PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENGGAJIAN PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Mutmainnah Hamid1, Arsyad Paweroi2, Daryanti 3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1 [email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This research aims at finding out whether the internal controlling system on employee’s payrol atthe Human ResourcesDevelopment office of South Sulawesi Provinceis in accordance with the Mulyadi’s theory. Data were collected by interviews, observations and documentation. Data used in this research were qualitative data from primary and secondary data. Based on the result of this research, it shows that the system applied in the Development of Human ResourcesDevelopment office of South Sulawesi Province is in accordance with the Mulyadi’s theory.
Keywords: Payrol system, Internal control..
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini instansi dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam menentukan besarnya biaya operasional sebuah instansi. Karena penggajian adalah salah satu faktor penting dalam instansi, yaitu dalam hal mengeluarkan uang dari instansi tersebut. Hal yang harus diperhatikan dalam instansi adalah faktor manusia. Sumber daya manusia di dalam instansi adalah faktor dominan untuk pencapaian sebuah instansi.
Imbalan terhadap sumber daya tersebut, sehingga instansi memberikan serangkaian penghargaan salah satu komponennya, yaitu gaji (Kakasih, 2019).
Penggajian merupakan kompensasi secara langsung yang diberikan kepada pegawai sebagai balas jasa atas hasil kerja yang telah dilakukan. Pada pelaksanaan pembayaran gaji pegawai harus dilaksanakan secara profesional dengan maksud agar terciptanya hubungan timbal balik yang baik antara instansi dan pegawai. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan hak dan kewajiban dapat dijalankan dengan selaras dan seimbang. Menurut Saifuddin (2019), dari sudut konstitusi, upah adalah pengejawantahan dari Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan pengupahan yang layak bagi kemanusiaan,
dan Pasal 28D ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Hal ini mudah untuk dituliskan, namun memerlukan usaha keras dari semua pelaku proses untuk mewujudkannya.
Pegawai adalah orang yang melaksanakan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji atau tunjangan dari pemerintah. Proses pemberdayaan pegawai dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada pegawai untuk membuat lebih banyak keputusan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya (Hussein, 2017).
Sebagai salah satu penerimaan yang sah akibat hubungan kerja, gaji adalah salah satunya, dimana setiap pegawai yang bekerja pada suatu instansi berhak untuk mendapatkan gaji berdasarkan peraturan atau ketentuan penggajian yang berlaku di instansi tersebut.
Mengingat setiap pekerja dalam organisasi mempunyai pengharapan atas apa yang telah diberikan kepada organisasi tersebut, sebagai penghargaan atas jerih payah pekerja selama bekerja.
Misbahul Jannah (2019), efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong instansi untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin keamanan.
Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi) bisa didapat melalui alat ini. Manfaat dari fingerprint ini adalah untuk meningkatkan disiplin kehadiran kerja pegawai serta menghindari praktek manipulasi absensi.
Instansi harus menjamin kesejahteraan para pekerja dengan memberikan hak yaitu gaji sebagai timbal balik atas jasa yang telah diberikan pegawai kepada instansi. Setiap aktivitas kehidupan kita membutuhkan suatu pengendalian terhadap apa yang sedang dan telah dilakukan. Penerapan sistem pengendalian intern merupakan bagian penting dalam hal pengawasan terhadap penggajian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern penggajian perusahaan telah berjalan efektif (Ribka Fininalce Tampi, 2015).
Berdasarkan latar belakang, hal yang dapat diangkat menjadi rumusan masalah, yaitu bagaimana pengendalian intern sistem penggajian pegawai pada kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan
Untuk mengetahui sistem penggajian pegawai pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan.
TINJAUAN LITERATUR
Pengertian sistem menurut Romney (2015), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.
Sistem penggajian didalam kantor pemerintah seharusnya dilakukan dengan baik dan jelas, karena jika sistem penggajian tersebut tidak baik atau tidak sesuai maka akan dapat menyebabkan terjadinya kecurangan dan penyelewengan dalam menjalankan tanggung jawab masing-masing. Pencegahan penyelewengan dapat dilakukan dengan adanya pemisahan tugas atau fungsi pencatatan. Dengan adanya sistem pencatatan penggajian yang baik dalam sistem akuntansi penggajian, misalnya seperti presensi dan absensi pegawai dilakukan dengan menggunakan sidik jari (finger print) sehingga dengan begitu kantor pemerintah dapat mengawasi setiap pegawai.
Gaji adalah besarnya gaji yang diterima kepada setiap pegawai yang jumlahnya tetap sebelum dikenakan potongan-potongan dan tunjangan-tunjangan dan ditentukan berdasarkan golongan dan masa kerja pegawai tersebut (Rofily, 2014).
Menurut Daryanti (2018), anggaran merupakan pernyataan mengenai perkiraan rencana kerja yang berisi penerimaan dan pengeluaran yang disusun secara sistematis untuk periode yang akan datang.
Tunjangan adalah tambahan gaji yang diberikan kepada setiap pegawai.Tunjangan ini ada beberapa macam, yaitu tunjangan suami/
istri, tunjangan anak, tunjangan struktur, tunjangan fungsi, tunjangan beras, tunjangan pph. Gaji dapat dianggap sebagai biaya dibutuhkan untuk mendapatkan sumber daya manusia untuk menjalankan operasi, dan karenanya disebut biaya gaji. Pada umumnya jumlah gaji ditetapkan secara bulanan atau tahunan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa gaji adalah bentuk pembayaran atas jasa-jasa yang telah dilakukan oleh pegawainya.
Menurut Mulyadi (2016), flowchart adalah aliran dokumen dalam sistem tertentu, digunakan simbol-simbol dalam suatu bagan aliran dokumen (flowchart). Dalam bagan alir, arus dokumen ini dapat diakui dengan melihat nomer dalam simbol dalam simbol penghubung pada halaman yang sama (on- page connector).
Penggunaan flowchart lebih bermanfaat dibandingkan dengan uraian tertulis dalam menggambarkan suatu sistem. Manfaat flowchart adalah gambaran sistem menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan bagan alir dan perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan alir.
Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang melakukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.
Gambar 1. Flow Chart Sistem dan Prosedur Penggajian
Sumber: Mulyadi, (2016).
Data kehadiran seluruh karyawan yang sudah berupa rekapan per hari pada tanggal cut off sudah diperiksa ulang tentang kebenarannya dan siap dijadikan data pengajian.
Departemen HRD (bagian payroll) menerima data kehadiran yang sudah valid untuk diproses penggajiaannya Departeman HRD (bagian pajak pph 21) menghitung atau mengkoreksi pajak baik yang gajinya ada kemaikan atau ada perubahan status keluarga (tambah anak atau ada perubahan dari bujang menjadi kawin, dan lain-lain).
Departemen HRD (bagian payroll) setelah menrima revisi perhitungan pajak gaji dari bagian pajak, membuat slip gaji dan daftar gaji seluruh karyawan untuk dikoreksi dan dimintakan tanda tangan manager HRD.
Departemen keuangan menerima daftar gaji dan slip gaji karyawan departemen HRD untuk dikoreksi secara menyeluruh baik perhitungan gaji masing-masing karyawan maupun perhitungan pajak gajinya. Apabila departemen keuangan menemukan ada kesalahan hitung atau salah ketik, harus segera mengembalikannya ke departemen HRD atau cancel. Apabila departemen keuangan evaluasinya tidak menemukan kesalahan pada daftar gaji atau slip gaji tersebut, maka wajib menandatanganinya dan membuat check tunai atau bilyet giro sebesar jumlah gaji seluruh karyawan dan menyerahkannya pada pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan menerima dan menandatangani daftar gaji seluruh karyawan check tunai atau bilyet giro untuk transfer gaji via bank yang ditunjuk. Bank yang ditunjuk menerima daftar gaji dan check/bilyet transfer ke rekening pribadi masing-masing karyawan pada tanggal yang telah ditentukan. Karyawan pada tanggal penggajian yang telah ditentukan, mengambil gajinya melalui ATM yang telah ditunjuk, dengan rentang waktu selama 24 jam per hari.
Sistem pengendalian intern merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisien operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan (Rofily, 2014).
Manfaat pengendalian intern yang diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern bermanfaat bagi instansi pemerintah, karena dengan sistem ini dapat mengamankan data, serta dapat
diperolehnya data yang dapat dipercaya mengenai informasi yang akurat, sehingga dengan begitu akan mendorong ditaatinya kebijakan-kebijakan manajemen oleh para pegawai
METODE PENLITIAN
Pada penelitian ini penulis melakukan proses analisis terhadap sistem penggajian menurut Mulyadi. Apabila berbeda, maka penulis akan melakukan analisis penyebab timbulnya perbedaan tersebut. Proses analisis ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan pegawai dilingkup instansi tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Jl. Cendrawasih No.233, Baji Mappakasunggu, Kec.
Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 90152. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan.
Data yang digunakan penelitian ini adalah data kualitatif, yang merupakan data non-angka atau data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik dan berupa penjelasan dalam bentuk kalimat atau pernyataan. Sumber yaitu data primer, data yang diambil secara langsung dari pihak instansi pemerintah melalui wawancara untuk memperoleh data atau survei lapangan dengan metode pengumpulan data yang diperoleh dan dikumpul langsung dari Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Data primer yang digunakan adalah dokumen- dokumen penggajian, fungsi-fungsi yang terkait dalam penggajian, dan prosedur- prosedur dalam sistem penggajian. Data sekunder yang biasanya diperoleh dari luar instansi pemerintah, selain itu juga data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai macam jurnal, dan sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu: 1) Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara yang tidak terstruktur atau wawancara secara bebas. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah
yang ingin digali dari responden; 2) Observasi yaitu bentuk penelitian dengan mengadakan pengamatan secara langsung; 3) Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.
Dengan teknik analisis data maka yang harus dilakukan ialah mencari, mengumpulkan, dan menyajikan data secara sistematis yang telah didapatkan lalu disusun untuk dijadikan suatu kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang membantu Gubernur Sulawesi Selatan untuk menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pendidikan dan Pelatihan berdasarkan Asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan melalui Perumusan, Pelaksanaan, Fasilitasi dan Koordinasi Penyelenggaraan dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan dilingkungan Pemerintah Provinsi dan Kab./Kota se Sul Sel.
Dalam mengemban tekad untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, mencermati berbagai permasalahan dan isu strategis yang perlu mendapat perhatian antara lain: 1) Kelembagaan Pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan dalam penyelenggaraan tugas Pemerintahan Umum dan Pembangunan Aparatur Negara belum memperlihatkan kinerja yang optimal, hal ini yang menjadi variabel antara lain dalam pelayanan publik menunjukkan tingkat kualitas pemberian pelayanan aparatur belum seiring dengan tuntutan kualitas yang diharapkan masyarakat, sehingga terkesan aparatur dalam memberikan pelayanan kapasitasnya belum memadai untuk itu pemerintah daerah dalam hal ini Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan perlu melakukan langkah konkrit untuk meningkatkan kompetensi kapasitas aparatur melalui berbagai program pelatihan; 2) Lingkungan strategis pemerintahan mengalami perkembangan secara dinamis dan cepat yang berdimensi global dan nasional serta
kompleksitas struktur sosial, sehingga kelembagaan pemerintah daerah harus responship terhadap perkembangan yang terjadi, begitu pula keberadaan aparatur pemerintah daerah perlu terus meningkatkan kompetensinya seiring dan seirama dengan perkembangan kemajuan yang terjadi dari waktu kewaktu.
Deskriptif kegiatan sistem penggajian yang dilakukan Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu diawali dari pegawai masuk sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. Pada saat datang, pegawai melakukan presensi dengan menggunakan sidik jari (fingerprint). Mesin fingerprint secara otomatis mencatat jam masuk pegawai yang bersangkutan, hal tersebut juga dilakukan saat jam pulang. Data jam masuk dan pulang pegawai yang telah terekam pada fingerprint akan direkap dalam bentuk data setiap akhir bulan. Data jam masuk pegawai tersebut kemudian dikirimkan ke bagian kepegawaian untuk perhitungan penilaian kinerja pegawai serta kelebihan jam kerja pada bagian lembur pegawai. kepegawaian berdasarkan data lembur yang tercatat pada mesin presensi pegawai yang bersangkutan Manusia yaitu diawali dari pegawai masuk sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. Pada saat datang, pegawai melakukan presensi dengan menggunakan sidik jari (fingerprint). Mesin fingerprint secara otomatis mencatat jam masuk pegawai yang bersangkutan, hal tersebut juga dilakukan saat jam pulang. Data jam masuk dan pulang pegawai yang telah terekam pada fingerprint akan direkap dalam bentuk data setiap akhir bulan. Data jam masuk pegawai tersebut kemudian dikirimkan ke bagian kepegawaian untuk perhitungan penilaian kinerja pegawai serta kelebihan jam kerja pada bagian lembur pegawai. Apabila terdapat pegawai tugas lembur, maka perhitungan jam lembur dilakukan oleh bagian kepegawaian berdasarkan data lembur yang tercatat pada mesin presensi pegawai yang bersangkutan.
Setiap bulan, bagian kepegawaian mencetak transkrip kartu jam hadir pegawai.
Selain menerima data jam kerja pegawai dalam bentuk by sistem etd, Bagian kepegawaian juga memberikan kepada pegawai daftar penghasilan, potongan biaya dari tunjangan lainnya, dan sudah dalam bentuk data terkomputerisasi. Bagian kepegawaian kemudian memasukkan data,
memeriksa ulang data tersebut, kemudian menyimpannya. Setelah diverifikasi kebenaran dan keakuratannya, bagian kepegawaian kemudian membuat daftar gaji dan slip gaji yang kemudian dikirimkan ke bagian keuangan untuk proses selanjutnya.
Bagian keuangan menerima daftar gaji dari Bagian kepegawaian yang telah diotorisasi oleh Kepala sub bagian/Kasubag kemudian mengecek ulang daftar gaji tersebut.
Bagian keuangan kemudian mengeluarkan uang sesuai dengan jumlah yang tertera untuk kemudian menerbitkan bukti bank keluar untuk mencatat gaji pegawai yang telah dikeluarkan oleh bank. Apabila sudah selesai dilakukan, Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia akan menerima bukti transfer dari bank. Bukti transfer dari bank inilah yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk mencatat pengeluaran yang berkaitan dengan pembayaran gaji pegawai.
Jadi pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia tidak ada pengawasan dari pihak berwenang karena presensi menggunakan sidik jari (fingerprint) yang langsung otomatis mencatat waktu hadir pegawai. Mesin fingerprint sudah sangat cukup untuk meminimalkan risiko kecurangan oleh pegawai. Jadi pengendalian menurut Mulyadi, itu sudah tidak diterapkan lagi pada kantor, hal ini sudah menjadi kebijakan operasional dari Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan.
Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penggajian adalah :
1. Fungsi Umum dan Kepegawaian
Fungsi kepegawaian pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengadaan dan pemberhentian pegawai, mutasi dan pengembangan pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, dokumentasi dan informasi kepegawaian;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pengadaan dan pemberhentian pegawai, mutasi dan pengembangan pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, dokumentasi dan informasi kepegawaian;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengadaan dan pemberhentian
pegawai, mutasi dan pengembangan pegawai, pendidikan dan pelatihan pegawai, dokumentasi dan informasi kepegawaian;
2. Fungsi Pencatat Waktu Hadir
Fungsi pencatatan waktu untuk mencatat jam hadir setiap pegawai di instansi.
Catatan jam hadir pegawai ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu (fingerprint), pegawai hanya perlu menempelkan jari yang telah didata pada tempat yang telah disediakan, dan otomatis mesin tersebut mencatat waktu hadir pegawai. Hal ini dilakukan pada saat pegawai masuk dan pulang kerja.
3. Fungsi Pembuat Daftar Gaji
Pembuat daftar gaji berfungsi mencatat waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas tertentu. Dokumen ini diisi oleh instansi ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kemudian dibandingkan dengan waktu jam hadir dan memuat total seluruh gaji pegawai perbagian yang diterima.
4. Fungsi Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dan fungsi pembuat daftar gaji.
5. Fungsi Keuangan
Subbagian keuangan dipimpin oleh kepala subbagian yang mempunyai tugas membantu sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan.
Pegawai yang ada diinstansi telah disesuaikan gajinya dengan anggaran yang ada diluar dari jam kerjanya. Dan keuangan yang menyesuaikan pegawai, bukan pegawai yang menyesuaikan keuangan.
Karena jika pegawai yang menyesuaikan keuangan, maka gaji bisa jadi naik turun atau tidak tetap.
Dalam keuangan juga ada yang dikatakan kenaikan gaji berkala karena kenaikan pangkat akhirnya gaji pokoknya juga naik. Gaji PNS sudah diatur oleh PP NO 15 tahun 2019 yang terdapat gaji pokok yang ketika mengabdi selama 12 tahun akan naik lagi, seterusnya 2 tahun berikutnya menjadi 14 tahun maka gaji tersebut akan naik lagi.
Jadi, setiap gaji yang telah diterima itu sudah ditentukan oleh peraturan diinstansi tersebut, dalam kartu jam kerja kalau ada
hukuman atau sangsi terhadap pegawai ada hubungannya dengan penggajian , jadi status kepegawaian sangat berpengaruh juga dengan dokumen pendukung dari penggajian status penggajian itu sendiri yang tediri dari pengkat dan tunjangan setiap pegawai.
1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang terkait dengan pegawai, seperti misalnya surat keputusan pengangkatan pegawai baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif gaji, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan dan lain sebagainya.
Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kepentingan pembuatan daftar gaji.
2. Kartu Jam Hadir
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatatan waktu untuk mencatat jam hadir setiap pegawai di instansi. Catatan jam hadir pegawai ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.
3. Kartu Jam Kerja
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang digunakan untuk mengerjakan tugas tertentu. Dokumen ini diisi oleh instansi ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir.
4. Rekap Daftar Gaji
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji perdepartemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dalam instansi yang berdasarkan tugas-tugas.
Jadi setiap dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan dengan pembuatan daftar gaji atau dalam kegiatan disetiap pegawai dari pembuatan daftar gaji. Dibuat sebagai catatan bagi setiap pegawai mengenai rincian gaji yang diterima setiap pegawai beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap pegawai.
PENUTUP
Setelah mengamati data berdasarkan hasil evaluasi dan temuan atas penelitian yang diperoleh, pengendalian intern sistem penggajian pada sistem penggajian di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Salah satu dokumen yang dilakukan dalam sistem penggajian adalah amplop gaji. Pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Amplop Gaji tidak digunakan lagi karena sistem pembayaran gaji pegawai adalah sistem transfer ke rekening masing-masing pegawai yang langsung dari bank; 2) Salah satu unsur pengendalian intern adalah pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatatan. waktu harus diawasi oleh fungsi pencatatan waktu.
Pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia tidak ada pengawasan dari pihak berwenang karena presensi menggunakan sidik jari (fingerprint) yang langsung otomatis mencatat waktu hadir pegawai. Mesin fingerprint sudah sangat cukup untuk meminimalkan risiko kecurangan oleh pegawai. Hal ini sudah menjadi kebijakan operasional dari Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan. 3) Jadi, setiap gaji yang telah diterima itu sudah ditentukan oleh peraturan diinstansi tersebut, dalam kartu jam kerja kalau ada hukuman atau sangsi terhadap pegawai ada hubungannya dengan penggajian, jadi status kepegawaian sangat berpengaruh juga dengan dokumen pendukung dari penggajian status penggajian itu sendiri yang tediri dari pengkat dan tunjangan setiap pegawai.
Adapun saran, yaitu setelah melakukan penelitian terhadap pengendalian intern pada sistem penggajian pada Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan, penulis belum menemukan hal yang dapat mengganggu kegiatan operasional pengendalian intern pada sistem penggajian maka dari itu, saran untuk Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan belum diberikan. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas objek yang ingin diteliti, tidak hanya pengendalian intern pada sistem penggajian namun juga pengendalian intern pada sistem pengupahan di suatu perusahaan/organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Putra. Analisis Sistem dan Pengendalian Intern Pembayaran Gaji dan Upah Karyawan Pada PT. Bara Dinamika Muda Sukses di Malinau. Jurnal, Universitas Mulawarman. ISSN (2015): 2355-5408.
Achmad S. Ruky, (2006). Manajemen Penggajian & Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Daryanti, (2018). Analisis Efektivitas Penggelolaan Anggaran Belanja Barang Pada Satuan Kerja Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan.http://ojs.stkipypup.ac.id/index.php /equity/issue/view/9/Daryanti%2C%20Win arsih%20Sinnang
Hussein, Fattah, (2017). Kepuasan Kinerja &
Kinerja Pegawai. Yogyakarta: Elmatera.
Kakasih, Gita Gabriella, Sifrid S. Pangemanan, And Sherly Pinatik. Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian (Studi Kasus Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi). Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi 7.3 (2019).
Mahadin, Shaleh, (2018). Komitmen Terhadap Kinerja Pegawai. Makassar: Aksara Timur Misbahul, Jannah. Pengaruh Efektivitas
Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Bagian Umum dan Kepegawaian Bappeda Provinsi Kalimantan Timur. Administrasi Publik 2.3 (2019): 1770-1790.
Mulyadi, (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Putri, Kurniasari, P, K. (2018). Sistem Dan Prosedur Penggajian Pada Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman.
Diss. Universitas Teknologi Yogyakarta.
Ribka Fininalce, Tampi, and Jantje J. Tinangon.
Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penggajian pada Grand Sentral Supermarket Tomohon. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3.3 (2015).
Rismawati, Mattalata. (2018), Evaluasi Kinerja: Penilaian Kinerja Atas Dasar Prestasi Kerja Berorientasi Kedepan.
Celebes Media Perkasa.
Rofily, Putriyandari. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis 2.2 (2014): 229- 240.
Saifuddin, Bachrum. 2019, Penggajian Terintegrasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
STIE YPUP. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang
Yulinda, 2019. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pegawai pada Kantor Regional VI BKN Medan.