ada beberapa kelompok yang menulis kurang rapi dan kurang jelas.

Penilaian keterampilan pada kelas kontrol pada Indikator pertama memperoleh nilai B (76,61) pada aspek kelengkapan resume. Dimana siswa sudah membuat laporan akhir kelompok dengan lengkap serta terdapat semua komponen laporan dan masih ada beberapa yang kurang sistematis.

Selanjutnya, pada indikator kerapian dan kejelasan dalam penulisan memperoleh nilai rata-rata yaitu A (88,31). Pada indikator ini masing-masing kelompok sudah membuat resume dengan rapi dan jelas meskipun ada beberapa kelompok yang menulis kurang rapi dan kurang jelas. Menurut Anwar (2009: 87) penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif dan afektif. Apabila suatu proses pembelajaran itu dimulai dengan sikap dan minat yang baik maka penilaian pengetahuannya juga meningkat dengan baik.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaranTwo Stay Two Stray disertai LDS Bergambar berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII SMPN 29 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan:

1. Guru bidang studi biologi khususnya, dan guru bidang studi lainnya umumnya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai LDS Bergambar dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan untuk sekolah lain dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syafri. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.

(6)

6 Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Latisma. 2010. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press.

Sanjaya,W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Usman,B. 2002. Media Pembelajaran.

Jakarta: Ciputat Pers.

.

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA SULLAMUL MUBTADI ANJANI 1Wardatul Uyun,