Nurlistiani, S.Sos., M.A.
06/04/2022
Pengertian dan Falsafah Seleksi
Secara umum seleksi diartikan sebagai tindakan, cara atau proses memilih.
Hubungan seleksi dengan pengembangan sumber informasi adalah seleksi merupakan kegiatan yang menyangkut perumusan
kebijakan dalam memilih dan menentukan bahan perpustakaan mana yang akan diadakan serta metode-metode apa yang akan diterapkan kepada sumber informasi tersebut.
Kebijakan seleksi sendiri harus mampu dalam mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan sumber informasi itu sendiri.
Seleksi sumber informasi adalah:
Kegiatan dalam rangka mensuplai sumber informasi yang tepat kepada pemustaka yang tepat dalam waktu yang tepat.
Suatu upaya pustakawan dalam memilih koleksi perpustakaan yang tepat guna dan berhasil guna, untuk memenuhi tujuan dan
kebutuhan program pendidikan, penelitian, dan kegiatan-kegiatan lain pada lembaga penaungnya.
Pemilihan atas buku-buku yang diambil serta diyakini akan digunakan dan tetap bagi perpustakaan.
Untuk mencapai koleksi perpustakaan yang tepat guna dan berhasil guna, tidak terlepas dari falsafah seleksi.
Terdapat 3 kategori falsafah seleksi bahan perpustakaan menurut Soejono Trimo, yaitu idealisme, realisme, dan kompromisme.
Bertitik tolak dari falsafah seleksi ini, setiap pustakawan akan mengadakan perencanaan koleksi, pengorganisasian alat bantu, dan melakukan pengawasan serta evaluasi daya guna sumber
informasi terhadap lembaga penaungnya secara menyeluruh.
Proses Seleksi
Pelaksana seleksi harus mengidentifikasi kebutuhan koleksi dalam subjek dan jenis materi yang spesifik
Penentuan banyaknya anggaran tersedia untuk pengembangan sumber informasi dan mengalokasikannya
Melakukan penelusuran materi-materi yang diinginkan
Alur kerja seleksi koleksi
Pihak yang Berwenang Melakukan Seleksi
Secara umum adalah pustakawan.
Perpustakaan sekolah: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Guru
Perpustakaan Umum: Dewan Penasehat atau Penyantun Perpustakaan dan Tokoh Masyarakat
Perpustakaan PT: Pimpinan PT, Pimpinan Fakultas, Dosen, Komisi Penasehat atau Pengawas Perpustakaan
Perpustakaan khusus: Pimpinan institusi dan orang yang mengetahui kebutuhan institusi
Faktor yang paling penting dalam proses seleksi adalah penyeleksinya.
Penyeleksi adalah orang yang profesional yang akan membuat keputusan apakah bahan perpustakaan tertentu cocok untuk perpustakaan.
Prinsip Seleksi
Semua bahan perpustakaan harus dipilih secara cermat,
disesuaikan dengan keperluan pemustaka dan menurut skala prioritas yang telah diterapkan.
Selain itu, pengadaan bahan perpustakaan didasarkan atas peraturan tertulis yang disahkan oleh pimpinan lembaga dan
mengacu kepada prinsip umum pengembangan sumber informasi.
Terdapat 3 pandangan dalam memilih koleksi, yaitu:
Pandangan Tradisional (Mengutamakan nilai intrinsik) Pandangan Liberal (Didasarkan atas popularitas)
Pandangan Pluralistik (Mencari keselarasan dan keseimbangan di antara kedua pandangan di atas)
Prinsip seleksi bahan perpustakaan adalah:
Memperoleh dan menyediakan bahan perpustakaan yang diperlukan dalam menunjang sistem yang ada di lembaga.
Memperoleh dan menyediakan bahan perpustakaan yang diinginkan oleh pemustaka.
Memperoleh dan menyediakan bahan perpustakaan yang berisi bahan hiburan dan rekreasi.
Mengawetkan bahan perpustakaan yang penting untuk menggambarkan perkembangan lembaga.
Kriteria Seleksi
Menurut Lasa (2002), kriteria pengadaan bahan perpustakaan harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
Relevansi
Perundangan dan Peraturan Pemerintah Penulis
Penerbit
Kualitas Materi
Sistematika Penulisan Tahun Terbit