• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Filsafat Sebagai Produk dan Proses

N/A
N/A
Cikande 52

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian Filsafat Sebagai Produk dan Proses"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR JAWABAN QUIZ PANCASILA

MANAJEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER SERANG

NAMA : RIYAN HIDAYAT NIM :202331020

KELAS : R2 (MALAM) SEMESTER 1

(2)

1.JELASKAN FILSAFAT SEBAGAI PRODUK DAN FILSAFAT SEBAGAI PROCESS

Dalam perspektif yang tidak jauh berbeda dengan pengertian atau definisi filsafat menurut Kaelan (2013) menyederhanakan pengertian filsafat menjadi dua pengertian pokok, yaitu mencakup pengertian filsafat sebagai produk (hasil pemikiran manusia) yang bersifat statis dan filsafat sebagai proses, sehingga bersifat dinamis.

Untuk filsafat sebagai produk mencakup dua pengertian, yaitu:

 pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.

 filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahannya

persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat.

Untuk pengertian filsafat sebagai suatu proses dapat diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dimana dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permsalahannya.

Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni, dan dipahami sebagai suatu sistem nilai tertentu, tetapi lebih merupakan aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri.

2.SUSUNAN SILA SILA PANCASILA BERSIFAT HIERAKRIS DAN BERBENTUK Dalam Susunan Hierarkhis dan Piramidal

Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial.

Sebaliknya Ketuhanan yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang

membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila- sila lainnya.

Dengan demikian dimungkinkan penyesuaian dengan keperluan dan kepentingan keadaan, tempat dan waktunya, dalam pembicaraan kita berpokok pangkal atau memusatkan diri dalam hubungan hierarkhis piramidal semestinya.

(3)

Secara Ontologis

Secara ontologis kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem bersifat hierarkhis dan terbentuk piramidal adalah bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu segala yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan (Sila 1).

Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah

manusia (Sila2).

Maka negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (Sila 3).

Sehingga terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat.

Maka rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah.

Rakyat adalah sebagai totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu (Sila 4).

Keadilan pada hakikatnya merupakan tujuan suatu keadilan dalam hidup bersama atau dengan lain perkataan keadilan sosial (Sila 5) pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara (lihat Notonagoro, 1984:61 dan 1975: 52,57)

3APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG : NILAI, MORAL ETIKA, DALAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN APA PERBEDAAN NORMA SOPAN SANTUN NORMA HUKUM DAN NORMA AGAMA

Pengertian Etika Istilah dan pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).

Biasanya etika berkaitan erat dengan perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin, yaitu

“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Pengertian moralitas adalah pedoman yang dimiliki setiap individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah berdasarkan standar moral yang berlaku dalam masyarakat. Disamping itu etika dapat disebut juga sebagai filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak, berdasarkan norma-norma tertentu.

Macam-macam Etika Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas

(4)

keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

ETIKA DESKRIPTIF Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

ETIKA NORMATIF Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

PENGERTIAN MORAL Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’

yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama

mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata

‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan normanorma yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik. ‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk

NILAI adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya. Pemahaman tentang nilai tidak terlepas dari pemahaman tentang bagaimana nilai itu terbentuk. Schwartz berpandangan bahwa nilai merupakan representasi kognitif dari tiga tipe persyaratan hidup manusia yang universal, yaitu : 1. kebutuhan individu sebagai organisme biologis; 2. persyaratan interaksi sosial yang membutuhkan koordinasi interpersonal; 3. tuntutan institusi sosial untuk mencapai kesejahteraan kelompok dan kelangsungan hidup kelompok (Schwartz & Bilsky, 1987;

Schwartz, 1992, 1994).

(5)

NORMA KESOPANAN Jika norma kesusilaan berasal dari hati nurani maka norma kesopanan muncul dari tata kehidupan dan kebiasaan dalam suatu masyarakat. Akibat interaksi sosial yang berlangsung dalam waktu lama, terbentuklah kesepakatan-kesepakatan masyarakat mengenai perilaku yang pantas dan yang tak pantas dilakukan. Hal inilah yanga dikenal sebagai norma kesopanan. Norma ini lazimnya berupa kesepakatan tidak tertulis, tetapi diakui oleh masyarakat.

Contoh norma kesopanan adalah orang bersalaman ketika bertemu, berbicara dengan sopan, berpamitan ketika berangkat ke sekolah, berpakaian dengan pantas, menghormati orang yang lebih tua, dan sebagainya. Apabila seseorang melanggar norma kesopanan, sanksinya adalah pengucilan oleh anggota masyarakat, dianggap aneh, dicemooh, dan tidak dihormati. Sanksi pelanggaran norma kesopanan berasal dari luar atau sisi eksternal. Lain halnya dengan norma kesusilaan di atas yang sanksinya internal, yakni berasal dari diri masing-masing individu.

NORMA HUKUM Lembaga resmi, terutama negara, merumuskan norma hukum sebagai aturan tingkah laku warganya di kehidupan sehari-hari dan berbagai urusan lainnya. Norma hukum ini bersifat memaksa sehingga harus ditaati setiap elemen masyarakat. Karena sifatnya yang memaksa, maka orang yang melanggar norma hukum akan dikenakan sanksi, baik itu sanksi yang berupa kurungan penjara, membayar denda, hingga sanksi administratif. Sifat memaksa dari norma hukum terbagi menjadi dua, yaitu norma hukum yang bersifat perintah dan bersifat larangan. Norma hukum bersifat perintah mewajibkan warga negaranya dalam melakukan sesuatu hal tertentu. Jika tidak, warga negaranya dianggap telah melanggar ketentuan hukum.

Contoh norma hukum bersifat perintah ialah, setiap warga negara Indonesia yang memiliki penghasilan hingga nilai tertentu, wajib membayar pajak penghasilan pribadi. Ketentuan itu didasari oleh undang-undang mengenai perpajakan. Kedua, norma hukum bersifat larangan yang membatasi orang untuk tidak melakukan suatu hal. Jika larangan itu dilanggar maka

pelanggarnya dianggap tidak patuh terhadap hukum. Contoh norma hukum bersifat larangan ialah, unadang-undang yang melarang pejabat negara melakukan korupsi. Apabila seorang pejabat menilap uang negara maka ia dianggap sudah melanggar norma hukum yang berlaku.

NORMA AGAMA Norma agama merupakan suatu pedoman yang diyakini pengikutnya bersumber dari Tuhan. Karena berasal dari zat yang agung, maka norma agama dipandang sakral, suci, dan wajib ditaati. Lazimnya, norma agama menuntut pengikutnya untuk menaati penuh segala aturan yang bersumber dari agama. Jika pengikutnya taat maka dijanjikan pahala (balasan baik), yang puncaknya adalah surga. Sementara itu, jika pengikutnya melanggar aturan agama, ganjarannya adalah dosa, yang puncaknya adalah neraka. Tidak selamanya norma agama sejalan dengan norma-norma lain di masyarakat. Misalnya, dalam agama Islam, penganutnya dilarang makan daging babi. Atau juga Hindu yang melarang umatnya mengonsumsi daging sapi. Sementara norma lainnya membolehkan makan daging babi atau sapi. Contoh norma agama adalah keharusan beriman kepada Tuhan, menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, dan sejenisnya. Di saat bersamaan, setiap umat beragama dianjurkan bersikap toleran dan

menghargai sesama makhluk Tuhan di muka bumi ini.

4. APA YANG SAUDARA KETAHUI TENTANG PARADIGMA DAN REFORMASI Paradigma adalah pandangan mendasar yang membentuk sebuah konsep perubahan.

Reformasi di Indonesia, umumnya merujuk pada “Era Reformasi” yang terjadi setelah konflik

(6)

masa krisis tahun 1998. Secara umum, reformasi identik dengan perubahan yang memiliki sistem dan unsur sebagai pertimbangan dari perubahan itu sendiri 1. Tujuan reformasi yang paling utama adalah memperbarui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum serta bidang lainnya 2. Reformasi sendiri memiliki makna perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara

5. JELASKAN PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK,EKONOMI, SOSIAL BUDAYA.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila. Pancasila juga dijadikan sebagai paradigma pembangunan nasional yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan 12. Dalam bidang politik, Pancasila

menempatkan rakyat sebagai subjek politik dan menekankan pentingnya kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat 1. Dalam bidang ekonomi, Pancasila menekankan

pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat 3. Dalam bidang sosial budaya, Pancasila menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta menghargai keragaman budaya yang ada di Indonesia

6. COBA JELASKAN ANTARA IDEOLOGI PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LIBERALDAN IDEOLOGI SOSIALIS KOMUNIS

Pancasila, liberal, dan sosialis komunis adalah tiga ideologi yang berbeda. Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila. Pancasila juga dijadikan sebagai paradigma pembangunan nasional yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan dan keamanan ¹². Dalam bidang politik, Pancasila menempatkan rakyat sebagai subjek politik dan menekankan pentingnya kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat ¹. Dalam bidang ekonomi, Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial dan

kesejahteraan rakyat ³. Dalam bidang sosial budaya, Pancasila menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta menghargai keragaman budaya yang ada di Indonesia ².

Ideologi liberal menekankan pada kebebasan individu dan pasar bebas dalam bidang ekonomi.

Dalam bidang politik, liberalisme menekankan pada hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan demokrasi . Sementara itu, ideologi sosialis komunis menekankan pada kepemilikan bersama ⁵ atas alat produksi dan penghapusan kelas sosial ¹. Dalam bidang politik, sosialis komunis menekankan pada penghapusan sistem kapitalis dan penggantinya dengan sistem sosialis ¹.

Dalam bidang ekonomi, sosialis komunis menekankan pada distribusi kekayaan yang merata dan penghapusan kepemilikan pribadi ¹.

(7)

Dalam perbandingan antara Pancasila, liberal, dan sosialis komunis, Pancasila menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Liberalisme menekankan pada kebebasan individu dan pasar bebas dalam bidang ekonomi, sementara sosialis komunis menekankan pada kepemilikan bersama atas alat produksi dan penghapusan kelas sosial. Semua tiga ideologi memiliki perbedaan mendasar dalam pandangan mereka terhadap kepentingan rakyat, kebebasan individu, dan kepemilikan pribadi ¹ .⁵

7.KETIKA GERAKAN REFORMASI MENJAJAH INDONESIASELURUH ATURAN MAIN DALAM WACANA POLITIK MENGALAMI KERUSUHAN JELASKAN MAKSUDNYA

maka Gerakan Reformasi dimulai pada tahun 1998 dan berlangsung selama beberapa tahun.

Gerakan ini dimulai sebagai protes mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pada 21 Mei 1998, Soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden Indonesia setelah protes yang besar dari mahasiswa. BJ Habibie kemudian menggantikan Soeharto sebagai presiden Indonesia. Selama era Reformasi, banyak dampak yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah dampak pada bidang politik. Dampak politik yang paling terlihat saat itu adalah kebebasan rakyat dalam menyampaikan aspi rasi

8. COBA TOLONG SEBUT DAN JELASKAN TUGAS FUNGSI KEPEMIMPINAN Tugas dan fungsi kepemimpinan dapat bervariasi tergantung pada konteksnya. Secara umum, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, untuk mencapai tujuan ¹. Berikut adalah beberapa tugas dan fungsi kepemimpinan yang umum:

Transendensi: Pemimpin harus memiliki visi dan misi yang jelas, serta mampu memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan bersama 2.

Humanisasi: Pemimpin harus mampu memperlakukan bawahan dengan manusiawi dan menghargai hak asasi manusia 2.

Kebhinekaan: Pemimpin harus mampu menghargai keragaman budaya dan agama yang ada di Indonesia, serta mampu membangun persatuan dan kesatuan bangsa 2.

Liberasi: Pemimpin harus mampu membebaskan bawahan dari keterbelengguan dan memotivasi mereka untuk berpikir kreatif dan inovatif 2.

Keadilan: Pemimpin harus mampu memperlakukan bawahan secara adil dan merata, serta mampu menyelesaikan konflik dengan bijaksana 2.

Semua pilar nilai kepemimpinan tersebut saling terkait dan harus dilakukan dengan baik agar tujuan organisasi atau kelompok dapat tercapai dengan efektif

9. TOLONG SEBUT DAN JELASKAN NILAI NILAI YANG TERDAPAT DALAM IDEOLOGI TERBUKA

(8)

Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak bersifat mutlak dan dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai dalam ideologi terbuka tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali serta diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya sendiri . Beberapa ⁴ nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka antara lain:

1. Keterbukaan: Ideologi terbuka menekankan pada keterbukaan terhadap perubahan dan perkembangan zaman .⁴

2. Keadilan: Ideologi terbuka menekankan pada keadilan sosial dan kesetaraan hak .⁴

3. Kemanusiaan: Ideologi terbuka menekankan pada penghargaan terhadap martabat manusia dan hak asasi manusia .⁴

4. Kebhinekaan: Ideologi terbuka menekankan pada penghargaan terhadap keragaman budaya dan agama yang ada di masyarakat .⁴

5. Demokrasi: Ideologi terbuka menekankan pada partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan politik .⁴

10. SEBUT DAN JELASKAN JALUR JALUR YANG DI GUNAKAN DALAM PENGAMALAN PANCASILA

Pengamalan Pancasila dapat dilakukan melalui beberapa jalur, antara lain:

1. Jalur Pendidikan: Pengamalan Pancasila dapat dilakukan melalui pendidikan, baik formal maupun non-formal. Pendidikan dapat membentuk karakter dan sikap warga negara yang mencintai Pancasila dan negara Indonesia ³ .⁴

2. Jalur Kepemimpinan: Pengamalan Pancasila dapat dilakukan melalui kepemimpinan.

Pemimpin harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh yang baik bagi bawahan ³.

3. Jalur Masyarakat: Pengamalan Pancasila dapat dilakukan melalui masyarakat. Masyarakat harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan mempraktikkan gotong royong serta toleransi terhadap perbedaan ³.

4. Jalur Hukum: Pengamalan Pancasila dapat dilakukan melalui hukum. Hukum harus dibuat berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan dapat memberikan perlindungan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ³.

Referensi

Dokumen terkait

 Filsafat berusaha untuk memahami watak dari pemikiran yang benar dan mengungkapkan cara berpikir yang sehat.  Satu hal yang dijumpai dalam seluruh sejarah filsafat

Filsafat Sejarah, dalam pengertian yang paling sederhana, seperti dikemukakan oleh al-Khudairi adalah tinjauan terhadap peristiwa-peristiwa historis secara filosofis

Pengertian Matematika dan Filsafat Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar

Dokumen ini berisi tentang proses produk halal dan prinsip dasar sistem jaminan produk

Dokumen ini menjelaskan tentang tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) dalam pengembangan sebuah produk, dan peran yang dapat diambil oleh karakter Naruto dan rekannya jika mereka terlibat dalam proses pengembangan

Dokumen ini berisi tentang pengertian dasar, tokoh-tokoh, etika, dan pentingnya profesionalisme dalam

Pengertian Filsafat Pendidikan, . Ruang Lingkup Filsafat

Dokumen ini menjelaskan spesifikasi bahan baku, produk, dan bahan pembantu (katalis) yang digunakan dalam suatu proses industri, termasuk batubara, oksigen, air, metanol, dan