Nama :Chairunisia Diva Aulia NIM :1042111037 / Kelompok M4
SOAL LATIHAN UJIAN PRAKTIKUM TSBA
1. Bagian QC industri obat tradisional melakukan uji angka kapang khamir(AKK) pada sampel jamu kemasan. Sampel ditimbang sebanyak 1,0 gram. Ditambah larutan pengencer NaCl 0,9% sampai diperoleh volume 10,0 gram. Kemudian dipipet sebanyak 1,0 mL dimasukkan ke dalam 9,0 mL larutan NaCl 0,9%. Dibuat seri pengenceran sampai 10-3. masing masing pengenceran dibuat duplo. Setelah diinkubasi, koloni dihitung dengan colony counter dan hasilnya adalah:
Cawan petri Pengenceran
10-Jan 10-Feb 10-Mar
A 82 36 9
B 96 38 12
Berapakah nilai AKK sampel tersebut ? Jawab :
Kolom A : 36 Kolom B : 38
Rata-rata = (36+38)/2 = 37 koloni
AKK = Rata-rata jumlah koloni x Faktor pengenceran AKK = 37 koloni/mL x 10² AKK = 3700 koloni/mL
2. Jelaskan prosedur cara melakukan pengujian ALT pada sediaan obat tradisional!
Jawab :
 Yang harus dilakukan pertama kali adalah preparasi sampel. Sediaan obat tradisional dihomogenkan/ dilarutkan pada pelarut yang kepolarannya sama, kemudian dilakukan pengenceran (contohnya 10-1 ,10-2,10-3 dan seterusnya) untuk mendapatkan jumlah koloni yang bisa dihitung.
 Selanjutnya dilakukan penyiapan media, media yang umum digunakan adalah NA (Nutrient Agar) atau PCA. Media kemudian di sterilisasi untuk menghilangkan kontaminan mikroba.
 Dilanjutkan dengan penanaman sampel didalam media dengan metode pour plate dan kemudian inkubasi cawan petri pada suhu dan waktu tertentu untuk memungkinkan pertumbuhan mikroba
 Tahap akhir yaitu menghitung koloni setelah masa inkubasi, jumlah koloni dalam tiap cawan petri dihitung.
3. Jelaskan prosedur cara melakukan pengujian AKK pada sediaan obat tradisional!
Jawab :
 Preparasi sampel dengan melarutkan sampel kedalam pelarut yang memiliki sifat kepolaran yang sama, dilanjutkan dengan pengenceran sampel contohnya (10-1 ,10
-2,10-3 dan seterusnya) untuk mendapatkan jumlah koloni yang bisa dihitung.
 Disiapkan media yang akan digunakan (biasanya menggunakan PDA), sebelum digunakan media harus di sterilisasi terlebih dahulu. Kemudian dilakukan penanaman sampel dengan cara mengambil sejumlah tertentu sampel hasil pengenceran dan dicampurkan dengan media cair yang masih dalam keadaan hangat, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah di sterilkan.
 Cawan petri yang sudah berisi sampel di inkubasi pada suhu dan waktu tertentu untuk memungkinkan pertumbuhan koloni kapang dan khamir. Setelah inkubasi dilanjutkan dengan menghitung koloni kapang dan khamir pada tiap cawan petri.
4. Bagian QC industri obat tradisional melakukan uji angka lempeng total (ALT) pada sampel simplisia rimpang jahe. Sampel ditimbang sebanyak 1,0 gram. Ditambah larutan pengencer NaCl 0,9% sampai diperoleh volume 10,0 gram. Kemudian dipipet sebanyak 1,0 mL dimasukkan ke dalam 9,0 mL larutan NaCl 0,9%. Dibuat seri pengenceran sampai 103. Masing- masing pengenceran dibuat duplo. Setelah diinkubasi, koloni dihitung dengan colony counter dan hasilnya adalah :
Cawan petri Pengenceran
10-Jan 10-Feb 10-Mar
A 134 38 4
B 146 46 7
Berapakah nilai ALT sampel tersebut Jawab :
Cawan A: 38 koloni Cawan B: 46 koloni
Rata-rata = (38 + 46) / 2 = 42 koloni
ALT = Rata-rata jumlah koloni x Faktor pengenceran ALT = 42 koloni/mL x 10²
ALT = 4200 koloni/mL
Jadi, Angka Lempeng Total (ALT) dari sampel rimpang jahe tersebut adalah 4200 koloni/mL.
5. Bagian pengawasan mutu industri obat tradisional melakukan analisis cemaran mikroba berupa Angka Lempeng Total (ALT) bahan baku berupa ekstrak bunga krisan. Sampel uji digunakan 5 pengenceran yang akan dimasukkan dalam cawan petri berisi media PCA, diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24-48 jam. Data pengamatan jumlah koloni seperti di dalam tabel.
Berapa cfu/ gram nilai ALT ekstrak?
Jawab
Cawan 1 = 1,6 x 105 cfu/gram Cawan 2 = 5,6 x 105 cfu/gram
6. Seorang mahasiswa ingin melakukan ekstraksi kunyit untuk mendapatkan senyawa kurkumin. Berdasarkan literatur kurkumin memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam air yaitu 0.0004 mg/L namun stabil dalam pemanasan dan kelarutan kurkumin baik dalam pelarut etanol. Metode ekstrak apakah yang sebaiknya dipilih mahasiswa tersebut?
7. Mahasiswa tersebut mengeringkan 5 Kg kunyit dan ketika sudah kering dan diserbuk diperoleh serbuk kering 432,87 gram. Kemudian ditimbang dalam berat 182,72 gram sedangkan berat wadah kosong sebelum digunakan adalah 35,64 gram. Diekstraksi dengan etanol 2 liter dan ekstrak cair diuapkan dalam wadah yang sama. Setelah diperoleh ekstrak pekat ditimbang kembali diperoleh berat ekstrak dan wadah 52,53 gram. Berapa rendemen ekstrak yang diperoleh mahasiswa tersebut?
Diketahui:
• Berat kunyit kering awal: 432.87 gram
• Berat sampel yang digunakan untuk ekstraksi: 182.72 gram - 35.64 gram = 147.08 gram Pengenceran Cawan 1 Cawan
2
10-1 434 398
10-2 347 345
10-3 303 299
10-4 68 56
10-5 16 14
Blangko media 0 0
Blangko pelarut 0 0
• Berat ekstrak dan wadah setelah penguapan: 52.53 gram
• Berat wadah kosong: 35.64 gram
Perhitungan Berat Ekstrak:
Berat ekstrak = Berat ekstrak dan wadah - Berat wadah kosong Berat ekstrak
= 52.53 gram - 35.64 gram = 16.89 gram Perhiitungan Rendemen:
Rendemen (%) = (Berat ekstrak / Berat sampel yang digunakan) x 100% Rendemen (%)
= (16.89 gram / 147.08 gram) x 100% Rendemen (%) ≈ 11.48%
Jadi, rendemen ekstrak kurkumin adalah sekitar 11.48%
8. Jelaskan bagian-bagian dari alat ekstraksi tersebut dan bagaimana prinsip ekstraksinya?
Jawab :
Corong pisah : Bagian utama alat ini yang berfungsi untuk memisahkan antara ekstrak (cairan yang mengandung senyawa aktif) dengan ampas (sisa tumbuhan).
Statif dan klem : Digunakan untuk menjepit corong pisah agar stabil.
Erlenmeyer : Wadah untuk menampung ekstrak yang telah dipisahkan
Prinsip dari ekstraksi menggunakan perkolasi adalah metode ekstraksi yang memanfaatkan prinsip aliran pelarut secara kontinu melalui serbuk simplisia yang telah ditempatkan dalam kolom perkolator. Pelarut akan melarutkan senyawa aktif dalam simplisia secara bertahap dan terus menerus hingga diperoleh ekstrak yang maksimal.
9. Jelaskan cara melakukan ekstraksi secara Soxhlet dan jelaskan cara penambahan pelarut pengekstraksinya
Jawab :
- Pemanasan: Labu alas bulat yang berisi pelarut dipanaskan. Uap pelarut naik melalui pipa samping ke kondensor.
- Kondensasi: Uap pelarut mengembun menjadi cairan dan menetes ke dalam ruang ekstraksi yang berisi sampel.
- Ekstraksi: Pelarut yang dingin akan melarutkan senyawa aktif dalam sampel.
- Siphon: Ketika volume pelarut dalam ruang ekstraksi mencapai batas tertentu, siphon akan bekerja secara otomatis, memindahkan pelarut yang mengandung ekstrak ke dalam labu alas bulat.
- Penguapan: Pelarut dalam labu alas bulat akan menguap kembali dan siklus berulang.
- Proses ini berulang terus-menerus hingga semua senyawa aktif terekstrak.
Cara penambahan pelarut :
- Dikalibrasi pipa sifon pada alat, hasil kalibrasi dikali 2 untuk pelarut yang dibutuhkan 10. Apa kelebihan metode ekstraksi secara remaserasi dibanding metode maserasi?
Jawab:
 Pada remaserasi dilakukan pergantian pelarut secara berkala sehingga memungkinkan pelarut baru untuk terus mengekstrak senyawa aktif yang belum terlarut sehingga meningkatkan total senyawa yang diperoleh.
 Waktu ekstraksi lebih singkat, efisiensi ekstrak lebih tinggi, mencegah degradasi senyawa aktif
11. Jelaskan cara melakukan penetapan kadar fenolik dalam sampel ekstrak dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis!
Jawab :
- Baku yang digunakan asam galat. Lamda max 765 nm, OT 45 menit
- Ditimbang sampel dan larutkan etanol sampai konsentrasi sampel 1000 ppm - Dipipet 300μL larutan uji masukkan tabng reaksi
- Dipipet 1.5 ml Folin ciocalteu (1:10), digojog 3 menit - Ditambahkan 1,2 ml Na2CO3 7,5%, digojog kembali - Diamkan 15 menit
- Dibaca absorbansi pada lamda max
12. Jelaskan cara melakukan penetapan kadar flavonoid dalam sampel ekstrak dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis!
Jawab :
- Baku yang digunakan kuersetin, lamda mac 417 nm, OT 30 menit - Ditimbang sampel 50mg dilarutkan metanol 50ml
- Dipipet 1 ml larutan sampel sampai 3x replikasi - Ditambahkan 0,2 ml AlCl3 10%
- Ditambahkan 0,2 ml Na Asetat 1M - Ditambahkan 5,6 aquadest
- Diinkubasi selama 30 menit
- Diukur absorbansi pada lamda max
13. Bagian penelitian dan pengembangan obat tradisional melakukan penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun jambu biji sebagai bahan baku. Absorbans larutan baku kuersetin dengan konsentrasi 5 - 100 ppm diamati secara spektrofotometri pada panjang gelombang 425nm. Persamaan regresi linier kurva baku diperoleh y = 0,0074618x - 0,0580. Larutan uji disiapkan dengan melarutkan sebanyak 51,0 mg ekstrak dalam pelarut sampai 50,0 mL. Kemudian larutan uji dipipet 5,0 mL ditambahkan reagen dan dilarutkan pelarut sampai 10,0 mL. Absorbans larutan uji adalah 0,261. Berapa mgQE/g kadar flavonoid total ekstrak?
Jawab :
y = 0,0074618x - 0,0580 0,261 = 0,0074618x - 0,0580 x = 42.7511 ppm
Per. Kadar = (42, 7510 μg/ml x 50ml)/(0,051 grsm x 1000) x 2
= 83, 7549 mgQE/g
14. Bagian penelitian dan pengembangan obat tradisional melakukan penetapan kadar fenolik total ekstrak daun katu sebagai bahan baku. Kurva baku yang telah ditetapkan sebelumnya menghasilkan persamaan regresi linear Y = 0,0074618x - 0,0580. Sebelum
dilakukan pengukuran absorbansi sampel telah dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali.
Hasil pengukuran absorbansi sampel yang didapatkan adalah 0,345. Berapa mgGAE/g kadar fenolik total ekstrak?
15. Jelaskan solusinya bila deret baku yang anda buat diperoleh data sebagai berikut
Konsentrasi Baku Absorbansi
Baku 20 ppm 0,345
Baku 40 ppm 0,532
Baku 60 ppm 0,789
Baku 80 ppm 0,987
Baku 100 ppm 1,165
Jawab :
Baku 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm tidak memasuki rentang absorbansi sehingga perlu dilakukan pengenceran 2x