• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat

N/A
N/A
118@KC_Zesi Nur Albaina

Academic year: 2024

Membagikan "Pengenalan Jenis-Jenis Karbohidrat"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana karena molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom C. Akhiran -osa digunakan dalam tata nama karbohidrat untuk menyatakan suatu gula pereduksi (suatu gula yang mengandung gugus aldehida atau gugus α-hidroksiketon). Sedangkan maltose adalah gula pereduksi yang tersusun dari dua molekul glukosa dan laktosa merupakan gula pereduksi yang juga mudah mengalami hidrolisis dalam suasana asam atau dengan enzim lactase membentuk galaktosa dan glukosa.

Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O (Kusbandari, 2015). Uji Benedict didasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas.

Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang memiliki gugus aldehid bebas atau monoketo bebas. Uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta terbentuknya endapan (Yazid, 2006). Tabung reaksi - Pipet tetes - Gelas ukur - Gelas kimia - Pembakar spirtus - Rak tabung reaksi - Kaki tiga.

Dipanaskan dalam penangas air selama 2 menit akan menghasil kan endapat merah bata - Dipanaskan dalam pe nangas air selama 10 menit akan menghasil kan endapat merah bata Monosakarida.

Hasil Percobaan No

Reagen barfoed + laktosa + dipanaskan selama 2 menit: larutan berwarna biru (+) dan tidak terbentuk endapan merah bata dan.

Analisis dan Pembahasan

  • Uji Barfoed
  • Uji Tollens
  • Uji Benedict
  • Kesimpulan

Pada percobaan pertama yaitu, 5 tetes reagen tollens yang telah dibuat kemudian ditambahkan 2 tetes sukrosa dan diperoleh larutan yang keruh dengan tidak terbentuknya cermin perak. Dari pengujian sukrosa dengan reagen tollens tersebut didapatkan hasil bahwa sukrosa tidak dapat terbentuuk cermin perak. Akan tetapi, kedua gugus gula pereduksi tersebut berikatan membentuk ikatan glikosidik sehingga sukrosa tidak memiliki kemampuan untuk mereduksi reagen tollens dan mengakibatkan sukrosa bereaksi negative dengan reagen tollens.

Pada percobaan kedua yaitu, 5 tetes reagen tollens yang telah dibuat kemudian ditambahkan 2 tetes amilum dan diperoleh larutan yang berwarna cokelat kehitaman dengan tidak terbentuknya cermin perak. Dari pengujian amilum dengan reagen tollens tersebut didapatkan hasil bahwa amilum tidak dapat terbentuk cermin perak. Akan tetapi gugus gula pereduksi pada glukosa telah berikatan dengan gugus gula pereduksi pada glukosa yang lain membentuk ikatan glikosidik, sehingga amilum tidak dapat mereduksi reagen tollens.

Pada percobaan ketiga yaitu, 5 tetes reagen tollens yang telah dibuat kemudian ditambahkan 2 tetes laktosa dan diperoleh larutan yang berwarna kuning bening dengan tidak terbentuknya cermin perak. Dari pengujian laktosa dengan reagen tollens tersebut didapatkan hasil bahwa laktosa dapat terbentuk cermin perak. Ikatan yang terjadi antara glukosa dan galaktosa adalah ikatan glikosidik β(1-4), sehingga pada laktosa masih memiliki satu gugus gula pereduksi yang dapat mereduksi reagen tollens.

Pada percobaan keempat yaitu, 5 tetes reagen tollens yang telah dibuat kemudian ditambahkan 2 tetes glukosa dan diperoleh larutan yang berwarna hitam dengan terbentuknya cermin perak pada tabung reaksi. Dari pengujian glukosa dengan reagen tollens tersebut didapatkan hasil bahwa glukosa dapat terbentuk cermin perak. Pada percobaan kelima yaitu, 5 tetes reagen tollens yang telah dibuat kemudian ditambahkan 2 tetes fruktosa dan diperoleh larutan yang berwarna hitam dengan terbentuknya cermin perak pada tabung reaksi.

Dari pengujian fruktosa dengan reagen tollens tersebut didapatkan hasil bahwa fruktosa dapat terbentuk cermin perak. Pada percobaan pertama yaitu, 5 tetes reagen benedict berwarna biru(+) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes amilum tidak berwarna, menghasilkan larutan berwarna biru(+), lalu dipanaskan selama 2 menit. Pada percobaan kedua yaitu, 5 tetes reagen benedict berwarna biru(+) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes laktosa tidak berwarna, menghasilkan larutan berwarna biru(+), lalu dipanaskan selama 2 menit.

Pada percobaan ketiga yaitu, 5 tetes reagen benedict berwarna biru(+) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes sukrosa tidak berwarna, menghasilkan larutan berwarna biru(+), lalu dipanaskan selama 2 menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa glukosa merupakan gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid (aldosa) hingga dapat mereduksi reagen benedict.

Daftar Pustaka

Jawaban Pertanyaan

Dalam reagen seliwanoff, terdapat senyawa asam klorida yang akan mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol dengan membentuk senyawa berwarna merah ceri dan tersususn atas 0,5% resorsinol dan 5N HCI. Uji seliwanoff digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat) yang diuji termasuk dalam kategori ketosa(gugus keton) atau aldosa(gugus aldehid) dimana akan menunjukkan uji positif pada gula ketosa. 3) Reagen Barfoed. Uji barfoed akan menunjukkan uji positif dengan terbentuknya endapan berwarna merah sedangkan uji negatifnya larutan tetap berwarna biru tanpa tterbentuk endapan merah.

Uji ini digunakan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida dimana monosakarida akan teroksidasi oleh ion Cu2+ membentuk gugus karboksilat dan endapan tembaga (II) oksida. Uji tollens digunakan untuk menentukan senyawa yang mengandung gugus karbonil termasuk dalam aldehid atau keton. A adalah larutan encer berwarna biru dari tembaga (II) sulfat, sedangkan fehling B adalah larutan jernih dari kalium natrium tartrat encer dan basa kuatfbiasanya natrium hidroksida).

Uji fehling digunakan untuk membedakan antara karbohidrat larut dalam air dan gugus fungsional keton. dan digunakan juga dalam uji monosakarida. Reagen Tollens dan Fehling digunakan untuk menguji keberadaan aldehida, yang dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Glukosa dapat bereaksi dengan pereaksi Tollens dan Fehling karena mempunyai gugus aldehida dalam bentuk sikliknya.

Gugus aldehida dalam glukosa dioksidasi menjadi asam karboksilat, sedangkan ion Ag+ dalam pereaksi Tollens direduksi menjadi perak metalik, yang membentuk cermin di bagian dalam tabung reaksi. Uji Fehling melibatkan penambahan larutan Fehling (campuran CuSO4 dan NaOH dengan Na-K-tartrat) ke dalam sampel, yang kemudian dipanaskan. Sukrosa bersifat bukan pereduksi dengan tes benedict, sedangkan pada kondisi tersebut laktosa menunjukkan sebagai gula pereduksi.

Sukrosa (gula pasir) tidak mempunyai sifat yang dapat mereduksi ion-ion Cu2+, jika struktur Haworth terurai (membentuk rantai terbuka) sehingga tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alfa hidroksi keton. Pada sukrosa, meskipun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling ikatan, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak terdapat lagi gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi Benediktus.

Dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)Jenis tepung berpengaruh sangat nyata terhadap kadar karbohidrat kerupuk stick tempe.(2) Jenis tepung

Dokumen adalah surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau tercetak yang berfungsi atau dapat di pakai sebagai bukti ataupun keterangan.. Jenis -

 Pada uji benedict  amilum tidak termasuk gula pereduksi karena menghasilkan larutan berwarna biru + yang menandakan - uji benedict  laktosa termasuk termasuk gula pereduksi

Dokumen ini menjelaskan tentang jenis-jenis batuan dan

Dokumen ini menjelaskan tentang Pengertian Statistika dan Statistik serta jenis-jenis

Dokumen ini membahas tentang orientasi seksual, jenis kelamin, dan

Dokumen ini membahas tentang jenis-jenis alat aplikasi pestisida dan

Dokumen ini membahas jenis-jenis cutting torch dan bagian-bagian