• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, KONSEP DIRI, KREATIVITAS DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEMANDIRIAN

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIIIDI SMP N 30 PADANG

,

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

² Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

Zaninia401@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to analyze 1) the influence of parenting parents’ partially on the independence of students class VIII in SMP N 30 Padang. 2) the effect of partially self-concept of the independence of students ofclass VII in SMP N 30 Padang. 3) the influence of partially creativity of the independence of students class VII in SMP N 30 Padang. 4) the influence of partially the school environment of the independence of students of class VII in SMP N 30 Padang. 5) the effect of parents’ parenting, self-concept, creativity and school environment of the independence of student of class VIII in SMP N 30 Padang. The result of data analysis showed that (1) there is a significant influence between parenting parents’ towards independence of students of class VII in SMP N 30 Padang, where the coefficient value of 0.125 with sig 0.038 <α 0.05 and thitung 2.094> ttabel

1.654. (2) there is a significant influence between self-concept of the independence of students of class VIII in SMP N 30 Padang, where coefficient value of 0,132 with sig 0,008 <α 0,05 and thitung 2,701>ttabel 1,654. (3) there is a significant influence between creativity of independence of students of class VIII in SMP N 30 Padang, where coefficient value of 0,113 with sig 0,008 <α 0,05 and thitung2,703>ttabel 1,654. (4) there is significant influence between the school environment of independence of students class VII in SMP N 30 Padang, where coefficient 0,214 with sig 0,000 <α 0,05 and thitung 5,517>ttabel 1,654. 5) there is a significant influence between parenting parents’, self concept, creativity and school environment together againts the independence of students of class VII in SMP N 30 Padang, where coeffisient value of 9.968 with sig 0,000 <0,05 and Fhitung 32,337>Ftabel 2,43.

Keywords: Parenting Parent’s, Self Concept, Creativity and School Environment.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses yang terjadi dalam kehidupan manusia dan mengakibatkan perubahan pada individu. Perubahan tersebut akibat

dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sejak lahir sampai meninggal. Seperti yang dijelaskan oleh Sagala (2010 : 1) bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup

(2)

yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.Ini berarti bahwa berhasil atau tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik, karena proses belajar mengajar yang baik akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Belajar bagi peserta didik merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan belajar kemajuan sesuatu dapat tercapai dan dapat meningkatkan kedewasaan berfikir, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Belajar menunjuk pada suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan sikap,tingkah laku atau perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Belajar akan berhasil secara optimal apabila dilakukan dengan penuh kemandirian. Kemandirian

merupakan bentuk sikap terhadap objek dimana individu memiliki independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain. Maksudnyaorang yang berperilaku mandiri mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh dirinya sendiri tanpa harus mengharapkan bantuan orang lain. Kemandirian adalah peri-laku mampu berinisiatif, mampu me- ngatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa ban- tuan orang lain, hasrat untuk me- ngerjakan segala sesuatu.

Fenomena yang terjadi saat di kelas adalah banyak siswa yang ketika menghadapi ujian mereka mencontoh temannya yang lain tanpa berusaha untuk mengerjakan sendiri. Ada pula ketika mendapat tugas in-dividu dari guru, mereka mencontoh pekerjaan temannya yang sudah mengerjakan tanpa berfikir panjang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap atau perilaku tersebut kurang mandiri dan percaya diri terhadap kemam-puannya serta tidak adanya motivasi diri dalam belajar. Menurut Rusman (2011 : 359) kemandirian belajar diberikan kepada siswa agar siswa mempunyai

(3)

rasatanggung jawab dan mendisiplinkan dirinya serta mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai kemandirian belajar akan mempunyai kemauan untuk belajar serta bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandirian belajar ini berpe- ngaruh terhadap hasil belajar siswa itu sendiri, siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung belajar lebih baik dan mampu memantau, mengevaluasi, dan

mengatur belajarnya secara efektif,

menghemat waktu dalam

menyelesaikan tugasnya dan menga- tur belajar dan waktu secara efisien.

Namun sebaliknya, siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah akan sulit memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajar- nya secara efektif sehingga akan memperoleh nilai atau hasil belajar yag rendah. Hal ini dapat dilihat dari data siswa yang mengerjakan tugas dan siswa yang tidak mengerjakan tugas pada tahun ajaran 2016/2017

sebagai berikut:

Tabel 1: Data Siswa Yang Mengerjakan Tugas dan Tidak Mengerjakan Tugas Tahun Ajaran 2016-2017

Sumber :Guru Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP N 30 Padang

No Kelas K

K M

Jumlah Yang Mengerjakan Tugas

Yang Tidak Mengerjakan Tugas

Jumlah % Jumlah %

1 VIII-1 80 31 25 81 6 19

2 VIII-2 80 33 27 82 6 18

3 VIII-3 80 34 24 71 10 29

4 VIII-4 80 34 20 59 14 41

5 VIII-5 80 34 15 44 19 56

6 VIII-6 80 34 11 32 23 68

7 VIII-7 80 34 10 29 24 71

8 VIII-8 80 33 9 27 24 73

Jumlah 267 141 53 126 47

(4)

Berdasarkan tabel 1 di atas, jumlah persentase siswa yang mengerjakan tugas berkisar antara 82%-27%, sedangkan nilai siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan persentase berkisar 18%-73%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 8 kelas dengan jumlah 267orang siswa, hanya 3 kelas yang jumlah siswanya lebih banyak mengerjakan tugas dari pada kelas VIII lainnya.

Dengan demikian, hal ini dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemnadirian belajar siswa yaitu pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan(Tarmudji,2004:123)Penga suhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak. Berdasarkan fenomena yang siswa kelas VIII SMP N 30 Padang, masih kurangnya orang tua siswa dalam mengontrol atau mengawasi siswa sehingga masih banyaknya siswa yang bermasalah

disekolah seperti cabut, meribut ketika jam pelajaran.

Faktor selajutnya yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar adalah konsep diri. Menurut Thalib (2010 : 122) merupakan gambaran diri, penilaian diri, dan penerimaan diri yang bersifat dinamis, terbentuk melalui persepsi dan interprestasi terhadap diri sendiri dan lingkungan, mencakup konsep diri umum (general self-concept)dan konsep diri yang lebih spesifik (specific self-concept) termasuk konsep diri akademis, sosial dan fisik. Berdasarkan obervasi awal dilihat dari segi ketuntasan nilai ujian MID semester II tahun ajaran 2016/2017 masih banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam ujian. Hal ini tentu akan mempengaruhi siswa dalam kemandirian belajarnya.

Selain dari dua faktor yang disebutkan diatas faktor selanjutnya yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah kreativitas. Menurut Mudjiran (2007 : 64) kreativitas merupakan suatu potensi yang telah ada sejak anak dilahirkan, namun potensi tersebut tidak akan

(5)

berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan pendidikan dan latihan dari lingkunganya. Berdasrkan fenomena yang terjadi masih banyaknya siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran yaitu ketika guru bertanya kepada siswa, siswa hanya banyak diam, tidak mau bertanya ketika tidak paham mengenai materi yang diajarkan gurunya.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah lingkungan sekolah. Dwi Siswoyo, dkk (2007: 148) mengatakan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan bertingkah laku baik. Berdasrkan fenomena yang terjadi masih kurangnya sarana prasarana yang ada SMP N 30 Padang salah satunya yaitu computer.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas, dan lingkungan sekolah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan/ Pengaruh antara dua variabel atau lebih, sedangkan pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, Sugiyono (2014 : 3-4).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pola asuh orang tua (X1), konsep diri (X2), kreativitas (X3), dan lingkungan sekolah (X4) terhadap kemandirian belajar (Y). Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.Subjek penelitiannya adalah semua siswa kelas VIII, penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017.Pada penelitian ini yang menjadi sampel untuk dijadikan responden adalah sebanyak 185 siswa. Dengan pengambilan teknik sampel yaitu proporsional random sampling

(6)

dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael dengan menggunakan krisis 5%. Skala pengukuran data dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, skala yang berhubungan dengan pernyataan atau sikap seseorang terhadap sesuatu dengan interval penilian untuk setiap jawaban responden 1-5.

Sebelum angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba.Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan realibilitas angket.MenurutGhozali (2011:52)uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pernyataan dinyatakan valid jika Corrected Item-Total Correlation≥ 0,361.(Arikunto, 2010:221). Menurut Nunnally ( dalam Ghozali, 2011:38) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>

0,70. Untuk mengukur reliabilitas dari

suatu instrumen dalam penelitian ini, peneliti melihat nilai Cronbach Alphadengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat Capaian Responden (TCR) Variabel X

Berdasarkan TCR dari masing- masing variabel bahwa rata-rata variabel pola asuh orang tua 3,36 dengan tingkat capaian responden (TCR) 67,24 yang tergolong oada kategori cukup baik, untuk rata-rata variabel konsep diri 3,05 dengan tingkat capaian responden 60,99 yang tergolong kategori kurang baik, dan untuk variabel kreativitas 3,15 dengan tingkat capaian responden 62,99 yang tergolong kategori kurang baik, serta untuk variabel lingkungan sekolah 3,20 dengan tingkat capaian reponden 64,09 yang tergolong kategori kurang baik.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Y = + b1X1 +b2X2+ b3 X3+

b4X4 + e

(7)

Y = 9,968+ 0,1255X1 + 0,132X2 + 0,113X3 + 0,214X4 + e Berdasarkan hasil pengolahan data model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa:

1. Nilaikonstanta sebesar 9,968. Hal ini berati, tanpa adanya pengaruh pola asuh orng tua, konsep diri, kreativitas dan lingkungan sekolah maka kemandirian belajar siswa kelas VIII di SMP N 30 Padang adalah sebesar 9,968 satuan.

2. Nilai koefesien variabelpola asuh orang tua (b1) adalah sebesar 0,125.

Artinyaapabilapola asuh orang tua meningkat sebesar satu satuan maka maka kemandirian belajar siswa kelas VIII SMPN 30 Padang akan meningkat sebesar 0,125 satuan.

3. Nilai koefesien variabelkonsep diri (b2) adalah sebesar 0,132.

Artinyaapabilakonsep diri meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa kelas VIII SMPN 30 Padang akan meningkat sebesar 0,132 satuan.

4. Nilai koefesien variabelkreativitas (b3) adalah sebesar 0,113.

Artinyaapabila kreativitas meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 30 Padang akan meningkat sebesar 0,113 satuan.

5. Nilai koefesien variabellingkungan sekolah (b4) adalah sebesar 0,214.

Artinyaapabila lingkungan sekolah meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP N 30 Padang akan meningkat sebesar 0,214 satuan.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Berdasarkan hasil koefisien determinasi diperoleh hasil nilai Adjusted R squaresebesara 0,458 yang artinya 45,8% perubahan pada variabel dependen (kemandirian belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen ( pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas, dan lingkungan sekolah) sedangakan sisanya sebesar 54,2%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian ini.

(8)

Hasil Uji t

Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa adalah : 1. Hipotesis 1, terdapat pengaruh

positif dan signifikan pola asuh orang tua (X1) terhadap kemandirian belajar siswa (Y).

Untuk variabel pola asuh orang tua nilai thitung sebesar 2,094 > ttabel

sebesar 1,65487dan nilai signifikan 0,038 < α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 30 Padang.

2. Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri (X2) terhadap kemandirian belajar (Y).Untuk Variabel konsep diri nilai thitungsebesar 2,701> ttabel sebesar 1,65487 dan nilai signifikan 0,008 < α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara konsep diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 30 Padang.

3. Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kreativitas (X3) terhadap kemandirian belajar (Y). Untuk variabel kreativitas nilai thitung sebesar 2,703 > ttabel sebesar 1,65487dan nilai signifikan 0,008 <

α0,05, berarti Ha diterima dan H0

ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 30 Padang.

4. Hipotesis 4, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan sekolah (X4) terhadap kemandirian belajar (Y). Untuk variabel lingkungan sekolah nilai thitung sebesar 5,517 > ttabel sebesar 1,65487 dan nilai signifikan 0,000 <

α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 30 Padang

Hasil Uji F

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0

(9)

bahwa nilai Fhitung 32,337> Ftabel 2,43 dan nilai signifikan 0,000<0,05.Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwapola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas dan lingkungan sekolah berpangaruh secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar siswa siswa kelas VIII di SMP N 30 Padang, artinya semakin baik pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas dan lingkungan sekolah maka kemandirian belajar siswa juga akan semakin baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan kepada

permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pemabahasan yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan sebagai berikut :

1. Pola asuh orang tua berpengaruhterhadapkemandirian belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,125 dan nilai thitung sebesar 2,094> ttabel

sebesar 1,65487. Berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian belajar siswa pada

mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIIIdi SMP N 30Padang, dengan artian apabila pola asuh orang tua meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa naik pula sebesar 0,125 satuan.

2. Konsep diri berpengaruh terhadapkemandirian belajar siswa.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,132 dan nilai thitung sebesar 2,701> ttabel sebesar 1,65487. Berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri terhadap kemandirian belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIIIdi SMP N 30Padang, dengan artian apabila konsep diri siswa meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa naik pula sebesar 0,132 satuan.

3. Variabel kreativitas berpengaruh terhadapkemandirian belajar siswa.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,113 dan nilai thitung sebesar 2,703 > ttabel sebesar 1,65487. Berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara kreativitas terhadapkemandirian

(10)

belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIIIdi SMP N 30Padang, dengan artian apabila kreativitas siswa meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa naik pula sebesar 0,113 satuan.

4. Lingkungan sekolah berpengaruh terhadapkemandirian belajar siswa.

Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar 0,214 dan nilai thitung sebesar 5,517 > ttabel sebesar 1,6548. Berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan sekolah terhadap kemandirian belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIIIdi SMP N 30Padang, dengan artian apabila lingkungan sekolah meningkat sebesar satu satuan maka kemandirian belajar siswa naik pula sebesar 0,214 satuan.

5. Pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas dan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari Fhitung

32,337 > Ftabel 2,43 dan nilai signifikan 0,000< 0,05. Berarti ada

pengaruh signifikan antara pola asuh orang tua, konsep diri, kreativitas dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa sebagai berikut :

1. Berdasarkan temuan TCR terendah untuk variabel kemandirian belajar terdapat pada indikator bertanggung jawab tehadap apa yang dilakukannya, maka dari itu penulis menyarankan kepada pihak sekolah dan orang tua untuk lebih memperhatikan lagi anak atau siswa supaya mereka lebih menyadari hak dan kewajibannya sebagai seorang siswa dan anak untuk belajar agar siswa memiliki kemandirian dalam belajar.

2. Berdasarkan temuan TCR terendah untuk variabel pola asuh orang tua terdapat pada indikator kontrol dan pemantauan, maka dari itu penulis menyarankan kepada orang tua agar lebih mengawasi anaknya dan

(11)

memberikan hukuman atau sanksi apabila anak melalukan kesalahan pada saat sekolah, salah satunya apabila anak bolos sekolah hendaknya orang tua memberikan mereka hukuman.

3. Berdasarkan temuan TCR untuk variabel konsep diri terdapat pada indikator menerima pujian tanpa rasa malu, maka dari itu penulis menyarankan kepada guru, terutama orang tua agar lebih mengajarkan siswa atau anak untuk selalu mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberikan pujian kepadanya, agar mereka lebih memotivasi diri dalam belajar agar menjadi siswa yang berprestasi dan memiliki kemandirian dalam belajar.

4. Berdasarkan temuan TCR terendah untuk variabel kreativitas terdapat pada indikator memiliki rasa ingin tahu yang besar,maka dari itu penulis menyarankan kepada siswa agar lebih memperhatikan gurunya ketika guru menyampaikan materi yang diajarkan dan ketika tidak paham dengan materi yang

diajarkan sebaiknya siswa bertanya kepada gurunya.

5. Berdasarkan temuan TCR terendah untuk variabel lingkungan sekolah terdapat pada indikator fasilitas sekolah, maka dari itu penulis menyarankan kepada pihak sekolah agar lebih menyediakan lagi kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa dan guru dalam penunjangan dalam proses pembelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA Desmita. (2014). Psikologi

Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Siswoyo, Dwi dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS.

Semarang: Universitas di Ponegoro.

Hasballah. (2006). dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mudjiran,dkk.(2007). Perkembangan peserta didik“ Bahan pembelajaran untuk tenaga

(12)

kependidikan sekolah menengah”. padang: UNP.

Oemar,Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Bumi Aksara.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran

Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Sagala, Syaiful (2010). konsep dan makna pembelajaran. bandung:

Alfabeta.

Santrock, J. (2002). Life- Span : perkembangan masa hidup.

Gramedia Pustaka Umum.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata. (2013). metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Tarmudji,Tarsis. (2004). Penelitian Tentang " Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Anak.

Yogyakarta: Andi.

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis analisis Empiris Apliaktif. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk variabel metode mengajar dosen diperoleh nilai thitung sebesar 3,394 > ttabel sebesar 2,04 dengan nilai signifikan 0,002 < = 0,05 berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan