TM-9 MK Komunikasi (D-4)
Pengertian, unsur, proses dan hambatan dalam
komunikasi
SUGENG IWAN
Your best quote that reflects
your approach… “It’s one small step for man, one giant leap for mankind.”
- NEIL ARMSTRONG
Bahan Kajian
1. Pengertian Komunikasi 2. Unsur Komunikasi
3. Proses Komunikasi 4. Hambatan Komunikasi
Pengertian Komunikasi
Proses pertukaran informasi, gagasan, perasaan, atau pesan antara individu atau kelompok menggunakan berbagai media atau cara.
Tujuan utama komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerima dengan benar.
Komunikasi melibatkan penggunaan bahasa, simbol, gestur, atau media lainnya untuk menyampaikan pesan secara verbal atau non-verbal.
Komunikasi tidak hanya terjadi secara langsung antara individu, tetapi juga melalui media seperti telepon, surat, email, atau media sosial.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi juga mencakup aspek
mendengarkan, memahami, dan merespons terhadap pesan yang diterima.
Unsur Komunikasi
Unsur-unsur komunikasi adalah elemen-elemen yang membentuk proses komunikasi.
1. Pengirim (Sender): Merupakan individu atau entitas yang menginisiasi pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada penerima.
2. Pesan (Message): Informasi atau gagasan yang ingin disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal (kata-kata) atau non-verbal (gestur, ekspresi wajah, gambar, dll.).
3. Penerima (Receiver): Individu atau entitas yang menerima pesan yang
disampaikan oleh pengirim. Penerima bertanggung jawab untuk memahami pesan yang diterimanya.
4. Media Komunikasi (Channel): Media atau saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, visual, atau teknologi seperti telepon, surat, email, dll.
5. Konteks (Context): Lingkungan atau situasi di mana komunikasi terjadi.
Konteks mencakup faktor-faktor seperti waktu, tempat, budaya, dan hubungan antara pengirim dan penerima.
6. Feedback: Respon atau tanggapan yang diberikan oleh penerima kepada pengirim setelah menerima pesan. Feedback penting untuk memastikan bahwa pesan telah dipahami dengan benar dan untuk memfasilitasi
komunikasi yang efektif.
7. Noise (Gangguan): Faktor-faktor yang mengganggu atau menghalangi proses komunikasi, baik secara fisik (misalnya, kebisingan) maupun
psikologis (misalnya, perbedaan budaya, ketidaktahuan, atau gangguan emosional).
8. Kode (Code): Sistem yang digunakan untuk mengubah pesan menjadi bentuk yang dapat dipahami oleh pengirim dan penerima. Kode dapat
berupa bahasa verbal, simbol, atau aturan-aturan yang diterapkan dalam komunikasi.
Ketika semua unsur-unsur ini bekerja bersama, proses komunikasi dapat terjadi dengan efektif. Namun, keberhasilan komunikasi tergantung pada seberapa baik pengirim dan penerima mampu menggunakan dan memahami
unsur-unsur ini.
Proses Komunikasi
Langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang terjadi saat pesan atau informasi ditransmisikan dari pengirim kepada penerima. Proses ini melibatkan interaksi antara berbagai unsur komunikasi yang telah disebutkan sebelumnya.
1. Pengkodean (Encoding):
Pengirim mengubah ide atau pesan yang ingin disampaikan ke dalam simbol, kata-kata, atau format yang dapat dipahami oleh penerima. Ini melibatkan pemilihan kata, struktur kalimat, dan bahasa tubuh yang sesuai.
2. Transmisi (Transmission):
Pesan yang telah dikodekan oleh pengirim ditransmisikan melalui saluran atau media komunikasi ke penerima. Ini bisa melibatkan penggunaan media seperti suara, tulisan, gambar, atau teknologi seperti telepon, email, atau media sosial.
3. Penerimaan (Reception):
Penerima menerima pesan yang telah ditransmisikan oleh pengirim. Proses penerimaan ini dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, keadaan emosional, pemahaman penerima terhadap bahasa atau kode yang digunakan, dan sebagainya.
4. Dekode (Decoding):
Penerima menguraikan pesan yang diterima ke dalam arti atau makna yang dimengerti olehnya. Ini melibatkan
interpretasi pesan, baik secara verbal maupun non-verbal, berdasarkan pada pengetahuan, pengalaman, dan konteks penerima.
5. Pemahaman (Understanding):
Penerima mencoba untuk memahami pesan yang telah diterima sesuai dengan niat dan tujuan pengirim. Pemahaman ini dapat diverifikasi melalui feedback atau pertanyaan jika diperlukan.
6. Respon (Response):
Penerima memberikan tanggapan atau feedback terhadap pesan yang diterima kepada pengirim. Respon ini bisa berupa verbal (misalnya, balasan langsung), non-verbal
(misalnya, ekspresi wajah), atau bisa juga tidak langsung.
7. Umpan Balik (Feedback):
Pengirim menerima respons atau umpan balik dari penerima. Umpan balik ini
memungkinkan pengirim untuk mengevaluasi sejauh mana pesan yang disampaikan telah dipahami atau berhasil, dan apakah perlu adanya penyesuaian atau klarifikasi lebih lanjut.
Proses komunikasi seringkali berlangsung secara iteratif, di mana umpan balik dari penerima dapat memengaruhi pesan yang dikirimkan oleh pengirim selanjutnya.
Kesuksesan proses komunikasi tergantung pada seberapa efektif pesan dikodekan, ditransmisikan, diterima, dan dipahami oleh kedua belah pihak, serta sejauh mana
umpan balik digunakan untuk meningkatkan proses komunikasi.
Hambatan Komunikasi
Segala sesuatu yang mengganggu atau menghalangi proses penyampaian pesan atau informasi dari
pengirim kepada penerima dengan cara yang efektif. Hambatan ini dapat terjadi pada setiap tahap proses komunikasi.
1. Noise (Gangguan):
Gangguan fisik seperti kebisingan, gangguan sinyal dalam komunikasi elektronik, atau gangguan lingkungan lainnya dapat mengganggu transmisi pesan antara pengirim dan penerima.
2. Perbedaan Persepsi:
Perbedaan dalam pemahaman, penafsiran, atau sudut pandang antara pengirim dan penerima dapat menyebabkan kesalahpahaman atau ketidaksesuaian dalam komunikasi.
3. Perbedaan Budaya dan Latar Belakang:
Perbedaan budaya, norma, nilai, atau latar belakang antara pengirim dan penerima dapat menjadi hambatan dalam memahami pesan dengan benar.
4. Filtering (Penyaringan):
Pengirim atau penerima dapat memfilter atau memodifikasi pesan sesuai dengan kepentingan atau keinginan mereka sendiri sebelum atau selama proses komunikasi, menyebabkan kehilangan atau perubahan informasi asli.
5. Gangguan Emosional:
Gangguan emosional seperti ketakutan, marah, atau stres dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif atau menerima pesan dengan baik.
6. Kekurangan Keterampilan Komunikasi:
Kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif seperti kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, menyampaikan pesan secara jelas, atau memberikan umpan balik yang konstruktif dapat menjadi
hambatan dalam proses komunikasi.
7. Ketidakcocokan Saluran Komunikasi:
Penggunaan saluran komunikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau preferensi penerima
(misalnya, menyampaikan pesan penting melalui pesan singkat) dapat menghambat pemahaman atau penerimaan pesan.
8. Tingkat Formalitas yang Berlebihan:
Keterbatasan dalam komunikasi akibat adanya struktur atau hierarki yang terlalu formal dan kaku dalam suatu organisasi atau lingkungan dapat menghambat aliran informasi.
9. Kurangnya Waktu:
Waktu yang terbatas untuk komunikasi atau ketidaktersediaan waktu yang cukup untuk memproses informasi dapat menjadi hambatan dalam menyampaikan atau memahami pesan dengan baik.
10.Kerusakan Relasi atau Kepercayaan:
Konflik, ketidakpercayaan, atau ketidakamanan dalam hubungan interpersonal antara pengirim dan penerima dapat menghambat proses komunikasi yang efektif.
Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi adalah kunci untuk memastikan bahwa pesan dapat disampaikan dan dipahami dengan baik antara semua pihak yang terlibat.