• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap individu sehingga masalah pendidikan selalu menjadi prioritas utama di Indonesia.

Proses pendidikan yang terjadi merupakan sebuah proses yang telah dirancang terlebih dahulu sebagaimana menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Jufri, 2013: 39). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan kepada perkembangan siswa selaku peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk memperoleh pendidikan, dapat diperoleh melalui proses belajar dan mengajar.

Menurut Rusman (2012: 1) kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Dalam proses belajar dan mengajar akan terjadi interaksi antar guru dengan siswa (timbal balik), dalam artian pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru, tetapi siswa juga harus dilibatkan. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu menggunakan berbagai media pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu guru biologi kelas XIdi SMAN 1 Solok Selatan pada tanggal 14 Januari 2014, maka diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi sistem reproduksi. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian siswa yang rata-rata berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan oleh guru yaitu 70. Adapun nilai rata-rata ulangan harian siswa terutama pada materi sistem reproduksikelas XI SMAN 1 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah kelas XI A1 dengan jumlah siswa 29 orang= 62,27, kelas XIA2 dengan jumlah siswa 28 orang= 63,82, kelas XIA3 dengan jumlah siswa27 orang= 61,85 dan kelas XIA4 dengan jumlah siswa 33 orang=

Selain rendahnya hasil belajar siswa, dalam hal ini siswa juga kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Bila ditinjau dari segi persiapan mengajar, guru telah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun, proses pembelajaran guru belum menerapkan metode, strategi serta model pembelajaran yang bervariasi. Guru biologi di sekolah ini masih sering menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, dan tanya jawab.

Dari masalah yang ditemukan penulis, maka penulis tertarik untuk menerapkan strategi belajar aktif tipe learning tournament yang diawali powerpoint pada materi sistem reproduksi. Strategi ini dipilih oleh penulis, karena melihat masalah siswa yang kurang bersungguh-sungguh atau terlibat dalam diskusi.

Biasanya dalam pembelajaran diskusi yang dilakukan guru di SMA ini hanya siswa-siswa tertentu saja yang mengerjakan soal-soal diskusi, sementara anggota yang lain mereka kurang terlibat dalam diskusi.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT DIAWALI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 1 SOLOK SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Fitra Nengsih, Dra. Hj. Renny Risdawati, M.Si. Diana Susanti, M.Pd.

Pendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR, E-Mail: [email protected]

ABSTRACT

Based on the results of interview with one of the of biology’s teachers of XI grade at SMAN 1 Solok Selatan, it was found that the students have difficulty to understand the material of reproduction system. It was proved from the results of the students average daily tests that is under KKM (Minimum Achievement Criteri ia) which is 70.

Then, teacher at SMAN 1 Solok Selatan had never apply group learning in the form of a team competition and learning is centered on teacher. This research to find out the result of students learning in biology of XI grade at SMAN 1 Solok Selatan in academic year 2013/2014 with the implementation of active learning strategies learning tournament type begins with powerpoint. This research is an experimental study with Randomized Control-Group Postest Only Design. The population of the study are all of XI grade students of SMAN 1 Solok Selatan in academic year 2013/2014 consist of four class. Technique sampling is done by purposive sampling. XI A1 class as experiment class and XI A2 class as control class. The average results of the test for the experimental class students is 79.5 and 60.18 for the control class. Based on the results of hypothesis testing using t-test obtained t> t table is 6.35> 1.67. It can be concluded that the learning outcomes of biology students by applying active learning strategies learning tournament type begins with powerpoint is better than the learning outcomes of students by applying conventional learning.

Key words: Active Learning, Learning Tournament, Powerpoint, Hasil Belajar

(2)

Perbedaan learning tournament ini dengan diskusi kelompok biasa adalah adanya kompetisi tim. Dengan adanya kompetisi ini, siswa akan bekerja sama dan sungguh-sungguh mendiskusikan materi yang diberikan guru, sehingga siswa akan menjadi semangat dalam belajar, bertanggung jawab dalam kelompok dan termotivasi untuk mendapatkan nilai yang baik.

Penulis menggabungkan strategi ini dengan powerpoint dikarenakan dalam strategi learning tournament ini guru tidak menerangkan materi pelajaran, namun dilihat dari hasil belajar siswa sebelumnya dengan guru menerangkan pelajaran hasilnya masih rendah (di bawah KKM), oleh sebab itu learning tournament ini diawali dengan guru menjelaskan materi dengan menggunakan powerpoint.

Silberman (2013: 28) mengatakan bahwa

“Ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan”. Belajar aktif itu juga sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika siswa pasif atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.

Oleh karena itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang diberikan oleh guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 1 Solok Selatan. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 12) pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.

Hamdani mengatakan (2011: 49)

“Strategi active learning sukar didefinisikan secara tegas sebab semua cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan kadar keaktifan yang berbeda.

Keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk, tetapi semua itu harus dikembalikan pada satu karakteristik keaktifan dalam rangka active learning strategy, yaitu keterlibatan intelektual, emosional, dalam kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan, perbuatan serta pengalaman

langsung terhadap umpan baliknya dalam pembentukan keterampilan dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap”. Bertitik tolak dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi active learning atau pembelajaran aktif adalah salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara efektif dan efisien.

Strategi active learning ini memiliki banyak tipe. Salah satu strategi active learning atau pembelajaran aktif adalah learning tournament. Learning tournament dalam bahasa Indonesia diartikan turnamen belajar. Turnamen belajar adalah kompetisi yang dilakukan dalam pembelajaran. Menurut Silberman (2013: 171) mengatakan bahwa “Tipe learning tournament dilakukan dengan menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim, dan dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.Pada learning tournament ini terjadi kompetisi/persaingan antar tim/kelompok. Dengan adanya kompetisi ini masing-masing anggota kelompok akan bertanggung jawab dalam kelompoknya masing- masing, karena kelompok yang menang adalah kelompok yang mendapatkan skor tertinggi. Skor kelompok adalah hasil dari penjumlahan skor dari masing-masing anggota kelompok.

Menurut Hamruni (2009, dalam Rahmanto, 2009: 12) kekurangan learning tournament ini adalah strategi ini sangat tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok. Bila guru sudah menguasai, persiapan, dan kreativitas ekstra tidak akan merasa dibebani. Sementara kelebihan strategi learning tournament adalah siswa dapat belajar dari temannya dan membangun keterampilan sosial serta dapat mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Solok Selatan di kelas XI pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Solok Selatan yang terdaftar tahun pelajaran 2013/2014. Pada penelitian ini sampel yang dibutuhkan sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

(3)

secara purposive sampling. Kelas sampel dalam penelitian ini adalah kelas XIA1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XIA2 sebagai kelas kontrol.

Prosedur dalam peneltian ini terdiri dari tiga tahap yaitu 1) tahap persiapan, yaitu Mengajukan judul melalui PA (Penasehat Akademik), tim penyeleksi judul, dan disahkan oleh ketua prodi.

Kemudian menyusun proposal dan meminta pembimbing kepada ketua prodi. Setelah itu, bimbingan proposal dengan pembimbing yang telah ditetapkan dan menyiapkan semua perangkat yang diperlukan dalam penelitian (RPP, Silabus, LDS, materi ajar, powerpoint, kisi-kisi soal tes akhir, tes akhir) dan seminar proposal. 2) Tahap pelaksananaan, yaitu melakukan penelitian pada kedua kelas sampel XIA1 dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint dan kelas XIA2 dengan menerapkan pembelajran konvensional (ceramah, diskusi, dan tanya jawab). 3) Tahap Akhir, yaitu pengolahan data hasil penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal tes akhir berbentuk pilihan ganda. Agar didapatkan tes yang valid, reliabel dan memperhatikan taraf kesukaran serta daya beda soal, maka uji coba soal dilakukan di SMAN 1 Solok Selatan.

Data validitas soal dan reliabilitas tes dihitung dengan merujuk pada Arikunto (2009).

Sementara untuk daya beda soal dan indeks kesukaran dihitung dengan merujuk pada Sudijono (2009). Data uji normalitas, uji hipotesis dan uji homogenitas dihitung dengan merujuk pada Sudjana (2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada kedua kelas sampel, diperoleh data tentang hasil belajar biologi siswa. Hasil pengukuran tes hasil belajar kedua kelas tersebut diklasifikasikan berdasarkan data perhitungan tes hasil belajar siswa yang terlihat pada histogram di bawah ini.

Gambar 1.Histogram Nilai Rata-Rata Biologi Siswa Kelas XI SMAN 1 Solok Selatan

Dari histogram di atas terlihat bahwa nilai rata- rata tes akhir kela eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata tes akhir kelas kontrol, dimana rata-rata kelas eksperimen adalah 79,5, sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 60,18.

Uji normalitas pada masing-masing kelas didapat Lo < Lt maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan Fh < Ft dimana Fh = 0,62 dan Ft = 1,95 yang berarati data homogen. Dari uji hipotesis yang dilakukan didapat bahwa ttabel >

thitung dimana thitung= 6,35 dan ttabel = 1,67 maka hipotesis diterima.

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional (ceramah, diskusi dan tanya jawab). Hasil rata-rata tes akhir yang diperoleh yaitu 79,5 pada kelas eksperimen dan 60,18 pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint nilai siswa yang di atas KKM ada sebanyak 17 orang siswa dengan presentase ketuntasan 68%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 8 orang siswa dengan presentase 32%.

Pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah, dikusi dan tanya jawab nilai siswa yang diatas KKM ada sebanyak 5 orang siswa dengan presentase ketuntasan hanya 19%, sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM ada sebanyak 22 orang siswa dengan presentase 81%.

Dari presentase terlihat lebih banyak siswa yang berada pada kelas eksperimen mendapatkan nilai di atas KKM yaitu sebesar 68%. Persentase ini menggambarkan tingkat keberhasilan belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint berada pada posisi baik.

Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, tingkat keberhasilan atau taraf dikatakan baik, apabila bahan pembelajaran yang diajarkan (60% s/d 75%) dikuasai oleh siswa.

Dalam penelitian ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama diberikan pembelajaran secara berkelompok. Sebelum berdiskusi, pada kelas eksperimen guru menjelaskan materi menggunakan powerpoint.

Saat guru menerangkan materi di kelas eksperimen, siswa memperhatikan dengan baik meskipun ada beberapa yang tidak memperhatikan. Guru menjelaskan materi menggunakan powerpoint, supaya siswa mudah

34

(4)

mengamati struktur organ reproduksi manusia serta proses-proses yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.

Menurut Sanjaya (2012: 182) microsoft powerpoint merupakan salah satu bentuk presentasi dengan komputer. Mempresentasikan sesuatu seperti ide/gagasan baru menggunakan komputer dapat lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan alat bantu yang lain. Hal ini disebabkan penggunaan program tertentu dalam komputer dapat menyajikan berbagai tampilan yang lebih lengkap dan menarik. Jadi, dengan menggunakan powerpoint ini akan lebih mudah menampilkan materi pelajaran, khususnya dalam penelitian ini materi yaitu sistem reproduksi manusia yang menuntut siswa untuk dapat memahami struktur organ reproduksi manusia dan bagian-bagiannya beserta proses yang terjadi pada sistem reproduksi manusia itu sendiri.

Setelah guru menjelaskan materi pelajaran siswa dibagi secara berkelompok.

Kelompok belajar pada kelas eksperimen dibagi berdasarkan kemampuan akademik yaitu masing- masing kelompok terdiri dari siswa berkemampuan rendah, sedang dan tinggi.

Dengan pembagian kelompok secara akademik ini akan membuat diskusi siswa lebih baik, karena pada masing-masing kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga siswa yang kurang paham dengan penjelasan guru bisa belajar dari teman yang sudah paham. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lie (2010: 40) bahwa

“Pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan akademis ini akan cukup efektif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan pembentukan kelompok ini, diharapkan dapat menunjang perubahan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik”.

Menurut Supriadie dan Darmawan (2012:

139) diskusi sebagai metode pembelajaran, apabila dikaji dari segi fungsinya dapat memberikan ruang dan luang latihan mengapresiasi, berpikir, menggagas ide, bertanya dan berpendapat, melatih dan mengembangkan rasa demokrasi dan toleransi, serta melatih siswa untuk berperan serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Sebelum siswa berdiskusi, dalam learning tournament guru membagikan materi ajar untuk dibahas bersama dalam kelompok. Di sini penulis menambahkan dengan pembagian LDS kepada masing-masing anggota kelompok. Materi ajar diberikan agar siswa lebih memahami materi yang sudah dijelaskan. Sementara LDS diberikan kepada masing-masing anggota kelompok dengan tujuan masing-masing anggota kelompok bekerja dan terlibat dalam diskusi. Materi ajar yang

diberikan dapat dijadikan sumber untuk mengisi LDS yang dibagikan pada masing-masing anggota kelompok. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Uno dan Mohamad (2011: 76) yaitu “Keterlibatan yang aktif dengan objek-objek pembelajaran dapat mendorong aktivitas siswa untuk berpikir, menganalisa, menyimpulkan dan menemukan

pemahaman konsep baru dan

mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya”.

Pada kegiatan diskusi, masing-masing siswa kelas ekperimen mengerjakan dan membahas LDS yang diberikan guru dengan kelompok masing-masing. Selama diskusi suasana kelas tidak terlalu ribut, karena masing–masing anggota kelompok mengerjakan LDS yang diberikan guru. Sesuai dengan nama strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi active learning tipe leaning tournament, menurut Hamdani (2011: 49) semua cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan kadar keaktifan yang berbeda. Keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk, yaitu keterlibatan intelektual, emosional, dalam kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap umpan baliknya dalam pembentukan keterampilan dan penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 12) pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama pembelajaran.

Pembelajaran aktif melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.

Pada kelas eskperimen, siswa setelah berdiskusi akan diberikan soal turnamen. Soal turnamen ini diberikan untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang sudah dibahas. Dalam penelitian ini pada beberapa pertemuan diadakan dua ronde turnamen belajar, masing masing-masing ronde, siswa diberikan kesempatan untuk belajar. Tujuan diadakan dua ronde ini adalah untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang dibahas.

Soal turnamen akan dijawab secara individu dan untuk mengetahui pemenangnya yaitu dengan menggabungkan skor masing-masing anggota kelompok. Dengan demikian turnamen ini bertujuan untuk memotivasi siswa dalam belajar dan bertanggung jawab dalam kelompok masing- masing. Menurut Silberman (2013: 171) turnamen belajar ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetesi tim, dan bisa digunakan untuk

(5)

meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan.

Pada kelas kontrol pembelajaran yang dilaksanakan adalah dengan metode diskusi, ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan persentase ketuntasannya, metode ceramah lebih rendah daripada kelas eksperimen yaitu hanya 19% saja yang tuntas. Persentase ini menggambarkan tingkat keberhasilan belajar dengan menggunakan metode ceramah, dikusi tan tanya jawab berada pada posisi kurang baik. Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, tingkat keberhasilan atau taraf dikatakan kurang baik, apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Pada kelas kontrol, sebelum berdiskusi guru menjelaskan materi dengan powerpoint. Saat guru menjelaskan materi, siswa kelas kontrol juga mendengarkan dengan baik meskipun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan.

Sebelum berdiskusi siswa dibagi secara berkelompok berdasarkan absen. Pembagian kelompok seperti ini berpengaruh pada kegiatan diskusi kelas kontrol, yaitu selama kegiatan diskusi, ada beberapa siswa yang tidak terlibat dalam diskusi.

Dalam diskusi siswa diperintahkan untuk membuat laporan masing-masing per kelompok dari soal diskusi yang diberikan guru. Laporan diskusi ini dibuat satu per kelompok. Namun, tidak semua siswa terlibat dalam diskusi maupun pembuatan laporan hasil diskusi. Selain itu, dalam pembahasan hasil dikusi atau presentasi kelompok, siswa kurang termotivasi untuk menyampaikan hasil diskusi mereka, sehingga yang sering presentasi adalah siswa-siswa tertentu saja. Begitu juga dengan siswa yang mengajukan pertanyaan, hanya beberapa siswa saja yang bertanya dan sering dilakukan oleh siswa yang sama. Jadi, dari pendapat Supriadie dan Darmawan (2012: 139) tentang fungsi diskusi yaitu ruang untuk berpikir, bertanya dan berpendapat dalam diskusi pada kelas kontrol kurang maksimal untuk siswa secara keseluruhan.

Sehingga hanya sebagian atau beberapa siswa saja yang bisa memahami materi pembelajaran yang diberikan.Setelah dilaksanakan pembelajaran di kelas kontrol maka diperoleh hasil bahwa banyak siswa kelas kontrol yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan beberapa kendala, antara lain banyaknya waktu yang dibutuhkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint, terutama pada saat

memposisikan siswa untuk turnamen belajar dan kembali ke kelompok awal.Kendala lain adalah pada kelas eksperimen terkadang aliran listriknya mati sehingga untuk penampilan powerpoint sedikit terganggu begitu juga dengan kelas kontrol. Selain itu pada saat jadwal penelitian di kelas kontrol ada beberapa pertemuan jam pelajarannya diindeks oleh pihak sekolah beberapa menit, sehingga waktu untuk diskusi terbatas.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament diawali powerpoint berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa.

Sehingga berdampak pada nilai tes akhir siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

2. SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka disarankan sebagai berikut:

a. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan learning tournament dengan pemberian reward (penghargaan) kepada kelompok yang memperoleh skor turnamen tertinggi agar untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih termotivasi dan skor turnamennya meningkat.

b. Untuk penggunaan powerpoint dalam pembelajaran dapat memastikan aliran listrik di kelas penelitian baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.2010.

Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Pustaka Setia.

Lie, Anita.2010. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.

Jakarta: Grasindo.

Rahmanto, Wahid. 2010. “Strategi Learning Tournament Dalam meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V SD Muhammadiyah

46 45

(6)

Karangduwet Gunung Kidul.” Laporan Penelitian. Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran:

Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Silberman, Melvin L. 2013. Aktif Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung:

Nuansa Cendekia.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Supriadie, Didi dan Darmawan, Deni. 2012.

Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah dan Nurdin, Muhammad. 2011.

Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta: Bumi Aksara.

Warsono dan Harianto. 2012. Pembelajaran Aktif.

Surabaya: Unesa.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts