• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KONEKSI MATÉMATIS PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN TARL

N/A
N/A
Mukhamad Bakrul Alam

Academic year: 2024

Membagikan "PENINGKATAN KONEKSI MATÉMATIS PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN TARL "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KONEKSI MATÉMATIS PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PBL

DENGAN PENDEKATAN TARL

PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dalam Bidang Tadris Matematika (TM)

Oleh:

Mukhamad Bakrul Alam NIM 2010610029

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

TAHUN 2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Artinya, pendidikan merupakan hal yang paling mendasar dan mempunyai peran yang signifikan bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan manusia akan mempunyai pandangan hidup dan arah yang lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan yang efektif bukan hanya untuk mempersiapkan peserta didik dalam mengambil profesi atau jabatan tertentu, tetapi juga melibatkan persiapan untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki kemampuan untuk menerapkannya dalam berbagai kondisi.

Sebagai panduan dapat merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 yang menjelaskan bahwa guru merupakan suatu usaha yang dilakukan melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan.

Begitupun tujuan yang tertera pada mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran yang penting di masa depan. Termasuk dalam bidang pendidikan matematika.

Matematika memiliki posisi yang istimewa sebagai ilmu dasar yang sering disebut sebagai "ibunya ilmu". Karena matematika salah satu ilmu yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan pengetahuan dan teknologi, baik untuk membantu dalam bidang ilmu lain maupun untuk mengembangkan dirinya sendiri.2 Keahlian dalam menguasai ilmu

1 Indonesia Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 20 Tahun 2003,LN No. 78 Tahun 2003, TLN No. 4301, ps. 1.

2 Muhammad Daut Siagan, “Kemampuan Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika,” dalam Jurnal of Mathematics Educations and Science, 2, No.1 (2016): 60

(3)

matematika harus dimiliki setiap peserta didik untuk bersaing dalam era yang semakin kompetitif pada saat ini. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 5 yang berbunyi:3

َزَّدَق َو ا ًزوُو َسَمَقْلا َو ًءاَي ِض َسْمَّشلا َلَعَج يِرَّلا َوُه َل ِشاَىَم ُي

ۚ ِّقَحْلاِب َّلَِّإ َكِلََٰذ ُ َّاللَّ َقَلَخ اَم ۚ َباَس ِحْلا َو َهيِىِّسلا َدَدَع اوُمَلْعَتِل َنوُمَلْعَي ٍم ْوَقِل ِتاَي ْلْا ُل ِّصَفُي

Artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda- tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

(QS. YUNUS: 5).

Dalam ayat di atas menjelaskan Allah SWT memberikan motivasi kepada umat manusia agar mengembangkan pemahaman terhadap ilmu yang terkait dengan bilangan atau perhitungan. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi peserta didik untuk mendalami matematika sebagai landasan yang dapat membantu mereka menghadapi berbagai tantangan.

Mereka yang memiliki minat dalam ilmu hitung-menghitung ini dapat dianggap sebagai pribadi yang beruntung. Matematika juga mempresentasikan dirinya sebagai ilmu yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan lainnya. Dengan arti lain matematika memiliki peran yang esensial bagi ilmu lainnya, yang khususnya dalam ilmu sains dan teknologi.4

3 Wirdawati, Alfiah, dan Sylvia Sofian, “Kemukjizatan Al-Qur’an dalam Pembuktian Sains Modern,” dalam Journal on Education, 6, No. 1 (2023):2308

4 Muhammad Daut Siagan, “Kemampuan Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika,” dalam Jurnal of Mathematics Educations and Science, 2, no.1 (2016): 60

(4)

Secara esensial, ilmu matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematis yang mempresentasikan bahwa setiap konsep dan prinsip matematika memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran matematika, untuk mencapai pemahaman yang substansial, peserta didik perlu memiliki kemampuan koneksi matematis yang memadai. Kemampuan ini mencakup keterampilan menghubungkan konsep-konsep matematika baik di dalam domain matematika itu sendiri maupun dalam kaitannya dengan konsep-konsep di bidang lain.5 Intensitas koneksi antar konsep matematika mencerminkan bahwa aspek koneksi matematis juga mencakup elemen-elemen matematis lain atau sebaliknya.

Sesuai pada National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) tahun 2000, menetapkan bahwa standar kemampuan dalam matematika meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran serta pembuktian, kemampuan komunikasi, dan kemampuan koneksi.6

Agar peserta didik berhasil dalam mempelajari matematika, perlu memberikan lebih banyak peluang kepada mereka untuk memahami hubungan antarkonsep, baik dalam ranah matematika itu sendiri maupun dalam konteks topik di luar bidang matematika. Peserta didik yang mampu melihat interkoneksi antara konsep-konsep matematika serta hubungan matematika dengan disiplin ilmu lain akan memiliki pengetahuan yang mendalam untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi.7

Oleh karena itu guru perlu melakukan suatu pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan koneksi matematis peserta didik serta merangsang peserta didik dalam menyelesaikan segala tantangan atau masalah yang di hadapinya. Menurut Linda Herawat terdapat suatu model pembelajaran yang sangat efektif yang dapat

5 Yanto Permana dan Utari Sumarmo, “Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah,” dalam Jurnal EDUCATIONIST, 1, No. 2 (2007):117

6 NCTM, Principles and Standards for School Matehematics (United States of America:

The National of Teachers of Mathematics, Inc, 2000), 7.

7 Linda Herawat, “Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Dengan Berbantuan Software Geogebra,”

dalam Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika, 3, No. 1 (2017):39

(5)

digunakan guru dalam pembelajaran berlangsung yaitu model Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini berfokus pada konteks masalah, yang didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat secara aktif mengeksplorasi pengetahuannya untuk mengelesaikan masalah yang harus diselesaikan. Salah satu ciri khas dari model ini adalah adanya suatu permasalahan yang memerlukan solusi. Peserta didik diharapkan menggunakan berbagai kecerdasannya untuk independen mencari sumber, teori, atau konsep yang relevan dengan masalah yang perlu diatasi. Dengan demikian, melalui kegiatan ini kemampuan koneksi matematis peserta didik akan terlatih. 8

Dalam proses pembelajaran pastinya setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-deda. Perbedaan kemampuan ini dapat memengaruhi bagaimana peserta didik menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru tidak boleh hanya berdiam diri, diperlukan tindakan aktif dengan menerapkan suatu pendekatan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik yang awalnya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan tersebut bertujuan agar peserta didik mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dan dapat mengaitkan antarkonsep matematika dengan lebih baik.

Dalam mengatasi hal tersebut guru dapat menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL). Pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) merupakan pendekatan pembelajaran yang tidak mengacu pada tingkatan kelas maupun usia tertentu, melainkan berfokus pada tingkat kemampuan masing-masing peserta didik termasuk kemampuan koneksi matematis, yang terdiri dari tingkatan rendah, sedang, dan tinggi.9

8 Linda Herawat, “Peningkatan kemampuan koneksi matematik peserta didik menggunakan model problem based learning (PBL) dengan berbantuan Software Geogebra,”

dalam Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika, 3, No. 1 (2017):40

9 Melinda Cahya Ningrum, Budi Juwono, dan Imam Sucahyo, “Implementasi Pendekatan TaRL untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Fisika,” dalam PENDIPA Journal of Science Education, 7, No.1 (2023):95

(6)

Pendekatan ini diparkasai oleh salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asal India yaitu Pratham. 10

Lebih lanjut, untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik guru perlu melakukan asesmen diagnostik yang mencakup aspek kognitif dan nonkognitif.11 Asesmen diagnostik dapat dilakukan melalui observasi, interaksi tanya jawab, atau ujian tertulis. Setelah peserta didik menjalani asesmen diagnostik, mereka dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka dan mendapatkan perlakuan yang disesuaikan dengan level tersebut.12 Jika pendekatan tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, hasil pembelajaran kemungkinan besar akan meningkat.13 Dari penelitian yang dilakukan Mangesthi tahun 2022, bahwa dari hasil belajar yang awalnya memperoleh rata-rata yaitu 62,00 dan setelah menerapkan pendekatan TaRL rata- rata yang diperoleh adalah 88,67. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan TaRL merupakan strategi efektif untuk mengatasi keragaman level dan kemampuan peserta didik.

Dari pemaparan diatas peneliti tertarik dengan pengaruh model Problem Based Learning (PBL) menggunakan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) dalam rangka meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada peserta didik. Perlu diketahui juga bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan di (hasil observasi, materi, sekolah)

10 Ahyar, Nurhidayah, dan Adi Saputra, “Implementasi Model Pembelajaran TaRL dalam Meningkatan Kemampuan Literasi Dasar Membaca Peserta Didik di Sekolah Dasar Kelas Awal,”

dalam jurnal JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan), 5, No. 11 (2022): 5242

11 Nasution, “Assesment Kurikulum Merdeka Belajar Di Sekolah Dasar,” dalam Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 1, No.1 (2021):143.

12 Josmartin Peto, “Melalui Model Teaching At Right Level (TARL) Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Penguatan Karakter dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris KD. 3.4/4.4 Materi Narrative Text di Kelas X.IPK.3 MAN 2 Kota Payakumbuh Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/202,” dalam Jurnal Pendidikan Tambusai, 6, No.2 (2022):12421-12422

13 Susan Dewi Cahyono, “Melalui Model Teaching at Right Level ( TARL)Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan KD. 3.2 /4.2 Topik Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Pangan Nabati diKelas X.MIA.3MAN 2 Payakumbuh Semester Genap TahunPelajaran2021/2022,” dalam jurnal Jurnal Pendidikan Tambusai, 6, No.2 (2022):12410

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat tinggi dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL?

2. Bagaimana proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat sedang dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL?

3. Bagaimana proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat rendah dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat tinggi dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat sedang dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL.

3. Untuk mengetahui proses pembelajaran serta peningkatan kemampuan koneksi matematis peserta didik tingkat rendah dengan menerapkan model PBL dan pendekatan TaRL.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang luas bagi semua pihak dalam bidang pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut;

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis, antara lain:

(8)

a. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap teori pembelajaran matematika, khususnya terkait penerapan Model Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL). Hasil penelitian dapat mengenalkan dan memperkaya literatur akademis mengenai efektivitas model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan koneksi matematis peserta didik..

b. Penelitian ini dapat membantu mengembangkan teori koneksi matematis dengan memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana PBL dengan pendekatan TaRL dapat secara teoritis meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap hubungan konsep-konsep matematika.

c. Hasil penelitian ini dapat mendukung pengembangan kerangka konseptual baru yang relevan dalam pembelajaran matematika, terutama dalam konteks peningkatan koneksi matematis peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis, antara lain:

a. Hasil penelitian dapat memberikan panduan praktis bagi guru dan praktisi pendidikan untuk mengimplementasikan Model PBL dengan pendekatan TaRL dalam upaya meningkatkan koneksi matematis peserta didik.

b. Penelitian ini dapat menyediakan strategi pengajaran konkret yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan interaksi dan pemahaman konsep matematika peserta didik.

c. Dengan memahami manfaat PBL dengan pendekatan TaRL, lembaga pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika mereka dan mengadaptasi praktik-praktik terbaik yang ditemukan dalam penelitian ini.

d. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan kurikulum matematika yang lebih efektif dan

(9)

relevan dengan kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan koneksi matematis mereka.

e. Penelitian ini dapat memberikan informasi berharga untuk perbaikan sistem evaluasi pendidikan, dengan menyoroti aspek- aspek yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan pemahaman dan koneksi matematis peserta didik.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini terdapat tiga bagian, sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Di dalam bagian awal terdapat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, Pengesahan Majelis Penguji Ujian Munaqosyah, Pernyataan Keaslian Skripsi, Abstrak, Moto, Persembahan, Pedoman Transliterasi Arab-Latin, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar/Grafik.

2. Bagian Utama

Di dalam bagian utama terdapat lima bab yang terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Bagian ini memerikan penjelasan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, terdapat landasan teori yang relevan dengan penelitian ini, mencakup teori, penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup informasi mengenai jenis dan pendekatan penelitian, populasi serta sampel penelitian, identifikasi variabel, variabel operasional, teknik

(10)

pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang hasil dari penelitian dan proses pembahasan yang dilakukan.

BAB V: PENUTUP

Bagian ini memuat kesimpulan dan saran-saran yang di ajukan.

3. Bagian Akhir

Di bagian ini, peneliti menyusun daftar Pustaka sebagai sumber referensi utama dan melampirkan tambahan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Gambaran tentang bentuk rencana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik V SDN Sukabakti 01 setelah mengunakan pendekatan contextual teaching

Dari hasil penelitian pada pembelajaran IPA kelas IV dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), peneliti menyarankan, bahwa: 1)

Perolehan skor normalized gain dapat diklasifikasikan dalam kategori normal gain untuk melihat perbandingan frekuensi perolehan skor normalized gain kemampuan koneksi

Jadi, pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengetahui persen peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Manokwari pada

Berdasarkan analisis, disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan SETS kemampuan berpikir kreatif

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA KELAS VIII DI SMPN SE KECAMATAN PARIANGAN SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat

Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan pada sekolah level tinggi maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik peserta didik yang

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang sangat tepat diterapkan dalam proses pembelajaran fisika yang mengarahkan peserta didik untuk mempelajari secara