• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan VI-Pancasila Sebagai Filsafat

N/A
N/A
sari kalu

Academic year: 2025

Membagikan "Pertemuan VI-Pancasila Sebagai Filsafat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN VII

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

(2)

HAKIKAT PANCASILA

1. JIWA DAN KEPRIBADIAN BANGSA

2. PEMERSATU BANGSA

3. PERJANJIAN LUHUR BANGSA

(3)

KEDUDUKAN

PANCASILA

1. DASAR NEGARA DASAR PENGATURAN NEGARA - POKOK KAIDAH NEGARA YANG FUNDAMENTAL 2. IDEOLOGI NASIONAL

- SUMBER INSPIRASI & MOTIVASI JUANG (SESUAI JAMANNYA)

- ORIENTASI BANGSA - IDEOLOGI TERBUKA

JAWAB TANTANGAN DARI PERKEMBANGAN DUNIA YANG DINAMIS

3. PANDANGAN HIDUP BANGSA

- AJARAN UNTUK KENAL LATAR BELAKANG DAN ARAH TUJUAN/ CITA-CITA BANGSA

(4)

NILAI-NILAI KEBANGSAAN

DALAM PANCASILA

1. RELIGIUS;

2. KEKELUARGAAN;

3. KESELARAN;

4. KERAKYATAN;

5. KEADILAN

(5)

PENGERTIAN FILSAFAT

o Secara etimologi, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia:

philo/philos/philien yang artinya

cinta/pecinta/mencintai dan sophia yang berarti kebijakan/kearifan/hikmah/hakikat Kebenaran o Berfilsafat berarti berfikir sedalam-dalamnya

(merenung) terhadap sesuatu secara metodik,

sistematis, menyeluruh, dan universal untuk

mencari hakikat sesuatu.

(6)

PENGERTIAN FILSAFAT

o Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat

dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis, dalam hal ini filsafat

Pancasila mempunyai fungsi dan peranan

sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,

tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan

sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia

dimana pun mereka berada.

(7)

SISTEM FILSAFAT

Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang mendasar. Suatu

sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang

sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya, filsafat yang

mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral)

tidak dapat disebut sistem filsafat, melainkan hanya

ajaran filosofis seorang ahli filsafat

(8)

CIRI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

- Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

- Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan

menjiwai sila 3, 4 dan 5;

- Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;

- Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;

- Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

(9)

CIRI SISTEM FILSAFAT PANCASILA

3. Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti

mengungkapkan konsep-konsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya.

4. Wawasan filsafat meliputi bidang atau aspek

penyelidikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup

kesemestaan. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas landasan Ontologis Pancasila, Epistemologis Pancasila dan Aksiologis Pancasila.

(10)

Pancasila Dalam Kajian Ontologis

Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui

hakekat dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut

Notonagoro hakekat dasar ontologis Pancasila

adalah manusia. Karena manusia merupakan

subyek hukum pokok dari sila sila Pancasila.

(11)

Pancasila Dalam Kajian

Epistimologi Dalam kajian epistimologi, Pancasila sebagai sistem

filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari

hakekat Pancasila sebagai suatu sistem

pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena

epistimologi merupakan bidang filsafat yang

membahas hakekat ilmu pengetahuan (ilmu tentang

ilmu). Kajian epistimologi Pancasila tidak dapat

dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena

itu dasar epistimologis Pancasila sangat berkaitan

erat dengan konsep dasarnya tentang hakekat

(12)

Pancasila Dalam Kajian

Epistimologi

Menurut Titus(1984: 20) terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistimologi yaitu :

1. tentang sumber pengetahuan manusia;

2. tentang teori kebenaran pengetahuan manusia;

3. tentang watak pengetahuan manusia.

(13)

Pancasila Dalam

Kajian Aksiologi Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakekatnya membahas tentang nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila. Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu kesatuan.

Selanjutnya aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita

membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah nilai dalam

kajian filsafat dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak

yang dapat juga diartikan sebagai “keberhargaan” (worth)

atau “kebaikan” (goodnes), dan kata kerja yang artinya

(14)

Dinamika Pancasila Sebagai Sistem

Filsafat

Pancasila sebagai sistem filsafat mengalami dinamika sebagai berikut.

Pada era pemerintahan Soekarno, Pancasila sebagai sistem filsafat dikenal dengan istilah “Philosofische Grondslag”. Gagasan tersebut merupakan perenungan filosofis Soekarno atas rencananya berdirinya negara Indonesia merdeka. Ide tersebut dimaksudkan sebagai dasar kerohanian bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara. Ide tersebut ternyata mendapat sambutan yang positif dari berbagai kalangan, terutama dalam sidang BPUPKI pertama, persisnya pada 1 Juni 1945. Namun, ide tentang Philosofische Grondslag belum diuraikan secara rinci, lebih merupakan adagium politik untuk menarik perhatian anggota sidang, dan bersifat teoritis.

Pada masa itu, Soekarno lebih menekankan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diangkat dari akulturasi

(15)

Dinamika Pancasila Sebagai Sistem

Filsafat

Pada era Soeharto, kedudukan Pancasila sebagai sistem filsafat berkembang ke arah yang lebih praktis (dalam hal ini istilah yang lebih tepat adalah weltanschauung). Artinya, filsafat Pancasila tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tetapi juga digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari. Atas dasar inilah, Soeharto mengembangkan sistem filsafat

(16)

Dinamika Pancasila Sebagai Sistem

Filsafat

Pancasila menjadi penataran pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila P-4. Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem filsafat kurang terdengar resonansinya. Namun, Pancasila sebagai sistem filsafat bergema dalam wacana akademik, termasuk kritik dan renungan yang dilontarkan oleh Habibie dalam pidato 1 Juni 2011. Habibie menyatakan bahwa:

Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tidak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi.

Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa Indonesia.

Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik” (Habibie,

(17)

Tantangan Pancasila Sebagai Sistem

Filsafat

Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa kebebasan individual pemilik modal untuk mengembangkan usahanya dalam rangka meraih keuntungan sebesar-besarnya merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satu bentuk tantangan kapitalisme terhadap Pancasila sebagai sistem filsafat ialah meletakkan kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti monopoli, gaya hidup konsumerisme, dan lain- lain.

Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang muncul sebagai reaksi atas perkembangan kapitalisme sebagai produk masyarakat liberal.

Komunisme merupakan aliran yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk tantangan komunisme terhadap Pancasila sebagai sistem

(18)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa.. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila Filsafat bgs, jiwa bangsa, identitas

Bila kita hubungkan fungsi pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka dapat kita jabarkan bahwa pancasila adalah pandangan hidup

a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-ilai yang terkandung dalam pancasila itu dijadikan tuntutan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku

Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai nilai baru dari luar dan pergeseran

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena merupakan hasil penerungan yang mendalam dari para tokoh kenegaraan Indonesia, selain itu juga

Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan