Penelitian yang dilakukan Baktiar ditujukan pada mata kuliah mesin listrik pada program studi pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Semarang, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah bahan ajar bahasa Indonesia untuk e-learning khususnya untuk keterampilan membaca pemahaman kelas. Siswa VIII SMP N 1 Kalibagor. Persamaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan metode Research and Development (R&D). Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan Sholeh mengembangkan media pembelajaran materi konstruksi ruang lengkung kelas IX, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia e-learning untuk keterampilan pemahaman membaca siswa kelas VIII. di SMP N 1 Kalibagor.
Sedangkan yang membedakan adalah penelitian yang dilakukan Irfan mengembangkan media pembelajaran Materi Mata Pelajaran Komposisi Komputer di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia untuk keterampilan membaca pemahaman kelas. Siswa VIII SMP N 1 Kalibagor. Sedangkan yang membedakan adalah penelitian yang dilakukan Wiwik mengembangkan media pembelajaran berbasis web untuk mata pelajaran IPS Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (Smp) sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengembangan bahan ajar e-learning bahasa Indonesia. . untuk keterampilan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP N 1 Kalibagor. Widodo & Jasmadi (2008:40) menyatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat perangkat pembelajaran yang memuat materi, metode, batasan dan cara mengevaluasi pembelajaran guna mencapai kompetensi yang dirancang secara sistematis dan menarik.
Pandangan para ahli lainnya mengatakan bahwa bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis, tertulis dan tidak tertulis, guna menciptakan lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar, Prastowo (2013:17). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah kumpulan informasi (alat dan teks) yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dalam kegiatan mengajar untuk mencapai tujuan yang direncanakan dan meninjau pelaksanaan pembelajaran. Ada beberapa tujuan diproduksinya bahan ajar, yaitu: . A. membantu siswa mempelajari sesuatu; . B. memberikan pilihan materi pembelajaran yang berbeda untuk menghindari kebosanan siswa; .. C. memudahkan siswa dalam belajar; dan D. agar kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik.
Langkah Utama dalam Membuat Bahan Ajar
Guru berusaha menggunakan bahan ajar praktis dan ekonomi.b) sesuai dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki siswa. Mengenai pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan pedoman menurut Prastowo, yaitu: .. a) relevansi, yaitu ada hubungan antara bahan pendidikan yang dipilih dengan pencapaian standar keterampilan dan kompetensi dasar. Apalagi dalam menyusun bahan pembelajaran, secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh menurut Panen dan Purwanto a) Menyusun sendiri.
Selain menguasai bidang keilmuan itu sendiri, seseorang juga harus mempunyai kemampuan menulis bahan ajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan. Namun bukan tidak mungkin guru baik secara individu maupun kelompok dapat belajar menulis bahan ajar, baik melalui seminar, pelatihan dan sejenisnya. Cara lain yang dapat ditempuh adalah bekerja sama dengan desainer instruksional atau desainer instruksional (jika tersedia) untuk menulis bahan ajar.
Dalam mengemas ulang informasi, penulis tidak menulis sendiri bahan ajarnya dari awal, melainkan menggunakan buku teks dan informasi yang ada untuk mengemasnya kembali sehingga menjadi bahan ajar yang responsif. Bahan atau informasi yang sudah tersedia di pasaran dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian disusun kembali atau ditulis ulang dengan gaya dan strategi bahasa yang tepat sehingga menjadi bahan ajar yang diinginkan.
Namun dalam proses penataan informasinya, tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks, materi audio visual dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audiovisual dan informasi lainnya digunakan secara langsung, hanya dilengkapi dengan panduan belajar bagi siswa tentang cara menggunakan materi tersebut, latihan dan tugas yang harus diselesaikan, umpan balik dari dan dari siswa.
E-LEARNING
- Pengertian dan Karakteristik E-Learning
 - Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar E-learning
 - Model Pembelajaran Bahan Ajar E-Learning
 - Kelebihan dan Kelemahan Bahan Ajar E-Learning
 
Untuk menghasilkan bahan ajar e-learning yang menarik dan populer, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sederhana, personal dan cepat. Bahan ajar e-learning dapat menjadi alternatif yang efektif dan sangat berguna ketika pembelajaran berlangsung tanpa interaksi langsung. Melalui bahan ajar e-learning, siswa dapat mencari dan mengambil informasi atau bahan pembelajaran berdasarkan silabus atau kriteria yang ditetapkan oleh guru.
Substitusi adalah ketika bahan pembelajaran e-learning digunakan sebagai pengganti bahan pembelajaran utama dalam kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih dalam penggunaan materi pembelajaran e-learning dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) tatap muka penuh (konvensional), (2) sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet, atau (3) seluruhnya melalui Internet. Pembelajaran dengan menggunakan bahan pembelajaran e-learning diharapkan dapat memudahkan interaksi antara siswa dengan bahan pembelajaran.
Secara lebih rinci keunggulan bahan ajar e-learning dapat dilihat dari sudut pandang siswa, yaitu dengan bahan ajar e-learning dimungkinkan untuk mengembangkan fleksibilitas pembelajaran yang tinggi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan ajar e-learning untuk pendidikan jarak jauh adalah penyediaan internet untuk kegiatan pembelajaran. Penggunaan bahan ajar e-learning sangat bergantung pada pengguna dalam melihat atau menilai bahan ajar e-learning tersebut.
Untuk mengetahui apakah seseorang atau suatu lembaga pendidikan memerlukan bahan ajar e-learning atau tidak, diperlukan analisis kebutuhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dengan menggunakan komputer, terdapat model penerapan bahan ajar e-learning yang dapat digunakan menurut Sa'ud. Jika guru menemukan bahan ajar e-learning berkualitas tinggi dari internet, maka terpaksa guru hanya menampilkan bahan ajar tersebut kepada siswa sebagai bahan demonstrasi.
Bahan ajar e-learning digunakan oleh satu atau dua kelompok peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Menurut Bates dan Wulf dalam Munir, bahan ajar e-learning sebagai bahan ajar dalam pembelajaran buatan manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu. Namun penggunaan bahan ajar e-learning untuk pembelajaran tidak lepas dari kekurangan, antara lain (1) kurangnya interaksi langsung antara guru dengan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini dapat memperlambat pembentukan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran, (2) kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau sosial dan malah mendorong tumbuhnya aspek komersial, (3) proses pembelajaran cenderung bersifat melatih daripada melatih. fokus pada materi, (4) peran guru mengalami perubahan dibandingkan sebelumnya. yang sebelumnya menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini perlu mengetahui teknik pembelajaran berbasis teknologi, (5) siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, (6) tidak semua tempat mempunyai fasilitas internet atau jaringan, (7) kurangnya tenaga pengajar yang mengetahui dan mempunyai keterampilan mengoperasikan materi e-learning.
Membaca Pemahaman
- Pengertian Membaca Pemahaman
 - Tujuan Membaca Pemahaman
 - Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
 - Prinsip Membaca Pemahaman
 - Indikator Kemampuan Membaca Pemahaman
 - Tahap Pemahaman
 
Pemahaman membaca tidak hanya menuntut pembaca untuk memahami isi bacaan, tetapi juga menuntut mereka untuk mengembangkan informasi yang diperoleh melalui pengalamannya. Tujuan pemahaman membaca ada dua, yaitu mencari dan mengambil informasi yang mencakup isi dan memahami isi bacaan. Secara khusus tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh rincian, memperoleh gagasan pokok, memahami urutan atau susunan cerita, menyamakan, menafsirkan atau menggabungkan, menilai dan menilai, dan terakhir membandingkan atau membedakan seperti yang dikatakan Tarigan (1994: 56).
Selain itu, ada juga yang merumuskan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh muatan tentang kajian (penelitian ilmiah). Hal ini menunjukkan bahwa tujuan dari proses membaca adalah memperoleh informasi untuk keperluan belajar atau belajar. Tujuan membaca adalah untuk memahami isi kitab secara detail dan menyeluruh, menangkap secara tepat gagasan pokok atau ide pokok kitab, dan mendapatkan informasi tentang sesuatu, kata Nurhadi.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh berbagai informasi yang terkandung dalam bahan bacaan. Hal lain yang juga mempengaruhi pemahaman bacaan adalah kondisi fisik, kondisi lemahnya organ tubuh, apalagi jika disertai sakit kepala, dapat menurunkan kualitas bidang kreatif (kognitif), sehingga apa yang dibaca hilang atau tidak berbekas. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemahaman membaca seseorang adalah tujuan membaca, pengalaman pembaca, minat dan ketekunan pembaca.
Guru dapat membantu siswa mempelajari empat keterampilan, termasuk membuat hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan mereka pelajari, menggunakan strategi membaca (membuat prediksi) dan menulis (menggambarkan pengalaman sebelumnya), memikirkan proses membaca dan menulis, mendiskusikan jawaban mereka mengenai teks yang mereka baca dan tulis. Pemahamannya terhadap makna membuatnya terlibat penuh dalam proses membaca dan menulis, meskipun ia menyadari pentingnya strategi dan keterampilan yang digunakan oleh pembaca dan penulis. Ketika tingkat teks digunakan, guru membantu siswa meningkatkan pengalaman belajar, dan siswa menerima tingkat dukungan yang berbeda, bergantung pada tujuan pembelajaran dan lingkungan.
Membaca berbagai jenis teks, misalnya biografi, fiksi sejarah, legenda, puisi, dan brosur, dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Menghubungkan keterampilan dan strategi dapat memudahkan siswa memahami strategi pemahaman, yang umumnya lebih kompleks daripada keterampilan pemahaman. Penilaian adalah kumpulan data, seperti nilai ujian dan catatan informasi, untuk mengukur hasil belajar siswa.
Komunikasi ungkapan lain atau dalam bentuk lain, misalnya kemampuan memahami makna kata tertentu seperti puisi atau puisi ditinjau dari konteks kebahasaan.
Kerangka Berpikir
Memahami interpretasi atau pengertian penafsiran artinya harus mampu menerjemahkan bagian-bagian isi komunikasi yang tidak hanya berupa kata atau frasa, tetapi juga mencakup berbagai perangkat yang dapat dijelaskan. Misalnya untuk memahami grafik yang menghubungkan dua konsep yang berbeda, serta membedakan konsep dasar dan non dasar. Perilaku interpretatif yang melibatkan komunikasi sebagai kemungkinan konfigurasi pemahaman ide memerlukan reorganisasi ide menjadi konfigurasi baru dalam pikiran individu.
Misalnya kemampuan memberikan penokohan antara kebenaran yang dijamin dengan alasan yang tidak dapat disangkal, berupa kesimpulan yang diambil dari data. Konsep ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang didasarkan pada pemahaman terhadap kecenderungan atau kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi, yang melibatkan penarikan kesimpulan mengenai implikasi, akibat, akibat dan dampak sesuai dengan kondisi yang dijelaskan dalam komunikasi tersebut. Misalnya, keterampilan menyisipkan celah informasi berdasarkan data yang benar, perluasan wawasan, dan kemampuan melihat di balik apa yang tertulis, secara implisit dan eksplisit.