• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 2×11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Saparudin, Yulia Haryono, Ainil Mardiyah

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research was motivated from the lack of participation from students in giving ideas that they had in learning process and low of students’ score. The purpose of this research was to know whether the students’ result of learning Mathematics by applying cooperative learning model of Snowball Throwing type better than the students’ result of learning Mathematics by applying conventional learning at grade XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Padang Pariaman at year 2017/2018. This was an experimental research that used random design toward the subject. The population consisted of four classes. XI IPA 1 was selected as experiment class and XI IPA 2 was selected as control class. The instruments of the research was final test, with 0,735 reliability. The statistic test that is used for hypotheses test was t-test one side. Based on the final test, it was found that two classes of sample was in normal distribution and homogeneous. The result of hypotheses test was 4,715 and 1,675 with α = 0,05, so thus hypotheses research was accepted. It can be concluded that the students’

result of learning Mathematics by applying cooperative learning model of Snowball Throwing type better than the students’ result of learning Mathematics by applying conventional learning at grade XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Padang Pariaman.

Keyword: Snowball Throwing Learning Model, Learning Outcome

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berkembang pesat dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikir manusia. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi karena hampir semua ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan matematika. Proses pembelajaran yang ditemukan di SMAN 1 2×11 Enam Lingkung menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan belum

(2)

memberikan hasil yang maksimal, hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang masih rendah, banyak yang berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) matematika yang ditetapkan sekolah yaitu 77. Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 7 sampai 10 juli 2017 di kelas XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, diketahui bahwa sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 yang lebih menuntut partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain belajar individu siswa juga belajar secara kelompok. Saat pembelajaran berkelompok diterapkan siswa kurang berpartisipasi dalam mengemukakan ide atau gagasan yang dimilikinya. Pada saat proses pembelajaran siswa cenderung diam dan tidak mau bertanya terkait materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika kelas XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman, diperoleh informasi bahwa pembelajaran kelompok yang dilakukan kurang efektif. Siswa kurang bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa malu bertanya kepada guru walaupun sudah diberikan kesempatan untuk

bertanya. Berdasarkan masalah tersebut maka diberikan solusi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing

Shoimin (2014:174) Pembelajaran dengan model snowball throwing adalah suatu pembelajaran dimana diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara interaktif.

Dalam pembelajaran ini siswa dapat menyampaikan pertanyaan atau permasalahan dalam bentuk tertulis yang nantinya akan didiskusikan bersama, dengan demikian siswa dapat mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran. Dan juga guru dapat melatih kesiapan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah. langkah-langkah dari model Snowball Throwing, Shoimin (2014:174) sebagai berikut: (1) Menyampaikan seluruh tujuan dalam pembelajaran dan memotivasi siswa; (2) Menyajikan informasi tentang materi pembelajaran siswa; (3) Memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran snowball

(3)

throwing; (4) Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 7 orang siswa; (5) Memanggil ketua kelompok dan menjelaskan materi serta pembagian tugas kelompok; (6) Meminta ketua kelompok kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru dengan anggota kelompok; (7) Memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok dan meminta kelompok tersebut menulis pertanyaan sesuai dengan materi yang dijelaskan guru;

(8) Meminta setiap kelompok untuk menggulung dan melemparkan pertanyaan yang telah ditulis pada kertas kepada kelompok lain; (9) Meminta setiap kelompok menuliskan jawaban atas pertanyaan yang didapatkan dari kelompok lain pada kertas kerja tersebut; (10) Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang diterima dari kelompok lain; (11) Memberikan penilain terhadap hasil kerja kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas XI SMAN 1 2×11

Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen, Arikunto (2010: 9) “Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang biasa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan”.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03-17 Januari 2018. Semester Genap dikelas XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Arikunto (2010:174)

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini haruslah menggambarkan karakteristik dari suatu populasi. Sesuai dengan masalah yang diteliti dan metode penelitian yang digunakan maka dibutuhkan hanya dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas control.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas XI IPA.1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA.2 sebagai kelas kontrol, untuk menentukan kelompok

(4)

eksperimen dan kelompok kontrol digunakan teknik random subjek atau undian. Teknik pengambilan sampel dengan cara undian dilakukan agar semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian.

Berdasarkan perhitungan hasil uji normalitas, maka diperoleh populasi yang berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan diperoleh data homogen dan dan dilakukan uji kesamaan rata-rata diperoleh data populasi memiliki kesamaan rata-rata, maka pengambilan sampel dilakukan dengan secara acak. Berdasarkan pengundian yang dilakukan, pengambilan pertama kelas XI IPA.1 sebagai kelas eksperimen dan pengambilan kedua yaitu kelas XI.2 sebagai kelas kontrol.

Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa tes akhir.

Menurut Sudijono (2007:66) “Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian”. Dalam proses pembelajaran diperlukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau validitas kurikulum sesuai yang dikemukakan oleh Arikunto (2009:67).

Analisis butir soal tes akhir dilakukan dengan menyelidiki tingkat kesukaran soal,

daya pembeda soal dan reliabilitas tes.

Analisis data untuk menguji hipotesis digunakan uji t seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka diperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa. Data diperoleh setelah melakukan tes akhir yang dilakukan pada akhir penelitian berupa tes esai sebanyak 7 butir soal. Jumlah siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen sebanyak 27 orang dan kelas kontrol sebanyak 27 orang.

Sebelum tes akhir dilakukan dulu uji coba soal dengan sekolah yang sama dengan dengan diikuti sebanyak 30 siswa.

Penerapan metode Snowball Throwing memiliki 11 langkah. Pertemuan pertama dengan materi menentukan limit fungsi dan intuitif limit fungsi, pertemuan kedua, menentukan limit fungsi bersyarat, pertemuan ketiga menyelesaikan sifat-sifat limit fungsi dan pertemuan keempat menentukan nilai limit fungsi.

Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi yang dipelajari dan membagian materi kesetiap kelompok.

Guru menyampaikan kepada siswa untuk

(5)

membaca buku pelajaran, dan menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran snowball throwing dan apa yang harus dilakukan siswa dalam pembelajaran tersebut. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok yang terdiri 6-7 siswa yang sesuai dengan akademik yang berbeda dan menunjuk salah dari mereka untuk menjadi ketua kelompok, tiap pertemuan memiliki kelompok yang berbeda. Selanjutnya guru memanggil ketua kelompok untuk mendapatkan materi yang akan didiskusikan pada kelompoknya, guru manyampaikan materi keketua kelompok dengan materi yang berbeda, sedang anggota kelompok yang berada pada kelompok membaca buku.

Kemudian guru meminta setiap kelompok untuk kembali ke kelompok masing-masing untuk menyampaikan materi yang didapat kelompoknya dan mendiskusikan materi tersebut serta pembagian tugas kelompok. Setiap kelompok membuat soal yang belum dipahami sesuai dengan materi yang didiskusinya, serta guru memberikan selembar kertas kekompok untuk menulis pertanyaan yang telah mereka diskusikan bersama. Sesuai dengan materi yang didapat tiap-tiap kelompok.

Guru meminta siswa untuk menggulung pertanyan yang telah dibuat

pada selembar kertas. Pertanyaan yang telah dibuat digulung dengan bentuk bola dan dilempar ke kekompok lain searah jarum jam. Berikut contoh pertanyan kelompok.

Gambar 1. Merupakan Pertanyaan dari Kelompok.

Setiap kelompok mendapat pertanyaan dari kelompok lain yang berbentuk bola.

Kelompok yang mendapat pertanyan menjawab soal yang didapat dan mendiskusi jawabannya.

Gambar 2. Merupakan Hasil Jawaban Kerja Kelompok .

Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk menjelaskan jawaban atas pertanyan di depan kelas serta materi yang di dapat. Selain itu guru juga memberikan

(6)

penguatan atau ulasan tentang jawaban dan materi yang di jelaskan. Terakhir guru memberikan penilaian dan penghargaan atas kelompok yang tampilan yang terbaik dengan penilaian yang ditetapkan. Guru bersama siswa juga menyimpulkan materi pada akhir pembelajaran.

Pelaksaan metode pembelajaran Snowball Throwing dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional dengan 4 kali pertemuan juga. Setelah materi selesai, diberikan tes akhir kepada kedua kelas sampel. Berikut ini contoh tes akhir dengan soal. Tentukan nilai limit

fungsi dari !

Gambar 3. Hasil Tes Akhir Berkemampuan Sedang Kelas Ekperimen.

Gambar 4. Hasil Tes Akhir Berkemampuan Sedang Kelas Kontrol.

Tabel 1. Hasil belajar matematika Pada Kelas Sampel

Kelas Sampel S Xmaks Xmin

Eksperimen 72,396 8,237 79,2 56,3 Kontrol 61,,056 9,408 79,2 39,6 Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas ekperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Untuk melihat hipotesis diterima atau ditolak dilakukan uji normalitas dan uji homegenitas sampel. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Oleh karena itu, dilakukan uji hipotesis dengan uji-t satu pihak. Berdasarkan uji-t satu pihak yang dilakukan diperoleh = 4,715 dengan

= 1,675 , karena

maka terima . Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan metode Snowball Throwing lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMAN 1

(7)

2×11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan konvensional pada siswa kelas XI SMAN 1 2×11 Enam Lingkung Padang Pariaman.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran

Inivatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Sudjana. (2005). Metode Statistika.

Bandung: Tarsito

Sudijono, Anas (2007). Pengatar Evaluasi Pendidikan: Rajawali Pers.

Yossi . (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 4 Koto Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Skipsi Tidak Diterbitkan. Padang : STKIP PGRI Sumbar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam  pembelajaran,  pertama  guru  menjelaskan  materi  kepada  siswa  secara  global,  kemudian  guru  membagi  siswa  dalam  beberapa  kelompok 

 Guru menjelaskan tentang pemantulan cahaya pada cermin datar, cembung dan cekung ( 10 menit)  Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.. yang terdiri dari 4-5 siswa

1) Meminta anggota kelompok bekerja sama mengatur bangku dan meja kursi mereka. 2) Membagi LKS atau materi belajar lain. 3) Menganjurkan siswa pada tiap-tiap kelompok

Pada kelas kontrol terlihat nilai modus tanggung jawab lebih rendah dari pada kelas eksperimen karena pada saat guru menjelaskan materi siswa tidak memperhatikan

Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.... Masing-masing kelompok membahas

Kemudian menuliskan rumus keliling persegi panjang (BPG03).. Setelah BPG mempresentasikan jawabannya peneliti meminta tanggapan dari siswa bernomor 2 dari kelompok

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make A Match ini pertama guru menjelaskan sekilas tentang materi pelajaran selanjutnya guru membagi

Dari penelitian tersebut, dapat dilakukan sebuah penelitian eksperimen yang menguji tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa