Penyamaan Persepsi
Penyusunan Perencanaan pembelajaran
Permata Hotel Bogor, 11 Mei 2023
“Pekerjaan yang baik tanpa perencanaan akan jadi sulit.
Perencanaan yang baik tanpa
pelaksanaan hanya akan jadi arsip.”
-Jusuf Kalla -
Bagaimana cara
menyusun perencanaan
pembelajaran?
Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang:
Fleksibel
Sederhana
tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran;
Jelas mudah dipahami
berisi hal pokok dan penting sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak
selalu berarti mudah, melainkan jelas (clear)
dan dapat dilakukan
Proses perancangan kegiatan pembelajaran
Untuk tahap ini silahkan memilih TP dari contoh
ATP yang sudah disediakan
Untuk digunakan Internal Kemendikbud Ristek 5
Rencana pembelajaran ini dapat berupa:
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Modul Ajar
Mari Membuat Modul Ajar!
KOMPONEN
MINIMUM MODUL AJAR
Lorem ipsum dolor sit amet at nec at adipiscing
04
● Donec risus dolor porta venenatis● Pharetra luctus felis
● Proin in tellus felis volutpat
Lorem ipsum dolor sit amet at nec at
adipiscing
03
● Donec risus dolor porta venenatis● Pharetra luctus felis
● Proin in tellus felis volutpat
Lorem ipsum dolor sit amet at nec at
adipiscing
02
● Donec risus dolor porta venenatis● Pharetra luctus felis
● Proin in tellus felis volutpat
Lorem ipsum dolor sit amet at nec at
adipiscing
01
● Donec risus dolor porta venenatis● Pharetra luctus felis
● Proin in tellus felis volutpat
Media pembelajaran
04
● Dapat berupa bahan bacaan (salah satunya buku teks) , lembar kegiatan, video, atau tautan situs web.
● Dapat diintegrasikan ke dalam langkah pembelajaran atau dilampirkan dalam lampiran tersendiri
Asesmen pembelajaran
03
● Asesmen formatif untuk memetakan kesiapan belajar peserta didik dan untuk perbaikan proses pembelajaran
● Asesmen sumatif untuk memeriksa ketercapaian tujuan pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran
02
● Dapat terdiri beberapa pertemuanTujuan pembelajaran
01
● Merujuk pada ATP yang tersedia
● 1 modul ajar dapat memuat 1 atau lebih Tujuan Pembelajaran
● 1 Tujuan Pembelajaran dapat dituangkan ke dalam 1 atau lebih modul ajar
Informasi umum
(nama penulis, instansi, mata pelajaran, fase)
Apa yang perlu diperhatikah dalam membuat Modul Ajar!
● Keselarasan antar komponen Modul Ajar
● Modul Ajar menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, mudah dimengerti, dan tidak multi tafsir
● Modul Ajar mudah diikuti, memungkinkan pengembangan, dan diupayakan dapat digunakan oleh seluas-luasnya kalangan, termasuk daerah 3T.
● Modul Ajar berpusat pada peserta didik
● Berisi hal pokok dan penting sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran.
Modul Ajar membantu dan
memudahkan guru untuk
memberikan pembelajaran
terbaik bagi peserta didik
Bagaimana cara mengetahui tujuan
pembelajaran itu
tercapai?
Cara mengetahui ketercapaian tujuan belajar adalah dengan melakukan asesmen
pembelajaran.
Asesmen proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Asesmen dapat menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar.
Permendikbud No.21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Asesmen FORMatif
●
Membantu untuk
mendapatkan informasi atau memberikan umpan
balik cepat●
Di awal pembelajaran : mengetahui kesiapan dan
kebutuhan belajar siswauntuk mencapai tujuan pembelajaran dan merencanakan pembelajaran
●
Di tengah pembelajaran mengecek
progres/efektivitas pembelajaran
●
Contoh: diskusi
terarah,bermain peran, permainan, membuat karangan atau jurnal, observasi, dll.
Kedua Asesmen :
● Merupakan bagian dari proses belajar
● Merupakan kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik
● Merupakan cara untuk mengevaluasi efektivitas pengajaran dan
pembelajaran
15
Asesmen SUMatif
● Asesmen yang digunakan untuk memastikan
ketercapaian atau menyimpulkan
ketercapaian tujuan pembelajaran capaian di akhir satu tujuan pembelajaran
● Contoh : output projek, tugas, presentasi,
wawancara, tes, esai,
performance.dll.
Pendidik menyusun rencana pembelajaran termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai dari awal hingga akhir pembelajaran
Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai
kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang
telah dirancang Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/atau membuat perencanaan yang sesuai dengan
tahap capaian peserta didik (pembelajaran berdiferensiasi) Melaksanakan pembelajaran
dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk mengecek kemajuan belajar
Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Hasil dari asesmen ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Keterpaduan Pembelajaran dan Asesmen
Perlu
diketahui
Pembelajaran
Terdiferensiasi
Mengapa Harus melakukan pembelajaran terdiferensiasi?
18
19
Ketika Bapak/Ibu masuk ke kelas? Bagaimana Kemampuan Anak didik kita?
1 2
20
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Prasyarat Kompetensi yang ingin
dicapai
“Pembelajaran terdiferensiasi adalah proses pembelajaran dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman
belajarnya.”
(Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017)
Pembelajaran terdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda. Peserta didik memiliki pilihan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
21
Bagaimana Cara
mengimplementasikan Pembelajaran
Terdiferensiasi?
22
Pembelajaran terdiferensiasi didasarkan pada hasil asesmen awal pembelajaran pada lingkup materi tertentu.
Hasil asesmen awal pembelajaran ini memberikan informasi kesiapan belajar peserta didik yaitu informasi kesesuaian pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini, dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan dipelajari.
Asesmen di awal pembelajaran dilakukan hanya terkait kesiapan peserta didik pada kompetensi yang akan dituju/dipelajari.
Hasilnya digunakan untuk menyesuaikan rencana pembelajaran yang dibuat agar sesuai dengan tahap pembelajaran peserta didik.
Asesmen pada awal pembelajaran diharapkan dapat dilakukan secara natural, seperti diskusi ringan pemantik di awal kegiatan, permainan, kuis sederhana, atau dapat dilihat juga dari hasil asesmen sebelumnya (untuk kompetensi prasyarat).
Melakukan Asemen Awal Guna
Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Peserta Didik
Perlu diketahui
Melakukan Diferesiasi
Pembelajaran
Bagaimana alternatif pembelajaran sesuai capaian peserta didik?
Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru pendamping/asisten.
Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.
Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka yang berbeda, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru
pendamping/asisten.
Alternatif 3: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik
mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.
Alternatif 4: Dapat juga merancang sendiri pendekatan yang lain
Untuk menghindari dampak negatif:
Penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik adalah bahwa pengelompokan peserta didik
berdasarkan capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak -->
tidak diskriminatif
• Pembelajaran dalam kelompok kecil adalah metode yang biasa dilakukan peserta didik.
Ada kalanya pendidik membagi kelompok berdasarkan minat (misalnya, kesamaan minat permainan olahraga dalam mata pelajaran PJOK), dan sebagainya
• Pengelompokan berdasarkan kemampuan berubah sesuai dengan kompetensi yang menjadi kekuatan peserta didik, tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran.
• Bagi peserta didik yang sudah mahir perlu dipikirkan bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam, menjadi tutor sebaya bisa menjadi salah satu opsi, namun perlu dipikirkan bahwa tidak semua siswa memiliki kompetensi mengajar dan tanggung jawab
memfasilitasi tetap sepenuhnya ada di pendidik.
• Perlu ada peran-peran beragam yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk memperkaya atau mendalami kompetensi yang dibangun. Misalnya, di awal tahun ajaran pendidik mengajak peserta didik berdiskusi mengenai peran-peran apa yang dibutuhkan, setiap peran bisa diambil oleh peserta didik secara berga
Perlu
diketahui
Konten (materi yang akan diajarkan)
Bagi peserta didik yang
memerlukan bimbingan dapat mempelajari tiga hal
terpenting terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
Proses (cara mengajarkan).
Proses pembelajaran dan bentuk
pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali dengan Modeling yang
dikombinasi kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk tugas mandiri
Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan)
D iferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang
dihasilkan. Contoh: bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai konten inti materi, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang lebih kompleks.
26
Konten Proses Produk
● Menyediakan sumber belajar yang bervariasi, baik dari segi kompleksitas materi ataupun keterbacaan.
● Menyediakan teks untuk berbagai tahap membaca, bisa dengan bantuan menebalkan kata kunci untuk memudahkan siswa
memahami teks
● Menggunakan berbagai media untuk membantu dalam penjelasan/pemahaman, menyediakan materi pembelajaran yang sesuai dengan bahasa keseharian siswa
● Menyediakan pemandu pencatatan
(note-taking organizer) daftar kosakata untuk referensi selama penjelasan atau pencatat
● Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan ide atau mendemonstrasikan kemampuan daripada sekadar menjelaskan materi melalui metode ceramah
● Menyediakan situs internet/laman yang sudah ditandai dengan tingkat kesulitan yang berbeda sebagai sumber
penelitian/eksplorasi
● Menggunakan berbagai media untuk membantu dalam penjelasan/pemahaman
● Menggunakan aktivitas berjenjang (aktivitas pada tingkat kesulitan yang berbeda, tetapi fokus pada tujuan
pembelajaran yang sama).
● Membuat lembar petunjuk pengerjaan yang detail dan umum
● Mengulang kembali pengajaran untuk siswa yang mengalami kesulitan
● Membuat pengelompokan, contoh: 1) kelompok dengan tingkat kesiapan belajar yang sama dan 2) kelompok dengan tingkat kesiapan belajar yang berbeda
● Menetapkan kriteria keberhasilan yang beragam sehingga dapat mengakomodasi pencapaian kelas secara klasikal maupun pencapaian siswa secara individual
● Menyediakan penugasan sesuai tingkat kesiapan belajar siswa
● Mengakomodasi penyelesaian tugas dengan kecepatan yang berbeda
● Menggunakan metode teman baca (reading buddies) untuk mengerjakan atau memahami teks/materi pembelajaran
● Membentuk kelompok tutor sebaya bagi siswa yang sudah mahir sehingga dapat membantu siswa lain yang
memerlukan bantuan
● Menggunakan penugasan berbasis produk secara berjenjang
● Memimpin lokakarya mini dalam kelas tentang berbagai bentuk pengembangan produk (misalnya, mengajukan pertanyaan
penelitian yang baik,
menggunakan Internet untuk mencari informasi, melakukan wawancara, menandai dan mengevaluasi kesalahan dalam bahan bacaan).
● Mengembangkan rubrik atau kriteria keberhasilan siswa, baik berdasarkan capaian
pembelajaran pada akhir suatu fase maupun kebutuhan belajar siswa secara individual.
● Siswa dapat menyajikan hasil belajarnya dalam bentuk yang dipilih, contohnya presentasi, infografis, poster, bermain peran dll
Contoh diferensiasi untuk kesiapan belajar yang berbeda-beda
Mengapa modul ajar yang dikembangkan perlu menggunakan Buku Teks Sebagai Salah Satu Sumber Belajar?
Penyusunan modul ajar ini disusun salah satunya untuk membantu sebagian guru yang masih menggunakan buku teks sebagai media pembelajaran
utama. Harapannya, guru dapat memodifikasi atau menyelenggarakan pembelajaran yang lebih bervariasi dari buku teks.
Untuk digunakan Internal Kemendikbud Ristek 28
Bolehkah menggunakan sumber yang lain?
Sangat boleh
Bagaimana memperkaya langkah pembelajaran dari media buku teks?
• Tentukan tujuan pembelajarannya
• Cari materi dalam buku teks yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya
• Eksplorasi penggunaan buku teks yang dapat dilakukan oleh guru
• Pertanyaan pemantik atau pertanyaan diskusi yang dapat diajukan guru untuk memperkaya pembelajaran
• Ragam aktivitas yang dapat dilakukan dari materi yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran
Untuk digunakan Internal Kemendikbud Ristek 29
kebijakan dan Panduan dapat diakses di
kurikulum.kemdikbud.go.id
Terima kasih