• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMPN 4 LENGAYANG

Kristin Fitri*), Zulfitri Aima**), Dewi Yuliana Fitri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was conducted due to the students low understanding on mathematics concept. This purpose of this research was to reveal whether the application of Make a Match cooperative learning model could increase the students mathematics conceptual understanding better than that of using conventional learning in class VIII of SMPN 4 Lengayang. This was an experimental research which used random toward the subject design. The population of the research was the students in class VIII of SMPN 4 Lengayang.

The instrument of the research was an essay posttes whose reliability was r11 = 0.76, based on the result of data analysis, it was figured out that the average score of the students in the experimental class was higher than that of student in the control class. The result of hypothesis test by using Mann Witney test revealed that the value of Zcalculated -25.17 ≤ Ztable 0.0060. this result indicated that the hypothesis was accepted. Thus, the use of Make a Match cooperative learning model could increase the students mathematics conceptual understanding better than that of using conventional learning.

Key Terms: Mathematical Conceptual understanding, Make A Match

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peranan sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu matematika merupakan mata pelajaran yang wajib disekolah mulai dari sekolah dasar, sekolah.

menengah bahkan perguruan tinggi.

Mengingat pentingnya pelajaran

matematika maka guru diharapkan mampu mendidik dan mengajar siswa agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.

Berdasarkan hasil observasi lakukan di SMPN 4 lengayang pada tanggal 6 Januari 2014 diperoleh gambaran bahwa kegiatan belajar dan pembelajaran matematika siswa belum terlaksana secara optimal.

Banyak kendala yang dihadapi

(2)

dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, dalam mengikuti pembelajaran siswa hanya sebagai penerima semua informasi yang disampaikan oleh guru atau pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar serta kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika.

Aktivitas siswa hanya mencatat, mendengar, dan hanya sedikit siswa yang berdiskusi atau bertanya. Jika diberi tugas kelompok, hanya beberapa orang siswa yang mengerjakan sementara siswa yang lain hanya berdiam diri dan mengandalkan siswa yang pandai.

Begitu juga jika diberikan pekerjaan rumah (PR) siswa malas mengerjakannya atau hanya menyalin pekerjaan rumah temannya di sekolah.

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika SMPN 4 Lengayang, terdapat gambaran bahwa siswa kurang berminat dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan waktu guru menjelaskan materi di depan kelas dan jika siswa disuruh mengerjakan

soal, siswa hanya menyelesaikan berdasarkan yang tertulis oleh guru dipapan tulis, siswa hanya mengandalkan yang pintar saja dsaat mengerjakan latihan, selain itu siswa juga belum berkeinginan menyelesaikan secara berkelompok dengan temannya

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru agar siswa mampu menyelesaikan atau mengerjakan latihan dengan baik adalah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. Model Pembelajaran Make A Match merupakan upaya guru untuk menarik perhatian siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan motivasi siswa dalam berdiskusi.

Menurut Suprijono (2010:94) pada

“Model pembelajaran kooperatif Tipe make A match adalah kartu- kartu. Kartu tersebut terdiri dari kartu pertanyaan dan kartu jawaban” kemudian siswa saling bekerja sama dan saling membantu pasangannya untuk menyelesaikan pertanyaan yang diperoleh dan mencocokkan dengan jawaban.

Dengan bekerja sama tersebut

(3)

diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan motivasi siswa untuk belajar matematika sehingga siswa tidak menjadi takut dan aktif dalam belajar matematika.

Penerapan Model pembelajaran kooperatif Tipe make A match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama diantara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan siswa merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “apakah pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 4 Lengayang”.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Vitri Wulan (2009) yang berjudul “Penerapan model tipe cooperatif Make A Match dan Numbered Head dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir selatan 2010/2011”. Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model tipe Kooperatif Make A Match dan Numbered Head dalam pembelajaran matematika lebih baik dari hasil belajar secara konvensional.

METODE PENELITIAN

Penelitian diadakan pada tanggal 2 Maret sampai 28 maret 2015. Uji coba tes akhir pada tanggal 19 Maret 2015 di SMPN 2 Lengayang.

Penelitian ini diadakan di SMPN 4 Lengayang Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitia adalah eksperimen dengan rancangan Random terhadap Subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 4 Lengayang.

Kelas yang terambil pertama adalah kelas eksperimen yaitu kelas VIIIC, dan kelas yang terambil kedua adalah kelas kontrol yaitu kelas VIIID.

Instrumen penelitian adalah tes akhir dalam berbentuk tes esay untuk melihat kemampuan pemahaman konsep siswa dengan 5 butir soal esay dengan di uji cobakan di SMPN 2 Lengayang.

(4)

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran semua soal tergolong sedang, Daya pembeda semua soal dapat diterima, Menurut kriteria dalam Arikunto (2010: 239) instrumen tersebut reliabel.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional pada Kelas VIII SMPN 4 Lengayang.

Teknik analisis data yang digunakan uji Mann Witney Menurut Supanga (2010:375).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh rata-rata, simpangan baku nilai maksimu dan minimum.

Terlihat pada tabel 1.

Tabel 1.Nilai Rata-Rata ( ), Simpangan Baku (S), Nilai Tertinggi Xmaks dan Nilai Terendah Xmin Tes Akhir Siswa Sampel.

Kelas Eksperi

men

73,38 9,475 86 51

Kontrol 62,30 12,05 80 40

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. berdasar analisis uji Mann-Whitney diperoleh Zhitung

-25,17 ≤ Ztabel 0,0060 maka tolak H0 diterima H1. Pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.

Setelah selesai materi pelajaran yang diajarkan, diadakan tes akhir pada kelas sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dikelas eksperimen terlihat bahwa secara keseluruhan siswa mampu memenuhi dua indikator dalam pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dan

(5)

menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

Gambar 1. Lembar Jawaban Siswa pada Kelas Eksperimen

Gambar 1 memperlihatkan jawaban siswa kelas eksperimen sudah benar, siswa telah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan telah mampu juga mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang telah sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan.

Gambar 2, Lembar jawaban Siswa Pada Kelas Kontrol

Gambar 2 memperlihatkan jawaban siswa kelas control, Pada jawaban siswa kurang mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Dan pada saat siswa mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah pun siswa juga tidak tepat dalam menyelesaikannya.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa’’pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional siswa kelas VIII SMPN 4 Lengayang.

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Supangat. (2010). Statistik dalam kajian inferensi, dan Nonparametrik.Jakarta

Suprijono, Agus. (2010). Model pembelajaran cooperative Learning,Jakarta

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Tipe CPS memberi