PENGARUH PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Oleh:
Muhammad Sabri NIM. 180103096
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Oleh:
Muhammad Sabri NIM. 18010306
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Muhammad Sabri, NIM: 18010306 dengan judul ―Pengaruh Penggunaan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19‖ telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji,
Disetujui pada tanggal,
Pembimbing I
Dr. Nur Hardiani M.Pd NIP. 198004252008012012
Pembimbing II
Mauliddin M.Si
NIP. 198308052015031005
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram,
Hal: Ujian Skripsi Yang Terhormat
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Di Mataram
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Muhammad Sabri NIM : 180103096
Jurusan/ Prodi : Tadris Matematika
Judul : Pengaruh Penggunaan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid 19.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasah-kan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Dr. Nur Hardiani M.Pd NIP. 198004252008012012
Pembimbing II
Mauliddin M.Si
NIP. 198308052015031005
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi oleh: Muhammad Sabri, NIM: 180103096 dengan judul ― Pengaruh Penggunaan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Masa Pandemi Covid-19‖, telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Tadris Matematika UIN Mataram pada tanggal 11 Juli 2022.
Dewan Penguji
Dr. Nur Hardiani, M.Pd (Ketua Sidang/Pemb. I)
Mauliddin, M.Si
(Sekretaris Sidang/Pemb. II)
Dr. Kristayulita, M.Si (Penguji I)
Dr. Syawahid, M.Pd (Penguji II)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
Dr. Jumarim, M.HI NIP. 197612312005011006
HALAMAN MOTTO
“Tidak masalah seberapa lambat kamu berjalan, yang penting kamu tidak berhenti, karena hidup adalah perjalanan bukan perlombaan lari. Kalau capek
istirahat, kalau salah jalan putar balik, sesimpel itu”.
HALAMAN PERSEMBAHASAN
“Kupersembahkan hasil karya tulisan ini untuk orang-orang tercinta, pertama kepada kedua orang tua ku yang selalu menjadi motivasi saya untuk selalu tetap semangat, saudara-saudaraku, semua keluarga ku. Kepada dosen pembimbing Bapak Mauliddin M.Si dan Bunda Nur Hardiani M.Pd yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan. Kepada kepala sekolah SMAN 10 Mataram dan Kepala Sekolah SMA Abhariyah serta guru-guru yang ada disana yang telah bersedia membantu. Dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang ada di jurusan tadris matematika khususnya teman kelas saya semuanya.“
KATA PENGANTAR Assalaamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta atas rahmat, hidayah dan karunianya, dan juga atas nikmat sehat, iman dan islam-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19‖. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi tadris matematika fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan serta kesulitan-kesulitan.
Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan serta kesulitan-kesulitan dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Mauliddin M.Si dan Ibu Dr. Nur Hardiani M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada Ibu Kristayulita M.Pd. selaku wali dosen yang telah memberikan masukan serta arahan. Terimakasih kepada kepala sekolah SMAN 10 Mataram dan kepala sekolah SMA Abhariyah serta guru-guru yang telah membantu dalam proses penelitian. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman jurusan tadris matematika khususnya teman-teman kelas saya atas kerjasamanya dan dorongan semangatnya sehingga saya merasa tidak berjuang sendiri. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dan semua pihak yang sifatnya membangun kearah perbaikan demi meningkatkan mutu pendidikan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan pembaca pada umumnya.
Wassalaamualaikum Wr. Wb.
Mataram, 30 Juni 2022
Muhammad Sabri
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN LOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHASAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat ... 5
D. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Google Classroom ... 7
2. Kemandirian Belajar ... 9
3. Pembelajaran Matematika ... 13
4. Kajian Terdahulu ... 14
B. Kerangka Berpikir ... 21
C. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN... 23
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
D. Variabel Penelitian ... 24
E. Desain Penelitian ... 25
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian... 25
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian... 28
H. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 41
BAB V PENUTUP ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
LAMPIRAN ... 50
RIWAYAT HIDUP ... 63
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Kelas Siswa ... 8
Gambar 2.2 Pemberian Tugas Siswa ... 8
Gambar 2.3 Absensi, Memberikan Penilaian ... 9
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ... 22
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel 3.1 (2) Skor Alternatif Respon (Jawaban) ... 25
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 26
Tabel 3.3 (4) Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen ... 29
Tabel 3.4 (5) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 30
Tabel 4.1 (6) Ringkasan Data Nilai Tes Matematika ... 33
Tabel 4.2 (7) Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Matematika ... 34
Tabel 4.3 (8) Sebaran Varian Data Nilai Tes Matematika ... 35
Tabel 4.4 (9) Hasil Analisis Menggunakan Uji t Sampel Independen ... 36
Tabel 4.5 (10) Ringkasan Statistik Data Kemandirian Belajar Siswa ... 37
Tabel 4.6 (11) Pengelompokkan Data Kemandirian Belajar Siswa ... 38
Tabel 4.7 (12) Hasil Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar Siswa ... 38
Tabel 4.8 (13) Sebaran Varian Data Kemandirian Belajar ... 39
Tabel 4.9 (14) Hasil Analisis Data Kemandirian Belajar ... 40
PENGARUH PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
PADA MASA PANDEMI COVID-19 Oleh :
Muhammad Sabri NIM: 180103096
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengana jenis penelitian non-eksperimental, peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap variabel independen, perlakuan dalam penelitian ini terjadi secara alami dan meneliti bagaimana variabel itu terkait. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas siswa kelas X SMAN 10 MATARAM berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X SMA ABHARIYAH LABUAPI berjumlah 20 siswa sebagai kelas control. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner berupa angket dengan skala likert yang terdiri dari 28 item pertanyaan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t sampel independen.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data menggunakan uji t sampel independen terhadap data kemandirian belajar siswa diperoleh t hitung sebesar 3,484 dan t tabel sebesar 2,011 yang artinya t hitung > t tabel. Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Kata Kunci: Google Classroom, Media Pembelajaran, dan Kemandirian Belajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pandemi covid-19 merupakan krisis kesehatan di dunia yang pertama dan utama. Banyak negara dengan terpaksa memutuskan menutup sekolah dan beberapa kampus perguruan tinggi1. Pemerintah Indonesia melalui kemendikbud telah mengedarkan surat No 1 tahun 2020 yang memberikan instruksi kepada kampus supaya pembelajaran dilakukan dari rumah atau secara daring2. Hal yang sama juga dilakukan pada 24 maret 2020, kemendikbud mengedarkan surat No. 4 tahun 2020 berkaitan dengan proses pelaksanaan pendidikan di masa penyebaran covid-19, dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring untuk menciptakan pengalaman belajar siswa yang lebih bermakna3.
Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang menghubungkan pembelajar dengan sumber belajar yang terpisah secara fisik namun bisa saling berkomunikasi, berkolaborasi atau berinteraksi4. Dengan perkembangan teknologi saat ini maka kegiatan pembelajaran diarahkan supaya dapat memanfaatkan teknologi sebaik mungkin. Salah satu bentuk pemanfatan teknologi adalah penggunaan E-learning dengan bantuan akses web. Di Indonesia, pembelajaran berbasis online sudah cukup terkenal. Hal ini bisa dilihat dari penggunanaan beberapa platform pembelajaran yang cukup disukai oleh guru berupa perangkat Schoology, Edmodo dan Google Classroom5. Salah satu aplikasi atau situs web yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah adalah penggunaan aplikasi Google Classroom.
Google classroom merupakan produk dari perusahaan web besar Google.
Memiliki akses tidak kurang dari 45 Negara yang menggunakan sistem e-
1Agus Purwanto, ‗Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar‘, Journal of Education, Psychology and Counselling, Vol.
2 No. (2020).
2Firman Firman and Sari Rahayu, ‗Pembelajaran Online Di Tengah Pandemi Covid-19‘, Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2.2 (2020), 81–89
<https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659>.
3Muhammad As‘ad; Atabikul and others, ‗Sabilil Muttaqien ( Psm ) Sulursewu , Teguhan , Covid-19 Pandemic and Sustainability Study At Madrasah Ibtidaiyyah Pesantren Sabilil‘, Jurnal Karya Abdi |, 01.02 (2020), 103–14.
4Kurniawan Arizona, Zainal Abidin, and Rumansyah Rumansyah, ‗Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Covid-19‘, Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5.1 (2020), 64–70 <https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.111>.
5Fauzan Asrin Fauzan, ‗Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Di Tengah Dampak Penyakit Virus Corona 19 Bagi Pengajar‘, Jurnal Borneo Akcaya, 6.1 (2020), 93–102 <https://doi.org/10.51266/borneoakcaya.v6i1.159>.
learning berbasis internet. Sistem ini menyediakan layanan berupa tugas tanpa kertas kepada siswa dan merupakan salah satu platform terbaik dalam meningkatkan pekerjaan guru. Menyediakan fitur canggih sehingga menjadikannya platform yang ideal bagi guru untuk digunakan dengan siswa.
Beberapa manfaat yang ditawarkan oleh Google Classroom adalah: 1) Sangat mudah digunakan: Desainnya sangat mudah digunakan untuk mengirim dan melacak tugas; komunikasi dengan semua peserta atau individu, ada fitur pengumuman, email dan notifikasi; 2) Hemat waktu: Para insinyur perangkat lunaknya mengatakan bahwa itu dibuat untuk menghemat waktu. Ini memiliki beberapa fitur seperti mentransfer nilai ke Google Sheets, memperbarui skala kelas, navigasi keyboard untuk menilai dan mengurutkan berdasarkan nama;
3) Berbasis Cloud: Ini adalah teknologi profesional karena dapat menyimpan berbagai data di cloud; 4) Fleksibel: Aplikasi ini dapat dengan mudah diakses siswa dan guru baik dalam lingkungan belajar tatap muka atau lingkungan online sepenuhnya. Hal ini memungkinkan guru untuk mengeksplorasi metode pembelajaran dan lebih mudah mengatur distribusi dan pengumpulan tugas; 5) Gratis: Dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun secara gratis hanya dengan memiliki akun Google; 6) Akses seluler yang mudah: Ini dirancang agar responsif. Mudah digunakan di perangkat seluler apa pun. Akses seluler ke materi pembelajaran yang menarik dan mudah berinteraksi sangat penting dalam pembelajaran yang terhubung ke situs web saat ini6. Dengan situasi pandemi saat ini yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dari rumah serta didukung oleh fitur-fitur unggulan dari Google classroom tersebut diharapkan siswa akan dapat belajar lebih mandiri sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kemandirian siswa dalam belajar penting untuk dikembangkan karena mengandung aspek yang ikut menjadi penentu keberhasilan siswa dalam belajar. Menurut Sugandi (2013), kemandirian belajar merupakan suatu sikap yang mempunyai karakteristik inisiatif belajar, menentukan dan meneliti kebutuhan belajar, memastikan tujuan belajar, memonitoring, mengelola dan mengontrol belajar sendiri, memiliki pandangan kesulitan belajar sebagai suatu tantangan, menemukan dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar, menilai proses dan mengevaluasi hasil belajar serta membangun konsep diri7. Pentingnya membangun kemandirian belajar siswa disebabkan karena
6E D Etika and others, ‗Meta-Analysis : Google Classroom Tentang Pembelajaran Matematika Di Indonesia Sebagai Media Online Alternatif Saat Pandemi COVID-19 Meta- Analysis : Google Classroom Tentang Pembelajaran Matematika Di Indonesia Sebagai Media Online Alternatif Saat Pandemi ‘, 2021.
7Yoga Nugraha, Padillah Akbar, and Martin Bernard, ‗Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa Smp Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis‘, 01.02 (2015), 288–96.
beberapa alasan, dalam pembelajaran matematika tuntutan kurikulum supaya siswa dapat mengatasi persoalan dalam kelas maupun luar kelas yang begitu kompleks dan meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap hidupnya sendiri. Kemudian prinsip-prinsip kemandirian belajar dapat diterapkan guru dalam kelas, yaitu dalam melakukan penilaian individu, sebagai refleksi guru dalam menganalisa gaya belajar siswa, mengevaluasi pemahaman individu serta dalam memantau kognitif siswa8. Alasan lain yang lebih spesifik berkaitan dengan paradigma pembelajaran dalam nuansa pembelajaran yang berfokus pada siswa dan kemadirian belajar bahwa dalam aktivitas belajar, siswa harus menjadi pembelajar yang aktif, kritis dan kreatif dalam membangun pengetahuan, dapat memilih kondisi belajar dan pengalaman belajarnya sendiri serta target belajar dan pengetahuan utama yang akan dicapai melalui penerapan strategi disuksi kelompok9. Jika ditinjau berdasarkan aspek kognitif, belajar dengan cara mandiri dapat menciptakan pemahaman konsep yang lebih lama tertanam dalam ingatan. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang lebih baik sehingga peserta didik akan terbiasa mengerjakan tugasnya sendiri dengan memanfaatkan sumber belajar yang dimilikinya10. Kemandirian belajar siswa diharapkan dapat terimpelemetasikan pada semua mata pelajaran, termasuk salah satunya dalam pelajaran matematika. Kemandirian siswa dalam belajar matematika akan membuat siswa tersebut mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan semakin tertantang dalam mengatasi persoalan matematika.
Matematika merupakan suatu pelajaran yang wajib diajarkan di setiap sekolah. Entah itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas atau umum11. Pemberian pengajaran matematika sekolah dengan tujuan mempersiapkan peserta didik supaya bisa menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupannya sehari-hari serta dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Selain itu, dalam penerapannya pembelajaran matematika lebih menekankan pada penataan nalar, basis dalam pembentukan sikap, dan kemampuan penerapan matematika12. Sebagai implikasi dari hakikat
8Nova Fahradina, ‗Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok‘, Jurnal Didaktik Matematika, Vol. 1, No (2014), 54–64.
9Muhammad Amin Fauzi, ‗Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Di Sekolah Menengah Pertama‘, 2021.
10Ratih Hidayati, ‗Peningkatan Kemandirian Belajar Dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Menggunakan Metode Pair Check‘, Ekuivalen Pendidikan Matermatika, 31.2 (2018), 95–100.
11Nur Rahmah, ‗Hakikat Pendidikan Matematika‘, Al-Khawarizmi, Vol. 2 (2013), 1–10.
12Zubaidah Amir MZ, ‗Perspektif Gender Dalam Pembelajaran Matematika‘, Marwah:
Jurnal Perempuan, Agama Dan Jender, 12.1 (2013), 15
<https://doi.org/10.24014/marwah.v12i1.511>.
pembelajaran matematika, maka pendidikan matematika ditunjukkan buat meningkatkan (1) keahlian berpikir matematis yang meliputi: uraian, pemecahan permasalahan, penalaran, komunikasi, serta koneksi matematis; ( 2) keahlian berpikir kritis, dan perilaku yang terbuka serta obyektif, dan ( 3) disposisi matematis ataupun kebiasaan, serta perilaku belajar bermutu yang tinggi. Kebiasaan serta perilaku belajar tersebut telah terlukis pada ciri utama kemandirian belajar diantaranya: (1) menganalisis kebutuhan dalam mempelajari matematika, merumuskan tujuan, serta merancang program belajar; (2) memilah dan mempraktikkan strategi belajar; ( 3) memantau serta mengevaluasi diri terkait strategi yang sudah dilaksanakan apakah sudah benar atau belum, mengecek hasil (proses serta produk), dan merefleksi untuk mendapatkan umpan balik13. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kemandirian belajar sangat diperlukan oleh siswa dalam belajar matematika, lebih-lebih dalam kondisi sekarang masa pandemi covid-19 disertai kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat, seorang individu atau siswa harus memiliki inisiatif sendiri dan mampu memanfaatkan setiap sumber ataupun media pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di sekolah SMAN 10 Mataram melalui diskusi dengan salah satu guru matematika yaitu Ibu Darti S.Pd diketahui bahwa selama masa pandemi covid-19 sesuai dengan anjuran pemerintah peserta didik belajar dari rumah secara daring, guru menggunakan media pembelajaran Google classroom. Pembelajaran daring menuntut siswa untuk belajar lebih mandiri di rumah karena tidak bertatap muka langsung dengan gurunya. Namun peserta didik masih banyak yang belum terbiasa dengan pembelajaran daring ini, akibatnya banyak peserta didik yang semangat (motivasi) belajarnya menurun karena terlalu banyak tugas yang diberikan sehingga berpengaruh juga menurunkan prestasi belajar mereka.
Oleh sebab itulah kenapa penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya penggunaan aplikasi google classroom terhadap kemandirian siswa belajar matematika di rumah selama pandemi covid-19.
Perlunya peningkatan kemandirian belajar matematika pada siswa juga didukung oleh beberapa penemuan hasil studi antara lain adalah siswa dengan kemandirian belajar diatas rata-rata cenderung lebih baik dalam belajar, bisa memantau, mengevaluasi, dan mengelola belajarnya dengan lebih efektif, menyelesaikan tugas dengan efisiensi waktu serta memperoleh nilai yang lebih baik dalam pembelajaran sains14. Kemandirian belajar mempunyai peranan
13Utari Sumarmo, ‗Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik‘, Academia.Edu, 1983, 2002, 1–9.
14Tanti Jumaisyaroh, E.E. Napitupulu, and Hasratuddin Hasratuddin, ‗Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Smp Melalui
yang begitu penting dalam usaha mengembangkan mutu pendidikan. Hal tersebut membuat kemandirian belajar berada pada posisi yang sangat penting dalam setiap pembelajaran, namun kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukkan masih banyak siswa yang belum memiliki insiatif belajar sendiri khususnya pada pelajaran matematika15.
Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul
―Pengaruh Penggunaan Google Clasroom Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Kemandirian Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid-19‖.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
―Apakah terdapat pengaruh penggunaan Google Classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid- 19?.‖
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang jelas bagi para pembaca serta dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa di masa pandemi covid- 19. Disamping itu, dapat diketahui bagaimana guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan google classroom.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan dalam mengatasi pembelajaran di masa pandemi covid-19.
b. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui penelitian yang dilakukan sehingga peneliti memperoleh wawasan baru tentang penerapan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah‘, Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5.2 (2015), 157
<https://doi.org/10.15294/kreano.v5i2.3325>.
15Lisa Puji Kurniawati, ‗Analisis Kesalahan Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar‘, Ekuivalen-Pendidikan Matematika, 31.1 (2018), 72–77.
google classroom di masa pandemi covid-19, dan juga dapat menjadikan yang diteliti sebagai referensi ketika peneliti mulai mengajar nanti.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan, sumber informasi dan bahan referensi penelitian selanjutnya.
D. Definisi Operasional 1. Google Classroom
Google Classroom adalah sebuah platform pembelajaran yang dikembangkan oleh google untuk sekolah ataupun institusi pendidikan lainnya yang bertujuan untuk menyederhanakan pembuatan, pendistribusian, dan penempatan tugas tanpa kertas16. Dalam penelitian ini Google classroom adalah sebuah platform atau aplikasi yang digunakan sebagai media pembelajaran online untuk memudahkan siswa belajar dan mengumpulkan tugas tanpa harus bertemu langsung dengan gurunya.
2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif17. Dalam penelitian ini pengertian media pembelajaran adalah sarana atau alat dalam pembelajaran untuk menciptakan kondisi belajar yang efektif dan mempermudah proses pembelajaran dalam interaksi antara guru dan siswa.
3. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah proses perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan efektif dalam menyelesaikan tugas akademik18. Dalam penelitian ini pengertian kemandirian belajar adalah kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara bertanggung jawab yang didorong oleh motivasi diri sendiri dalam bentuk inisiatif belajar, mendiagnosa kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan menerapkan strategi belajar yang sesuai, mengevaluasi hasil belajar serta memiliki self-concept atau konsep diri.
16Innayatul Fajriani, ‗Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google Classroom Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA Saat Pandemi Covid-19 Di SMP Islam AZ-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021‘, 2020.
17Nanda Denilasari, ‗Pengaruh Penggunaan Google Classroom Terhadap Respon Siswa Sebagai Media Pembelajaran‘, 2018.
18Rahma Fitriani, ‗Kemandirian Belajar Siswa Dalam Mengerjakan Tugas Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Kampar‘, 2019.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka
1. Google Classroom
Google Classroom adalah web gratis yang dikembangkan oleh Google untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran di kelas agar lebih profitabel dan bermakna. Dengan memanfaatkan google classroom, pengajar dapat memberikan tugas online, meningkatkan kolaborasi di antara sesama pengajar, siswa, dan diantara siswa, serta membina komunikasi dengan setiap saat. Guru dapat membuat kelas virtual, membagikan tugas, memberikan umpan balik, dan memandang semuanya dalam satu media. Fleksibilitas dan banyaknya fitur yang ditawarkan oleh google classroom menjadikan aplikasi ini dianggap praktis untuk mendukung kegiatan belajar19.
Beberapa manfaat yang ditawarkan oleh Google Classroom adalah: 1) Sangat mudah digunakan: Desainnya sangat mudah digunakan untuk mengirim dan melacak tugas; komunikasi dengan semua peserta atau individu, ada fitur pengumuman, email dan notifikasi; 2) Hemat waktu:
Para insinyur perangkat lunaknya mengatakan bahwa itu dibuat untuk menghemat waktu. Ini memiliki beberapa fitur seperti mentransfer nilai ke Google Sheets, memperbarui skala kelas, navigasi keyboard untuk menilai dan mengurutkan berdasarkan nama; 3) Berbasis Cloud: Ini adalah teknologi profesional karena dapat menyimpan berbagai data di cloud; 4) Fleksibel: Aplikasi ini dapat dengan mudah diakses siswa dan guru baik dalam lingkungan belajar tatap muka atau lingkungan online sepenuhnya.
Hal ini memungkinkan guru untuk mengeksplorasi metode pembelajaran dan lebih mudah mengatur distribusi dan pengumpulan tugas; 5) Gratis:
Dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun secara gratis hanya dengan memiliki akun Google; 6) Akses seluler yang mudah: Ini dirancang agar responsif. Mudah digunakan di perangkat seluler apa pun. Akses seluler ke materi pembelajaran yang menarik dan mudah berinteraksi sangat penting dalam pembelajaran yang terhubung ke situs web saat ini20.
19Z. Abidin And T. M.E. Saputro, ‗Google Classroom As A Mathematics Learning Space:
Potentials And Challenges‘, Journal Of Physics: Conference Series, 1567.2 (2020)
<Https://Doi.Org/10.1088/1742-6596/1567/2/022094>.
20 E. D. Etika and others, ‗Meta-Analysis: Google Classroom on Mathematics Learning in Indonesia as an Alternative Online Media during the COVID-19 Pandemic‘, Journal of Physics:
Conference Series, 1663.1 (2020) <https://doi.org/10.1088/1742-6596/1663/1/012045>.
Sebelum melakukan pembelajaran menggunakan Google Classroom, guru harus membuat kelas terlebih dahulu. Setelah kelas terbentuk, peserta didik dapat bergabung ke dalam kelas melalui kode yang dibagikan oleh guru. Kode tersebut diperoleh ketika guru mendaftar untuk membentuk kelas pada Google Classroom. Berikut ini penulis lampirkan bukti pembelajaran menggunakan aplikasi google classroom di sekolah SMAN 10 Mataram pada pembelajaran matematika.
Gambar 2.1 Tampilan Kelas Siswa
Guru dapat membagikan tugas maupun materi pada Google Classroom. Tugas yang dibagikan oleh guru dapat berupa kuis, LKPD, maupun mengulang kembali postingan yang telah ada. Berikut ini lampiran bukti pemberian tugas pada proses pembelajaran matematika menggunakan aplikasi Google Classroom di sekolah SMAN 10 Mataram.
Gambar 2.2 Pemberian Tugas Siswa
Guru juga dapat melakukan absensi, mengecek tugas siswa melalui menu classwork dan juga memberikan penilaian. Berikut lampiran bukti screenshot nya.
Gambar 2.3 Absensi, Memberikan Penilaian 2. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Istilah kemandirian belajar berhubungan dengan beberapa istilah lain diantaranya self regulated learning, self regulated thinking, self directed learning, self efficacy, dan self-esteem21. Menurut Paul R.
Pintrich, Kemandirian belajar adalah proses konstruktif ketika peserta didik menetapkan tujuan belajar sekaligus mencoba memantau, mengatur, dan mengendalikan pengamatan, motivasi serta perilakunya yang dibatasi oleh tujuan belajar dan kondisi lingkungan22.
Menurut Zimmermen, Kemandirian belajar adalah proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi dan perilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan23. Sedangkan Menurut Haris Mujdiman, Kemandirian belajar adalah sikap yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara bertanggungjawab yang didorong oleh motivasi diri sendiri untuk mencapai hasil belajar yang optimal24.
21Utari Sumarmo, ‗Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik‘, Academia.Edu, 1983, 2002, hal. 1
22 Dewi Nur Faizatus Sayyidah, ―Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Self Regulated Learning dengan menggunakan Media Google Classroom‖,Hal. 31
23Utari Sumarmo, ‗Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik‘, Academia.Edu, 1983, 2002, hal. 1
24 Lisa Puji Kurniawati,‖Analisis Kesalahan Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar‖, Hal. 73
Konsep kemandirian belajar dikemukakan pertama kali oleh Bandura dalam latar teori belajar sosial. Menurut Bandura, ―Individu memiliki kemampuan untuk mengontrol cara belajarnya dengan mengembangkan langkah-langkah mengobservasi diri, menilai diri dan memberikan respon bagi dirinya25. Menurut Panen, belajar mandiri bukan berarti siswa belajar sendiri, juga bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik dari teman belajarnya dan dari guru. Hal terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak bergantung pada guru atau pendidik26.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, penulis berpendapat bahwa kemandirian belajar adalah sikap belajar yang dimiliki individu atau siswa yang didorong oleh motivasi diri sendiri dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab untuk mencapai tujuan belajar secara optimal.
b. Fase-fase Kemandirian Belajar
Johnson menyatakan bahwa proses belajar mandiri adalah suatu metode yang melibatkan siswa dalam tindakan-tindakan yang meliputi beberapa langkah dan menghasilkan27. Deming menjelaskan bahwa proses yang harus diikuti siswa yang memiliki kemandirian belajar adalah merencanakan, kerjakan, pelajari, lakukan tindakan28.
Bandura memperkenalkan teori kognitif sosial, yang merupakan dasar dari kemandirian belajar sebagai reaksi terhadap teori sebelumnya, yang menekankan bahwa individu dapat mempengaruhi lingkungannya, yang mana mengurangi rangsangan pengendalian perilaku melalui penguatan dan hukuman. Teori kognitif sosial milik bandura ini didasarkan pada empat fase inti individu yaitu:
1) Kesenjangan, meliputi langkah-langkah proaktif peserta didik dan perencanaan khusus, mengenai bagaimana cara seseorang untuk mencapai tujuan.
2) Pemikiran, meliputi penetapan tujuan dengan mempertimbangkan hasil akhir.
25Dewi Nur Faizatus Sayyidah, ―Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Self Regulated Learning dengan menggunakan Media Google Classroom‖,Hal. 31
26 Sapendi, ―Hubungan Kemandirian Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII di SMPN 3 Narmada Tahun Pembelajaran 2018/2019‖ Hal. 14
27 Hafsah Halimah,‖Analisis Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SDI Al-Azhar 17 Bintaro‖, Hal. 21
28 Rostina Sundayana,‖Kaitan antara Gaya Belajar, Kemandirian Belajar, dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP dalam Pelajaran Matematika‖,Hal.78
3) Self-reactiviness, meliputi self-monitoring peserta didik mengenai tujuan dan mempertahankan kendali atas rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Self-reflectiveness, meliputi self-examination dari hasil pemikiran, tindakan, perasaan, perilaku dan keberhasilan diri sendiri.
Menurut Zimmermen, membagi fase-fase dari kemandirian belajar menjadi tiga fase yaitu:
1) Fase pemikiran, pada fase ini peserta didik menjadi individu yang proaktif dengan menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang, mengidenitifikasi strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan menilai keberhasilan diri mereka, serta ketertarikan pada tugas yang diberikan.
2) Fase pelaksanaan, pada fase ini peserta didik terlibat dalam pemantauan dan pengendalian diri terhadap tujuan-tujuan, strategi, dan motivasi dengan cara mencari bantuan dari guru maupun teman yang lebih pandai, serta tidak cepat merasa puas untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Fase refleksi diri, pada fase ini peserta didik terlibat dalam evaluasi diri terhadap penyelesaian tugas, memeriksa tingkat kepuasan diri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan terkait pengambilan keputusan apakah tugas yang dikerjakan perlu diulang atau beralih ketugas lain jika peserta didik sudah merasa puas dengan hasil pekerjaannya.
Menurut Pintrich, Membagi fase kemandirian belajar menjadi empat fase sebagai berikut:
1) Fase kognitif, pada fase ini peserta didik melakukan latihan, elaborasi, dan penentuan strategi, yang akan digunakan sebagai strategi kognitif terkait pencapaian akademik di kelas. Strategi yang ditentukan oleh peserta didik tersebut dapat digunakan dalam penyelesaian tugas yang sederhana maupun tugas yang kompleks.
2) Fase metakognitif, pada fase ini Pintrich membagi lagi menjadi tigas tahap, yaitu: perencanaan, pemantauan, dan pengaturan. Pada tahap perencanaan, peserta didik menetapkan tujuan belajar, mencari informasi dan menganalisis tugas. Pada tahap pemantauan, peserta didik memeriksa kembali pemahaman mereka terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Tahap yang terakhir yaitu tahap regulasi, pada tahap ini peserta didik mengevaluasi kembali terkait tujuan yang telah ditetapkan.
3) Fase behaviour (kontrol), selama fase ini peserta didik berusaha untuk mengendalikan pengetahuan, motivasi perilaku, dan faktor
kontekstual mereka berdasarkan pemantauan mereka dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran. Pada fase ini mencakup aktivitas kognitif dan metakognitif yang digunakan peserta didik untuk menyesuaikan dan mengubah pengetahuan mereka.
4) Fase kontekstual (reaksi dan refleksi), reaksi dan refleksi peserta didik meliputi penilaian, alokasi, dan evaluasi diri terhadap pekerjaan mereka. Hasil dari penilaian ini membentuk upaya lain untuk mengatur motivasi, perilaku, dan konteks. Reaksi motivasi termasuk upaya peningkatan motivasi peserta didik29.
Semua fase-fase kemandirian belajar yang dikemukakan oleh para ahli memiliki persamaan dalam pengelompokkan strategi. Semua strategi kemandirian belajar dikelompokkan menjadi empat fase oleh Bandura dalam teori kognitif sosial, Pintrich juga mengelompokkan strategi kemandirian belajar kedalam empat fase. Zimmerman sendiri yang mengelompokkan strategi kemandirian belajar menjadi tiga fase.
Fase-fase kemandirian belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah fase-fase kemandirian belajar yang dikemukakan oleh Zimmermen.
c. Indikator Kemandirian Belajar
Menurut Panen, siswa yang mampu belajar mandiri adalah siswa yang dapat mengontrol dirinya sendiri, mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan yakin akan dirinya mempunyai orientasi atau wawasan yang luas dan luwes30. Menurut Desmita, Indikator kemandirian belajar meliputi, a) Menentukan nasib sendiri, b) kreatif dan inisiatif, c) mengatur tingkah laku, d) bertanggungjawab, e) mampu menahan diri, f) membuat keputusan-keputusan sendiri, g) mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain31.
Menurut Knowles, Indikator kemandirian belajar yaitu, a) Inisiatif belajar, b) mendiagnosa kebutuhan belajar, c) menetapkan target dan tujuan belajar, d) memonitor, mengatur dan mengontrol kemajuan belajar, e) memandang kesulitan sebagai tantangan, f) memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, g) memilih dan menerapkan strategi belajar, h) mengevaluasi proses dan hasil belajar, dan i) memiliki self-
29Dewi Nur Faizatus Sayyidah, ―Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Self Regulated Learning dengan menggunakan Media Google Classroom‖,Hal. 32-34
30 Indrati Endang Mulyaningsih, ―Pengaruh Interaksi Sosial Keluarga, Motivasi Belajar, dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar‖, Hal. 445
31 Lela Fijanatin Aliyah, ―Pengaruh Kemandirian dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Gugus Sultan Agung Kec. Taman Kabupaten Pemalang‖
Hal. 43
konsep atau konsep diri32. Sementara dalam Karunia & Muhammad, Indikator kemandirian belajar yaitu; a) ketidaktergantungan terhadap orang lain dan sumber belajar, b) insiatif belajar, c) memiliki kemampuan menentukan nasib sendiri, d) mendiagnosa kebutuhan belajar, e) kreatif dan insiatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan memilih strategi dalam belajar, f) memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar, g) mampu menahan diri, h) membuat keputusan- keputusan sendiri, i) mampu mengatasi masalah33.
Indikator kemandirian belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah menurut Knowles, yaitu 1) Inisiatif belajar, 2) mendiagnosa kebutuhan belajar, 3) merumuskan tujuan belajar, 4) mengidentifikasi sumber-sumber belajar, 5) memilih dan menerapkan strategi belajar yang sesuai, 6) mengevaluasi hasil belajar, dan 7) memiliki self- concept atau konsep diri.
3. Pembelajaran Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran- pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran34. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa atau sebaliknya dan siswa ke siswa. Dalam proses pembelajaran peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, dan lain sebagainya. Pengenalan karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang terpenting
32 Knowles, M. ―Self-Directed Learning: A Guaide for Learners and Teachers.‖New York: Association Press, 1975.
33 Wahyu Purbaningsih, ―Peningkatan Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran CTL pada Siswa Kelas X B SMKN 6 Purworejo‖, Hal. 90
34Nur Rahmah, ‗Hakikat Pendidikan Matematika‘, 1–10.
dalam penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Secara psikologis, pengertian pembelajaran dapat dirumuskan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya35.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan tentang matematika yang dipelajari, cerdas, terampil, mampu memahami dengan baik bahan yang diajarkan. Dalam pembelajaran matematika, keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi oleh faktor yang terangkum dalam sistem pengajaran36. Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.
4. Kajian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO PENELITI JUDUL HASIL PERBEDAAN
1 Ernawati (2018)
pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di MAN 1 kota
tanggerang selatan
penggunaan google classroom
berpengaruh positif terhadap kualitas pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di
MAN 1 Kota
Tanggerang Selatan.
Hal ini ditunjukan menggunakan
regeresi linear berganda diperoleh nilai r 0.847, Nilai Adjusted R2 sebesar 0.688, dan nilai t hitung > t Tabel (2,357 > 2,045)
Variabel penelitian:
Menggunakan Kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagai variable
dependen.
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kemandirian belajar sebagai variabel
dependen nya.
Teknik analisis
35Zubaidah Amir M.Pd. and M.Pd. Dr. Risnawati, Psikologi Pembelajaran Matematika, 2015.
36Almira Amir and M Si, ‗Pembelajaran Matematika Sd Dengan Menggunakan Media Manipulatif Oleh: Almira Amir, M.Si 1‘, 72–89.
dengan signifikansi 0.025 (pengujian dua sisi). Dengan demikian semakin baik penggunaan google classroom maka akan semakin baik kualitas pembelajaran yang ada di kelas pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di
MAN 1 kota
tenggerang selatan
data:
Menggunakan analisis regresi linier berganda dan regresi ordinal.
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Uji Independent sampel T-test.
2 Dewi Nur
Faizatus Sayyidah (2019)
Pengembangan pembelajaran matematika berbasis self regulated learning dengan menggunakan media google classroom
keterlaksanaan
sintaks pembelajaran selama
berlangsungnya uji coba terbatas memenuhi kriteria
―efektif‖, terlihat dari banyaknya sintaks yang terlaksana dengan yang tidak terlaksana. Sehingga, memperoleh
persentase sebesar 91% pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Aktivitas peserta didik memenuhi kriteria ―efektif‖
dengan persentase yang diperoleh dari dua pengamat pada aktivitas peserta didik yang aktif dan relevan dengan kegiatan
pembelajaran sebesar 98,8% dan 98,6%.
Hasil tersebut lebih besar dari pada persentase aktivitas peserta didik yang tidak relevan dengan
Teori
kemandirian belajar yang digunakan adalah teorinya
Zimmerman.
Metode:
Menggunakan metode R & D (Campuran).
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif.
Teknik Analisis Data:
Menggunakan perhitungan nilai rata-rata secara bertahap,
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data Uji
Independet sampel T-Test.
kegiatan
pembelajaran yaitu 1,2% dam 1,4%.
Respon siswa
terhadap pembelajaran
matematika berbasis self regulated learning dengan menggunakan media google classroom memenuhi kriteria
―efektif‖ dengan persentase nilai
sebesar 77%
sehingga dapat dikategorikan dalam respon positif
3 Innayatul Fajriyani (2020)
Pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap motivasi dan prestasi belajar IPA saat pandemi covid-19 di SMP Islam Az-zamir tangerang tahun pelajaran 2020/2021
Terdapat peningkatan prestasi belajar saat pandemi covid-19 terbukti dari hasil rata-rata nilai raport kelas VIII dari 76,636 menjadi 84,136. Kemudian terdapat pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap motivasi belajar IPA saat pandemi covid-19 dilihat dari hasil uji T nilai Sig 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien determinasi sebesar
37,2% dengan
persamaan regresi linear sederhana
=36,101 + 0,526.
Serta terdapat pengaruh
penggunaan aplikasi google classroom terhadap prestasi belajar IPA saat
Variabel:
Perbedaannya terletak pada variable
dependen yang digunakan, yaitu menggunakan motivasi dan prestasi belajar IPA sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kemandirian belajar.
Adapun persamaannya yaitu terletak pada variable independent yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan google
classroom.
Teknik analisis data:
Menggunakan
pandemi ovid-19 dilihat dari hasil uji T nilai Sig 0,026 < 0,05 dan nilai koefisien determinasi sebesar
23% dengan
persamaan regeresi linear sederhana
=80,001 + 0,78.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap motivasi dan prestasi belajar IPA saat pandemi covid-19 di SMP Islam Az-Zamir.
Analisis korelasi, Uji Regresi Linier
Sederhana, dan Uji signifikansi Korelasi (Uji T).
sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Uji Indpendent sampel T-test.
4 Asep Ikin Sugandi (2013)
Pengaruh Pembelajaran berbasis masalah dengan setting kooperatif jigsaw terhadap kemandirian belajar siswa SMA
Secara keseluruhan kemandirian belajar siswa termasuk kategori sedang (122,30 dari 180).
Ditinjau dari pembelajaran, siswa pada BMJ (132,92) mencapai
kemandirian belajar lebih baik dari siswa pada BM (123,99) dan siswa pada KV (110,46). Temuan ini menunjukkan
pembelajaran BMJ
lebih unggul
dibandingkan dengan pembelajaran BM dan pembelajaran KV dalam
mengembangkan kemandirian belajar siswa.
Teori
kemandirian belajar yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Sumarmo, baik dari definisi maupun
indikator kemandirian belajar yang digunakan.
Variabel:
Variabel
independen yang digunakan adalah pembelajaran berbasis masalah dengan setting kooperatif jigsaw sedangkan dalam penelitian ini menggunakan google classroom sebagai variable
independen nya.
Metode:
Menggunakan kuasi eksperimen sedangkan dalam penelitian ini menggunakan eks post fakto.
5 Haerudin (2013)
Pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan komunikasi dan penalaran matematik serta
kemandirian belajar siswa SMP
Pendekatan SAVI diasumsikan
berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan
penalaran dan komunikasi
matematik serta kemandirian belajar siswa.
Teori
kemandirian belajar yang digunakan adalah teorinya
Bandura, yang dikutip dari Sumarmo dalam penelitiannya.
Variabel:
Variabel independen adalah pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Adapun persamaan terletak variabel dependennya yaitu sama-sama menggunakan kemandirian belajar.
6 Indrati Endang Mulyaningsih (2014)
Pengaruh interaksi sosial keluarga, motivasi belajar, dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
Data empiris setelah dianalisis
menunjukkan bahwa ternyata intensitas interakssi sosial anak dalam keluarga, motivasi berprestasi dan kemandirian belajar secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan
Dalam memaparkan definisi dari kemandirian belajar berangkat dari teorinya
Utomo dan
Slameto dalam penelitiannya.
Variabel:
Kemandirian
terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Surakarta.
belajar dijadikan sebagai variabel independent, ini berbeda dengan yang ada dalam penelitian ini menggunakan kemandirian belajar sebagai variable
dependen.
7 Lailatul Fajriyah, Dkk.
Pengaruh Kemandirian belajar siswa SMP terhadap kemampuan penalaran matematis
Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap kemampuan penalaran matematis siswa sebesar 46,6%
dan 53,4%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar kemandirian belajar siswa.
Teori
kemandirian belajar yang digunakan adalah yang
dikemukakan oleh Sugandi dalam
penelitiannya.
Variabel:
Menggunakan Kemandirian belajar sebagai variable
independen dan kemampuan penalaran matematis
sebagai variabel dependen.
8 Syamsul Rijal
& Suhaedir Bachtiar (2015)
Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya Belajar dengan hasil belajar
kognitif siswa
Terdapat hubungan yang positif antara (1) sikap siswa dengan hasil belajar kognitif biologi, dengan nilai korelasi sebesar 0,621. (2) Kemandirian belajar siswa dengan hasil belajar kognitif biologi, dengan nilai korelasi sebesar 0,579. (3) Gaya belajar siswa dengan
Variabel:
Menggunakan kemandirian belajar sebagai variabel
independen.
Teknik analisis data:
Menggunakan uji korelasi regresi linier sederhana dan berganda.
hasil belajar kognitif biologi, dengan nilai korelasi sebesar 0,577.
9 Sapendi (2019)
Hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan
prestasi belajar matematika kelas VIII DI
SMPN 3
Narmada Tahun
Pembelajaran 2018/2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,863 serta kontribusi hubungan kemandirian belajar dengan pretasi belajar sebesar 74,4%
sedangkan 26,6%
sisanya terdapat faktor lain di luar kemandirian belajar seperti motivasi, bakat dan intelegensi.
Dengan demikian dapat dismpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 3 Narmada tahun pelajaran 2018/2019
Dalam memaparkan teori
kemandirian belajar berangkat dari teorinya Panen.
Variabel:
Menggunakan Kemandirian belajar sebagai variabel
independen, sedangkan variabel dependennya adalah prestasi belajar
matematika.
Teknik analisis data:
Menggunakan pengujian
hipotesis Person Product Moment.
10 Nadiya Qalbu (2021)
Pengaruh kemandirian belajar
terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VI SDIT Nurul Hikmah
Tanjung Jabung Timur
Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VI SDIT Nurul Hikmah Tanjung jabung Timur dengan koefisien determinasi sebesar 23,2%
sisanya 76,8%
dipengaruhi oleh
Dalam memaparkan teori
kemandirian belajar,
berangkat dari teorinya Desmita
& Fatimah dalam penelitiannya.
Variabel:
Menggunakan kemandirian belajar sebagai variabel
faktor lain yang tidak diteliti.
independen dan hasil belajar matematika sebagai variabel dependen.
Teknik analisis data:
menggunakan Uji analisis regresi linier sederhana.
B. Kerangka Berpikir
Situasi pandemi covid-19 yang sekarang ini masih terjadi membuat pembelajaran dilakukan secara online. Salah satu pemanfaatan yang digunakan dalam sistem pembelajaran online adalah E-learning yang berupa aplikasi google classroom. Aplikasi google classroom merupakan sebuah aplikasi yang dapat memudahkan guru dan siswa berinteraksi dalam setiap proses pembelajaran dari jarak jauh tanpa kertas. Guru dapat mendistribukan tugas dan menilai hasil kerja siswa dengan mudah ditambah dengan beberapa fitur-fitur lainnya yang menjadi kelebihan dari google classroom.
Salah satu pelajaran yang menggunakan media googel classroom selama pembelajaran daring adalah matematika. Matematika merupakan pelajaran yang sering dianggap sulit oleh siswa siswi di sekolah. Salah satu alternatif yang bisa digunakan oleh guru dalam membantu siswa memahamai matematika khususnya dalam pembelajaran online adalah dengan menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar di rumah.
Kemandirian belajar bukan berarti siswa itu belajar sendiri-sendiri tapi kemandirian belajar adalah suatu sikap yang menunjukkan ada kemauan dan tanggung jawab dalam diri siswa untuk belajar dan murni atas kemauan dirinya sendiri tanpa ada rasa paksaan sedikitpun. Dengan demikian diharapkan dengan pemanfaatan platform google classroom sebagai media pembelajaran online, siswa mampu untuk belajar lebih mandiri di rumah.
Untuk mempermudah dalam pemahaman ini, maka alur kerangka berpikir digambarkan secara praktis mengenai ―Pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19‖ adalah sebagai berikut.
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban atau pernyataan sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang akan diteliti dan perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ―Ada pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid-19.
Pembelajaran Daring
Penggunaan Google Classroom
Impelemtasi Penggunaan Google Classroom pada pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 pada pelajaran Matematika
Terdapat pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa
Kemandirian Belajar siswa
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian ini didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif atau menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non-eksperimental, yaitu peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap variabel indpenden, peneliti hanya meneliti apa yang terjadi secara alami dan meneliti bagaimana variabel itu terkait37.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto adalah penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel bebasnya telah terjadi perlakukan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu persitiwa yang telah terjadi dan peristiwa itu terjadi bukan atas kendali peneliti kemudian mencoba mengungkap kaitan antara beberapa variabel tertentu pada kejadian tersebut. Peneliti sama sekali tidak melakukan pengendalian terhadap variabel yang terkait dengan peristiwa tersebut. Dengan kata lain tidak ada kontrol terhadap variabel.
Perlakuan pada panelitian ini terjadi sebelum peneliti melakukannya. Oleh karena itu peneliti tidak melakukan kontrol terhadap perlakuan tersebut, maka dalam hal ini peneliti hanya mengambil data mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Penelitian ini memiliki variabel bebas (X) adalah penggunaan aplikasi google classroom dan variabel terikatnya (Y) adalah kemandirian belajar siswa.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.38
37 Fajriani. Pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap motivasi dan prestasi belajar IPA saat pandemic Covid-19 di SMP islam Az-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021, 2020, hal. 39
38 Denilasari. Pengaruh penggunaan google classroom terhadap respon siswa sebagai media pembelajaran, 2018. Hal. 31
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 10 Mataram dan SMA Abhariyah.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.39 Dasar pemikiran dari pengambilan sampel adalah bahwa dengan menyeleksi bagian dari elemen-elemen populasi. Sehingga kesimpulan tentang keseluruhan populasi dapat diperoleh.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMAN 10 Mataram sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X SMA Abhariyah Labuapi sebagai kelas kontrol.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 dan tempat penelitian ini adalah SMAN 10 Mataram dan SMA Abhariyah Labuapi.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya40.
Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan variabel dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah penjelasan dari variabel independen dan variabel dependen:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan aplikasi google classroom.
2. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa.
39 Fajriani. Pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap motivasi dan prestasi belajar IPA saat pandemi Covid-19 di SMP islam Az-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021, 2020, hal. 39
40 Denilasari. Pengaruh penggunaan google classroom terhadap respon siswa sebagai media pembelajaran, 2018. Hal. 31
E. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi. Perlakukan pada penelitian ini terjadi sebelum peneliti melakukannya sehingga peneliti tidak melakukan kontrol terhadap variabel bebasnya.
Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yang pertama adalah media pembelajaran google classroom sebagai variabel bebas atau variabel independen dan yang kedua adalah kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat atau variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan google classroom sebagai media pembelajaran terhadap kemandirian belajar siswa pada masa pandemi covid- 19.
Berikut ini desain penelitian kausal komparatif yang digunakan dalam penelitian ini.
Kelompok Variabel Bebas Variabel Terikat
(E) (X1) O
(K) (X2) O
Keterangan:
(E) = Kelompok Eksperimental (K) = Kelompok Kontrol (X) = Variabel Bebas (O) = Variabel Terikat
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti41. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah insturmen non tes berupa angket. Skala yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala Likert. Dalam skala ini, angket berisi 5 pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RG), Tidak setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (TST), dengan masing-masing skor sebagai berikut.
Tabel 3.1 (2) Skor Alternatif Respon (Jawaban)
41 Fajriani. Pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap motivasi dan prestasi belajar IPA saat pandemi Covid-19 di SMP islam Az-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021, 2020, hal. 44