• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pemahaman Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas XI melalui Metode Index Card Match

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Peningkatan Pemahaman Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas XI melalui Metode Index Card Match"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

71 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN JURUSAN TARBIYAH FTIK

IAIN PALANGKA RAYA

Peningkatan Pemahaman Membaca Al-Qur’an

Peserta Didik Kelas XI melalui Metode Index Card Match

Hatmin1

1Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Balai Riam Sukamara [email protected]

Abstract Keywords:

Reciting Al- Qur'an;

Learners;

Index Card Match

This study aims to determine the increase in the understanding of reading the Qur'an of students in class XI MIA 2 towards recitation, especially on the problem of Mad, namely Mad Thobi'i, Mad Mandatory Muttashil, and Mad Jaiz Munfashil in order to be able to understand the reading of the Qur'an well.

learning through the PBL (Problem Based Learning) approach with the Index Card Match method is implemented in learning Islamic Religious Education and Character in Class XI. The background of this research is that there are many students who still do not understand in reading the Qur'an, especially on the mad problem mentioned above. The subjects in this study were students of class XI MIA 2. There were eight students with three different levels of understanding reading the Qur'an, namely, first, they could not understand mad reading. Second, do not understand the mad reading. Third, understand enough in reading mad. Data mining in this study used tests and non-tests. While the analysis technique uses quantitative and qualitative analytical descriptive. The results showed that there was an increase in competence in understanding reading the Qur'an in terms of reading mad thobi'i, mad mandatory muttashil, and mad jais munfashil by 87%, the remaining 13% had not been able to understand in practice because they could not read the Qur'an at the same time. once and still need guidance in reading the Qur'an.

Abstrak Kata Kunci:

Membaca Al-Qur’an; Peserta Didik; Index Card Match

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahamn membaca al Qur’an peserta didik kelas XI MIA 2 terhadap tajwid khususnya pada masalah Mad, yakni mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil supaya mampu memahami bacaan al Qur’an dengan baik.Model pembelajaran melalui pendekatan PBL (Problem Based Learning) dengan metode Index Card Match diimplementasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Kelas XI. Latar belakang penelitian ini adalah adanya peserta didik yang masih banyak kurang paham dalam membaca al Qur’an khususnya pada masalah mad tersebut di atas. Subyek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 2. Ada delapan peserta didik dengan tiga tingkat pemahaman membaca al Qur’an yang berbeda, yaitu pertama, belum bisa memahami bacaan mad. Kedua, kurang memahami bacaan mad. Ketiga, cukup paham dalam bacaan mad. Penggalian data pada penelitian ini menggunakan tes dan non tes. Sedangkan teknik analisisnya menggunakan deskriptif analitik kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kompetensi dalam pemahaman membaca al Qur’an dalam hal bacaan mad thobi’i, mad wajib muttashil dan mad jais munfashil sebesar 87% sisanya 13% belum mampu memahami

(2)

72 secara praktik karena memang belum bisa membaca al Qur’an sama sekali dan masih perlu bimbingan membaca al Qur’an.

I. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah upaya secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Oleh karena itu, pendidikan sebagai basis dari sebuah pengetahuan bukan hanya merupakan tanggungjawab dari perseorangan saja, akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama antara lembaga-lembaga Pendidikan. Di sisi lain pada sebagian besar peserta didik di suatu kelas yang tidak lancar membaca al-Qur’an, Hampir rata-rata dari peserta didik kurang baik dalam menerapkan tajwidnya, peserta didik pun kurang semangat menjadikan baca al-Qur’an untuk dijadikan sebagai hobby. Padahal peserta didik sebelumnya ada yang pernah mendapatkan pendidikan baca tulis al-Qur’an baik di tingkat TK, SD maupun SMP.

Permasalahan di atas juga menjadi perkara yang patut diperhitungkan dalam pembinaan/pendidikan keagamaan di sekolah. Hal tersebut menjadi bagian tanggung jawab penulis terutama pendidikan agama Islam untuk membantu mereka yang masih belum mampu meraih kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang pelajar khususnya bidang keagamaan yaitu baca tulis al-Qur’an. Terlebih bidang al-Qur’an adalah termasuk salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik dalam setiap jenjang pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar atau disebut dengan kegiatan pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, peran guru dalam mengajar dituntut untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi dan

(3)

73 memfasilitasi peserta didik agar berperan aktif dalam proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan (Riris, 2018). Menurut Hamalik, pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif yaitu pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk menciptakan suasana tersebut tidak mudah, banyak faktor yang dapat menjadi menghambat. Faktor tersebut bisa datang dari peserta didik yang cenderung pasif atau bahkan faktor dari guru sendiri yang kurang berinovasi, sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung monoton. Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar (Oemar, 2002).

Belajar membaca al-Qur’an adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim agar bisa membaca dengan baik dan benar. Belajar merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar ini dapat ditunjukkan dalam beragam bentuk perubahan seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perbahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Nana S, 1989).

Membaca al-Qur’an merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Melalui membaca al-Qur’an berarti membuka jalan untuk berusaha mencintai dengan sepenuh hati al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan memahami isi kandungannya. Dalam sebuah hadis disebutkan, “sebaik- baiknya orang diantara kamu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an da mau mengajarkannya”.

Secara etimologi al-Qur’an adalah masdhar (infinitif) dari qara-a_yaqra- u_qiraa-atan_qur’aa-nan yang berarti bacaan (Yunahar, 2013). Al-Qur’an dalam pengertian bacaan ini misalnya terdapat dalam firman Allah SWT Q.S.

al-Qiyamah (75) ayat 17-18 yang artinya: “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah

(4)

74 bacaannya itu” (Qur’an dan Terjemahan, 2010).

Di sisi lain, hampir tidak ada dari peserta didik yang menjadikan kegiatan membaca al-Qur’an sebagai kegiatan rutinitas (kebiasaan). Hal tersebut bisa dipahami karena hampir seluruhnya dari merelka membaca al- Qur’an ketika Romadhon tiba, dan adanya tugas dari pendidik (guru) untuk membaca al-Qur’an di bulan Romadhon. Banyak dari peserta didik yang lebih senang mendengarkan lagu-lagu dibandingkan mendengarkan suara bacaan al-Qur’an.

Dari latar belakang di atas, sebagai pendidik atau penulis tentu perlu mencarikan model maupun strategi belajar sebagai solusi yang tepat bagi para peserta didik agar mereka termotivasi untuk bisa dan senang membaca al-Qur’an dan senang untuk mendengarkannya. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas pula, penulis merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Peningkatan Pemahaman Membaca Al-Qur’an Peserta Didik Kelas XI Melalui Metode Index Card Match”. Index Card Match merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan kartu, dimana kartu tersebut berisi soal dan sekaligus jawabannya (jurnal.stkippgritulungagung.ac.id).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman membaca al-Qur’an peserta didik khususnya dalam masalah bacaan Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil.

Pada penelitian terdahulu dijelaskan tentang metode index card match yang digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran diantaranya keaktifan belajar peserta didik dengan menerapkan metode Index Card Match telah menunjukan peningkatan (Nurul, 2017). Ada pula yang menginginkan peningkatan hasil belajar. Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Riris, 2018).

Index Card Match adalah strategi “mencari pasangan kartu”. Penulis memilih metode tersebut karena dirasa cocok dan menarik. Metode pembelajaran dapat dipahami sebagai cara yang digunakan untuk

(5)

75 mengimplementasikan rencana yang sudah dususun dalam bentuk kegiatan yang nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Bahtiar, Rasni, 2018). Pembelajaran Index Card Match menurut Silberman adalah bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah belajar dengan mencocokkan atau mencari pasangan kartu yang berisikan pertanyaan dengan jawaban (Jumardin, 2017). Ada beberapa manfaat Metode Index Card Match menurut Hisyam Zaini yaitu 1) Dapat meningkatkan kegiatan belajar peserta didik, baik secara kognitif maupun fisik. 2) menimbulkan rasa senang. 3) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari. 4) Efektivitas sebagai wasilah melatih keberanian peserta didik. 5) Efektivitas melatih kedisiplinan peserta didik dalam menghargai waktu untuk belajar (Defi, 2018).

Pembelajaran merupakan serangkaian proses yang mengandung kegiatan ataupun perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (jurnal pajar, 2017) dan permainan Index Card Match dapat mengembangkan kognitif anak (Fatmawati dan Nur, 2021). Index Card Match merupakan bagian dari startegi dalam pembelajaran yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang mencakup ranah pengetahuan antara lain mengingat, memahami dan menganalisis (Riris, 2018).

Menurut Ai Muflihah, secara umum cara kerja model pembelajaran Index Card Match adalah mencocokkan katyu-kartu yang telah dituliskan pertanyaan dan jawaban secara terpisah, sehingga tugas peserta didik adalah mencar pasangan kartu-kartu tersebut sesuai pertanyaan dan jawaban yang tepat (Ai Muflihah, 2021). Media ini dapat memancing peserta didik untuk aktif berpikir, suasana kelas menjadi menyenangkan dan peserta didik dapat memahami materi yang sedang dibahas dengan menghubungkan kartu-kartu yang telah tersedia (Nurul Husna, 2018).

(6)

76 Pada model pembelajran menggunakan metode index card match yang telah banyak diterapkan oleh para peneliti di atas telah benar-benar meningkatkan kemampuan peserta didik baik dari segi hasil belajar, kreatifitas dan lainnya terkait pembelajaran. Salah sau pendapat ini dikuatkan dari hasil penelitian Hikmatul fadhilah yang menyatakan bahwa hasil belajar sisawa dapat meningkat dengan menggunakan metode index card match yang dilakukan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Binjai, yang keberhasilannya mencapai 70,53 (Hikmatul, Jurnal Inspiratif). Menurut Candra Yulianto, pembelajaran Index Card Match juga dapat mendorong peserta didik aktif dan hasilnya penggunaan metode tersebut menghasilkan peningkatan pada hasil belajar peserta didik hingga tuntas 100% (Candra Yulianto, 2014).

Pada penelitian lain, metode Index Card Match (ICM) digunakan untuk mengembangkan media puzzle dan menghasilkan peningkatan hasil belajar rata-rata 79.33 dengan presentasi penilaian 95,45% dengan kreteria sangat layak (Fika, Harmanto, 2009). Selanjutnya penelitian yang dilakukan Annisa menunjukkan peningkatan 5% atau dengan hasil signifikan dan menambah keaktifan peserta didik terlihat dari semangat mereka mengikuti pelajaran.

Dengan mencermati dari berbagai ulasan dan hasil penelitian, metode Index Card Match sangat baik untuk diterapkan dalam penelitian tidakan kelas.

II. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian sederhana yang dilakukan dengan dua siklus, yang tiap siklus melakukan rencana terlebih dahulu kemudian implementasi dari rencana (planning). Selanjutnya dilakukan monitoring dan akhirnya melakukan refleksi kegiatan penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA 2 SMA yang berada di daerah Sukamara yang berjumlah 8 orang. Jumlah ini menyesuaikan keadaan peserta didik yang hadir pada saat jam pelajaran sesuai sesi sebab mengikuti panduan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Waktu peneitian di mulai pada tanggal 29 September sampai 13 Nopember 2021. Pengumpulan data

(7)

77 dilakukan dengan cara tes dan non tes. Melakukan tes dimaksudkan untuk memperoleh data riil dari tujuan penelitian sehingga dapat diukur tingkat ketercapaian dari penelitian tersebut. Sedangkan non tes dilakukan untuk mendukung keakuratan data yang diambil melalui tes. Adapun yang dimaksud non tes adalah kegiatan observasi dan wawancara yang didokumentasikan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini dapat dipahami dalam 2 siklus, namun sebelum dilakukan tindakan baik pada siklus I dan suklus II didapat data awal (pra siklus) tentang pemahaman membaca al Qur’an yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah dan Keadaan Peserta Didik yang Paham Membaca Al-Qur’an Sesuai Tajwid pada Kelas XI MIA 2

Belum paham/tidak paham Kurang paham Cukup paham

6 2 0

Tindakan I. Penulis menanamkan pentingnya dapat membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala dari Allah SWT dan dapat masuk surga. Orang yang gemar membaca al-Qur’an kelak di hari kiamat akan mendapat syafaat atau pertolongan dari al-Qur’an yang telah dibacanya, hal ini adalah sebagai bentuk motivasi awal.

Sebelum melaksanakan pembelajaran lebih lanjut penulis melakukan pretest untuk mengetahui lebih dalam apakah peserta didik sudah dapat membaca al Qur’an atau belum, sudah lancar atau belum dan sudah paham tentang bacaan mad atau belum. Selain itu dalam pembelajaran, penulis memberikan contoh-contoh bacaan melalui video, para peserta didik mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya setelah pembelajaran pada siklus 1, peserta didik menjawab post test atau melaksanakan post test sesuai dengan petunujuk yang ada pada LKPD. Terkait dengan pemahaman membaca

(8)

78 al Qur’an. Membaca Qur’an sesuai dengan petunjuk yang ada pada LKPD, yakni mereka membaca Q.S al Baqarah ayat 1-6 dan Q.S Yunus ayat 40-41.

Pada pembacaan Q.S. Al Baqarah ayat 1-6 dan Q.S Yunus ayat 40-41, peserta didik membaca secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama dengan dibimbimg penulis. Hal ini dilakukan setelah peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran melalui metode Index Card Match untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam hal membaca al Qur’an khususnya dalam bahasan mad, yakni mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan Index Card Match.

Adapun data yang diperoleh setelah melakukan tindakan pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah dan Keadaan Peserta Didik yang Paham Membaca Al Qur’an Sesuai Tajwid Kelas XI MIA 2

Belum paham/tidak

paham Kurang paham Cukup paham

0 6 2

Tindakan II. Penulis masih menanamkan pentingnya dapat membaca Al- Qur’an akan mendapat pahala dari Allah SWT dan dapat masuk surga.Orang yang gemar membaca al-Qur’an kelak di hari kiamat mereka akan mendapat syafaat atau pertolongan dari al-Qur’an yang telah dibacanya. Hal ini adalah sebagai bentuk penguatan semangat belajar atau bentuk motivasi.

Sebelum melaksanakan pembelajaran lebih lanjut pada tahap II atau pada siklus II ini penulis tetap melakukan kegiatan sebagaimana pada tahap I atau pada siklus I untuk mendapatkan mengetahui lebih dalam apakah peserta didik sudah dapat memahami hukum-hukum bacaan dalam al Qur’an atau belum khususnya tentang bacaan Mad (Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil), sudah cukup lancar atau belum dan sudah cukup paham tentang bacaan mad atau belum. Selain itu dalam pembelajaran, penulis memberikan contoh-contoh bacaan melalui video, para peserta didik

(9)

79 mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya setelah pembelajaran pada siklus II, peserta didik menjawab posttest atau melaksanakan postest sesuai dengan petunujuk yang ada pada LKPD terkait dengan pemahaman membaca al Qur’an.

Pada pembacaan Q.S Al Baqarah ayat 1-6 dan Q.S Yunus ayat 40-41 ini pun diulangkan juga, peserta didik membaca secara sendiri-sendiri dan secara bersama-sama dengan dibimbimg penulis, sebelum dipraktikan pada ayat-ayat yang lain dalam surat yang lain. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih jeli terhadap hukum bacaan mad yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan ini dan lebih mengenal dan memahami bagaimana bacaan mad yang baik dan benar. Khususnya dalam bahasan mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil melalui metode Index Card Match.

Adapun hasil tindakan pada siklus II ini tentang pemahaman peserta didik terhadap bacaan al Qur’an dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah dan Keadaan Peserta Didik yang Paham Membaca Al Qur’an Sesuai Tajwid Kelas XI MIA 2

Belum paham/tidak paham Kurang

paham Cukup

paham Paham

0 1 2 5

Pada siklus I penulis mulai melakukan demontrasi cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, yaitu membaca Q.S Al-Baqarah ayat 1-6.

Selanjutnya, peserta didik melakukan kegiatan belajar membaca al-Qur’an secara mandiri, dan memperhatikan bacaan teman-temannya.

Peserta didik yang belum mampu membaca al-Qur’an dan yang kurang lancar membaca selama siklus I tetap diberi tugas untuk selalu mengulangi bacaan-bacaan yang belum peserta didik kuasai. Beberapa peserta didik melanjutkan bacaan yang telah dibaca temannya pada Q.S Al-Baqarah dan Q.S Yunus ayat 40-41. Peserta didik yang tidak membaca, tetap memperhatikan bacaan temannya. Ada peserta didik yang mencoba mengulang-ulangi bacaan yang disampaikan/yang dicontohkan temannya

(10)

80 walaupun mereka tampak kesulitan mengucapkannya. Namun hal tersebut dapat dipahami sebagai upaya mereka latihan/pembiasaan/drill dan mendemontrasikan bacaan. Diantara peserta didik masih banyak belum mampu membedakan bacaan mad. Dalam hal ini adalah membedakan mana bacaan mad thobi’i, mana yang merupakan bacaan Mad wajib Muttashil dan mana yang merupakan bacaan Mad Jaiz Munfashil. Diawal siklus ini terdapat peserta didik yang belum dapat membaca maupun menulis al Qur’an.

Setelah melakukan pretest sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik melakukan persiapan kegiatan tanya jawab menggunakan metode Index Card Match. Sebagai kegiatan awalnya setelah pembukaan peserta didik mengambil lembar kerja. Yang telah diberikan pendidik untuk mendapatkan pemahaman tentang bacaan qur’an khususnya tentang bacaan Mad (Mad Thobi’i, mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil). Kemudian setelah selesai melakukan metode Index Card Match, peserta didik melakukan refleksi diri atau evaluasi pembelajaran dari metode tersebut dengan menjawab pertanyaan dari pendidik terkait dengan pemahaman bacaan Mad (Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttashil dan Mad Jaiz Munfashil). Dari tindakan awal didapat bahwa mereka mulai memahami mana bacaan mad thobi’i, mana yang merupakan bacaan Mad wajib Muttashil dan mana yang merupakan bacaan Mad Jaiz Munfashil. Hanya saja pada tahap awal tersebut belum dilakukan tes tertulis hanya tes lisan tentang pemahaman bacaan mad. Sehingga untuk memperkuat hasilnya yang diperoleh dalam tindakan ini perlu dilakukan tindakan kedua dan juga perlu dilakukan tes ulang baik secara lisan maupun tertulis.

Tabel 4. Gambaran Umum siklus I

Tidak paham bacaan mad

Paham cara membaca namun belum bisa

menyebutkan pengertian bacaan

mad

Paham dan mampu menyebutkan pengertian bacaan

mad

1 7 0

(11)

81 Pada siklus I penerapan metode Index Card Match yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman membaca al Qur’an khususnya tentang bacaan mad, lebih khusus pada bacaan mad thobi’i, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil, ada beberapa perlakuan yang masih belum dilaksanakan yakni kegiatan pendukung yang tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran yaitu memberikan contoh bacaan melalui video pembelajaran. Hal tersebut dilakukan karena peralatan belum bisa dipersiapkan dengan baik.

Mencermati permasalahan di atas, penulis berusaha untuk memberikan penguatan dengan cara memberikan contoh bacaan dengan mendemontrasikan bacaan agar peserta didik mampu melihat, mendengar dan diharapkan dapat mengikutinya atau meniru bacaan yang telah dicontohkan oleh penulis.

Setelah mencermati kegiatan pembelajaran pada siklus I, kegiatan yang kurang dan perlu penambahan atau pengulangan dicatat untuk dijadikan bahan renungan sekaligus bahan perbaiakan pada siklus kedua yang akan dilakukan berikutnya. Hal tersebut perlu dilakukan agar dalam penerapan Index Card Match dapat berjalan maksimal sesuai dengan harapan, yaitu dapat membantu meningkatkan pengetahuan atau pemahaman peserta didik dalam membaca al Qur’an khususnya dalam hal bacaan mad, yaitu mad thobi’i, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil.

Mencermati hasil yang diperoleh dari kegiatan siklus I, masih diperlukan perbaikan dalam penerapan metode Index Card Match dan kegiatan pendukungnya selain video pembelajaran juga kegiatan tes tertulis untuk memastikan bahwa metode Index Card Match yang diterapkan benar-benar efektif dan bermanfaat bagi peserta didik khususnya dalam hal peningkatan pemahaman membaca al Qur’an. Hal tersebut perlu dilakukan karena hasil pada siklus I kurang memenuhi target atau indikator pencapaian, yakni rentang nilai minimal 61-70 sehingga dikatakan berhasil atau 50% lebih dari total peserta didik yang belum sampai pada tingkat cukup dalam pemahaman membaca al Qur’an.

(12)

82 Selanjutnya pada siklus II, tindakan diulangkan kembali dengan memperhatikan bagian-bagian yang belum sempurna dilaksanakan, pada sklus II ini menjadi dilaksankan. Seperti penayangan video pembelajaran untuk menguatkan pemahaman peserta didik dalam membaca al Qur’an atau sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam rangkaian pembelajaran yang mendukung metode Index Card Match. Setelah dirasa cukup, dan memperhatikan catatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran peserta didik, penulis memutuskan untuk memberikan repleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus II.

Pada kegiatan siklus II penulis sudah mendapatkan hasil yang diinginkan, dalam hal ini adalah tercapainya indikator minimum yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes akhir pada siklus II, peserta didik sudah mencapai batas maksimum pencapaian indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan. Hanya saja penulis belum merasa puas karena masih ada peserta didik yang belum bisa tuntas karena memang bagi peserta didik yang belum tuntas tersebut diperlukan perlakuan khusus dan metode yang lebih cocok untuk membantunya agar bisa mencapai pemahaman yang maksimal sebab peserta didik tersebut belum bisa membaca al Qur’an sebagaimana peserta didik yang lain.

Selain dari permasalahan di atas, ada hal baru yang ditemukan dalam penelitian tindakan ini, yakni peserta didik memahami maksud dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan pemahaman membaca al Qur’an khususnya dalam hal tajwid yakni membaca mad, namun peserta didik belum mampu untuk menuliskannya sama persis dengan bunyi atau ucapan dalam kaidah bahasa arab. Hal ini bisa dimaklumi karena peserta didik bukan berada dikalangan pesantren yang memang khusus memiliki keahlian dalam bahasa arab. Namun penulis merasa cukup mengerti dengan maksud jawaban yang disampaikan dari peserta didik untuk menguraikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tes yang telah disampaikan.

(13)

83 Mencermati hasil siklus II ini, indikator ketercapaian penelitian melebihi dari 50 % yakni 87% dengan kata lain penerapan metode Index Card Match dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik kelas VI MIA 2 dalam pemahaman membaca al Qur’an khususnya dalam pemahaman bacaan mad, yakni mad thobi’i, mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil, yang selama ini belum peserta didik pahami.

Gambar 1. Hasil Tindakan IV. KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat diambil suatu pengertian dan kesimpulan. Pertama, persentase peserta didik kelas XI MIA 2 SMAN 1 Balai Riam Sukamara yang memahami bacaan mad mengalami peningkatan yang tadinya di siklus I hanya dua orang atau 25%

meningkat menjadi 87%. Artinya mengalami peningkatan peserta didik yang paham dalam masalah bacaan mad yang awalnya ada 6 peserta didik yang belum paham akhirnya hanya tinggal 13% yang belum paham dan itu disebabkan karena faktor lain yakni karena belum bisa membaca al Qur’an sama sekali. Kedua, pemahaman membaca al Qur’an terutama dalam membaca mad, akan semakin paham dan benar pemahamannya apabila terus dipraktikan membaca al Qur’an setelah peserta didik memahami bacaan mad tersebut. Dengan demikian, apabila pendidik atau guru melakukan upaya menamakan pentingnya membaca al Qur’an, melakukan pengembangan belajar kreatif dengan mengoptimalkan metode Index Card Match serta latihan

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Lancar membaca al Qur'an

paham tajwid siklus 1 Paham Tajwid Siklus 2

(14)

84 atau praktik membaca, maka peserta didik dapat membaca al Qur’an dan memahami bacaan mad dengan baik dan benar. Dari hasil penelitian ini pula dapat diambil pengertian bahwa dengan memahami tajwid kemudian selalu dipraktikkan membaca al Qur’an, maka mereka akan mampu meningkatkan kompettensinya dalam bidang baca al Qur’an.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Muflihah, “Meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran index card match pada pembelajaran matematika”

Jurnal Pendidikan Indonesia,Vol.2 No.1 Januari 2021, p-ISSN:275-7141 e-2746-1920.

Bahtiar, Rasni, Efektifitas “Penggunaan Metode Pembelajaran Index Card Match pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1 No. 1 tahun 2018 http://ejurnal.iainpare.ac.id>artikel.

Candra Yulianto,” Penerapan Model Pembelajaran Aktif Index Card Match untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIII A di MTs Burhanul Abrar Situbondo” Jurnal Pendidikan, Sains dan Tehnologi, Vol.1 No. 1, 2014, ISSN:

2665-3392.

Defi Yuniantika, Penetrapan Metode Pembelajaran Inndex Card Match untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Peserta didik Kelas III SDN Wirokerten Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol.4 No. 2, Januari 2018 https://media.neliti.com/media/publications/259096- penerapan-metode-pembelajaran-index-card-785d3319.pdf.

Fadilah Annisa, Marlina, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik”

Jurnal, Vol.3 No. 4 November, 2019, p-ISSN: 2580-3735 e-ISSN: 2580- 1147.

Fatmawati, Nur Hikmah Pohan, “Efektifitas Model Permainan Kartu Index ( Index Card Match) terhadap Hasil Pembelajaran Perkembangan Kognitif dan Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di TK al Harist” Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol 2 No. 1, 2021

Fika Fatamawati, Harmanto, “Pengembangan Media Puzel Berbasis Index Card Match Materi Peristiwa Lahirnya Pancasila Muatan IPS’,Jurnal, UNS, 2019, ISSN: 2252-6366.

(15)

85 Hikmatul Fadhilah Sianipar, “Perbedaan hasil belajar matematika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran aktif tipe index card match berbantuan software geogebra” Jurnal Inspratif, p-ISSN: 2442-8876 e-ISSN: 2528-0475 E-mail:

[email protected].

Jumardin La Fua, Zuhari, Arifin, “Penerapan Model Pembelelajaran Index Card Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas Vb Pada Mata Pelajaran IPA Di SDN 1 Talaga Besar Kec. Telaga Raya Kabupaten Buton Tengah” Jurnal Pemikiran Islam Vol.3 No. 1, Juli 2017.

Nurul Husna, “Penigkatan kemampuan berpikir logis peserta didik melalui model pembelajaran advance organizer dengan bantuan media index card match” Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 4 No. 2 Agustus 2018, ISSN:

2442-4668.

Riris Nur Kholidah Rambe, “Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” Jurnal Tarbiyah, Vol. 25, No. 1, Januari-Juli 2018 P-ISSN:

0854–2627, E-ISSN: 2597-4270 https://www.mendeley.com/reference- manager/reader/b7f4e560-077e-3137-a0ae-66fa67715bb8/54b6c5b9- 7d98-6c09-5cd1-55847a261cda

Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT. Tahazed, 2010).

Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru, 1989).

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Bumi Aksara, 2002).

Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Itqan Publishing, 2013).

Nurul Dwi Julianti, 2017, “Penerapan Metode Index Card Match dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran PAI (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII B SMP al Islam Bnadung”

http://digilib.uinsgd.ac.id/19591/2/2_ABSTRAK%20%20FIX.pdf.

(16)

86

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.4 Observasi motivasi siswa pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II selama proses pembelajaran dengan strategi Index Card Match

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) ada pengaruh penggunaan strategi card sort dengan strategi index card match terhadap hasil belajar Biologi, (2)

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, melalui metode index card match (mencari pasangan kartu) dapat mengembangkan kemampuan membaca anak di kelompok A

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca anak melalui metode index card match (mencari pasangan kartu) di Kelompok A TK Angkasa

menggunakan metode index card match pada siswa kelas VII A SMP. Negeri

pembelajaran matematika dengan Index Card Match yang dituangkan dalam judul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Kemampuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya metode pem- belajaran Index Card Match (ICM),

Untuk membandingkan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menggunakan strategi Index Card Match