PENGENDALIAN MUTU TERPADU (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)
Disusun oleh
Apet Saepul Mikdar 10121065
Rijki Taopik 10121103
Dimas djaya diningrat 10121009
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIPASUNG
TASIKMALAYA 2024
DAFTAR ISI
BAB I... 3
1.1 Latar Belakang...3
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penulisan...3
BAB II... 4
2.1 Pengertian Pengendalian Mutu Terpadu...4
2.2 Prinsip-Prinsip Dasar TQM...5
2.3 Elemen-Elemen Utama TQM...6
BAB III... 7
3.1 Tahapan Implementasi TQM...7
3.2 Studi Kasus Implementasi TQM...8
BAB IV...9
4.1 Kesimpulan...9
4.2 Rekomendasi...9
DAFTAR PUSTAKA...10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, mutu menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan organisasi. Produk dan layanan dengan kualitas unggul tidak hanya membantu memenuhi harapan pelanggan tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Pengendalian mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada pengintegrasian seluruh fungsi, proses, dan sumber daya organisasi untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan.
TQM menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak di dalam organisasi untuk memastikan bahwa kualitas tidak hanya menjadi tanggung jawab departemen tertentu, tetapi merupakan budaya yang dijalankan oleh semua pihak.
Dalam konteks ini, penerapan TQM menjadi sangat relevan, terutama bagi organisasi yang ingin mencapai standar kualitas tinggi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan keberlanjutan bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prinsip dasar pengendalian mutu terpadu?
2. Bagaimana langkah-langkah implementasi TQM dalam organisasi?
3. Apa saja manfaat yang diperoleh organisasi dari penerapan TQM secara menyeluruh?
4. Apa tantangan utama dalam penerapan TQM dan bagaimana cara mengatasinya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami konsep dasar dan prinsip pengendalian mutu terpadu.
2. Untuk menjelaskan secara rinci langkah-langkah implementasi TQM dalam organisasi.
3. Untuk mengidentifikasi manfaat utama yang diperoleh organisasi dari penerapan TQM.
4. Untuk memberikan rekomendasi praktis dalam menghadapi tantangan penerapan TQM.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengendalian Mutu Terpadu
Pengendalian mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh yang melibatkan semua aspek organisasi, baik itu produk, layanan, proses kerja, maupun budaya organisasi. Menurut Goetsch dan Davis (2013), TQM adalah "strategi manajemen yang bertujuan untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas secara berkelanjutan."
Menurut Juran dan Godfrey (1998), TQM adalah "pendekatan manajemen yang terorganisir untuk mencapai keunggulan mutu melalui partisipasi semua anggota organisasi dalam upaya meningkatkan proses, produk, dan layanan."
Deming (1986) juga menekankan bahwa TQM adalah "proses terus-menerus untuk mengidentifikasi dan mengurangi variasi dalam sistem guna memastikan produk atau layanan yang konsisten dan berkualitas tinggi."
Sementara itu, Ishikawa (1985) mendefinisikan TQM sebagai "sistem yang melibatkan semua karyawan, mulai dari manajemen puncak hingga staf operasional, dalam meningkatkan mutu dengan fokus pada kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional." Menurut Crosby (1979), TQM adalah "pendekatan manajemen yang menekankan bahwa kualitas adalah tanggung jawab setiap individu dalam organisasi dan harus dipandang sebagai cara hidup."
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa TQM adalah pendekatan holistik yang berfokus pada keterlibatan semua pihak dalam organisasi untuk mencapai mutu terbaik secara berkesinambungan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.
.
2.2 Prinsip-Prinsip Dasar TQM 1. Fokus pada Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan pusat dari semua aktivitas organisasi.
o Mendengarkan masukan pelanggan.
o Memastikan produk dan layanan memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan.
2. Keterlibatan Total
Setiap individu dalam organisasi, mulai dari manajemen puncak hingga staf operasional, harus terlibat aktif dalam proses peningkatan kualitas.
o Pelatihan dan pengembangan karyawan.
o Memberikan penghargaan atas kontribusi dalam peningkatan mutu.
3. Pendekatan Proses
Organisasi harus memandang setiap aktivitas sebagai bagian dari proses yang lebih besar.
o Mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses utama.
o Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses.
4. Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement)
Perbaikan mutu harus dilakukan secara berkesinambungan melalui metode seperti Kaizen.
o Mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan.
o Menggunakan alat-alat seperti diagram sebab-akibat dan diagram Pareto.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Keputusan harus didasarkan pada data yang akurat dan analisis yang mendalam.
o Menggunakan statistik untuk mengukur kinerja.
o Memantau tren kualitas secara berkala.
6. Kemitraan dengan Pemasok
Pemasok dipandang sebagai mitra strategis dalam mencapai mutu.
o Menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok.
o Berkomunikasi secara transparan mengenai standar kualitas.
2.3 Elemen-Elemen Utama TQM 1. Kepemimpinan
Kepemimpinan yang kuat dari manajemen puncak adalah kunci untuk keberhasilan TQM.
2. Budaya Organisasi
Membentuk budaya yang berorientasi pada mutu.
3. Pelatihan dan Pendidikan
Meningkatkan kemampuan karyawan dalam mendukung implementasi TQM.
4. Pengelolaan Hubungan dengan Pemasok dan Pelanggan Fokus pada kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tahapan Implementasi TQM
Implementasi Total Quality Management (TQM) merupakan langkah krusial yang menerjemahkan prinsip-prinsip dasar menjadi tindakan nyata dalam organisasi. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai implementasi TQM:
1. Komitmen Manajemen Puncak:
o Menyusun visi, misi, dan nilai organisasi yang mendukung mutu.
o Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan.
2. Penilaian Awal (Assessment):
o Melakukan audit mutu awal untuk mengetahui posisi organisasi.
o Mengidentifikasi kelemahan dan peluang perbaikan.
3. Perencanaan Strategis:
o Menentukan tujuan dan sasaran mutu jangka panjang.
o Menyusun rencana kerja untuk implementasi TQM.
4. Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi:
o Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang prinsip dan alat TQM.
o Melibatkan semua departemen dalam proses ini.
5. Pelaksanaan:
o Menerapkan rencana kerja yang telah disusun.
o Memanfaatkan alat-alat kualitas seperti diagram Ishikawa, peta proses, dan analisis SWOT.
6. Pemantauan dan Evaluasi:
o Menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk mengukur kinerja.
o Melakukan tinjauan secara berkala untuk memastikan pencapaian target.
3.2 Manfaat Pengendalian Mutu Terpadu 1. Peningkatan Kepuasan Pelanggan:
o Produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
o Mengurangi keluhan pelanggan melalui peningkatan kualitas.
2. Efisiensi Operasional:
o Mengurangi pemborosan dalam proses kerja.
o Meningkatkan efisiensi biaya produksi.
3. Peningkatan Produktivitas:
o Proses kerja yang lebih efektif dan efisien.
o Motivasi karyawan untuk berkontribusi lebih baik.
4. Keunggulan Kompetitif:
o Organisasi yang menerapkan TQM memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar global.
5. Keterlibatan Karyawan:
o TQM mendorong partisipasi aktif karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
3.2 Studi Kasus Implementasi TQM
Sebagai ilustrasi, penerapan TQM di Toyota menjadi salah satu contoh terbaik.
Toyota menggunakan pendekatan lean manufacturing yang berakar pada prinsip- prinsip TQM untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, dan mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi. Beberapa langkah yang diterapkan Toyota meliputi "Just-in-Time" (JIT) dan "Jidoka" yang berfokus pada kualitas dalam proses produksi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1 Kesimpulan
Pengendalian mutu terpadu (TQM) adalah pendekatan strategis yang memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan mutu secara menyeluruh. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip TQM, organisasi dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan daya saing. Keberhasilan TQM sangat bergantung pada komitmen manajemen, keterlibatan karyawan, dan penerapan budaya mutu yang konsisten.
4.2 Rekomendasi
1. Organisasi harus memastikan adanya komitmen penuh dari manajemen puncak untuk mendukung penerapan TQM.
2. Pelatihan dan edukasi tentang TQM perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi karyawan.
3. Organisasi perlu mengembangkan mekanisme evaluasi yang efektif untuk memantau keberhasilan implementasi TQM.
DAFTAR PUSTAKA
1. Goetsch, D. L., & Davis, S. (2013). Quality Management for Organizational Excellence: Introduction to Total Quality. Pearson.
2. Juran, J. M., & Godfrey, A. B. (1998). Juran's Quality Handbook. McGraw- Hill.
3. Deming, W. E. (1986). Out of the Crisis. MIT Press.
4. Ishikawa, K. (1985). What is Total Quality Control? The Japanese Way.
Prentice Hall.
5. Crosby, P. B. (1979). Quality is Free. McGraw-Hill.