PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
DISERTAI LDS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
KOTO XI TARUSAN Oleh:
Putri Junika, Ardi, Evrialiani Rosba
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRAK
The research was motivated by the low yields of students studying Biology visible from the average results of studying Biology class VIII at SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan under minimum completeness criteria (KKM). The causes are student are less active in learning for some students thought that the biology is difficult to understand. Learning is still teacher-centered. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model type STAD with LDS on learning outcomes of students of class VIII SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan. This type of research is experimental study, using a Randomized Control Group Posttest Only Design. The population is the entire first semester of class VIII at SMPN 1 Koto XI Tarusan in 2015/2016.
Sample was taken by purposive sampling technique, so that the selected class VIII3 (experimental group) and VIII6 class (control group). The data are student learning outcomes obtained in the form of cognitive, affective and psychomotor. Data were analyzed using t-test. Based on the final test results obtained average value at the end of the test is the experimental class and control class 45.28 56.13. With the t-test in getting the value of F = 3.90, while the value of Ftable= 1.68, then the Fcount > Ftable shows H1 accepted or accepted hypothesis. In the affective domain in the experimental class get the value of 3.03 with the predicate B, the control class in getting the value of 3,07 with the predicate B. In the experimental class psychomotor assessment obtained value of 3.34 with the predicate B+, the control class 3,28 values obtained with the notation B+. Based on data analysis can be concluded that the application STAD with LDS has positive effect on learning outcomes biology class VIII at SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan.
Keyword:Model Student Teams Achievement Division (STAD) Lembar Diskusi Siswa (LDS) Pendahuluan
Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang semua makhluk hidup. Pembelajaran biologi menuntut keaktifan dan kreatif siswa yang dikoordinir oleh guru. Guru dalam konteks dunia pendidikan adalah seorang yang bertugas membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, membentuk sikap atau perilaku yang baik dan melatih siswa menjadi terampil dalam bidang tertentu (Lufri, 2007:6). Tugas itu dilakukan guru dengan cara mengajar, membimbing, dan menjadi administrator kelas bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru biologi di
SMPN 1 Koto XI Tarusan didapatkan hasil bahwa siswa kurang aktif dalam belajar.
Sebagian siswa beranggapan bahwa materi biologi sulit untuk dipahami. Siswa juga kurang berpatisipasi dan termotivasi dalam proses pembelajaran, sehingga mereka malas untuk belajar dan mudah merasa bosan.
Umumnya siswa mengandalkan catatan dan penjelasan dari guru yang diberikan. Proses pembelajaran biologi masih berpusat pada guru (teacher center).
Proses pembelajaran di SMPN 1 Koto XI Tarusan yang dilaksanakan guru menggunakan metode pembelajaran, seperti ceramah dan diskusi, tetapi belum menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang digunakan guru diduga terkait erat dengan siswa sehingga membuat mereka bosan dalam pembelajaran.
Penggunaan media yang kurang juga mengakibatkan sisw kurang aktif dan tertarik dalam belajar, Kondisi seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa untuk pelajaran biologi rendah atau masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Salah satu materi yang sulit dipahami siswa adalah sistem peredaran darah pada manusia.
Nilai rata-rata ulangan harian siswa pada materi Sistem Peredaran darah adalah kelas VIII(1) 80, VIII(2) 75, VIII(3) 60,5, VIII(4) 75,5, VIII(5) 70,5, dan VIII(6) 70,5. KKM mata pelajaran biologi yang telah ditetapkan guru di SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan adalah 80.
Berdasarkan nilai siswa di atas, dapat dilihat bahwa umumnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa masih jauh dari harapan.
Untuk mengatasi masalah di atas, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah dengan cara memotivasi siswa untuk mau berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dipelajari dengan menggunakan model dan media yang menarik. Salah satu cara yang diharapkan dapat diterapkan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). STAD adalah model pembelajaran yang paling sederhana, sehingga baik digunakan untuk siswa yang baru mengenal tentang pembelajaran kooperatif. Pada pembelajaran tipe ini siswa dikelompokan dengan 4 anggota untuk mempelajari dan mengerjakan tugas yang diberikan. Pada dasarnya model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran student teams achievement division(STAD) disertai LDS terhadap hasil belajar siswa kelas VIII untuk materi sistem peredaran darah pada manusia di SMPN 1 Koto XI Tarusan.
Slavin ( 2005 : 12) memaparkan bahwa Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan yang diajarkan guru. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran.
LDS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan terbentuk interaksi yang afektif antar siswa dengan guru. Sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi.
Dengan menggunakan LDS dalam pembelajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggungjawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.
Tujuan LDS dalam pembelajaran adalah memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan siswa dalam proses pembelajaran, pemberian LDS juga dapat merangsang siswa untuk berkerja sama dalam kelompok dan menciptakan rasa tanggung jawab sesama anggota kelompok.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan pada bulan November pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan yang terdaftar pada tahun 2015/2016 yang terdiri dari 6 kelas.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang dilakukan berupa tes objektif yang terdiri dari 4 option yaitu A, B, C, D. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang hasilnya berdistribusi normal dan sampel memiliki varians yang homogen, maka dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis bertujuan untuk diterima atau ditolak.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Koto XI Tarusan yaitu tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD disertai LDS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan didapatkan hasil yang meningkat.
Perbedaan pada penilaian hasil belajar siswa pada kedua sampel yaitu kelas Eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rata-rata Persentase Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Kelas Sampel.
1. Ranah Kognitif
Pada gambar 1 dapat dilihat nilai rata- rata hasil belajar biologi siswa, pada kelas eksperimen didapatkan lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol. Dimana nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 56,13 dengan jumlah siswa 29 orang yang mengikuti tes akhir belajar, dari 29 siswa yang mengikuti tes akhir hanya 2 orang siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai KKM dengan persentase 6,8 %.
Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada sebanyak 27 orang siswa dengan persentase 93,1 dimana KKM yang sudah ditetapkan yaitu 80.
Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, hal ini tampak pada saat pembelajaran masih ada siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi
dan memikirkan hal-hal yang lain, saat diskusi berlangsung siswa masih ada yang berbicara dan tidak memperhatikan pembelajaran. Menurut Rusman (dalam Istarani dan Ridwan, 2014 :29) salah satu kelemahan model STAD yaitu dalam kelompok adanya siswa yang hanya sebagai pendengar saja, kurang aktif dan adanya siswa yang kurang akur dalam kelompoknya, karena dia dikelompokan pada anggota yang kurang dia senangi.
Dari uraian di atas, pada kelas eksperimen yang menerapkan model STAD disertai LDS tidak berpengaruh baik terhadap hasil belajar biologi siswa. Hamalik (2008: 158) mengatakan “ pelajaran dirasakan akan bermakana bagi diri siswa apabila pelajaran itu dapat dilaksanakan atau digunakan pada kehidupannya sehari-hari didalam kelas pada masa mendatang.
Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan, hal ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran siswa kurang aktif dan malas untuk belajar, hal ini terlihat dari rata-rata nilai pada kelas kontrol yaitu 45,28 dengan jumlah siswa 28 orang yang mengikuti tes akhir belajar. Dari 28 orang siswa yang mengikuti tes akhir hanya 2 orang siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai KKM dengan persentase 7,1 %.
Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 26 orang dengan persentase 92,8 %. Hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol sama dimana hanya ada 2 orang siswa yang mencapai KKM. Hal ini membuat materi sistem peredaran darah pada manusia dan upaya pencegahanya masih jauh dari harapkan dan masih dibawah KKM. Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) bahwa “ tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. Hal ini berarti proses pembelajaran belum berjalan secara maksimal.
2. Ranah Afektif
Penilaian ranah afektif pada kelas eksperimen dilakukan oleh observer. Ada tiga aspek yang dinilai dalam ranah afektif yaitu aspek rasa ingin tahu, percaya diri, dan berkomunikasi. Penilaian ini dilakukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Pada kelas eksperimen didapatkan nilai rata- rata yaitu 3,03 dengan predikat B (Baik).
Penilaian afektif pada kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model yang digunakan, namun siswa dalam pembelajaran sudah menunjukan sikap rasa ingin tahunya pada pembelajaran, rasa percaya diri sudah timbul pada saat menampilkan presentasi kedepan kelas dan sudah mampu berkomunikasi dengan baik dengan teman dan guru. Menurut Sudjana (2014: 29-30) Penilaian pada ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai seseorang dalam proses belajar. Hasil belajar afektif akan tampak pada siswa dalam perubahan sikap tingkah laku seperti perhatian, rasa ingin tahu, disiplin, motivasi, komunikasi dan percaya diri terhadap pelajaran.
Penilaian ranah afektif kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen, pada kelas kontrol juga ada tiga aspek yang dinilai yaitu rasa ingin tahu, percaya diri dan berkomunikasi. hal ini terlihat pada nilai rata-rata yang didapat yaitu 3,07 dengan predikat B (Baik). Ini menunjukan bahwa penilaian pada ranah afektif kelas kontrol sangat bagus, namun masih ada beberapa siswa kurang berpatisipasi dan memperhatikan pembelajaran.
3. Ranah Psikomotor
Penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor kelas eksperimen menunjukan peningkatan yang dapat dilihat pada nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 3,34 dengan predikat B+, pada ranah psikomotor ada dua aspek yang dinilai yaitu mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan.
peningkatan pada hasil belajar ini disebabkan karena siswa menunjukan kemampuan dalam belajar, pada saat proses pembelajaran siswa sudah mulai bagus saat mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan dari kelompok lain. Menurut Sudijono (2011: 57). Hasil belajar psikomotor berkenaan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
Pada kelas kontrol skor penilaian psikomotor terlihat lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen, ini terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh selama belajar yaitu 3,28 dengan predikat B+. Hal ini disebakan karena siswa masih kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat yang dikemukakan. Perbedaan nilai psikomotor pada kedua sampel disebabkan karena pada kelas eksperimen terdapat persaingan yang ketat antar kelompok untuk mendapatkan nilai tertinggi dan mendapatkan penghargaan.
Dari uraian diatas menunjukan adanya perbedaan pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran STAD disertai LDS dengan pembelajaran metode ceramah. Siswa yang belajar dengan menggunakan model STAD disertai LDS memiliki kompetensi belajar biologi yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah. Terjadinya peningkatan pada hasil belajar disebabkan karena siswa belajar dengan baik dan proses pembelajaran dikontrol oleh guru. Menurut Lufri (2007a :6) guru dalam konteks dunia pendidikan adalah seorang yang membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan, membentuk sikap atau perilaku yang baik dan melatih anak menjadi terampil dalam bidang tertentu.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai LDS berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan beberapa hal:
1. Diharapkan pada guru bidang studi biologi agar dapat menerapkan model STAD disertai LDS untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa.
2. Untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan pedoman dengan materi yang lain.
3. Untuk para pembaca diharapkan agar hasil dari penelitian saya ini dapat
dijadikan salah satu wadah untuk memperkaya wawasan yang dimiliki.
Daftar Pustaka
Djamarah, S. Bahri & Zain Aswan. (2010).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rieneka Cipta
Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Istarani, Muhamad ridwan. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan:
Media Persada
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Lufri. (2007a). Strategi Pembelajaran
Biologi. Padang: UNP Press
(2007b). Kiat Memahami metodologi
& Melakukan Penelitian. Padang:
UNP Press
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning :Teori, Riset dan Praktik.
Bandung : Nusa Media
Sudijono, Anas. (2011).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.