• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PERBAIKAN FASILITAS PELAYANAN PENUMPANG KERETA API DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO PADA STASIUN Z - EPrints Repository UNTIRTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "USULAN PERBAIKAN FASILITAS PELAYANAN PENUMPANG KERETA API DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO PADA STASIUN Z - EPrints Repository UNTIRTA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa Fasilitas di Stasiun Z dan Peraturan Pmerintah RI

Menurut Spillane (1994, hlm. 67) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung operasional objek wisata untuk mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Kemudian menurut teori Spillane (dalam Mukhlas, 2008, hlm. 32) fasilitas dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Fasilitas utama, merupakan sarana yang sangat dibutuhkan dan dirasakan sangat perlu selama pengunjung berada disuatu objek wisata. 2. Fasilitas pendukung, sarana yang pada proporsinya sebagai pelengkap fasilitas utama sehingga wisatawan akan merasa lebih betah. 3. Fasilitas penunjang, pada dasarnya merupakan sarana yang bersifat sebagai pelengkap utama sehingga wisatawan terpenuhi apapun kebutuhan selama mengunjungi.

Berdasarkan fasilitas stasiun yang ada di Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2015, menunjukan bahwa untuk stasiun perlu disediakan beragam fasilitas yang dapat digunakan dan membantu penumpang. Fasilitas tersebut antara lain adalah lampu penerangan, layanan penjualan tiket, ruang tunggu, ruang boarding, toilet, mushola, pengatur sirkulasi udara, tempat parkir, faasilitas bagi penumpang difable, restorasi, dan display harga tiket. Sedangkan fasilitas yang terdapat di stasiun z, antara lain adalah lampu penerangan, layanan penjualan tiket, ruang tunggu, ruang boarding, toilet, mushola, pengatur sirkulasi udara, tempat parkir, dan fasilitas bagi penumpang difable. Namun untuk restorasi, dan display harga tiket belum ada atau belum disediakan.

5.2 Analisa Hasil Kuesioner Suara Penumpang

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab (Rahmad, 2013). Tujuan dilakukannya kuesioner yaitu untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cara mengisi jawaban-jawaban yang diajukan secara

62

(2)

tertulis oleh peneliti terhadap para responden yang ada. Menurut Ginting, (2010) terdapat komponen-komponen inti dalam sebuah kuesioner, sebagai berikut: 1) Subjek, merupakan individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian. 2) Ajakan, merupakan permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan yang tersedia. 3) Petunjuk pengisian kuisioner yang jelas dan mudah dimengerti. 4) Pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, ataupun terbuka. Dalam pembuatan pertanyaan harus disertakan dengan isian untuk identitas responden.

Berdasarkan hasil kuisioner suara konsumen yang di dapat yaitu sebanyak 40 responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 22 orang dengan usia 15-50 tahun. Adapun pernyataan yang menjadi sorotan ada 4 aspek yaitu kondisi pekerjaan, fisik stasiun, lingkungan, dan fasilitas.

Sedangkan hasil yang diperoleh atau variansi yang banyak di pilih oleh responden yaitu kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai suatu informasi di stasiun, kondisi toilet yang sedikit bebau dan kurang bersih, tingkat intensitas bunyi di bagian ruang tunggu, sehingga mengganggu infromasi yang diberikan oleh pihak PT KAI kedapa penumpang, temperatur udara di ruang tunggu panas, dan tidak terdapatnya display infromasi mengenai harga tiket kereta api. Dari beberapa pernyataan yang didapat ini kemudian dijadikan data varian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di stasiun Z sehingga dapat mempermudah dalam melakukan analisis.

Menurut Pradini, (2019) Variansi sendiri merupakan deviasi atau penyimpangan dari operasi, kondisi, spesifikasi, atau norma standar yang tidak diperkirakan. Supaya memperoleh data varian yang lebih rinci, maka dilakukan penyebaran kuesioner pada seluruh pekerja di bagian produksi sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi oleh para pekerja.

5.3 Analisa Penerapan MEAD

Ergonomi makro didefinisikan sebagai pendekatan top‐down dari sistem sosioteknikal yang diterapkan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada berbagai level interaksi ergonomi mikro dan memanfaatkan hasilnya dalam

(3)

perancangan manusia‐job, perancangan manusia‐mesin dan perancangan manusia‐

software interface (Hendrick & Kleiner, 2001). Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secara keseluruhan (Davis & Moro, 2004). Yang dimaksud dengan pendekatan top‐down yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan analisis dan desain yang dimulai dari struktur dan proses sistem kerja keseluruhan, dan selanjutnya turun ke subsistem dan komponen‐komponen sistem (Sanda, 2003). MEAD merupakan suatu metode yang berkaitan dengan mendesain, menganalisis dan mengevaluasi sistem kerja dalam organisasi sehingga menjadi efektif dan efisien (Hendrick dan Kleiner, 2002).

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan ergonomi makro dengan metode MEAD. Sedangkan fokus dari penelitian ini yaitu peningkatan performansi pada output jumlah wisatawan. Maka terdapat 10 tahapan dalam penerapan metode ini dalam melihat dan meningkatkan sistem kerja.

1. Identifikasi lingkngan dan subsistem organisasi

Untuk menilai varian antara yang telah ditetapkan dan yang di praktikan, diperlukan identifikasi visi, misi, prinsip, dan kriteria target yang ditetapkan dalam sistem tersebut. Pada stasiun Z ini memiliki komposisi kepla stasiun, pengatur perjalanan kereta api, petugas informasi, petugas keamanan, petugas penjualan tiket, petugas pelayanan penumpang, dan petuas kebersihan. Stasiun Z memiliki visi yaitu menjadi ekosistem trasnportasi terbaik di indonesia.

2. Mendefinisikan tipe sistem produksi dan ekspektasi performansi Untuk tipe sistem produksi pada stasiun kereta api Z adalah sistem pelayanan penumpang, sistem produksi logistik, dan sistem produksi keamanan. Untuk ekspetasi performansi pada stasiun kereta api Z yaitu keandalan, efisiensi pelayanan, fasilitas dan kenyamanan, dan infromasi komunikasi.

3. Mendefinisikan unit operasi dan proses kerja

Terdapat 6 proses kerja yaitu penjualan tiket, pemeriksaan tiket, pengumuman jadwal keberangkatan, kordinasi keberangkatan dan

(4)

kedatangan, pelayanan penumpang, dan kebersihan dan pemeliharaan fasilitas.

4. Mengidentifikasi data varian Identifikasi

Data varian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di stasiun Z sehingga dapat mempermudah dalam melakukan analisis. Supaya memperoleh data varian yang lebih rinci, maka dilakukan penyebaran kuesioner pada seluruh pengunjung yang datang sehingga dapat diketahui permasalahan pada proses wisata edukasi di stasiun Z. Terdapat 5 variansi atau penyimpangan yang didapatkan dari penyebaran kuesioner yang telah dilakukan.

a. Kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak dapat informasi.

b. Kondisi toilet yang sedikit berbau dan kurang bersih.

c. Tingkat intesitas bunyi di bagian ruang tunggu berisik.

d. Temperatur udara di ruang tunggu panas.

e. Tidak terdapt display informasi mengenai harga tiket kereta api.

Masing-masing variansi diatas memiliki penyebab hingga pada dampak yang dihasilkan yang dapat mempengaruhi ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam proses wisata edukasi ini.

5. Membangun matriks varian

Pada tahap ini masih berhubungan dengan penguraian variansi dilangkah sebelumnya, penyimpangan hasil analisa langkah 4 kemudian dibuat matriks varian, untuk mengidentifikasi apakah penyimpangan yang terjadi saling mempengaruhi dengan penyimpangan yang lain (Kleiner, 2005).

Faktor yang variannya memilki hubungan keterkaitan paling banyak maka akan menjadi varian kunci. Pada pembuatan matriks varian ini terdapat 5 item pernyataan yang dihubungkan dengan 5 kriteria teknik yang ada berupa kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak dapat informasi, kondisi toilet yang sedikit berbau dan kurang bersih, tingkat intesitas bunyi di bagian ruang tunggu berisik, temperatur udara di ruang tunggu panas, dan idak terdapt display informasi mengenai harga tiket kereta api. Berdasarkan hasil hubungan keterkaitan yang paling banyak,

(5)

maka terdapat 1 variansi yang mempunyai skor tertinggi yaitu dengan skor 2 yaitu variansi kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan infromasi yang jelas mengenai informasi di stasiun. Sehingga 1 varian ini yang menjadi varian kunci.

6. Membuat tabel kendali varian dan jaringan peran

Untuk tahap yang satu ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran personel yang bertanggung jawab pada unit kerja dimana penyimpangan tersebut terjadi (Kleiner, 2005). Menganalisis data fakor kunci yaitu dengan nilai skor tinggi yaitu kurangnya jumlah petugas sehingga penumpang tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai informasi di stasiun.

7. Mengalokasi fungsi dan penggabungan desain

Pada tahap ini bertujuan untuk membuat fungsi alokasi dan rancangan alternatif perbaikan dari tabel kendali varian dan varian kunci yang ada dalam bentuk objective tree. Menurut Robertson & O'Neill, 1995;.

Robertson, et al, 1998; Smith, Sauter & Dainoff, 1990 untuk mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain dapat dibuat beberapa alternatif perbaikan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pada penelitian ini ada 3 alternatif yang memungkinkan untuk di terapkan di stasiun Z sebagai perbaikan. Alternatif 1yaitu pembuatan pusat informasi karena masalah varian 1,3, dan 5. Alternatif 2 yaitu pembuatan display. Dan Alternatif 3 yaitu pengaturan fasilitas.

8. Menganalisis persepsi dan peran dan tanggung jawab

Pada tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi skill/pengetahuan yang dibutuhkan personel yang bertanggungjawab pada area terjadi penyimpangan ataupun personel yang diberi tanggung jawab untuk proses perbaikan (Kleiner, 2005). Pada dasarnya langkah ini adalah untuk melakukan pembobotan pada 2 atau lebih alternatif guna untuk mendapatkan alternatif perbaikan yang terbaik. Menurut Mosard (1982) untuk dapat menentukan alternatif mana yang lebih baik dan dapat diterapkan, sebelumnya dapat dilakukan pembobotan dengan memberikan empat kriteria penilaian. Dan dalam proses menentukan nilai pembobotan

(6)

ini juga dengan menerima masukan dari pemilik perusahaan, sehingga dengan pembobotan yang dilakukan akan menghasilkan alternatif yang terbaik yang nantinya dapat digunakan dalam perbaikan sistem kerja di Stasiun Z. Pada penelitian ini terdapat 3 alternatif yaitu pembuatan pusat informasi, pembuatan prosedur dan pengadaan fasilitas tambahan.

Kemudian setelah dilakukan pembobotan berdasarkan empat kriteria tadi, maka didapatkan alternatif dengan bobot tertinggi yaitu pengadaan pusat infromasi dan pembuatan display.

9. Mendesain ulang gabungan dan menggabungkan sub sistem

Pada tahap ini merupakan lanjutan tahap sebelumnya dimana ketika masingmasing alternatif telah diberikan bobot maka alternatif dengan bobot terbesar yang akan dirancang untuk memperbaiki sistem kerja yang ada.

Maka pada penelitian ini fasilitas yang dirancang yaitu pembuatan papan infromasi elektornik dan juga pembuatan display harga tiket.

10. Perbaikan sistem kerja

Tahap ini merupakan bagian final dari metode MEAD ini dimana ketika alternatif telah dirancang kemudian diterapkan atau diimplementasikan untuk melihat perubahan apakah ada perbaikan atau progres pada sistem tersebut. Pada penelitian ini implementasi dari hasil yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya berdasarkan hasil dari pembobotan maka alternatif yang dipilih yaitu dengan melakukan pembuatan pusat informasi dengan membeli papan informasi elektronik dan menempelkan display yang sudah dirancang pada tahap ke 9.

Referensi

Dokumen terkait

Хотя китайские займы могут оказывать влияние на Казахстан на макроуровне, его стабильное финансовое положение и снижающееся долго- вое бремя Китая ставят под сомнение аргу- мент о том,